Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kalor adalah suatu energi panas suatu zat yang dapat diukur dengan alat
termometer dengan perantara air yang telah didihkan. Kalor jenis suatu benda
memiliki masa yang berbeda-beda tergantung pada energi panas yang dimiliki
oleh benda tersebut. Perpindahan Kalor dipelajari sebagai sebuah mata kuliah di
beberapa jurusan dalam bidang teknik. Panas dalam bahasa Indonesia bisa
mengandung dua arti, satu berarti kata sifat dan yang lain berarti kata benda,
sedangkan Kalor sudah pasti kata benda. Definisi sederhana menyatakan
Perpindahan Kalor adalah ilmu yang mempelajari perpindahan kalor dari satu
system ke system lain dengan berbagai aspek yang menjadi implikasinya.
Perpindahan kalor atau heat transfer ialah ilmu yang mempelajari
perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu antara benda atau
matrial. Dasar termodinamika telah kita ketahui bahwa energi yang pindah itu
dinamakan kalor atau panas (heat).
Secara alami, panas selalu mengalir dari benda bersuhu tinggi kebenda yang
bersuhu lebih rendah, tetapi tidak perlu dari benda berenergi termis banyak
kebenda berenergi termis lebih sedikit.
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda
dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor
merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric
ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743
– 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama
dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1
derajat celcius.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang

1
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan
besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor
yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis), perubahan suhu.

I.2 Tujuan Penulisan


1. Menambah pengetahuan tentang perpindahan kalor secara konveksi
2. Untuk mengetahui peristiwa perpindahan kalor secara konveksi yang ada
dalam kehidupan sehari-hari.

I.3 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan dari pengertian kalor, temperature dan energi dalam.
2. Menjelaskan perpindahan kalor secara konveksi.
3. Penerapan dari perpindahan kalor secara konveksi.
4. Memperagakan aplikasi dari perpindahan kalor secara konveksi.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi. Jika suatu zat menerima atau
melepaskan kalor, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama
adalah terjadinya perubahan temperatur dari zat tersebut, kalor yang seperti ini
disebut dengan kalor sensibel (sensible heat). Dan yang kedua adalah terjadi
perubahan fase zat, kalor jenis ini disebut dengan kalor laten (latent heat).
Kalor dikenal sebagai bentuk energi yaitu energi panas dengan notasi
QSatuan Kalor : Satuan kalor adalah kalori (kal) atau kilo kalori (k kal), 1
kalori/kilo kalori adalah : jumlah kalor yang diterima/dilepaskan oleh 1 gram/1 kg
air untuk menaikkan/menurunkan suhunya 10 C.

a. Kalor Sensibel (Sensible Heat)


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, apabila suatu zat menerima kalor
sensibel maka akan mengalami peningkatan temperatur, namun jika zat tersebut
melepaskan kalor sensibel maka akan mengalami penurunan temperatur.
Persamaan kalor sensibel adalah sebagai berikut:
Q = m ∙ Cp ∙ ΔT (2.1)
Dimana: Q = Energi kalor yang dilepas atau diterima suatu zat [J]
m = massa zat yang mengalami perubahan temperatur [kg]
Cp = Kalor jenis zat [J/kg.K]
ΔT = Perubahan temperatur yang terjadi [K]
b. Kalor Laten (Latent Heat)
Jika suatu zat menerima atau melepaskan kalor, pada awalnya akan terjadi
perubahan temperatur, namun demikian hal tersebut suatu saat akan mencapai
keadaan jenuhnya dan menyebabkan perubahan fase. Kalor yang demikian itu
disebut sebagai kalor laten. Pada suatu zat terdapat dua macam kalor laten, yaitu
kalor laten peleburan atau pembekuan dan kalor laten penguapan atau
pengembunan. Kalor laten suatu zat biasanya lebih besar dari kalor

3
sensibelnya,hal ini karena diperlukan energi yang besar untuk merubah fase suatu
zat.

2.1.1 Pengaruh Kalor Terhadap Benda


a. Pengaruh kalor terhadap suhu benda
Kalor merupakan energy yang diterima atau dilepaskan suatu benda. Kalor
yang diterima suatu benda bisa berasal dari matahari, api, atau benda lain. Kalor
yang diterima oleh benda dapat mengubah suhu benda. Ketika kalor diberikan
kepada air, maka suhu air bertambah. Makin banyak kalor yang diberikan makin
banyak pula perubahan pada suhu air. Bila kalor terus diberikan, lama kelamaan
air akan mendidih. Ketika air sudah mendidih suhu air tidak akan bertambah
melainkan tetap. Dapat disimpulkan bahwa kalor mengubah suhu benda. Benda
yang melepaskan kalor seperti air panas dalam gelas. Air panas yang kita letakkan
diatas meja akan melepaskan kalor keudara titik karena air panas melepaskan
kalor, maka suhu air panas makin lama makin turun. Air panas berubah menjadi
air dingin. Hal ini menunjukkan bahwa kalor merubah suhu benda.

b. Pengaruh kalor terhadap wujud benda


Kalor menyebabkan perubahan wujud pada benda-benda, seperti cokelat
dan es batu. Cokelat yang kita genggam dengan tangan dapat meleleh. Hal ini
terjadi karena cokelat mendapat kalor dari tangan kita dan udara. Demikian juga
dengan es batu yang diletakkan dalam piring di atas meja. Lama-kelamaan es batu
mencair karena pengaruh kalor dari udara. Ketika es batu dipanaskan maka lama-
kelamaan es batu berubah menjadi air. Berarti es batu berubah wujud dari padat
menjadi cair. Logam seperti besi dan emas juga dapat berubah wujud bila
mendapat panas. Hal ini terjadi misalnya ditempat peleburan logam.
Pada fenomena lain bila pemanasan berlangsung terus maka suatu saat air
mendidih. Setelah mendidih cukup lama air seakan-akan lenyap. Disekitar panci
banyak  terdapat uap air berarti air telah berubah wujud dari air menjadi gas.
Dapat disimpulkan bahwa kalor dapat merubah wujud gas. Perubahan wujud gas
yang disebabkan oleh kalor diantara :

4
1. Perubahan wujud dari padat menjkadi cair dan sebaliknya. Contoh fenomena
ini terjadi pada lilin yang sedang menyala.
2.  Perubahan wujud dari cair menjadi gas dan sebaliknya. Fenomena ini terjadi
pada peristiwa memasak air dan terjadinya fenomena hujan.
3.   Perubahan wujud dari padat menjadi gas dan sebaliknya. Peristiwa ini terjadi
pada kapur  barus yang menyublin, yang mengubah kapur barus menjadi gas.
Sedangkan benda gas yang berubah menjadi benda padat dicontohkan pada
asap kenalpot. Asap nkenalpot berubah menjadi jelaga (benda padat) ketika
menyentuh permukaan dalam kenalpot.

2.1.2 Persamaan Kalor


Kalor menyatakan banyaknya panas, sedangkan suhu menyatakan derajat
panas suatu benda. Misalnya kita memiliki dua panic yang identik. Panic pertama
berisi 100 g air, sedangkan panic kedua berisi 50 g air. Suhu air dalam kedua
panic tersebut sama. Bila kedua air ini dipanaskan, maka air 100 g memerlukan
kalor lebih banyak dibandingkan air 50 g. Itu berarti kalor sebanding dengan
massa.
Pemberian kalor menyebabkan suhu benda berubah. Makin banyak kalor
yang diberikan suatu benda, maka suhu benda tersebut maikin tinggi. Berarti kalor
sebanding dengan perubahan suhu. Selain bergantung pada massa dan perubahan
suhu, kalor yang diperlukan agar suhu benda naik juga bergantung pada jenis zat.
Bila kita merangkum semua factor tersebut, maka kalor yang diperlukan agar suhu
benda naik adalah:
Q = m c Δt
Dimana: Q = Banyaknya Kalor (J)
m = Massa (Kg)
c = Kalor jenis benda (J/Kg oC)
Δt = Perubaha suhu (oC)

Kalor jenis menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan


suhu 1 Kg zat sebesar 1 oC. Beberapa contoh kalor jenis dari beberapa zat adalah
sebagai berikut:

5
Kalor Jenis/c
Zat
(J/Kg oC)
Timbel 128
Emas 129
Raksa 140
Tembaga 400
Besi 460
Baja 500
Kaca 700
Kalor Jenis
Zat
(J/Kg oC)
Aluminium 900
Es 2100
Eter 2190
Alcohol (Etil) 2500
Air (15oC) 4200
Beton 800

2.1.3 Peralatan Yang Memanfaatkan Sifat Kalor


Dalamkehidupansehari-haribanyakkitajumpaiperalatan yang
memanfaatkansifatkalordiantaranya:
a. Kulkas
Kulkasdimanfaatkanuntukmendinginkanataumengawetkanmakanandanmin
uman. Daging, ikan, buah-buahan, dancoklatsebaiknyadisimpandikulkas agar
lebihbertahan lama. Sementara air danminumandisimpandalamkulkas agar
terasasegarsaatdiminum. Didalamruangpembekukulkasterdapatrangkaianpipa.
Pipainibersambungdenganpipadiseluruhruangpadakulkas. Dalampipaterdapat
Freon (zat yang mudahmenguap). Freon
cairdialirkankedalamruangpembekudimanatekananudaraditempatiturendah.
Karenatekanaudararendahmaka Freon akanmudahmenguap. Ketikamenguap,
freonmengambilkalordalammakanan yang disimpandalamruangpembeku.
Karnamelepaskankalormakaruangpembekumenjadidingin. Hal
inimiripdenganmenetesnyaspiritusatau alcohol padakulitkita. Alcohol
dengancepatmenguapsambilmengambilkalordaritangankita,
akibatnyatanganmenjadidingin

b. Otoklaf
6
Beberapajenispekerjaanmembutuhkanpemanasanhinggasuhumelebihi
100ᵒC. untukmendapatkansuhuini orang memanfaatkanuap yang berasaldari air
mendidihpadatekanandiatas 1 atm. Contohnya, pada proses vulkanisasikaret.
Untukmembunuhbakteripadaperalatankedokterandigunakanotoklaf.
Denganmenggunakanalatinimakadapatdicapaisuhudiatas 100ᵒC sehinggabakteri
pun mati.

c. Alatpenyulingan air
Benda lain yang memanfaatkansifatkaloradalahalatpenyuling air
(destilasi). Alatspenyulingan air dilengkapidenganalatpendingin yang
disebutkondensor. Didalamkondensordialiri air
dinginsecaraterusmenerusmenyelubungipipa. Sementarapipasendirimengaliriuap-
uappanasdarilabudidihkebotol Erlenmeyer. Cara kerjaalatpenyulingan air
dapatdigambarkansebagaiberikut: mula-mula air
dalamlabudipanaskan  hinggamendidih. Leherlabuditutupdengangabus yang
dilengkapidengan thermometer. Uappanas yang
terbentukkemudianmengalirmelaluipipa yang dilingkupiolehalatpendingin
(kondensor). Ketikamelewatialatpendinginuappanasberubahmenjaditetes-
tetesembun. Tetes-tetesembuninikemudianmengalirkedalambotol Erlenmeyer.
Dengandemikiankitamendapat air suling yang dapatdiminum.

2.1.4 Asas Black


Ketikakitamemasukkanesbatukedalam air panasternyatasuhu air  turun.
Suhu air ituturunkarena air melepaskankalorkeesbatu. Sementaraitu,
esbatumencairatauberubahwujudkarenamendapatkalordari air panas.
Berartipadaperistiwainisalhasatubendamelepaskankalor, sedangkanbenda yang
lain menerimakalor. besranyakalor yang dilepasdankalor yang diterimaolehbenda
yang bercampurpertama kali diketahuioleh Joseph Black (1720-1799),
seorangilmuanInggris.
Iamelakukkanserangkaianeksperimendanmendapatkanhasilberikut:

7
a. Biladuabendabercampurmakabenda yang
panasakanmemberikankalorkepadabenda yang
dinginhinggasuhukeduanyasama.
b. Banyaknyakalor yang dilepasolehbenda yang
panassamadenganbanyaknyakalor yang diserapolehbenda yang dingin
Pernyataandiatasdapatdiringkassebagaiberikut: Kalor yang
dilepasolehsuatubendasamadengankalor yang diterimabenda lain.
PernyataaninidikenaldenganAsas Black.
Yang ditulisdenganpernyataan
KalorLepas = kalorterima
Q lepas = Q terima

2.2 Temperature
Temperature (suhu) adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu
benda. Sifat termometrik adalah sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya
perubahan suhu. Termometer adalah alat untuk mengukur suhu suatu benda.
Termometer zat cair: menggunakan prinsip bahwa zat cair akan memuai
jika dipanaskan. Termometer Bimetal: menggunakan prinsip bahwa logam akan
memuai jika dipanaskan. Termometer Hambatan: menggunakan prinsip bahwa
bila seutas kawat dipanaskan, hambatan listriknya akan bertambah. Termokopel:
pemuain antara dua logam yang kedua ujungnya disentuhkan akan menghasilkan
GGL. Termometer Gas: sejumlah gas yang dipanaskan dan volumenya tetap maka
tekanannya bertambah. Pyrometer: mengukur intensitas radiasi yang dipancarkan
oleh benda yang sangat panas.

Perbandingan Skala Termometer

8
Perbandingan ini digunakan untuk mengkonversikan suhu suatu skala
kedalam beberapa skala lainnya yang sesuai dengan Standar Internasional (SI),
sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan kita.
Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu
benda atausistem.Pada hakikatnya suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata
yang dimiliki oleh molekulmolekulsuatu benda. Dengan demikian suhu
menggambarkan bagaimana gerakan molekulmolekulbenda.
Sebagai contoh ketika kita memanaskan sebatang besi, besi akan memuai,
dan beberapa sifatfisik benda tersebut akan berubah. Sifat-sifat benda yang bisa
berubah akibat adanya perubahansuhu disebut sifat termometrik.Termometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur sebuah benda. Dari sifat termometrik
tersebut, termometer dibuat.

2.2.1 Alat Pengukuran Suhu


Alat untuk pengukur suhu disebut Termometer. Termometer pertama kali
dibuat oleh Galileo Galilei (1564-1642). Termemoter ini disebut termometer
udara. Termometer udara terdiriu dari sebuah bola kaca yang dilengkapi dengan
sebatang pipa kaca yang panjang , pipa tersebut dicelupkan kedalam cairan
berwarna. Jika bola kaca dipanaskan, udara didalam pipa akan mengembang
sehingga udara keluar dari pipa. Namun ketika bola didinginkan udara didalam
pipa menyusut sehingga sebagian air naik kedalam pipa. Termometer udara peka
terhadap perubahan suhu sehingga udara saat itu segera dapat diketahui.
Termometer dibuat berdasarkan prinsip perubahan volume. Thermometer
yang tabungnya diisi dengan raksa kita sebut thermometer raksa. Thermometer
raksa dengan skala Celcius adalah thermometer yang umum dijumpai dalam
keseharian. Selain raksa terdapat pula termometer alkohol. Adapun perbedaan
atau kelemahan dan kelebihan dari masing-masing thermometer yang dibuat dari
Raksa atau alkohol adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan dan kerugian menggunakan termometer raksa
Keuntungan:
1) Raksa mudah dilihat karna mengkilat.
2) Volume raksa berubah secara teratur ketika terjadi perubahan suhu.

9
3) Raksa tidak membasahi kaca ketika memuai atau menyusut.
4) Jangkauan suhu raksa cukup lebar dan sesuai untuk pekerjaan-pekerjaan
laboratorium (-40o C sampai dengan 350o C)
5) raksa dapat panas secara merata sehingga menunjukkan suhu dengan
cepat dan tepat.
Kerugian :
1) raksa mahal.
2) Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah
( seperti dikutub utara dan selatan)
3) Raksa termasuk zat berbahaya sehingga ketika pecah akan
membahayakan kulit.
b. Keuntungan dan kerugian thermometer alkohol
Keuntungan:
1) Alcohol lebih murah disbanding Raksa
2) Alcohol lebih teliti karena untuk kenaikan suhu yang kecil, alcohol
mengalami perubahan volume yang lebih besar.
3) Alcohol dapat mengukur suhu yang sangat dingin (seperti didaerah kutub
yaitu – 112oC)
Kerugian:
1) Alcohol memiliki didih rendah yaitu 78oC, sehingga pemakainya terbatas.
2) Alcohol tidak berwarna sehingga harus diberi warna terlebih dahulu agar
terlihat.
3) Alcohol membasahi dinding kaca.

Mengapa kita menggunakan cairan yang jarang kita jumpai dikehidupan


kita sehari-hari seperti raksa dan alcohol? Mengapa kita tidak menggunakancairan
yang sering kita jumpai seperti air? Air tidak digunakan untuk mengisi pipa
thermometer karena 5 alasan berikut:
1) Air membasahi dinding kaca
2) Air tidak berwarna sehingga sulit dibaca batas ketinggiannya
3) Jangkauan suhu terbatas (0oC sampai 100oC)
4) Perubahan volume air sangat kecil ketika suhunya dinaikan.

10
5) Hasil bacaan yang didapat kurang teliti karna air termasuk penghantar panas
yang sangat jelek.

2.3 Energi Dalam


Setiap benda memiliki energi yang tidak tampak dari luar. Energi ini
disebut energi dalam. Energi dalam berhubungan dengan aspek mikroskopik zat.
Kita ketahui bahwa setiap zat terdiri atas atom-atom atau molekul molekul yang
bergerak terus-menerus. Dari gerakan ini, zat memiliki energy kinetik. Antara
molekul-molekul zat juga terdapat gaya yang disebut gaya antarmolekul. Karena
gaya antarmolekul ini, molekul-molekul memiliki energi potensial. Jumlah energi
kinetik dan energi potensial yang berhubungan dengan atom-atom atau molekul-
molekul zat disebut energi dalam. Untuk gas ideal, gaya antarmolekul dapat
diabaikan, sehingga energi potensial molekul-molekul adalah nol. Dengan
demikian, energi dalam hanyalah total energi kinetik dari seluruh molekul.
Energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat, sehingga tidak dapat
diukur secara langsung. Yang dapat diukur secara tidak langsung adalah
perubahan energi dalam (notasi ΔU), yaitu ketika sistem berubah dari keadaan
awal (diberi indeks 1) ke keadaan akhir (diberi indeks 2).
Perubahan energi dalam :   
ΔU = U2 – U1

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perpindahan Kalor Secara Konveksi


Perpindahan Kalor (panas) adalah salah satu faktor yang sangat
menentukan operasional suatu pabrik Kimia. Penyelesaian soal-soal perpindahan
kalor secara kuantitatif biasanya didasarkan pada neraca energi dan perkiraan laju
perpindahan kalor. Perpindahan panas akan terjadi apabila ada perbedaan
temperatur antara 2 bagian benda. Panas akan berpindah dari temperatur tinggi ke
temperatur yang lebih rendah. Panas dapat berpindah dengan 3 cara, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada peristiwa konduksi, panas akan berpindah
tanpa diiukti aliran medium perpindahan panas. Panas akaan berpindah secara
estafet dari satu partikel ke partikel yang lainnya dalam medium tersebut. Pada
peristiwa konveksi, perpindahan panas terjadi karena terbawa aliran fluida. Secara
termodinamika, konveksi dinyatakan sebagai aliran entalpi, bukan aliran panas.
Pada peristiwa radiasi, energi berpindah melalui gelombang elektromagnetik.
Ada beberapa alat penukar panas yang umum digunakan pada industri.
Alat-alat penukar panas tersebut antara lain: double pipe, shell and tube, plate-
frame, spiral, dan lamella.Penukar panas jenis plate and frame mulai
dikembangkan pada akhir tahun 1950-N. Banyak penelitian yang telah
dilakukan pada penukar panas jenis ini, namun umumnya fluida operasi yang
digunakan adalah air.
Pada praktikum ini, fluida yang digunakan adalah udara. Fluida udara
dimanfaatkan sebagai fluida operasi karena kalor yang dihasilkan flue gas dari
operasi suatu pabrik belum dimanfaatkan secara maksimal. Praktikum ini juga
merupakan salah satu usaha pengakjian lebih dalam mengenai flue gas.
Hasil praktikum diharapkan tampil dalam bentuk korelasiNNU a.NRE
Dengan demikian didapat korelasi antara bilangan Reynolds dengan bilangan
Nusselt.
Yang dimaksud dengan konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh gerak
dari zat yang dipanaskan. Proses perpindahan ka1or secara aliran/konveksi
merupakan satu fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di

12
permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang
penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan
permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan
termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi, suhu permukaan bahan
akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini dikatakan suhu permukaan
adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini terdapat
keadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya.
Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan
cara pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai. Oleh karena konveksi hanya
dapat terjadi melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan ka1or ini
hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran, karena
masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa kesuhu yang sama tinggi.
Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan
memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada bagian masa yang lebih dingin.
Sebagai akibatnya terjad sirkulasi, sehingga kalor akhimya tersebar pada seluruh
zat.

Aliran Arus bebas


u∞ T∞
u q
Tw

Dinding

Laju perpindahan kalor dihubungkan dengan beda suhu menyeluruh antara


dinding dan fluida, dan kuas permukaan A. Besar h disebut koefisien
perpindahan-kalor konveksi (convection heat-transfer coefficient). Rumus dasar
yang digunakan adalah

H= h A (Tw-T∞)

= h A ∆T

13
Keterangan:
H : Perpindahan panas
h : Koefisien konveksi
A : Luas permukaan
∆T : Perpindahan suhu

Pada perpindahan kalor secara konveksi, energi kalor ini akan dipindahkan
ke sekelilingnya dengan perantaraan aliran fluida. Oleh karena pengaliran fluida
melibatkan pengangkutan masa, maka selama pengaliran fluida bersentuhan
dengan permukaan bahan yang panas, suhu fluida akan naik. Gerakan fluida
melibatkan kecepatan yang seterusnya akan menghasilkan aliran momentum. Jadi
masa fluida yang mempunyai energi terma yang lebih tinggi akan mempunyai
momentum yang juga tinggi. Peningkatan momentum ini bukan disebabkan
masanya akan bertambah. Malahan masa fluida menjadi berkurang karena kini
fluida menerima energi kalor. Fluida yang panas karena menerima kalor dari
permukaan bahan akan naik ke atas. Kekosongan tempat masa bendalir yang telah
naik itu diisi pula oleh masa fluida yang bersuhu rendah. Setelah masa ini juga
menerima energi kalor dari permukan bahan yang kalor dasi, masa ini juga akan
naik ke atas permukaan meninggalkan tempat asalnya. Kekosongan ini diisi pula
oleh masa fluida bersuhu renah yang lain.

14
Perpindahan panas konveksi
(a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah,(c) pendidihan, (d) kondensasi

Proses ini akan berlangsung berulang-ulang. Dalam kedua proses konduksi


dan konveksi, faktor yang paling penting yang menjadi penyebab dan pendorong
proses tersebut adalah perbedaan suhu. Apabila perbedaan suhu .terjadi maka
keadaan tidak stabil terma akan terjadi. Keadaan tidak stabil ini perlu diselesaikan
melalui proses perpindahan kalor. Dalam pengamatan proses perpindahan kalor
konveksi, masalah yang utama terletak pada cara mencari metode penentuan nilai
h dengan tepat. Nilai koefisien ini tergantung kepada banyak faktor. Jumlah kalor
yang dipindahkan, bergantung pada nilai h.
Jika cepatan medan tetap, artinya tidak ada pengaruh luar yang
mendoromg fluida bergerak, maka proses perpindahan ka1or berlaku.
Sedangkan bila kecepatan medan dipengaruhi oleh unsur luar seperti kipas
atau peniup, maka proses konveksi yang akan terjadi merupakan proses
perpindahan kalor konveksi paksa. Yang membedakan kedua proses ini adalah
dari nilai koefisien h-nya.

3.2 Aplikasi Konveksi


Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantarany Ada dua macam konvensi, yaitu konvensi alami dan konvensi paksa.
Lonvensi alami terjdi misalnya pada proses terjadinya angin laut dan angin darat.
Sedangkan konvensi paksa misalnya terjadi pada proses pendinginan mesin
menggunakan air pada radiator mobil dan proses pengeringan menggunakan hair
dryer.

a. Terjadinya angin laut dan angin darat


Air laut merupakan kalor jenis yang lebih tinggi daripada daratan,
sehingga matahari hanya memberikan efek yang sangat kecil pada suhu lautan.
Sebaliknya, daratan menjadi panas sepanjang siang dan menjadi dingin sepanjang
malam. Di dekat pesisir, perbedaan suhu antara daratan dan lautan ini
menimbulkan angin laut pada siang hari dan angin darat pada malam hari.

15
b. Radiator mobil
Pada system pendingin mesin (radiator) air dipaksa mengalir melalui pipa-
pipa dengan bantuan pompa air (water pump).panas mesin yang tidak dikehendaki
dibawa oleh sirkulasi air tersebut menuju radiator. Di dalam radiator, air
didinginkan dengan bantuan udara. Air yang telah mendingin ini kemudian di
pimpa untuk mengulang kembali proses transfer panas dari mesin mebil ke
radiator. Ingat bahwa proses konveksi melibatkan fluida (dalam kasus ini di wakili
oleh air) sebagai penghantar panas. Air yang digunakan dalam radiator lama-lama
akan berkurang akibat penguapan dan akhirnya akan habus. Oleh karena itu,
radiator perlu diisi air kembali untuk memastikan lancarnya proses pendinginan
mesin selama mobil berjalan.

c. Pengering rambut (hairdryer)


Pada alat pengering rambut (hair dryer), kipas angin menarik udara
disekitarnya dan meniupkan kembali setelah di lewatkan pada elemen pemanas di
dalamnya. Dengan proses ini di peroleh arus konveksi paksa udara panas.

3.3 Alat Peraga Konveksi, Batu Es yang Di Panaskan


Konveksi (aliran)
Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai
perpindahan partikel-partikel zat. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada
benda cair dan gas yang mengalami pemanasan. Pada zat cair, pemanasan
mengakibatkan massa jenis bagian yang panas dan bagian yang dingin menjadi
berbeda. Bagian benda yang panas memiliki massa jenis yang lebih kecil di
bandingkan bagian yang dingin.
Contoh konveksi pada benda cair adalah pemanasan air. Bagaimana proses
terjadinya konveksi kalor pada pemanasan air ?

16
Gambar perpindahan kalor secara konveksi yang terjadi pada pemanasan air

Pemanasan mengakibatkan air dibagian bawah tabung menjadi cepat panas


daripada bagian atas tabung. Akibatnya, air panas dibagian bawah tabung akan
naik keatas dan air dingin pada bagian atas tabung akan turun kebawah karena
massa jenisnya lebih besar daripada massa jenis air panas. Proses ini berlangsung
terus menerus sehingga terbentuk aliran air yang disebut aliran konveksi.
Terdapat 2 jenis konveksi yaitu konveksi alami dan konveksi paksa.
Konveksi alami terjadi pada system ventilasi rumah, terjadinya andin darat dan
angin laut. Sedang konveksi paksa terjadi misalnya pada pendingin mesi mobil,
alat pengering rambut, dll
Perpindahan kalor secara konveksi atau aliran

Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai


perpindahan partikel-partikel zat tersebut.Konveksi terjadi karena perbedaan
massa jenis zat. Kamu dapat memahami peristiwa konveksi, antara lain:
1. Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air,
sistem aliran air panas.

17
2. Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat
dan angin laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih
dingin dalam ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap
pabrik.
Contoh peristiwa konveksi adalah pada saat memanaskan air dengan cerek
atau ketel, di dalam cerek atau ketel akan terjadi aliran air secara terus menerus
selama pemanasan, hal ini disebabkan karena perbedaan massa jenis zat. Air yang
menyentuh bagian bawah gelas kimia tersebut dipanasi dengan cara konduksi.
Akibat air menerima kalor, maka air akan memuai dan menjadi kurang rapat. Air
yang lebih rapat pada bagian atas itu turun mendorong air panas menuju ke atas.
Gerakan ini menimbulkan arus konveksi. Pada bagian zat cair yang dipanaskan
akan memiliki massa jenis menurun sehingga mengalir naik ke atas. Pada bagian
tepi zat cair yang dipanaskan konveksi yang terjadi seperti ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.

Pada bagian tengah zat cair yang dipanaskan, konveksi yang terjadi seperti
ditunjukkan pada gambar berikut

18
Contoh yang lain di dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan proses
konveksi adalah cerobong asap pabrik.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Panas dapat berpindah dengan 3 cara, yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Pada peristiwa konduksi, panas akan berpindah tanpa diiukti aliran
medium perpindahan panas. Panas akaan berpindah secara estafet dari satu
partikel ke partikel yang lainnya dalam medium tersebut. Pada peristiwa konveksi,
perpindahan panas terjadi karena terbawa aliran fluida. Secara termodinamika,
konveksi dinyatakan sebagai aliran entalpi, bukan aliran panas. Pada peristiwa
radiasi, energi berpindah melalui gelombang elektromagnetik.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://ITB Central Library.com


http://E-Learning USU-inherent/perpindahan panas.html
Kreith,Frank dan Arko prijono.prinsip-prinsip perpindahan panas.Edisi ketiga.
Erlangga:Jakarta.1997.
Holman, J.P., dan jasjfi.Perpindahan Kalor.Edisi keenam.Erlangga:Jakarta.1997

21

Anda mungkin juga menyukai