ID None PDF
ID None PDF
Abstract : Temper tantrums are an explosion of anger that often occurs in children aged zero to six
years expressed by crying, screaming, throwing, rolling, punching, and other destructive activities.
The pattern of effective communication is one of the appropriate remedial action in reducing the
incidence of temper tantrums in children of preschool age. The Purpose is to knowing the
relationship between the pattern of effective communication with the incidence of temper tantrums
at pre-school age children in kindergarten Islamic Center Manado. The method is cross-sectional
and used questionnaires to obtain data from respondents. The Sampling technique is purposive
sampling with 30 respondents. The Results using Chi-Square obtained p-value of 0.000 (α = 0.05).
The Conclusion shows there is a relationship patterns of communication with the incidence of
temper tantrums in preschool children in Nursery Islamic Center Manado.
Keywords: Communication Pattern, Temper Tantrums, Pre-School Age
Abstrak : Temper tantrum adalah suatu ledakan amarah yang sering terjadi pada anak usia nol
sampai 6 tahun yang diungkapkan dengan menangis, menjerit, melempar benda, berguling-guling,
memukul, dan aktifitas destruktif lainnya. Pola komunikasi efektif adalah salah satu tindakan
penanganan yang tepat dalam mengurangi kejadian temper tantrum pada anak usia pra sekolah.
Tujuan mengetahui hubungan antara pola komunikasi orang tua dengan kejadian temper tantrum
pada anak usia pra sekolah di TK Islamic Center Manado. Metode Penelitian yaitu cross sectional
study dan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data dari responden. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel 30 responden. Hasil
Penelitian menggunakan uji Chi-Square di dapat p-value sebesar 0,000 (α= 0,05). Kesimpulan
menunjukan adanya hubungan pola komunikasi orang tua dengan kejadian temper tantrum pada
anak usia pra sekolah di Tk Islamic Center Manado.
Kata kunci : Temper Tantrum, Pola Komunikasi, Anak Usia Pra Sekolah
kognitif, dan emosi anak. Sebagai bagian dari komunikasi merupakan faktor penting dalam
proses perkembangan, episode tantrum pasti pengasuhan dan cara orang tua berkomunikasi
berakhir. Beberapa hal positif yang bisa dipengaruhi gaya pengasuhan. Baumrind
dilihat dari perilaku tantrum adalah dengan (1991) dalam Wulandari (2013) mengatakan
tantrum anak ingin menunjukan indepen- ada 4 dimensi penting dalam pengasuhan
densinya, mengekspresikan individualitasnya, yaitu cara penerapan disiplin, kehangatan dan
mengemukakan pendapatnya, mengeluarkan pelayanan pada anak, cara komunikasi, dan
rasa marah dan frustasi, dan membuat orang harapan terhadap kematangan dan kontrol.
dewasa mengerti kalau mereka bingung, lelah, Penelitian tentang perilaku anak yang
atau sakit. Namun demikian, bukan berarti dilakukan Wakschalg dan timnya, pada 1.500
bahwa tantrum sebaiknya harus dipuji dan orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun
disemangati (encourage). Dengan bertindak mayoritas balita (83,7 persen) terkadang
keliru dalam menyikapi tantrum, orang tua mengalami tantrum, 8,6 persen yang setiap
juga menjadi kehilangan satu kesempatan hari marah dan mengamuk. Tantrum dipicu
baik untuk mengajar anak tentang bagaimana karena anak capek atau frustasi (Kompas,
caranya bereaksi terhadap emosi-emosi yang 2012). Penelitian yang dilakukan di Chichago
normal (marah, frustasi, takut, dan jengkel) 50-80% temper tantrum ini terjadi pada usia
secara wajar dan bagaimana bertindak tepat 2-3 tahun terjadi seminggu sekali, dan 20%
sehingga tidak menyakiti diri sendiri dan terjadi hampir setiap hari, dan 3 atau lebih
orang lain ketika sedang merasakan emosi temper tantrum terjadi selama kurang lebih 15
tersebut (Novita, 2007). Faktor penyebab menit Tifanny (2012) dalam Zakiyah (2015).
anak mengalami temper tantrum antara lain: Sedangkan di Indonesia, balita yang biasanya
Faktor fisiologis, yaitu lelah, lapar atau sakit; mengalami ini dalam waktu satu tahun, 23
Faktor psikologis, antara lain anak mengalami sampai 83 persen dari anak usia 2 sampai 4
kegagalan, dan orangtua yang terlalu tahun pernah mengalami temper tantrum
menuntut anak sesuai harapan orangtua; (Pzikologizone, 2012) dalam Zakiyah (2015).
