Kelompok 4
Kelompok 4
Dosen Pengajar:
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Dilema Etik
Euthanasia” sesuai waktu yang ditentukan.
Makalah ini penulis susun sebagai salah satu pemenuhan tugas Tren dan Isu
Keperawatan pada Program Studi S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Lamongan.
1. Drs. H. Budi Utomo, Amd.Kep., M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Lamongan.
2. Arifal Aris, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S-1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kemembangun sanagtsehatan Muhammadiyah Lamongan.
3. Isni Lailatul Maghfiroh, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Mata Kuliah Tren dan Isu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammaadiyah Lamongan.
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang
diberikan. Penulis menyadari Makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya penulis berharap
semoga Makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya bagi semua pembaca pada
umumnya.
Penulis
KONSEP TEORI
A. Euthanasia
1. Pengertian Euthanasia
Euthanasia berasal dari bahasa Yunani “eu” yang artinya baik dan “thanatos” yang
berarti kematian. Jadi Euthanasia adalah pencabutan kehidupan manusia melalui cara
yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau dengan memberikan rasa sakit
minimal. Maka euthanasia adalah praktik memudahkan kematian seseorang dengan
sengaja tanpa merasakan sakit -karena kasih sayang-, dengan tujuan meringankan
penderitaan si sakit, baik dengan cara positif (aktif) maupun negatif (pasif).
Menurut Petrus Yoyo Karyadi, euthanasia adalah dengan sengaja dokter atau
bawahannya yang bertanggung jawab kepadanya atau tenaga ahli lainnya melakukan
suatu tindakan medis tertentu untuk mengakhiri hidup pasien atau mempercepat proses
kematian pasien atau tindakan medis untuk memperpanjang hidup pasien yang menderita
suatu penyakit yang menurut ilmu kedokteran sulit untuk disembuhkan kembali, atas
atau tanpa permintaan dan atau keluarga sendiri demi kepentingan pasien atau
keluarganya.
Euthanasia dalam Oxford English Dictionary dirumuskan sebagai “kematian yang
lembut dan nyaman, dilakukan terutama dalam kasus penyakit yang penuh penderitaan
dan tak tersembuhkan”. Istilah yang sangat populer untuk menyebut jenis pembunuhan
ini adalah mercy killing (Tongat, 2003).
Sementara itu menurut Kamus Kedokteran Dorland euthanasia mengandung dua
pengertian. Pertama, suatu kematian yang mudah atau tanpa rasa sakit. Kedua,
pembunuhan dengan kemurahan hati, pengakhiran kehidupan seseorang yang menderita
penyakit yang tak dapat disembuhkan dan sangat menyakitkan secara hati-hati dan
disengaja.
2. Bentuk-Bentuk Euthanasia
Berdasarkan pengertian euthanasia, dapat diketahui bahwa euthanasia dapat dibagi
menjadi:
1. Euthanasia atas permintaan: tindakan euthanasia yang dilakukan atas
permintaan, persetujuan dan izin dari keluarga pasien atau pasien itu sendiri.
2. Euthanasia tidak atas permintaan: tindakan euthanasia yang dilakukan tanpa
adanya permintaan atau persetujuan pasien atau kelurganya.
Secara konseptual dikenal tiga bentuk euthanasia, yaitu:
1. Voluntary euthanasia: euthanasia yang dilakukan atas permintaan pasien itu
sendiri karena penyakitnya tidak dapat disembuhkan dan dia tidak sanggup
menahan rasa sakit yang diakibatkannya.
2. non voluntary euthanasia: di sini orang lain, bukan pasien, mengandaikan,
bahwa euthanasia adalah pilihan yang akan diambil oleh pasien yang berada
dalam keadaan tidak sadar tersebut jika si pasien dapat menyatakan
permintaannya.
3. involuntary euthanasia: merupakan pengakhiran kehidupan pada pasien
tanpa persetujuannya.
Euthanasia dilihat dari cara atau bentuk tindakan, dibagi atas:
1. Euthanasia Aktif (Positif) adalah tindakan memudahkan kematian si sakit
yang dilakukan oleh dokter dengan mempergunakan instrumen (alat), yang
biasanya berupa penyuntikan obat ke dalam tubuh pasien. Euthanasia aktif
dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Euthanasia aktif secara langsung: terjadi apabila dokter atau tenaga
kesehatan lainnya melakukan tindkaan medis dengan maksud
meringankan penderitaan pasien sedemikian rupa, sehingga dapat
diperkirakan bahwa kehidupan pasien diperpendek atau diakhiri.
b. Euthanasia aktif secara tidak langsung: terjadi apabila dokter atau
tenaga kesehatan lain melakukan tindakan medis untuk meringankan
penderitaan pasien tanpa bermaksud untuk memperpendek atau
mengakhiri hidup pasien.
2. Euthanasia Pasif (Negatif) adalah tindakan menghentikan pengobatan pasien
yang menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak mungkin lagi
dapat disembuhkan. Dimana penghentian pengobatan ini berarti
mempercepat kematian si pasien. Penghentian pengobatan biasanya
dilakukan dengan mencabut alat bantu pernafasan dari pasien yang notabene
merupakan satu-satunya sebab yang membuat pasien masih hidup.
3. Tujuan Euthanasia
Tindakan euthanasia bertujuan untuk menghentikan penderitaan pasien atas kondisi
yang dihadapi oleh pasein. Euthanasia bertujuan untuk mengakhiri hidup pasien atau
mempercepat proses kematian pasien atau tindakan medis untuk memperpanjang hidup
pasien yang menderita suatu penyakit yang menurut ilmu kedokteran sulit untuk
disembuhkan kembali, atas atau tanpa permintaan dan atau keluarga sendiri demi
kepentingan pasien atau keluarganya.
Euthanasia juga bertujuan untuk memberikan suatu kematian yang mudah atau tanpa
rasa sakit, serta pengakhiran kehidupan seseorang yang menderita penyakit yang tak
dapat disembuhkan dan sangat menyakitkan secara hati-hati dan disengaja.
B. Pseudo-euthanasia
1. Pengertian Pseudo-Euthanasia
2. Refusing treatment by the patient, in which case the patient’s decision must be fully
respected.
تلمقتككلوُا ألمنفك ل
سككمم إحان ا
ال لكاًلن بحككمم لرححيِمماً لولل
Euthanasia adalah pencabutan kehidupan manusia melalui cara yang dianggap tidak
menimbulkan rasa sakit atau dengan memberikan rasa sakit minimal. Berdasarkan pengertian
euthanasia dibagi menjadi: Euthanasia atas permintaan, Euthanasia tidak atas permintaan.
Secara konseptual dikenal tiga bentuk euthanasia, yaitu:Voluntary euthanasia, non voluntary
euthanasia, dan involuntary euthanasia.
Euthanasia dilihat dari cara atau bentuk tindakan dibagi atas: Euthanasia Aktif/Positif
(Euthanasia aktif dibagi menjadi dua macam yaitu: Euthanasia aktif secara langsung,
Euthanasia aktif secara tidak langsung), Euthanasia Pasif (Negatif). Tindakan euthanasia
bertujuan untuk menghentikan penderitaan pasien atas kondisi yang dihadapi oleh pasein.
Kelebihan dari euthanasia yaitu bisa mengurangi rasa sakit yang terus menerus dan merasa
dirinya tidak tersiksa. Kekurangan euthanasia dianggap sebagi pembunuhan karena
menghilangkan nyawa dari seorang individu dengan sengaja.
Menurut Hukum Negara euthanasia dan pseudo-euthanasia diatur pada: Pasal 344
KUHP, Pasal 338 KUHP dan Pasal 359 KUHP. Euthanasia Menurut Kode Etik Kedokteran
Indonesia (KODEKI) pasal 2 dan KODEKI pasal 7. Euthanasia Menurut Agama: Islam
menjelaskan bahwa kematian datang tidak seorang pun yang dapat memperlambat atau
mempercepatnya, Agama Katolik “Paus Yohanes Paulus II juga menegaskan bahwa eutanasia
merupakan tindakan belas kasihan yang keliru”, Agama Protestan memandang dari sudut
"kekudusan kehidupan" sebagai suatu pemberian Tuhan, dengan mengakhiri hidup dengan
alasan apapun juga adalah bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian tersebut.
Agama Hindu “Bunuh diri adalah suatu perbuatan yang terlarang”. Agama Budha sangat
ditekankan “Mempercepat kematian seseorang secara tidak alamiah adalah merupakan
pelanggaran terhadap perintah utama ajaran Budha”.
DAFTAR PUSTAKA
Dede, S. (2012, November 13). Euthanasia dan Hubungannya dengan Kode Etik
Keperawatan. Retrieved november 15, 2018, from
http://dedesunsiw.blogspot.com/2012/11/euthanasia-dan-hubungannya-dengan-
kode.html?m=1
Mariana, S. (2016, November 09). contoh Kasus Pemecahan Masalah Dilema Etik. Retrieved
November 14, 2018, from http://rumah-perawat.blogspot.com/2016/11/contoh-kasus-
pemecahan-masalah-dilema.html?m=1
Zallum, Abdul Qadim. (2009). Beberapa Problem Kontemporer dalam Pandangan Islam:
Kloning, Transplantasi Organ Tubuh, Abortus, Bayi Tabung, Penggunaan Organ Tubuh
Buatan, Definisi Hidup dan Mati. Bangil: Al Izzah