Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan
militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah
UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka
menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional. Mengingat
Geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi
pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman dan
sebagainya, maka dapat menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang
digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen, dan lainnya.
Aspek-aspek yang dilihat pada Geostrategi Indonesia adalah aspek
ideologi dan konstitusi, aspek kewaspadaan, aspek sosial budaya ataupun agama,
aspek politik, dan pemdagri (termasuk pemerintahan daerah) serta aspek
perekonomian. Salah satu cara yang dilakukan Indonesia atau strateginya adalah
dengan demokrasi. Untuk kesejahteraan dan aman, sehingga diperlukan
demokrasi yang akan menyatukan keragaman. Walaupun demokrasi bukan satu-
satunya cara, hanya saja salah satu cara yang ditempuh Indonesia saat itu. Karena
Indonesia adalah negara yang beraneka ragam, yang tidak sedikit masyarakatnya
masih menganut paham patternalistik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Geostrategi Indonesia?
2. Apa saja asas-asas Ketahanan Nasional Indonesia?
3. Apa saja sifat–sifat Geostrategi Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan Ketahanan Nasional?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian Ketahanan Nasional.

1
2

2. Menggambarkan keterkaitan berbagai aspek Ketahanan Nasional.


3. Menggunakan konsep Ketahanan Nasional dalam memecahkan persoalan
atau mencari solusi persoalan yang muncul dalam masyarakat.

1.4 Metode
1. Jenis Penulisan
Metode penulisan ini ialah berupa makalah.
2. Sumber Data
Sumber data yang dilakukan dalam penulisan makalah ini ialah dominan
berdasarkan pengumpulan data (data sekunder) dan data primer.
3. Fokus Studi Literal
Mengenai problematika geostrategi di Indonesia.
4. Analisis Data
Menggunakan teknik analisis deskripsi kualitatif.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Geostrategi Indonesia


Geostrategi berasal dari kata “geo” yang berarti “bumi”, dan strategi
diartikan sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber
daya baik SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan. Dalam kaitannya dengan kehidupan suatu negara, geostrategi
diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi
guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman dan bermartabat.
Bagi bangsa Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, yang mana melalui proses pembangunan nasional. Oleh karena itu,
Geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam memanfaatkan
segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan kebijakan,
arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan
berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Konsepsi Geostrategi Indonesia
Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan
kekuatan untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk
ekspansi terhadap negara lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada
kondisi metode, ataupun cara untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional
yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara
Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang datang
dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan Geostrategi Indonesia
akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik
Indonesia.

3
4

2.2.2 Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia


Konsep Geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno
pada tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang
dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui
wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang
berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis
pembangunan politik berupa “Nation and Character and Building”, yang
merupakan wujud tidak langsung dari Geostrategi Indonesia yakni sebagai
pembangunan jiwa bangsa.
Berikut beberapa tahapan Geostrategi Indonesia dari awal pembentukan
hingga sekarang :
1. Pada awalnya, geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staff dan
Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Konsep
geostrategi Indonesia yang terumus adalah pentingnya pengkajian
terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang
ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis. Geostrategi Indonesia
pada saat itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan
membangun kemampuan territorial dan kemampuan gerilya untuk
menghadapi ancaman komunis di Indonesia.
2. Pada tahun 1965-an Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan
konsep geostrategi Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai
berikut, yakni bahwa Geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep
strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga
pengembangan kekuatan nasional untuk menghadapi dan menangkal
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik bersifat internal
maupun eksternal. Gagasan ini agak lebih progresif tapi tetap terlihat
sebagai konsep geostrategi Indonesia awal dalam membangun
kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan pengangguh bahaya.
3. Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan
pengkajian tentang Geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan
konstitusi Indonesia. Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia dibatasi
sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional
dalam menciptakan kesejahteraan menjaga indentitas kelangsungan serta
integritas nasional.

4
5

4. Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan dalam


bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi metode dan doktrin
dalam pembangunan nasional.
2.2.3 Tujuan Geostrategi Indonesia
Berbagai konsep dasar serta pengembangan Geostrategi Indonesia pada
dasarnya bertujuan untuk :
1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang
berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek
alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistensi hidup negara dan
bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional.
2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia, yakni dalam :
a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order).
b. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity).
c. Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity)
d. Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (yuridical justice and
social justice).
e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri
(freedom of the people).
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara
ini mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat
dapat meledak dan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam era kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas
bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala bangsa
kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak
pulalah harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di
forum internasional. Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan
masyarakat internasional, yang sekaligus apabila kita sekalian sadar, seharusnya
menjadi pelajaran berharga.
Apabila dikehendaki agar hal itu tidak akan terulang lagi, maka jangan
sekali-kali memberi peluang pada anasir-anasir pemecah belah untuk
berkesempatan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan nasional. Sentimen
SARA yang membabi buta harus ditiadakan, yang mayoritas harus berlapang dada
sedangkan minoritas haruslah bersikap proporsional tanpa harus mengurut
dada. Sekali lagi terbukti bahwa pemimpin yang kuat dan disegani serta mengenal

5
6

betul watak dari bangsa Indonesia amatlah diperlukan. Dilain pihak masyarakat
perlu menjadi arif serta pandai menahan diri dalam menghadapi provokasi maupun
rongrongan/iming-iming melalu money politics. Atas dasar adanya ancaman yang
laten, terutama dalam bentuk SARA, maka Geostrategi Indonesia sebagai doktrin
pembangunan mengandung metode pembentukan keuletan dan pembentukan
ketangguhan bangsa dan negara.
Kedua kualita yang harus dibangun dan dimanfaatkan secara konsisten itu
tidaklah hanya ditujukan kepada individu warga bangsa akan tetapi juga kepada
sistem, lembaga dan lingkungan. Masyarakat bangsa berikut segala prasarananya
harus terus dibina keuletannya agar mampu memperlihatkan stamina dalam
penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah bangsa dan negara. Dapat
diantisipasikan bahwa hanya anasir-anasir tersebut bersifat laten atau hadir
sepanjang masa, maka aspek atau kualita keuletan haruslah
dikedepankan. Pembinaannyapun perlu berlanjut agar setiap generasi yang
muncul faham akan pentingnya kedua kualita tersebut. Kita dapat saksikan
bersama bahwa tiap generasi baru merupakan lahan yang subur bagi upaya-
upaya yang tidak sejalan dengan visi kebangsaan, dan ini tidak hanya terjadi di
Indoensia saja. Kemajuan yang bersifat kebendaan, apalagi yang datang dari luar
saat ini lebih memiliki daya tarik terhadap generasi muda dibandingkan dengan
hal-hal yang sifatnya falsafah dan konsepsional.
Dilain pihak masyarakat harus dibina ketangguhan/kekuatannya agar
secara aktif serta efektif mampu menghadapi bahaya/ancaman yang sifatnya laten
tadi. Setidak-tidaknya secara bergotong-royong dalam lingkungannya masing-
masing mampu menghadapi ancaman/bahaya laten itu. Ketangguhan/kekuatan
bisa terjadi yaitu antara lain, berupa keberanian dari massa masyarakat itu sendiri.
Menghadapi apa saja yang mereka anggap dapat berpotensi sebagai anasir
pemecah belah bangsa. Ini sudah barang tentu memerlukan kebersamaan dan
kekompakan agar lebih efektif sebagai kekuatan penangkalan.
Dalam menghadapi anasir-anasir luar perlu disusun satu geostrategi
dengan memperhatikan adanya kenyataan bahwa dunia telah saling terkait satu
sama lain dengan derajat transparansi yang semakin tinggi. Geostrategi itu juga
dilandasi dengan kesadaran bahwa Ketahanan Nasional saja tidaklah cukup untuk
menjamin rasa aman rakyat maupun kelangsungan pembangunan nasional,

6
7

apabila tidak didukung oleh Ketahanan Regional. Atas dasar itu maka geostrategi
Indonesia secara stereoskopis berbentuk sebagai satu Kerucut Ketahanan.
Kerucut Ketahanan pada dasarnya merupakan satu arsitektur kerjasama,
yang pada bidang dasarnya adalah visualisasi kerjasama spatial sedangkan pada
bidang vertikalnya adalah visualisasi dari kerjasama struktural yang terproyeksikan
secara kawasan. Kerucut Ketahanan harus dibina secara bersama-sama agar
manfaatnya dapat terwujud yaitu berupa “penyangga” atau “selubung” bagi
Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia.
Arsitektur demikian ini adalah representasi dari kesadaran ruang yang
harus terus dihidupkan agar dapat menjadi acuan visi politik luar negeri (termasuk
politik perekonomian) maupun politik pertahanan. Ketahanan tingkat regional,
dimana para unsur pelakunya merupakan negara-negara berdaulat hanya bisa
terwujud apabila terdapat saling percaya, saling menghormati yang diwujudkan
dalam bentuk kerjasama seerat-eratnya atas dasar manfaat bersama.
Kebersamaan yang multi-dimensional ini meliputi bidang politik, ekonomi,
kebudayaan, serta keamanan.
2.2.4 Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional Indonesia adalah kondisi dinamis Bangsa Indonesia
yang meliputi segenap aspek, kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan, yang mana baik yang datang dari
luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup
bangsa, dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2.2.5 Latar Belakang Ketahanan Nasional Indonesia
Letak kepulauan Indonesia yang strategis sejak dulu, memberikan
kemudahan sarana untuk berperan dalam percaturan hubungan antar bangsa di
sekitar Indonesia. Kedatangan Bangsa Eropa yang saling berebut pengaruh mulai
bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, sampai bangsa Asia seperti Jepang
menunjukkan bahwa wilayah Nusantara banyak memberikan aspirasi kepada
berbagai bangsa di dunia untuk memperebutkan dan menguasainya.
Disamping keinginan bangsa lain untuk menguasai Indonesia, bukan
sesuatu yang mudah untuk meyakinkan bangsa Indonesia secara menyeluruh,
bahwa negara yang diproklamasikan mampu mengantar cita-cita dan tujuan

7
8

perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini terbukti adanya pemberontakan PKI Madiun
1948, serta pergolakan lain untuk memisahkan diri dari NKRI, seperti adanya
gerakan Aceh Merdeka, atau keinginanan mendirikan Papua Merdeka
menunjukkan bahwa ancaman dari dalam terhadap keutuhan NKRI ternyata masih
terjadi fluktuasi, yang sampai saat ini masih terjadi.
Kenyataan geografis yang strategis serta pengalaman sejarah mulai
sebelum dan sesudah proklamasi 1945, memberikan aspirasi kepada Bangsa
Indonesia untuk membangun ketahanan nasional di masa kini dan masa yang
akan datang. Ketangguhan dan keuletan dari SDM bangsa Indonesia, SDA yang
ada, serta kondisi alamiah membentuk ketahanan nasional. Ditempat awalnya
geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di
Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka menjadi doktrin pembangunan
dan diberi nama ketahanan nasional.
Mengingat Geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,
lebih aman dan sebagainya. Maka dapat menjadikan amat berbeda wajahnya
dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya. Berikut
ini macam-macam Geostrategi Indonesia meliputi beberapa bidang, yaitu :
1. Bidang Ideologi,
2. Bidang Politik.
3. Bidang Ekonomi.
4. Bidang Sosial Budaya.
5. Bidang Pertahanan dan Keamanan (HANKAM).
2.2.6 Asas-Asas Ketahanan Nasional Indonesia
Adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai pancasila, UUD 1945 dan wawasan
nusantara yang terdiri dari :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan.
2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu.
3. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar.
4. Asas Kekeluargaan.
Salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang paling menonjol adalah
kekeluargaan dan musyawarah yang bersumber pada Pancasila.

