BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Metode
1. Jenis Penulisan
Metode penulisan ini ialah berupa makalah.
2. Sumber Data
Sumber data yang dilakukan dalam penulisan makalah ini ialah dominan
berdasarkan pengumpulan data (data sekunder) dan data primer.
3. Fokus Studi Literal
Mengenai problematika geostrategi di Indonesia.
4. Analisis Data
Menggunakan teknik analisis deskripsi kualitatif.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
4
5
5
6
betul watak dari bangsa Indonesia amatlah diperlukan. Dilain pihak masyarakat
perlu menjadi arif serta pandai menahan diri dalam menghadapi provokasi maupun
rongrongan/iming-iming melalu money politics. Atas dasar adanya ancaman yang
laten, terutama dalam bentuk SARA, maka Geostrategi Indonesia sebagai doktrin
pembangunan mengandung metode pembentukan keuletan dan pembentukan
ketangguhan bangsa dan negara.
Kedua kualita yang harus dibangun dan dimanfaatkan secara konsisten itu
tidaklah hanya ditujukan kepada individu warga bangsa akan tetapi juga kepada
sistem, lembaga dan lingkungan. Masyarakat bangsa berikut segala prasarananya
harus terus dibina keuletannya agar mampu memperlihatkan stamina dalam
penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah bangsa dan negara. Dapat
diantisipasikan bahwa hanya anasir-anasir tersebut bersifat laten atau hadir
sepanjang masa, maka aspek atau kualita keuletan haruslah
dikedepankan. Pembinaannyapun perlu berlanjut agar setiap generasi yang
muncul faham akan pentingnya kedua kualita tersebut. Kita dapat saksikan
bersama bahwa tiap generasi baru merupakan lahan yang subur bagi upaya-
upaya yang tidak sejalan dengan visi kebangsaan, dan ini tidak hanya terjadi di
Indoensia saja. Kemajuan yang bersifat kebendaan, apalagi yang datang dari luar
saat ini lebih memiliki daya tarik terhadap generasi muda dibandingkan dengan
hal-hal yang sifatnya falsafah dan konsepsional.
Dilain pihak masyarakat harus dibina ketangguhan/kekuatannya agar
secara aktif serta efektif mampu menghadapi bahaya/ancaman yang sifatnya laten
tadi. Setidak-tidaknya secara bergotong-royong dalam lingkungannya masing-
masing mampu menghadapi ancaman/bahaya laten itu. Ketangguhan/kekuatan
bisa terjadi yaitu antara lain, berupa keberanian dari massa masyarakat itu sendiri.
Menghadapi apa saja yang mereka anggap dapat berpotensi sebagai anasir
pemecah belah bangsa. Ini sudah barang tentu memerlukan kebersamaan dan
kekompakan agar lebih efektif sebagai kekuatan penangkalan.
Dalam menghadapi anasir-anasir luar perlu disusun satu geostrategi
dengan memperhatikan adanya kenyataan bahwa dunia telah saling terkait satu
sama lain dengan derajat transparansi yang semakin tinggi. Geostrategi itu juga
dilandasi dengan kesadaran bahwa Ketahanan Nasional saja tidaklah cukup untuk
menjamin rasa aman rakyat maupun kelangsungan pembangunan nasional,
6
7
apabila tidak didukung oleh Ketahanan Regional. Atas dasar itu maka geostrategi
Indonesia secara stereoskopis berbentuk sebagai satu Kerucut Ketahanan.
Kerucut Ketahanan pada dasarnya merupakan satu arsitektur kerjasama,
yang pada bidang dasarnya adalah visualisasi kerjasama spatial sedangkan pada
bidang vertikalnya adalah visualisasi dari kerjasama struktural yang terproyeksikan
secara kawasan. Kerucut Ketahanan harus dibina secara bersama-sama agar
manfaatnya dapat terwujud yaitu berupa “penyangga” atau “selubung” bagi
Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia.
Arsitektur demikian ini adalah representasi dari kesadaran ruang yang
harus terus dihidupkan agar dapat menjadi acuan visi politik luar negeri (termasuk
politik perekonomian) maupun politik pertahanan. Ketahanan tingkat regional,
dimana para unsur pelakunya merupakan negara-negara berdaulat hanya bisa
terwujud apabila terdapat saling percaya, saling menghormati yang diwujudkan
dalam bentuk kerjasama seerat-eratnya atas dasar manfaat bersama.
Kebersamaan yang multi-dimensional ini meliputi bidang politik, ekonomi,
kebudayaan, serta keamanan.
2.2.4 Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia
yang meliputi segenap aspek, kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, yang mana baik yang datang dari
luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup
bangsa, dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2.2.5 Latar Belakang Ketahanan Nasional Indonesia
Letak kepulauan Indonesia yang strategis sejak dulu, memberikan
kemudahan sarana untuk berperan dalam percaturan hubungan antar bangsa di
sekitar Indonesia. Kedatangan Bangsa Eropa yang saling berebut pengaruh mulai
bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, sampai bangsa Asia seperti Jepang
menunjukkan bahwa wilayah Nusantara banyak memberikan aspirasi kepada
berbagai bangsa di dunia untuk memperebutkan dan menguasainya.
Disamping keinginan bangsa lain untuk menguasai Indonesia, bukan
sesuatu yang mudah untuk meyakinkan bangsa Indonesia secara menyeluruh,
bahwa negara yang diproklamasikan mampu mengantar cita-cita dan tujuan
7
8
perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini terbukti adanya pemberontakan PKI Madiun
1948, serta pergolakan lain untuk memisahkan diri dari NKRI, seperti adanya
gerakan Aceh Merdeka, atau keinginanan mendirikan Papua Merdeka
menunjukkan bahwa ancaman dari dalam terhadap keutuhan NKRI ternyata masih
terjadi fluktuasi, yang sampai saat ini masih terjadi.
Kenyataan geografis yang strategis serta pengalaman sejarah mulai
sebelum dan sesudah proklamasi 1945, memberikan aspirasi kepada Bangsa
Indonesia untuk membangun ketahanan nasional di masa kini dan masa yang
akan datang. Ketangguhan dan keuletan dari SDM bangsa Indonesia, SDA yang
ada, serta kondisi alamiah membentuk ketahanan nasional. Ditempat awalnya
geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di
Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka menjadi doktrin pembangunan
dan diberi nama ketahanan nasional.
Mengingat Geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,
lebih aman dan sebagainya. Maka dapat menjadikan amat berbeda wajahnya
dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya. Berikut
ini macam-macam Geostrategi Indonesia meliputi beberapa bidang, yaitu :
1. Bidang Ideologi,
2. Bidang Politik.
3. Bidang Ekonomi.
4. Bidang Sosial Budaya.
5. Bidang Pertahanan dan Keamanan (HANKAM).
2.2.6 Asas-Asas Ketahanan Nasional Indonesia
Adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai pancasila, UUD 1945 dan wawasan
nusantara yang terdiri dari :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan.
2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu.
3. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar.
4. Asas Kekeluargaan.
Salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang paling menonjol adalah
kekeluargaan dan musyawarah yang bersumber pada Pancasila.
8
9
9
10
4. Model Cline
Cline melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh
negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi
oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya termasuk didalamnya
persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya. Model ini mengatakan
bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat
memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan
wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi
negara besar walaupun berteknologi maju.
2.2.8 Sifat-Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
1. Mandiri
Ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan kekutan sendiri.
2. Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap, dapat meningkat dan menurun.
Tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, negara serta lingkungan
strategisnya.
3. Wibawa
Makin tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai
kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara
Indonesia.
4. Konsultasi dan Kerjasama
Konsep Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sifat
konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif,
kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.
5. Percaya diri sendiri.
6. Tidak bergantung pada pihak lain.
2.3 Temuan
2.3.1 Peranan IPTEK dalam Geostrategi Indonesia
Dalam Panca Gatra kehidupan Nasional yang meliputi bidang Pertahanan
dan Keamanan terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong untuk kemajuan
bangsa serta berperan dalam Geostrategi Indonesia, salah satunya yakni faktor
10
11
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan
suatu bangsa tidak dapat terpisahkan dari kemajuan di bidang ilmu pengetahuan
yang merupakan unsur utama dalam pengembangan bidang teknologi dalam
suatu negara. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi juga mendorong kemajuan
dibidang lain seperti bidang komunikasi, sistem pertahanan, pengembangan SDA,
dan lain-lain. Salah satu peranan ilmu pengetahuan dan teknologi ialah dalam
sistem pertahanan nasional yakni dengan cara pengembangan teknologi untuk
bidang komunikasi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa.
Pengembagan IPTEK dalam pembuatan persenjataan juga dibutuhkan
untuk membuat peralatan perang yang lebih canggih dan mutakhir sehingga tidak
kalah dalam hal keakuratan serta jarak jelajah dari sebuah senjata. Penggunaan
IPTEK dalam dunia kemiliteran juga di gunakan untuk radar pada kapal-kapal
penjelajah penjaga perbatasan serta radar pada pos-pos perbatasan dengan
negara tetangga.
Dalam usaha pemupukan nasionalisme untuk memperkuat ketahanan
nasional, maka pengaruh IPTEK sangatlah penting, yakni dalam bidang
pendidikan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pendidikan diperlukan
untuk memberikan gambaran tentang apa-apa saja yang ada dan yang perlu di
kembangkan. Dalam hal ini pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
membangun tingkat kesadaran akan nasionalisme serta implementasi dalam
kehidupan sehari-hari bisa diwujudkan dalam pendidikan kewarganegaraan.
Kesadaran akan sebuah kesamaan untuk membangun dan memajukan bangsa ini
merupakan aspek utama membangun jiwa nasionalisme. IPTEK sebagai salah
satu sumber pengembangan ilmu pengetahuan juga mampu memberikan
sumbangsih untuk menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri setiap warga negara
dengan cara memberikan gambaran tentang jiwa hidup dan cita-cita bangsa yang
diwujudkan dalam hal persatuan dan kesatuan serta dalam usaha
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.3.2 Permasalahan Geostrategi atau Ketahanan Nasional
Masalah pokok pertama dari ketahanan nasional Indonesia jika di lihat
sudut geopolitik dapat dilihat dari bagaimana menghadapi paham geopolitik
negara-negara lain, terutama negara yang mengandalkan power koncept dan
bertujuan menciptakan kondisi “penguasaan” dan “dominasi”. Lalu permasalahan
pokok lain ketahanan nasional Indonesia adalah bagaimana menciptakan
11
12
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam penyusunan makalah mengenai “Geostrategi Indonesia”, maka
dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa :
1. Jadi yang dimaksud dari Ketahanan Nasional intinya ialah kondisi dinamis
Bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek, kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan dari jenis apapun.
2. Maka dari itu ditemukan aspek-aspek Ketahanan Nasional yaitu dapat
berupa pengaruh dari aspek ideologi, aspek politik, aspek ekonomi, aspek
sosial budaya, serta aspek pertahanan dan keamanan.
3. Pada Geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan
Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu
pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar
(grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif
dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah
laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan
maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas
wilayah dari berbagai ancaman.
3.2 Saran
Dalam Geostrategi Indonesia perlu ditelaah lebih lagi terhadap bangsa ini,
sehingga mampu mempertahankan jenis keamanan bangsa, yaitu baik dari
pengaruh dalam negeri maupun pengaruh luar negeri. Jadi untuk
mempertahankan nasional ini, bagi setiap bangsa disarankan tetap memegang
teguh mengenai penegakan hukum serta menertibkan suatu kekuatan yang
bertujuan agar mampu menjaga ketahanan maupun keamanan nasional.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
14
15
LAMPIRAN
15