SUBSTANSI ILMU
Disusun Oleh :
Puji syukur pada Allah yang Maha Esa yang telah memberikan kami nikmat
yang banyak sehingga kami mampu menyusun makalah “SUBSTANSI
ILMU” ini.
Makalah kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT ILMU,
dalam penyusunan makalah ini kami berusaha untuk dapat menyelesaikan sebaik-
baiknya dan kami juga berterima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, jika dalam makalah ini
terdapat kesalahan kata maupun penulisan kami minta kritik dan saranya sehingga
kami dapat memperbaikinya di lain kesempatan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
suatu teori memiliki kesimpulan prediktif yang berbeda dengan teori lainnya,
salah satu di antara kedua teori tersebut salah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
4. Untuk mengetahui apa saja fungsi yang ada di telaah konstruksi teori.
D. Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Logika inferensi
Menurut kamus besar logika adalah jalan berfikir yang masuk akal
sedangkan inferensi adalah kesimpulan. Jadi logika inferensi merupakan cara
berfikir dengan akal yang sehat untuk memperoleh kesimpulan.
4
Noeng Muhadjir mengenalkan realisme metafisik dengan menampilkan
kebenaran struktural paradigmatik moral transensden. (Ismaun, 2001: 9)
Atribut ini dapat bersifat fisik (kursi memiliki empat kaki) atau
fungsional (kursi adalah tempat duduk), atau mungkin sesuatu yang lain,
tetapi karakteristik penting adalah bahwa satu set atribut tertentu yang
disepakati oleh anggota komunitas linguistik untuk menentukan konsep.
5
abstrak karena terangkum dalam perilaku. Tetapi bisa diukur berdasarkan
kriteria tertentu.
2. Pengertian Teori
6
yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan( prediktion), dan
pengendalian (control) suatu gejala.
1. Teori Ilmu
Teori ilmu memiliki dua kutub arti teori. Kutub pertama adalah
teori sebagai hukum eksperiment muncul beragam, mulai dari hasil
eksperimen tersebut meluas ke hasil observasi phisik seperti teori tentang
panas bumi. Kutub ke dua adalah hukum sebagai kalkulus formal dapat
muncul beragam pula, mulai dari yang dekat dengan kutub pertama seperti
7
teori sebagai eksplanasi phisik misalnya teori Galileo tentang peredaran
planet pada porosnya, teori sinar memancar melengkung bila lewat bidang
grafitasi. Selanjutnya teori sebagai interpretasi terarah atas observasi
seperti sosial statis dan sosial dinamis dari August Conte dan pada ujung
kutub kedua adalah teori sebagai prediksi logis; dengan sifatnya berlaku
umum dan diprediksikan berlaku kapan pun, dahulu dan yang akan datang.
Seperti teori newton, teori relativitas dari Einstein yang memberikan
penjelasan alternatif tentang sumber energi yang memungkinkan matahari
menghasilkan energi besardalam waktu yang begitu lama. (Wattimena,
2008: 193)
3. Hukum-hukum Keteraturan
a. Hukum Keteraturan Alam
8
Kata relative tepat memuat dua makna : pertama, bila teori yang kita
gunakan untuk mebuat ekplanasi atau prediksi sudah sangat lebih baik,
dan ke dua, bila variabel yang ikut berperan terpantau. (Muhadjir,
2001: 41)
9
amanah, dan maksum. Keadaan demikian berkenan dengan pemikiran
Ibnu Bajjah yang membagi perbuatan manusia kepada perbuatan
manusia, yaitu perbuatan yang didorong oleh kehendak/ kemauan yang
dihasilkan oleh pertimbangan pemikiran, dan perbuatan hewani yaitu
perbuatan instingtif sebagaimana terdapat pada hewan, muncul karena
dorongan intim dan bukan dorongan pemikiran. (Drajat, 2006: 16-17)
10
misalnya, jika ada seseorang yang mengatakan “Ibukota Republik
Indonesia adalah Jakarta” maka pernyataan itu benar sebab pernyataan itu
sesuai dengan fakta objektif. (Bakhtiar, 1997: 33)
11
suatu teori tertentu selama teori itu mendatangkan manfaat. (Bakhtiar,
1997: 34)
12
5. Untuk memberitahu para ilmuwan tempat untuk mencari jawaban atas
pertanyaan.
6. Dapat digunakan sebagai untuk memprediksi.
7. Untuk memberi penjelasan peristiwa atau faktor-faktor yang tidak
diketahui/dipahami.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut kamus besar logika adalah jalan berfikir yang masuk akal
sedangkan inferensi adalah kesimpulan. Jadi logika inferensi merupakan cara
berfikir dengan akal yang sehat untuk memperoleh kesimpulan.
14
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Drajat, Amroeni. 2006. Filsafat Islam Buat yang Pengen Tahu. Jakarta: Erlangga.
Muhadjir, Noeng. 2001. Filsafat Ilmu, Positivisme, Post Positivisme dan Post
Modernisme. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Blogger. 2013. Makalah filsafat ilmu tentang ‘Telaah konstruksi teori dalam
substansi filsafat ilmu’. Diakses pada tanggal 20 Februari 2020 jam 09:34
WITA.
http://kampusunipdu.blogspot.com/2013/12/filsafat_12.html
Ikhwan, Firman. 2014. Modul Kuliah Filsafat Ilmu. Diakses pada tanggal 20
Februari 2020 jam 09:45 WITA.
https://www.academia.edu/34275834/Modul_Filsafat_Ilmu
Hye, Lee. Filsafat Ilmu dan Substansi Filsafat Ilmu. Diakses pada tanggal 22
Februari 2010 jam 19:36 WITA.
https://www.academia.edu/36376455/red46_FILSAFAT_ILMU_DAN_S
UBSTANSI_FILSAFAT_ILMU