8
9

2.2.7 Konsepsi Dasar Ketahanan Nasonal


1. Model Asta Gatra
Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan
manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi ini dengan memanfaatkan
segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya.
Model yang dikembangkan oleh Lemhanas ini menyimpulkan adanya 8 unsur
aspek kehidupan nasional yaitu :
a. Gatra Letak dan Kedudukan Geografi
b. Gatra Keadaan dan Kekayaan Alam
c. Gatra Keadaan dan Kemampuan Penduduk
d. Gatra Politik
e. Gatra Ekonomi
f. Gatra Sosial Budaya
g. Gatra Pertahanan dan Keamanan
h. Gatra Ideologi
2. Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup
banyak. Bila model Lemhanas berevolusi dari observasi empiris perjalanan
perjuangan bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis.
Dalam analisisnya Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan
nasional dibina dalam kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia
menganggap pentingnya perjuangan untuk mendapatkan power position dalam
satu kawasan.
3. Model Alfred Thayer Mahan
Mahan dalam bukunya “the influence Seapower on history”, mengatakan
bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut
memenuhi unsur-unsur yang diantaranya :
a. Letak geografi
b. Bentuk atau wujud bumi
c. Luas wilayah
d. Jumlah penduduk
e. Watak nasional atau bangsa
f. Sifat pemerintahan

9
10

4. Model Cline
Cline melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh
negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi
oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya termasuk didalamnya
persepsi atau sistem penangkalan dari negara lainnya. Model ini mengatakan
bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat
memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya suatu negara dengan
wilayah yang besar akan tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi
negara besar walaupun berteknologi maju.
2.2.8 Sifat-Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
1. Mandiri
Ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan kekutan sendiri.
2. Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap, dapat meningkat dan menurun.
Tergantung pada situasi dan kondisi bangsa, negara serta lingkungan
strategisnya.
3. Wibawa
Makin tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai
kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara
Indonesia.
4. Konsultasi dan Kerjasama
Konsep Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sifat
konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif,
kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan
moral dan kepribadian bangsa.
5. Percaya diri sendiri.
6. Tidak bergantung pada pihak lain.

2.3 Temuan
2.3.1 Peranan IPTEK dalam Geostrategi Indonesia
Dalam Panca Gatra kehidupan Nasional yang meliputi bidang Pertahanan
dan Keamanan terdapat faktor-faktor yang dapat mendorong untuk kemajuan
bangsa serta berperan dalam Geostrategi Indonesia, salah satunya yakni faktor

10
11

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan
suatu bangsa tidak dapat terpisahkan dari kemajuan di bidang ilmu pengetahuan
yang merupakan unsur utama dalam pengembangan bidang teknologi dalam
suatu negara. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi juga mendorong kemajuan
dibidang lain seperti bidang komunikasi, sistem pertahanan, pengembangan SDA,
dan lain-lain. Salah satu peranan ilmu pengetahuan dan teknologi ialah dalam
sistem pertahanan nasional yakni dengan cara pengembangan teknologi untuk
bidang komunikasi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa.
Pengembagan IPTEK dalam pembuatan persenjataan juga dibutuhkan
untuk membuat peralatan perang yang lebih canggih dan mutakhir sehingga tidak
kalah dalam hal keakuratan serta jarak jelajah dari sebuah senjata. Penggunaan
IPTEK dalam dunia kemiliteran juga di gunakan untuk radar pada kapal-kapal
penjelajah penjaga perbatasan serta radar pada pos-pos perbatasan dengan
negara tetangga.
Dalam usaha pemupukan nasionalisme untuk memperkuat ketahanan
nasional, maka pengaruh IPTEK sangatlah penting, yakni dalam bidang
pendidikan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pendidikan diperlukan
untuk memberikan gambaran tentang apa-apa saja yang ada dan yang perlu di
kembangkan. Dalam hal ini pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
membangun tingkat kesadaran akan nasionalisme serta implementasi dalam
kehidupan sehari-hari bisa diwujudkan dalam pendidikan kewarganegaraan.
Kesadaran akan sebuah kesamaan untuk membangun dan memajukan bangsa ini
merupakan aspek utama membangun jiwa nasionalisme. IPTEK sebagai salah
satu sumber pengembangan ilmu pengetahuan juga mampu memberikan
sumbangsih untuk menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri setiap warga negara
dengan cara memberikan gambaran tentang jiwa hidup dan cita-cita bangsa yang
diwujudkan dalam hal persatuan dan kesatuan serta dalam usaha
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.3.2 Permasalahan Geostrategi atau Ketahanan Nasional
Masalah pokok pertama dari ketahanan nasional Indonesia jika di lihat
sudut geopolitik dapat dilihat dari bagaimana menghadapi paham geopolitik
negara-negara lain, terutama negara yang mengandalkan power koncept dan
bertujuan menciptakan kondisi “penguasaan” dan “dominasi”. Lalu permasalahan
pokok lain ketahanan nasional Indonesia adalah bagaimana menciptakan

11
12

hubungan bilateral yang “simetris” dengan negara-negara lain. Hubungan simetris


ini di maksudkan sebagai hubungan yang didasari motivasi kerjasama saling
menguntungkan dan saling menghormati, sebagaimana dalam arti duduk sama
rata dan tegak sama tinggi.

12
13

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam penyusunan makalah mengenai “Geostrategi Indonesia”, maka
dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa :
1. Jadi yang dimaksud dari Ketahanan Nasional intinya ialah kondisi dinamis
Bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek, kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan dari jenis apapun.
2. Maka dari itu ditemukan aspek-aspek Ketahanan Nasional yaitu dapat
berupa pengaruh dari aspek ideologi, aspek politik, aspek ekonomi, aspek
sosial budaya, serta aspek pertahanan dan keamanan.
3. Pada Geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan
Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu
pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan strategi besar
(grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif
dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah
laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan
maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas
wilayah dari berbagai ancaman.

3.2 Saran
Dalam Geostrategi Indonesia perlu ditelaah lebih lagi terhadap bangsa ini,
sehingga mampu mempertahankan jenis keamanan bangsa, yaitu baik dari
pengaruh dalam negeri maupun pengaruh luar negeri. Jadi untuk
mempertahankan nasional ini, bagi setiap bangsa disarankan tetap memegang
teguh mengenai penegakan hukum serta menertibkan suatu kekuatan yang
bertujuan agar mampu menjaga ketahanan maupun keamanan nasional.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

1. Aminnatul Widyana. 2011. “Geostrategi Indonesia”, amiwidya.com. Diakses


pada tanggal 25 April 2019. Pukul 20.50 WIB.

2. Busrizalti. 2013. “Pendidikan Kewarganegaraan Negara Kesatuan, HAM


dan Demokrasi dan Ketahanan Nasional”, Perpustakaan Nasional :
Katalog Dalam Terbitan (KDT), Yogyakarta.

3. Dwiyatmi, Sri Hrini. 2012. “Pendidikan Kewarganegaraan Edisi II”,


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

4. Erwi Muhamad. 2013. “Pendidikan Kewarganegaraan Republik


Indonesia”, Bandung : Cetakan Ke III.

5. Frilly Fayraitaru. 2013. “Asas-Asas Ketahanan Nasional”,


frillyfayraitaru.wordpress.com. Diakses pada tanggal 25 April 2019. Pukul
20.20 WIB.

6. Junaidi Muhammad. 2013. “Pendidikan Kewarganegaraan Edisi II”,


Yogyakarta : Graha Ilmu.

7. Linda Juwita. 2011. “Strategi Pertahanan Nasional”,


lindajuwita.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 April 2019. Pukul
20.03 WIB.

8. Makarim, N. A. 2004. “Geopolitik”, kompas.com. Diakses pada tanggal 25


April 2019. Pukul 20.31 WIB.

9. Mansoer, 2005. “Rumusan Civic Internasional 1995”.

10. Puput Perdana, 2013. “Hubungan Regional Indonesia”,


puputperdana.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 April 2019. Pukul
20.16 WIB.

14
15

LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai