TEKNOLOGI PANGAN II
NAMA KELOMPOK :
Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa akhirnya kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Karya tulis kami ini berisikan tentang kegiatan
praktikum kami yang telah kami lakukan, yang kami susun secara ringkas dan runtut. Namun
kami menyadari bahwa karya tulis kami ini jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati kami mohon para pembaca memberikan saran dan kritikan yang
membangun.
Dengan melalui beberapa proses dan tahap, akhirnya laporan ini dapat kami
selesaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dengan baik serta menjadi inspirasi
terutama untuk orang yang membacanya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nata de Coco merupakan makanan pencuci mulut (desert). Nata de Coco
adalah makanan yang banyak mengandung serat, mengandung selulosa kadar tinggi
yang bermanfaat bagi kesehatan dalam membantu pencernaan Kadungan kalori yang
rendah pada Nata de Coco merupakan pertimbangan yang tepat produk Nata de Coco
sebagai makan diet. Dari segi penampilannya makanan ini memiliki nilai estetika
yang tinggi, penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal aroma segar.
Dengan penampilan tersebut maka nata sebagai makanan desert memiliki daya tarik
yang tinggi. Dari segi ekonomi produksi nata de coco menjanjikan nilai tambah.
Saat ini nata yang paling banyak adalah nata yang berbahan baku air kelapa
atau yang dikenal dengan Nata de Coco, nata yang berbahan baku air tahu atau yang
dikenal dengan Nata de Soya, serta nata yang berbahan baku dari air singkong/ketela
atau sering disebut Nata de Casava.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan da factor yang mempengaruhi hasil nata de coco?
2. Bagaimana Pengaruh penggunaan kecambah dan urea pada pembuatan nata de coco?
3. Bagaimana hasil percobaan pembuatan nata de coco dengan menggunakan kecambah
dan urea?
C. Tujuan
Pelaksanaan praktikun ini, bertujuan:
- Dapat memahami cara pembuatan nata de coco dan dapat menjelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi hasilnya.
- Dapat mengetahui pengaruh penggunaan kecambah dan urea pada pembuatan nata
de coco.
- Dapat mengetahui hasil percobaan pembuatan nata de coco dengan menggunakan
kecambah dan urea.
4
BAB II
DASAR TEORI
Menurut Suharsini (1999) Nata adalah produk fermentasi oleh bakteri Acetobacter
xylinum pada substrat yang mengandung gula. Bakteri tersebut menyukai kondisi asam dan
memerlukan nitrogen untuk stimulasi aktifitasnya. Glukosa substrat sebagian akan digunakan
bakteri untuk aktifitas metabolisme dan sebagian lagi diuraikan menjadi suatu polisakarida
yang dikenal dengan “extracelluler selulose” berbentuk gel. Polisakarida inilah yang
dinamakan nata.
5
Sedangkan menurut Hastuti (2010), Nata de coco ialah sejenis makanan fermentasi
yang dibuat dengan bahan dasar air kelapa. Nata tersusun dari senyawa yang dihasilkan oleh
bakteri Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum dapat hidup dalam air kelapa dan juga
dalam buah-buahan yang mengandung glokosa dalam cairan buah nenas, yang kemudian
diubah menjadi selulose dan dikeluarkan ke permukaan sel. Lapisan selulosa ini terbentuk
selapis demi selapis pada permukaan sari buah, sehingga akhirnya menebal inilah yang
disebut nata.
Menurut Muljoharjdo dalam Suharsini (2010), Nata adalah selulosa hasil sisntesis gula
oleh bakteri Acetobacter xylinum berbentuk agar, berwarna putih dan mengandung air sekitar
98%. Nata de cashew dikonsumsi sebagai makanan tambahan, bahan pencampur coctail,
yogurt dan sebagai makanan penutup. Nata tergolong makanan yang berkalori rendah karena
mengandung serat pangan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses pencernaan
makanan yang terjadi dalam usus dan penyerapan air dalam usus besar.
7
Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba
Acetobacter xylinum. Gula pada air kelapa diubah menjadi asam asetat dan benang-benang
selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa yang kokoh dan mencapai ketebalan
beberapa sentimeter. Dengan demikian, nata de coco dapat juga dianggap sebagai selulosa
bakteri yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis, bertekstur kenyal,
dan umumnya dikonsumsi sebagai makanan ringan.
Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam
pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum.
Bakteri ini secara alami dapat ditemukan pada sari tanaman bergula yang telah mengalami
fermentasi atau pada sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk. Bila mikroba
ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula, organisme ini dapat mengubah 19
persen gula menjadi selulosa. Selulosa yang dikeluarkan ke dalam media itu berupa benang-
benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus
menebal menjadi lapisan nata.
8
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM
A. ALAT
NO BAHAN PERLAKUAN
2. Gula Pasir 15 gr
4. Starter 250 ml
5. Urea 0,5 gr
1. LANGKAH KERJA :
9
2. Merebus air kelapa
10
4. Ketika cairan sudah dingin
masukkan dalam botol yang sudah
ada starternya lalu tutup dengan
koran dan karet
11
8. Proses terakhir rebus dengan air
gula selama 15 menit.
9. Siap dihidangkan
12
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Pada tabel hasil pengamatan terlihat bahwa terdapat perbedaan dalam segi organoleptik
pada Nata de Coco yang menggunakan Urea dan Kecambah . Berikut akan dibahas mengenai
uji organoleptik pada hasil praktikum Nata de Coco sebagai berikut:
1. Warna
Warna dari nata de coco yang urea itu putih bersih tetapi yang menggunakan
kecambah itu berwarna putih kecoklatan.
13
nata de coco urea dan kecambah mendapatkan perlakuan yang sama tetapi
menghasilkan bau yang berbeda.
3. Tekstur
Untuk tekstur antara nata de coco yang kecambah dan urea sama-sama kenyal dan
mudah ditelan
4. Rasa
Untuk rasa antara nata de coco yang kecambah itu lebih manis daripada nata de coco
urea.
Analisis Data :
Dalam proses pembuatan nata de coco menggunakan urea tidak terjadi penambahan berat
dalam nata nya sehingga konstan dari dari total berat awal. Sedangkan nata de coco
mengunakan kecambah cenderung ada penambahan berat antara 30 – 50 gr dari berat awal.
Kemudian untuk aroma dari nata de coco urea cenderung asam daripada kecambah,
walaupun sudah melalui proses pencucian dan perebusan berulang-ulang. Tetapi dilihat dari
segi warna nata nya cenderung agak kecoklatan dari pada yang urea. Kemudian permukaan
hasil jadi dari urea lebih halus daripada yang kecambah.
14
BAB V
Kesimpulan
Jadi dalam proses pembuatan nata de coco lebih baik menggunakan urea jika dilihat dari segi
ekonomis karena urea harga nya lebih murah daripada kecambah, tetapi jika dilihat dari segi
rasa dan aroma nya lebih baik menggunakan kecambah karena tidak berbau asam, dan tidak
sulit dalam proses pengolahannya.
Saran
Pembuatan Nata de Coco itu lebih baik menggunakan kecambah tetapi jika diproduksi secara
missal lebih baik menggunakan urea karena dilihat dari segi ekonomi lebih murah disbanding
menggunakan kecambah tetapi hanya perlu memperlama proses pemasakan nata de coco
sehingga mendapatkan nata de coco yang diinginkan.
15
Daftar Pustaka
Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan Terjemahan:
H. Purnomo dan Adiono. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
http://sekarutamitkj.blogspot.com/2014/09/laporan-mengenai-pembuatan-nata-de-coco.html
diakses pada tanggal 19 November 2018 Pada jam 19.01 WIB
16