Faktor orangtua, yakni pola asuh dan Survey pengambilan data awal menggunakan
komunikasi; dan Faktor lingkungan, yaitu kuesioner yang dilakukan peneliti di TK
lingkungan keluarga dan lingkungan luar Islamic Center Manado pada 9 orang tua
rumah (Kirana, 2013). murid, didapatkan data bahwa 4 anak
Perkembangan emosi anak dipengaruhi oleh mengalami temper tantrum.
perubahan pola interaksi dan pola komunikasi Berdasarkan uraian di atas penulis merasa
dalam keluarga. Komunikasi antara orang tua perlu melakukan penelitian dengan judul
dengan anak merupakan suatu hal yang sangat “Hubungan Pola Komunikasi Orang Tua
penting, dimana komunikasi sebagai alat atau dengan Kejadian Temper Tantrum pada Anak
sebagai media penjembatan dalam hubungan usia Pra Sekolah di TK Islamic Center
antar sesama anggota keluarga. Buruknya Manado
kualitas komunikasi dalam keluarga akan
berdampak buruk bagi keutuhan dan METODE PENELITIAN
keharmonisan dalam keluarga itu sendiri. Desain penelitian menggunakan rancangan
Komunikasi interpersonal dalam keluarga penelitian Deskriptif analitik dengan
yang terjalin antara orang tua dan anak pendekatan cross sectional study. Desain
merupakan salah satu faktor penting dalam penelitian yang dimaksudkan adalah untuk
menentukan perkembangan individu. mencari hubungan antar variabel independen
Komunikasi yang diharapkan adalah dan dependen, dimana variabel independen
komunikasi yang efektif, karena menurut dan dependen yang terjadi pada objek
Miller (2000) dalam Wulandari (2013) penelitian diukur dan dikumpulkan secara
komunikasi yang efektif dapat menimbulkan simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu
pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, kali waktu (dalam waktu bersamaan), dan
hubungan yang baik dan tindakan. Brooks tidak ada follow up. (Setiadi, 2013).
(1991) dalam Wulandari (2013) mengatakan
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
Penelitian dengan judul mengenal perilaku Fetsch & Jacobson (1998) menyatakan
tantrum dan bagaimana mengatasinya penyebab tantrum erat kaitannnya dengan
menunjukkan adanya hubungan cara orang kondisi keluarga, seperti anak terlalu banyak
tua mengontrol emosi dan mengambil mendapatkan kritikan dari anggota keluarga,
tindakan yang tepat dengan meng- masalah perkawinan pada orang tua,
komunikasikan dan merespon keinginan anak gangguan atau campur tangan ketika anak
serta sebaliknya. Penelitian yang oleh sedang bermain oleh saudara yang lain,
Dinantia (2014) tentang hubungan pola asuh masalah emosional dengan salah satu orang
orang tua dengan frekuensi dan intensitas tua, persaingan saudara dan masalah
perilaku temper tantrum pada anak toddler komunikasi serta kurangnya pemahaman
menunjukan pola asuh orang tua sangat orang tua mengenai tantrum yang
berpengaruh terhadap perkembangan anak meresponnya sebagai sesuatu yang
usia toddler karena orang tua merupakan mengganggu. Pada penelitian oleh Amin
lingkungan sosial yang pertama kali ditemui (2014) tentang implementasi asesmen dan
anak. Melakukan komunikasi secara optimal, intervensi bagi anak berperilaku temper
membiarkan anak melakukan kegiatan fisik tantrum menunjukan bahwa temper tantrum
dan memberikan fasilitas yang berguna untuk pada anak usia 2-4 tahun bahkan sampai usia
meningkatkan perkembangan anak sesuai 5-6 tahun disebabkan karena pada usia ini
dengan usianya. anak mulai menunjukan sikap negativistie dan
Pola komunikasi efektif adalah salah satu indenpendense (kemandirian). Anak juga
tindakan penanganan yang tepat dan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan
dibutuhkan dalam keluarga untuk menunjang secara verbal dan berlaku explosive atau
perkembangan emosional anak dalam meledak-ledak.
mengurangi tingkat kejadian temper tantrum Anantasari (2006) menyatakan faktor
pada anak usia pra sekolah. Orang tua dapat penyebab seorang anak melakukan tantrum
menerapkan pola komunikasi efektif dengan yaitu ketidakmampuan anak mengungkapkan
mendengarkan aktif, merespon pembicaraan diri membuat orang tua atau orang lain tidak
dan keinginan anak, mengenali dan menamai mengerti maksudnya sehingga anak menjadi
perasaan, serta komunikasi asertif atau frustasi; keinginan mencari perhatian; rasa
komunikasi dua arah antara orang tua dan lelah, lapar, atau kondisi yang tidak
anak yang melibatkan emosi. menyenangkan; kesalahan pola asuh orang
Hasil penelitian menunjukan ada 5 dari 19 tua, misalnya memanjakan anak dengan
responden yang menerapkan pola komunikasi memenuhi semua yang diminta sehingga pada
efektif, namun kategori temper tantrum saat anak tidak terpenuhi permintaannya
tinggi. Data ini menunjukkan bahwa kemarahannya akan meledak, atau pola asuh
komunikasi efektif masih kurang cukup dalam orang tua yang tidak konsisten dalam
menangani atau mengurangi temper tantrum. melarang atau mengizinkan; dan
Masih ada faktor-faktor lainnya juga yang perkembangan pribadi anak yaitu anak mulai
bisa menyebabkan tingginya temper tantrum mengembangkan rasa mandiri sebagai wujud
pada anak. Hal ini di perkuat oleh penelitian kemampuan dia mengontrol lingkungannya,
Amalia (2015) tentang hubungan antara meskipun ia belum mampu melakukannya.
experimental family therapy dengan perilaku Temper tantrum yang muncul pada anak
tantrum anak usia 3-5 tahun. Penelitiannya dapat disebabkan oleh faktor internal dan
menunjukan bahwa kondisi lingkungan yang eksternal. Faktor internal yang menyebabkan
kurang mendukung atau ketidaknyamanan temper tantrum ini bisa dikendalikan oleh
dalam lingkungan keluarga salah satunya peranan orang tua jika orang tua tahu tindakan
dapat menyebabkan tidak terkendalinya emosi apa yang seharusnya diambil jika muncul
pada anak dalam melakukan hubungan tantrum pada anak. Pemahaman orang tua
interpersonal dan mengganggu proses tentang pentingnya penanganan segera
perkembangan anak . kejadian temper tantrum secara tepat ini
sering menjadi salah satu penyebabnya.
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
Masih banyak orang tua yang merasa bahwa Dinantia, Fadila & Ganis Indriati. (2014).
kejadian tantrum pada anak usia pra sekolah Hubungan Pola Asuh Orang Tua
ini adalah hal yang biasa dan beranggapan dengan Frekuensi dan Intensitas
jika anak-anak sudah seharusnya akan Perilaku Temper Tantrum pada Anak
merengek dan menangis jika keinginannya Toddler. Diakses tanggal 20
tidak terpenuhi. Kurangnya informasi tentang September 2016.
pentingnya penanganan tantrum inilah yang Jacobson, B. & Fetsch . (2013). Children’s
membuat para orang tua kadang membiarkan, Anger and Tantrums. Colorado State
mendiamkan saja, dan bahkan memenuhi University Extension. Diakses tanggal
segala keinginan anak bila anaknya sedang 6 Desember 2016.
tantrum Selain itu tiap keluarga memiliki cara Kirana, Rizkia Sekar.(2013). Hubungan Pola
masing-masing dalam mendidik dan Asuh Orang Tua dengan Temper
membangun kepribadian anak. Tantrum Pada Anak Pra Sekolah
(Studi Kasus di Dusun Ngemplak).
SIMPULAN Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas
Dari hasil penelitian yang dilakukan di TK Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Islamic Center Manado pada tanggal 9 dan 10 Semarang. Diakses tanggal 13
November 2016 dapat diambil kesimpulan September 2016.
bahwa sebagian besar responden di TK Kompas. (2012). Waspadai Balita yang
Islamic Center Manado menerapkan pola Sering Marah dan Mengamuk.
komunikasi efektif, seebagian besar http://health.kompas.com/read/2012/0
responden di TK Islamic Center Manado 8/30/07444784/waspadai.balita.yang.s
memiliki anak dengan temper tantrum ering.marah.dan.mengamuk diakses
kategori tinggi, dan terdapat hubungan antara tanggal 17 September 2016.
pola komunikasi orang tua dengan kejadian Meriyati. (2015). Peran Orang Tua dalam
temper tantrum pada anak usia pra sekolah di Mengembangkan Kecerdasan
TK Islamic Center Manado. Emosional Anak. Diakses tanggal 10
Desember 2016.
DAFTAR PUSTAKA Novita, Windya. (2007). Serba- serbi Anak.
Amalia, Ulfa. (2015). Hubungan antara https://books.google.co.id/bo
Experiental family therapy dengan oks?id=temper+tantrum=id diakses
perilaku Tantrum anak usia 3-5 tahun tanggal 17 September 2016.
Vol 1 No 3. Fakultas Pendidikan Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan
Universitas Teknologi Yogyakarata Riset Keperawatan. Yogyakarta:
diakses tanggal 10 Desember 2016. Graha Ilmu.
Amin, Abdul. (2014). Implementasi Asesmen Setyowati, Yuli. (2005). Pola Komunikasi
dan Intervensi bagi anak berperilaku Keluarga dan Perkembangan Emosi
temper tantrum. Kajian teori dan studi Anak (Studi kasus penerapan pola
kasus Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP komunikasi keluarga dan pengaruhnya
Universitas Tadulako. terhadap perkembangan emosi anak
Anantasari. (2006). Menyikapi Perilaku pada keluarga Jawa). Program Studi
Agresif Anak. Ilmu Komunikasi STPMD
https://books.google.co.id/ Yogyakarta. diakses tanggal 10
books?id=PA85&dq=temper+tantrum Desember 2016.
s+perilaku+agresif+anak&hl diakses Syamsuddin. (2013). Mengenal Perilaku
pada 3 Oktober 2016. Tantrum dan Bagaimana
Davidson, Dana (2003). Temper Tantrums in Mengatasinya Vol. 18. No.2. Diakses
Young Children. Cooperative tanggal 10 Desember 2016.
Extension Service University of Wulandari, A.(2013). Pelatihan Komunikasi
Hawaii at Manoa diakses tanggal 10 Efektif Untuk Meningkatkan
Desember 2016. Pengetahuan Ibu Dalam Mengatasi
e-Journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017