Pendahuluan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata sebanyak 15 soal. Kompetensi dasar yang
pelajaran konstruksi bangunan. Subjek diuji pada tes adalah KD 3.2 Menerapkan
penelitian ini berjumlah 56 siswa yang spesifikasi dan karakteristik batu bata,
dibagi menjadi dua kelompok yaitu beton, keramik, dan genting untuk
kelompok kelas eskperimen (28 siswa) dan konstruksi bangunan dan KD 4.2 mengelola
kelompok kelas kontrol (28 siswa). Sebelum spesifikasi dan karakteristik batu bata,
melakukan uji coba lapangan terlebih dulu beton, keramik, dan genting untuk
peneliti melakukan evaluasi terhadap konstruksi bangunan. Berdasarkan nilai
beberapa ahli untuk mengetahui kelayakan hasil belajar yang diperoleh, maka kelas
media yang akan diujicobakan. Pada tahap eksperimen memperoleh selisih rerata hasil
evaluasi dilakukan penilaian media yang belajar (pre-test & post-test) konstruksi
dibuat oleh beberapa ahli diantaranya 2 bangunan sebesar 33,75 dan peningkatan
orang ahli materi yaitu Ibu Dr. Gina yang terjadi sekitar 16,88%. Sedangkan pada
Bachtiar, MT (Dosen Jurusan Teknik Sipil kelas kontrol, selisih rerata hasil belajar (pre-
UNJ) dan Bapak Drs. Sudarmanto (Guru test & post-test) konstruksi bangunan sebesar
SMK Negeri 56 Jakarta) serta 1 orang ahli 20,22 dan peningkatan yang terjadi sebesar
media yaitu Bapak Cecep Kustandi, M.pd 10,11%. Maka dapat disimpulkan bahwa
(Dosen Teknologi Pendidikan UNJ). rerata hasil belajar konstruksi bangunan
Penilaian dari ahli tersebut bertujuan untuk kelas eksperimen mengalami peningkatan
mengetahui kelayakan media yang telah lebih baik dibandingkan dengan kelas
dibuat, penilaian oleh para ahli diperoleh kontrol. Hal tersebut sesuai dengan manfaat
sebagai berikut: (1) Validasi oleh ahli materi media oleh, Dale dalam Azhar Arsyad
1 menyatakan baik dengan presentase 71%; (2010) dikatakan bahwa: (1) Media
(2) Validasi oleh ahli materi II menyatakan pembelajaran dapat memperjelas pesan dan
baik dengan presentase 78%; (3) Validasi informasi sehingga mamperlancar dan
oleh ahli media menyatakan sangat baik meningkatkan proses belajar dan hasil
dengan presentase 86%. Sehingga dapat belajar; (2) Meningkatkan dan mengarahkan
disimpulkan bahwa media audio visual ilmu perhatian anak sehingga menimbulkan
bahan bangunan dari segi materi dan media motivasi belajar; (3) Mengatasi keterbatasan
layak dan baik untuk digunakan dalam indera, ruang dan waktu, (4) Memberikan
proses pembelajaran. kesamaan pengalaman dan memungkinkan
Setelah dilakukan penilaian kualitas terjadinya interaksi langsung (Arsyad, 2014).
media, selanjutnya dilakukan uji coba Hasil kajian ini juga ditunjang oleh
lapangan. Adapun sekolah yang menjadi penelitian dari Sapto Haryoko (2009),
tempat penelitian peneliti adalah SMK Efektifitas Pemanfaatan Media Audio
Negeri 56 Jakarta, uji coba dilakukan pada Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi
kelas X (TGB 1&2). Peserta didik pada Model Pembelajaran. Desain penelitian
kelas eksperimen yang menggunakan media yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
berbasis audio visual dengan metode the pre-test – post-test – control group design.
ceramah dan penugasan lebih memberikan Hasil penelitian menunjukan bahwa kelas
respon positif berupa keaktifan bertanya, teknik jaringan komputer yang diajarkan
dan lebih aktif dalam menjawab evaluasi menggunakan media audio visual lebih
soal pada media. Hal ini tidak diikuti peserta tinggi skornya jika dibandingkan dengan
didik pada kelas kontrol yeng menggunakan kelas kontrol (kelas teknik jaringan
media power point dengan metode ceramah, komputer dengan media konvensional).
yakni cenderung kurang memperhatikan Perbedaan penelitian Sapto haryoko dengan
penjelasan pada media penelitian ini diantaranya jenis mata
Setelah dilakukan uji coba, selanjutnya pelajaran yang diteliti berbeda dan objek
dilakukan pengukuran pada hasil belajar penelitian nya pun berbeda, desain
peserta didik melalui tes pilihan ganda penelitian yang digunakan dalam penelitian
Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual ... − 5
Jurnal Pendidikan Teknik Sipil
ini hanya menggunakan pre-test – post-test media yang digunakan adalah media
design. Namun hasil penelitian antara presentasi yang menggunakan konten
penelitian Sapto haryoko dengan penelitian animasi (audio visual) berbeda dengan
ini secara garis besar sama. media yang dibuat dalam penelitian ini
Widha Nur Agastya (2009), berupa video animasi. Desain penelitian
Pengembangan Media Audio Visual Materi yang digunakan adalah eksperimen dimana
Pokok Senyawa Hidrokarbon Bagi Siswa terdapat kelas eksperimen dan kontrol.
SMA Kelas X Semester 2 Berdasarkan
Standar Isi. Penilaian pengembangan media Keterbatasan Penelitian
audio visual dilakukan oleh 6 guru kimia
Walaupun penelitian ini telah
SMA/MA. Instrument penilaian berupa
dilakukan secara optimal untuk mengetahui
data kualitatif kemudian ditabulasi menjadi
hasil pencapaian akhir penelitian yang
data kuantitatif. Hasil penelitian
diharapkan, namun demikian penulis
menunjukan media audio visual yang
menyadari dalam penelitian ini ada suatu
dikembangkan mempunyai kualitas yang
keterbatasan yang sulit dihindari, adapun
baik (B) menurut penilaian 6 orang guru
keterbatasan dari penelitian ini antara lain:
kimia dengan skor 95,83 dari skor maksimal
1. Penelitian ini hanya mengambil 1 dari 12
120 dan presentase keidealan 79,83%.
KD saja, sehingga dibutuhkan penelitian
Dengan demikian layak digunakan sebagai
berkelanjutan untuk dapat benar-benar
alat bantu media pembelajaran audio visual.
mengetahui dampak penggunaan media
Perbedaan penelitian Widha dengan
pembelajaran berbasis audio visual yang
penelitian ini terdapat pada jenis media yang
akan diteliti.
dikembangkan, Widha mengembangkan
2. Pada saat melakukan validasi terhadap
media untuk mata pelajaran kimia
ahli media maupun materi peneliti tidak
sedangkan media yang dikembangkan dalam
mengsinkronisasikan media yang di
penelitian ini untuk mata pelajaran ilmu
validasi dengan soal evaluasinya sehingga
bahan bangunan, penelitian yang dilakukan
antara media dan soal evaluasinya kurang
oleh Widha secara garis besar dilakukan
sinkron.
hanya untuk mengetahui kelayakan
3. Diperlukan kemampuan tambahan bagi
medianya saja dan tidak di uji cobakan
guru untuk menyampaikan materi
kepada siswa. Sedangkan penelitian ini
dengan media audio visual ini sehingga
selain mengetahui kelayakan media yang
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
dibuat dan divalidasi oleh beberapa ahli,
juga di uji cobakan kepada siswa.
Muhammad Adib Kurniawan (2013), Kesimpulan
Penggunaan Media Presentasi Pembelajaran Hasil dari penelitian ini menunjukan
Berbasis Visualisasi Tiga Dimensi Terhadap bahwa penggunaan media pembelajaran
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran berbasis audio visual pada mata pelajaran
Konstruksi Bangunan Gedung. Metode konstruksi bangunan sub materi batu bata
penelitian yang digunakan adalah penelitian memberikan pengaruh terhadap hasil
eksperimen dimana subjek pada penelitian belajar. Hal ini dibuktikan pada proses
ini adalah siswa kelas XI TGB 1 (kelas pembelajaran di kelas. Hal tersebut
ekperimen) dan kelas XI TGB 2 (kelas didukung dengan perolehan selisih rerata
kontrol). Berdasarkan hasil penelitian hasil belajar (pre-test & post-test) pada kelas
diambil kesimpulan bahwa pembelajaran eksperimen sebesar 33,75 dan peningkatan
dengan menggunakan media presentasi yang terjadi sekitar 16,88%. Sedangkan pada
pembelajaran berbasis visualisasi tiga kelas kontrol, selisih rerata hasil belajar (pre-
dimensi dapat meningkatkan hasil belajar test & post-test) sebesar 20,22 dan
siswa serta dapat meningkatkan presentase peningkatan yang terjadi sekitar 10,11%.
ketuntasan belajar. Pada penelitian Adib Hal tersebut mengindikasikan bahwa