Anda di halaman 1dari 3

Nama : Naimah

NIM : 932611919
Prodi/Kelas : PGMI/2A
Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus, Hak Yang Dimiliki Anak
Berkebutuhan Khusus, dan Layanan Pendidikan Bagi Anak
Berkebutuhan Khusus
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak-anak yang memiliki
gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong mempunyai
bakat tersendiri dibandingkan dengan anak normal. Sedangkan anak yang
mempunyai gangguan mental adalah anak yang mempunyai kelainan mental
yang disebabkan faktor-faktor tertentu. Disability atau ketidakmampuan adalah
keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang.
Anak berkebutuhan khusus sama juga halnya dengan anak yang tidak
mempunyai ketidakmampuan. Pengertian ketidakmampuan adalah keterbatasan
fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Dalam hal ini, ketidakmampuan
dapat dikategorikan juga sebagai anak cacat yang bisa juga disebabkan oleh
masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap dari orang itu. Anak berkebutuhan
khusus adalah anak yang mempunyai gangguan, seperti gangguan organ indra,
gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar
dan gangguan emosional dan perilaku.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah anak berkebutuhan
khusus yang ada di Indonesia di tahun 2017 ini mencapai 1,6 juta anak. Anak
berkebutuhan khusus sama halnya dengan anak yang tidak mempunyai
ketidakmampuan. Pengertian ketidakmampuan adalah keterbatasan fungsi yang
membatasi kemampuan seseorang. Dalam hal ini, ketidakmampuan dapat
dikategorikan juga sebagai anak cacat yang bisa juga disebabkan oleh
masyarakat, lingkungan fisik, atau sikap dari orang itu. Anak berkebutuhan
khusus adalah anak yang mempunyai gangguan, seperti gangguan indra,
gangguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara dan bahasa, gangguan belajar
dan gangguan emosional dan perilaku.
B. Hak Yang Dimiliki Anak Berkebutuhan Khusus
Sebagai warga negara, para penyandang kelainan mempunyai hak yang
sama dengan warga negara lainnya. Dalam Pasal 31 UUD 1945 disebutkan
bahwa semua warga negara berhak mendapat pendidikan. Hal ini dijabarkan
lebih lanjut dalam Bab IV Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Dari Bab IV tersebut, ada empat ayat yang dapat
dijadikan acuan dalam menentukan hak para penyandang kelainan.
Ayat (1)
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.

Ayat (2)

1
Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
Ayat (4)
Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus.

Pada ayat yang telah disebutkan diatas, bahwa anak berkebutuhan khusus
(ABK) mempunyai hak yang menjamin kelangsungan pendidikan mereka. Tentu
saja sebagai warga negara, mereka berhak melanjutkan pendidikan jika memang
mereka memiliki kemampuan yang dipersyaratkan.
Hak anak atas pendidikan yang antara lain menyebutkan bahwa:
1. Setiap anak punya hak yang fundamental untuk mendapat pendidikan, dan
harus diberi kesempatan untuk mencapai dan memelihara tahap belajar yang
dapat diterimanya.
2. Setiap anak punya karakteristik, minat, kemampuan, dan kebutuhan belajar
yang unik.
3. Sistem pendidikan harus dirancang dan program pendidikan
diimplementasikan dengan mempertimbangkan perbedaan yang besar dalam
karakteristik dan kebutuhan anak.
4. Mereka yang mempunyai kebutuhan belajar khusus (ABK) harus mempunyai
akses ke sekolah biasa yang seyogianya menerima mereka dalam suasana
pendidikan yang berfokus pada anak sehingga mampu memenuhi kebutuhan
mereka.
5. Sekolah biasa dengan orientasi inklusif (terpadu) ini merupakan sarana paling
efektif untuk melawan sikap deskriminatif, menciptakan masyarakat yang
mau menerima kedatangan ABK, membangun masyarakat yang utuh terpadu
dan mencapai pendidikan untuk semua, dan lebih-lebih lagi sekolah biasa
dapat menyediakan pendidikan yang efektif bagi mayoritas anak-anak serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya bagi seluruh sistem pendidikan.
C. Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Salah satu upaya yang diberikan oleh Pemerintah untuk menangani dari
anak berkebutuhan khusus adalah mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang
telah didirikan oleh Pemerintah yang bukan saja pada daerah Provinsi, tetapi ada
daerah Kabupaten, Kecamatan, maupun Desa.
Sekolah Luar Biasa (SLB) yang telah didirikan oleh Pemerintah adalah
salah satu upaya untuk menangani bagi anak berkebutuhan khusus. Pemerintah
ingin memajukan pendidikan yang ada di Indonesia ini, adalah sebagai tujuan dari
membentuk perilaku anak dalam menghadapi era globalisasi. Banyak anak-anak
sekarang ini, dijadikan umpan oleh pihak yang mengambil keuntungan dari sekian
banyaknya anak yang ada. Misalnya, banyak anak-anak di Kota yang
pekerjaannya mengemis tetapi dibalik itu ada peran tokoh yang menjadikannya
pengemis. Bahkan anak yang normal, membuat dirinya cacat untuk mendapat
simpati masyarakat.
Menurut Nelson Mandala pendidikan adalah “senjata paling mematikan,
karena dengan itu manusia dapat mengubah dunia”. Hal ini memberi gambaran

2
bahwa, anak yang mempunyai ketidakmampuan, mempunyai juga cita-cita yang
diinginkan seperti layaknya dengan anak normal.

Daftar Pustaka
Aslan, “Kurikulum Bagi Anak Berkebutuhan Khusus”. Jurnal Studia Insania,
(2017), Vol. 5: 110-112.
I G.A.K. Wardani, Didi Tarsidi, Tati Hernawati, dkk. 2014. Pengantar Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai