Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN JIWA 2

“TAK Stimulasi Realita”

Dosen Pengampu :
Abdul Rohman, S. Kep., Ns., M. Kep
Oleh Kelompok 3 (5A-Keperawatan) :
1. Ahmad Dandi R.
2. Dwi Sinta H.
3. Febby Alvonita
4. Innama Masruroh
5. Laily Fauziah K.
6. Lilis Nor Linda.
7. Muhammad Rully S.
8. Nunuk Aizatul U.
9. Nur Hikmah
10. Nur Khoiriyah
11. Sindi Amalia S.
12. Susi Karlina
13. Tri Ratna N
14. Vivin Mustyfiyah

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan
Anak II. Dalam makalah ini kami membahas tentang “TAK Stimulasi Realita”.
Dalam menyusun makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan serta motivasi
dari beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah dan terima
kasih kepada :

1. Drs. H. Budi Utomo, Amd. Kep., M.Kes selaku ketua STIKES


Muhammadiyah Lamongan.
2. Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Kaprodi S-1 Keperawatan.
3. Abdul Rohman, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Komunitas.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua pihak.
Penulis berharapa semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca
khususnya.

Lamongan, 10 Desember 2018

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu
dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang lain atau
keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain
dan kebutuhan pernyataan diri. Secara individu selalu berada dalam kelompok,
sebagai contoh individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada
dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalaui
kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya pencegahan dalam upaya pencegahan, pengobatan
atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan
kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang
positif terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan meningkatkan perilaku
adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive.
Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi
aktivitas kelompok melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan
pemecahan masalah, meningkatkan hubungan internasional dan juga
meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi
realitas. Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan
jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting
dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah
diterima profesi kesehatan. Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan
individu untuk mendorong anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah
dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat
juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai
realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan
orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan
menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala
ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada
klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang
realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

2. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian TAK stimulasi realita
2. Untuk mengetahui persiapan TAK
3. Untuk Mengetahui Fase-Fase TAK
4. Untuk mengetahui rencana pelaksanaan TAK

BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian TAK Orientasi Realita


Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist. Sedangkan pengertian TAK
orientasi realitas adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap
situasi nyata (realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat, TAK
orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada
klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu

B. Tujuan TAK Orientasi Realitas


Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah klien mampu mengenali
orang, tempat, dan waktu dan tujuan khususnya adalah :
a. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
b. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.
c. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan
tepat.

C. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Rabu, 12 Desember 2018
Jam : 8.08 WIB
Tempat : Aula Rumah Sakit Jiwa

D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Stimulasi
E. Media dan Alat
a. Alat tulis
b. Media penyampaian materi (power point)
F. Sasaran
1. Klien dengan gangguan realita
2. Keluarga klien

G. Cara pelaksanaan
1. Persiapan
a. mempersiapkan alat
b. mempersiapkan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam .
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan atusan main:
a) Lama kegiatan 45 menit.
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.
c) Jika akan meninggalkan kelompok ,klien harus meminta izin.
3. Kerja
a. Terapis meminta massing masing klien secara berurutan searah dengan
jarum jam menceritakan pa yang dilakukan jika mangalami halusinasi dan
apakah itu bisa mengatasi halusinasinya.
b. Setiap selasai klien menceritakan pengalamanya,terapis memberikan pujian
dan mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul .
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapis meminta masing masing klien memperagakan menghardik halusinasi
dimulai dari peserta disebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai
semua peserta mendapatkan giliran
f. Terapis memberikan pujian dan megajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari
jika halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan cara lain
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
BAB 3
RENCANA PELAKSANAAN TAK

3.1 Waktu Pelaksanaan


3.1.1 Tanggal : desember 2018.
3.1.2 Tempat : Aula .
3.1.3 Jumlah peserta : 10 orang dengan gangguan stimulasi realita
3.1.4 Metode : Diskusi, tanya jawab, bermain peran,
latihan, dan melengkapi jadwal harian.

3.2 Pembagian Tugas Anggota


3.2.1 Leader : nur hikmah
3.2.2 Co-Leader : innama
Co-leader
3.2.3 ObserverKlien : dandi Lea Klien
der
3.2.4 Fasilitator : dwi sinta, tri ratna Observ
Fasilitat er
or
Klien Tempat Klien
3.3 Setting
Fasilitat
Fasilitato or
r
Klien
Klien

Fasilitat
Fasilitat
or
or
Klien
Klien

Klien Klien Fasilitat


Fasilitat
3.4 Sesi-sesi TAK
Menurut Keliat (2004), sesi-sesi dalam TAK stimulasi persepsi:
Halusinasi, yaitu:
3.4.1 Mengenal gangguan realita
1. Tujuan:
a. Klien menyadari lingkungan sekitar
b. Klien mengenal waktu
c. Klien mengenal situasi
d. Klien mengenal perasaannya
2. Setting:
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Tempat tenang dan nyaman
3. Alat:
a. Spidol
b. Papan tulis
4. Metode:
a. Diskusi dan tanya jawab
b. Bermain peran/simulasi
5. Langkah kegiatan:
a. Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan pangilan semua klien (beri papan
nama)
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
c. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu
mengenal lingkungan sekitar, waktu, tempat, posisi, kondisi
lingkungan.
b) Terapis meminta klien menceritakan isi apa yang di rasakan
bergantian secara berurutan sampai semua klien mendapat
giliran. Hasilnya ditulis di papan tulis.
c) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d) Simpulkan waktu, situasi terjadi, dan perasaan klien
terhadap lingkungan.
d. Tahap terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
b) Tindakan lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan gangguan realita
yang di alami.
1) Kontrak yang akan datang
2) Menyepakati TAK yang akan datang
3) Menyepakati waktu dan tempat

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi yang digunakan untuk
penyembuhan dari orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Sedangkan
halusinasi adalah persespi seseorang yang tidak sesui dengan kenyataan
yang ada.
4.2 Saran
Dalam pembuatan proposal ini kami sadar bahwa proposal ini
masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam
pembuatan proposal selanjutnya akan lebih baik dari sekarang. Selain itu,
pembaca juga perlu menambah wawasan dengan mencari sumber lain
terkait pembuatan proposl TAK.
DAFTAR PUSTAKA

Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa,
Edisi 3. Jakarta: EGC.
Keliat, B. A. (2004). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC.
Keliat, B. A. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai