Anda di halaman 1dari 23

CARA PENGAJARAN QASHASHIL QUR’AN PADA SISWA/SISWI

MADRASAH IBTIDAIYAH MELALUI AUDIO VISUAL


Salimah Furqoniyah*
Ulfa Fithrotul Mukaromah*
Naimah*
Heny Ika Suryaningsih*
Adios Farri Azzaro*
I’anah El Fikriyah*
Rica Risyda Syafirah*
shalimahimah11@gmail.com
ulfafitroh282@gmail.com
naimah3301@gmail.com
henikdr2019@gmail.com
adiosfa1701@gmail.com
ianahelfikriah@gmail.com
ricarisyda@gmail.com

Abstrak
Riset ini bertujuan untuk memberikan cara cepat pengajaran Qashashil
Qur’an pada siswa-siswi Madrasah Ibtida’iyah yang input pelajarnya kurang
memiliki minat mengetahui kisah-kisah dalam al-Qur’an yang sebenarnya kisah-
kisah itu telah terjadi pada zaman sekarang. Riset ini mengeksploitasi konsep
pemikiran Qashashil Qur’an Manna Al-Qattan dalam kitabnya kisah al-Qur’an
dan kombinasi karyanya dengan alat bantu lain.
Riset ini berbasis video visual. Riset ini menemukan pengajaran Qashashil
Qur’an melalui video dengan harapan para pelajar dapat memahami Qashashil
Qur’an dengan mudah.
Kata kunci : Konsep, Qashashil Qur’an, Metode

Abstract
This research aims to provide a quick way of teaching the Qur’an
Qashashil to Madrasah Ibtida’iyah students whose student input lacks an interest
in knowing the stories in the Qur’an that actually have occured today. This
research exploits the concept of Qashashil Qur’an Manna Al-Qattan in his book
the story of the Qur’an and combination of his work with other tools.
This research is based on visual video. This research finds video teaching
of Qashashil Qur’an in the hope that students can understand Qashashil Qur’an.
Keywords : Concept, Qashashil Qur’an, Method
LATAR BELAKANG
Suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat dapat menarik
perhatian para pendengar. Apabila dalam peristiwa itu terselip pesan-pesan dan
pelajaran mengenai berita-berita bangsa terdahulu, rasa ingin tahu merupakan
faktor paling kuat yang dapat menanamkan kesan peristiwa tersebut kedalam hati.
Dan nasihat dengan kata yang disampaikan tanpa variasi tidak mampu menarik
perhatian pendengar bahkan tidak bisa dipahami. Akan tetapi bila nasihat itu
dituangkan dalam bentuk kisah yang menggambarkan peristiwa dalam realita
kehidupan maka akan terwujudlah dengan jelas tujuannya. Orang pun akan
merasa senang mendengarkan dan memperhatikannya dengan penuh rasa keingin
tahuan, kemudian akan terpengaruh dengan nasihat dan pelajaran yang terkandung
didalamnya.
Oleh karena itu kisah dalam al-Qur’an memiliki makna tersendiri bila
dibandingkan isi kandungan yang lain. Maka pelu kiranya kita sebagai umat Islam
untuk mengetahui isi kisah-kisah yang ada dalam al-Qur’an sehingga kita dapat
mengambil pelajaran. al-Qur’an selain memuat ajaran aqidah (keyakinan), syir’ah
(hukum Islam), akhlak, janji dan ancaman, filsafat, isyarat-isyarat, juga berisi
kisah-kisah seputar para Nabi dan umat mereka sebelum Nabi Muhammad SAW
serta umat lainnya yang hancur karena keangkuhan mereka.

DEFINISI
Definisi Kisah-kisah Dalam al-Qur’an
Kisah berasal dari kata al-qassu yang berarti mencari/mengikuti jejak.
Dikatakan: "‫ت أرثرثثررهه‬
‫ص ه‬ ‫"قر ر‬, artinya, “saya mengikuti/mencari jejaknya”. Kata al-
‫ص ص‬
qasas adalah bentuk masdar. Qasas al-Qur’an adalah pemberitaan qur'an tentang
hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-
peristiwa yang telah terjadi. Qur’an banyak mengandung keterangan tentang
kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan
peninggalan/jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan
cara yang menarik dan mempesona.1

1
Manna Khalil al-Qattan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”, hlm. 435-436.
Prof Dr. H. Abdul Djalal H.A. mengatakan bahwa menurut bahasa, kata
qashash berupa bentuk jamak dari kata qishash, yang berati mengikuti jejak atau
menelusuri bekas, atau cerita/kisah. Didalam al-Qur’an, kata qashash juga
mempunyai tiga arti tersebut, seperti terlihat dalam ayat-ayat sebagai berikut:
-Ayat 64 surah Al-Kahfi:
َ‫صا‬ ‫رفاَصرترددرعرلىَ اررثاَ هرههرماَ قر ر‬
‫ص ص‬
Artinya : “Lalu keduanya mengikuti kembali jejak mereka sendiri.”
Dalam ayat ini lafal qashash berarti mengikuti jejak yang sama dengan
menelusuri bekas.
-Ayat 11 surah Al-Qashash:
‫ت هلهصختههه قه ص‬
‫صصيهه‬ ‫رورقاَ لر ص‬
Artinya : “Dan berkatalah Ibu Musa kepada saudari Musa: Ikutilah
dia.”

Disini lafal qushi/qashash berarti mengikuti.


-Ayat 62 surah Ali-Imran :
‫ص اصلرح ق‬
‫ق‬ ‫اهدن رهاَرذا لرههرواصلقر ر‬
‫ص ه‬
Artinya : “Sesungguhnya ini adalah cerita yang benar.”

-Ayat 111 surah Yusuf :


‫صههصم هعصبررةةهلهصوهلىَ صالرصلرباَ ه‬
‫ب‬ ‫رلقصدركاَرن هفىَ قر ر‬
‫ص ه‬
Artinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.”

Menurut istilah, qashashil qur’an ialah kisah-kisah dalam al-Qur’an yang


menceritakan Ikhwal umat-umat dahulu dan nabi-nabi mereka serta peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.2
Lutfi Hasan mengatakan bahwa kata kisah berasal dari bahasa arab Al-
Qashshu yang berarti cerita. Kata kisah juga berati pengulangan kembali dengan
tatabbu'ul atsar yang berati pengulangan kembali masa-masa lalu. Secara istilah
kisah al-Qur’an adalah kisah-kisah dalam Al-Qur’an yang menceritakan Ikhwal
umat-umat dahulu dan nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada masa lampau.3
2
Rusydie Anwar, “Pengantar Ulumul Quran dan Ulumul Hadist”, hlm. 143.
3
Lutfi Hasan, dkk, “Ulumul Quran”, hlm. 122-123.
Mohammad Gufron Rahmawati mengatakan bahwa secara bahasa qashash
(B55) merupakan bentuk jama' dari kata (B5) yang berati berita, kisah, perkara,
mengikuti jejak atau keadaan.
Secara istilah, qashash al-Qur’an adalah pemberitaan al-Qur’an tentang hal ihwal
umat-umat terdahulu, kisah-kisah para Nabi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi
masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
Moh. Alfian Arif et.al mengatakan bahwa Qashash adalah mashdar dari
qashasha yang mengikuti wazan Fa'ala yuf'ulu4 dan memiliki arti mencari belasan
atau mengikuti belasan (jejak). Qashash berati urusan, berita, Khabar dam
keadaan. Qashash berati urusan,berita,khabar dan keadaan. Qashash juga berati
berita-berita yang berurutan.5 Bila di lihat dari lafadznya maka lafadz qashash itu
merupakan jama' dari qisshoh yang memiliki arti cerita, kisah, dan hikayat. 6
Qashash al-Quran ialah Khabar-khabar al-Qur'an tentang keadaan-keadaan umat
yang telah lalu dan kenabian masa dahulu, peristiwa-peristiwa yang telah terjadi,
sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri serta menerangkan bekasan-
bekasan dari kaum-kaum purba kala.

SURVEI LITERATUR PEMBANDING


Kisah-kisah Dalam al-Quran di Literatur-literatur
Dalam sub bab ini, akan menguraikan beberapa literatur sebagai sampel
penelitian dengan fokus pada penerapan kisah-kisah dalam al-Qur’an dalam
kehidupan.
1. Kisah-kisah al-Qur’an dalam studi Ilmu-Ilmu Qur’an karya Manna Khalil Al-
Qattan.
Buku ini menerangkan tentang kisah-kisah al-Qur’an yang memaparkan
sub-sub pembahasan nya menjadi enam. Pertama, menjelaskan mengenai
pengertian kisah. Kedua, macam-macam kisah dalam al-Qur'an yang di
dalamnya terdapat tiga pembahasan yaitu: Kisah para nabi, kisah ini
mengandung dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang

4
Muhammad Ma’sum, Atsilatul Tashrifiyyah, hlm. 6.
5
Teungku Muhamma, Ilmu-ilmuAl-Qur’an, hlm. 179.
6
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, hlm. 1126.
memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-
tahapan dakwah dan pengembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh
mereka yang mempercayai golongan yang mendustakan. Misalnya kisah Nabi
Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Isa, Nabi Muhammad.
Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Misalnya kisah
orang yang keluar dari kampung halamannya, yang beribu-ribu jumlahnya
karena takut mati, kisah Thalut dan Jalut, dan kedua anak Adam, Qarun. Kisah-
kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
Rasullulah, seperti perang Badar dan perang Uhud). Ketiga, faedah kisah-kisah
dalam al-Qur'an. Keempat, Pengulangan kisah dan hikmahnya. Kelima, kisah-
kisah dalam al-Qur’an adalah kenyataan, bukan khayalan. Keenam, adalah
pengaruh kisah-kisah al-Qur'an dalam pendidikan dan pengajaran.
2. Ilmu Qashshashil Qur’an dalam Ulumul Qur’an karya Prof. Dr. H. Abdul
Djalal H.A.
Buku ini menjabarkan kisah-kisah dalam al-Quran menjadi 5 sub bahasan.
Pertama, pengertian Qashashil Qur'an. Kedua, macam-macam Qashashil
Qur’an, ada yang menceritakan para Nabi dan umat-umat terdahulu, dan ada
yang mengisahkan berbagai macam peristiwa dan keadaan dari masa lampau,
masa kini, ataupun masa yang akan datang. Ditinjau dari segi waktu terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam al-Qur’an, qashashil Qur’an itu ada 3 macam,
pertama kisah hal-hal ghaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub al-
madaniyah), yaitu kisah yang menceritakan kejadian-kejadian ghaib yang
sudah tidak bisa ditangkap panca indera, yang terjadinya di masa lampau.
Contohnya seperti kisah-kisah Nabi Nuh, Nabi Musa, dan kisah Maryam,
sebagaimana yang diterangkan dalam ayat 44 surah Ali Imran :
‫ت لرردصيههصم إهصذ‬
‫ت لرردصيههصم إهصذ يهصلقهصورن أرصقرلرمههصم أرقيههصم يرصكفههل رمصريررم رورماَ هكصن ر‬
‫ك رورماَ هكصن ر‬ ‫ك همصن أرصنربآَهء اصلرغصي ه‬
‫ب نهصوهحصيهه إهلرصي ر‬ ‫رذاله ر‬
‫يرصختر ه‬
‫صهمصورن‬
Artinya : “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang
Kami wahyukan kepada kamu (Wahai Muhammad), padahal kamu
tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak
panah mereka (untuk mengundi) siapa diantara mereka yang akan
memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika
bersengketa.”
Kedua, kisah hal-hal ghaib pada masa kini (al-qashashul guyub al-hadhirah),
yaitu kisah yang menerangkan hal-hal ghaib pada masa sekarang, (meski sudah
ada sejak dulu dan masih akan tetap ada sampai masa yang akan datang) dan
yang menyingkap rahasia orang-orang munafik. Contohnya seperti kisah yang
menerangkan tentang Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya, para malaikat,
jin, setan, dan siksaan neraka, kenikmatan surga, dan sebagainya. Kisah-kisah
tersebut dari dahulu sudah ada, sekarang pun masih ada dan hingga masa yang
akan datang pun masih tetap ada. Misalnya, kisah dari ayat 1-6 surah al-
Qari’ah:
‫ روترهكصوهن اصلهجرباَهل ركاَ صلهعصههن‬.‫ث‬
‫ش اصلرمصبثهصو ه‬
‫س ركاَاصلفرررا ه‬
‫ يرصورم يرهكصوهن الدناَ ه‬.‫ك رماَصلرقاَهررعهة‬
‫ رومآَارصدررا ر‬.‫ رماَاصلرقاَهررعهة‬.‫أرصلرقاَهررعهة‬
‫اصلرمصنفهصو ه‬
‫ش‬
Artinya : “Hari kiamat. Apakah kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari
kiamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang
berterbangan. Dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang
dihambur-hamburkan.”

Dan seperti dalam ayat 1-9 surah An-Nazi’at:

‫ يرصورم ترصرهج ه‬.‫ت أرصمصرا‬


‫ف‬ ‫ رفاَصلهمردبصررا ه‬.َ‫ت رسصبصقا‬
‫ رفاَصلدساَبهرقاَ ه‬.َ‫ت رسصبصحا‬‫ روالدساَبهرحاَ ه‬.َ‫طا‬ ‫ت نرصش ر‬
‫طاَ ه‬‫ روالدناَهش ر‬.َ‫ت رغصررقا‬ ‫روالدناَهزرعاَ ه‬
‫صاَهررهاَ رخاَهشرعةة‬ ‫ أرصب ر‬.‫ب يرصورمئهذذ دواهجفرهة‬
‫ قهلهصو ة‬.‫ ترصتبرهعرهاَ الدراهدفرهة‬.‫الدراهجفرهة‬
Artinya : “Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut nyawa dengan keras.
Dan (malaikat-malaikat) mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut.
Dan demi (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia).
(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari tiupan pertama
yang menggoncangkan alam. Diiringinya dengan tiupan
berikutnya. Hati manusia pada saat itu sangat takut. Pandangan
tunduk.”

Contoh yang menerangkan kaum munafik, seperti dalam ayat 107 surah At-
Taubah:
‫ب ا‬
‫ار روررهسصولرهه همصن قرصبهل‬ ‫ضرراصرا دوهكصفصرا روترصفهرصيصقاَ برصيرن اصلهمصؤهمنهصيرن روإهصر ر‬
‫صاَصدا لهرمصن رحاَرر ر‬ ‫روالدهذصيرن اتدرخهذصوا رمصسهجصدا ه‬
‫رولريرصحلهفهدن إهصن أرررصدرنآَ إهلد اصلهحصسرنىَ رواه يرصشهرهد إهندههصم لرركاَهذبهصورن‬
Artinya : “Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang
mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-
orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara
orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang
yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka
sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain
kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka
itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).”
Kedua, kisah hal-hal ghaib pada masa yang akan datang (al-qashashul ghuyub
al-mustaqbilah), yaitu kisah-kisah yang menceritakan peristiwa-peristiwa akan
datang yang belum terjadi pada waktu turunnya al-Qur’an, kemudian peristiwa
tersebut betul-betul terjadi. Karena itu, pada masa sekarang ini, berarti
peristiwa yang dikisahkan itu telah terjadi. Contohnya seperti kemenangan
bangsa Romawi atas Persia, yang diterangkan ayat 1-4 surah Ar-Rum. Dan
seperti mimpi Nabi bahwa beliau akan dapat masuk Masjidil Haram bersama
para sahabat, dalam keadaan sebagian mereka bercukur rambut dan yang lain
tidak. Pada waktu perjanjian Hudaibiyah, Nabi gagal masuk Mekkah, sehingga
diejek orang-orang Yahudi, Nasrani, dan kaum Munafik, bahwa mimpi Nabi itu
tidak terlaksana. Maka turunlah ayat 27 surah Al-Fath:
‫ق لرترصدهخلهدن اصلرمصسهجرد اصلرحررارم إهصن رشآَرء اه آهمنهصيرن همصحلهقهصيرن هرهؤصورسثثهكصم روهمقر ص‬
‫صثثهرصيرن‬ ‫ق اه ررهسصولرهه القرصؤرياَ هباَصلرح ص‬
‫صرد ر‬‫لرقرصد ر‬
‫لر تررخاَفهصورن‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa
sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, insyaAllah
dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan
mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut.”

Contoh lain seperti jaminan Allah terhadap keselamatan Nabi Muhammad


SAW dari penganiayaan orang, meski banyak orang yang mengancam akan
membunuhnya. Hal ini seperti ditegaskan dalam ayat 67 surah Al-Maidah:
‫ك همرن الدناَ ه‬
‫س‬ ‫ت رررساَلرتههه رو د‬
‫اه يرصع ه‬
‫صهم ر‬ ‫ك رواهصن لرصم ترصفرعصل فررماَ برلصصغ ر‬ ‫يآَ رقيرهاَ الدرهسصوهل برلصصغ رمآَاهصنهزرل اهلرصي ر‬
‫ك همصن رربص ر‬
Artinya : “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu. Jika tidak kamu kerjakan, berarti kamu tidak
melaksanakan risalah-Nya. Allah akan menjaga kamu dari
(penganiayaan) manusia.”

Ditinjau dari segi materi yang diceritakan, maka kisah al-Qur’an itu terbagi
menjadi 3 macam. Pertama, kisah para nabi, mukjizat mereka, fase-fase
dakwah mereka, dan penentang serta pengikut mereka. Contohnya, seperti
kisah Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi
Muhammad SAW dan lain-lain. Kedua, kisah orang-orang yang belum tentu
Nabi dan kelompok-kelompok manusia tertentu. Contohnya seperti kisah
Luqmanul hakim, Qarun, Thaluth, Yaqut, Ashabul Kahfi, Ashabul Fill, Ashabul
Sabti, dan lain-lain. Ketiga, kisah peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian
dizaman Rasulullah SAW. Contohnya seperti kisah Perang Badar, Perang
Uhud, Perang Hunain, Perang Tabuk, Perang Ahzab, Hijrah, dan Isra Mi’raj
Nabi Muhammad SAW. Ketiga, faedah mengetahui kisah-kisah dalam Al-
Qur'an. Keempat, pengulangan sebagian kisah dan hikmahnya. Dan yang
kelima, mengetahui tentang bantahan terhadap tuduhan kaum orientalis.7
3. Kisah-Kisah Al-Qur'an dalam Ulumul Quran karya Lutfi Hasan.
Dalam buku ini memaparkan kisah-kisah dalam al-Qur’an ada 5 topik
bahasan. Pertama, mejelaskan mengenai pengertian kisah al-Qur’an secara
etimologi dan terminologi. Kedua, ciri-ciri yang didalamnya berisi tentang
kisah-kisah al-Quran berupa peristiwa nyata yang benar-benar terjadi, kisah-
kisah Al-Qur'an sejalan dalam kehidupan manusia, kisah-kisah al-Qur'an tidak
sama dengan ilmu sejarah, dan kisah al-Qur’an sering diulang-ulang. Ketiga,
menjelaskan mengenai macam-macam kisah dalam al-Qur’an yang ditinjau
dari segi waktu (kisah hal-hal ghaib pada masa lalu, kisah hal-hal ghaib pada
masa kini, kisah hal-hal ghaib pada masa yang akan datang). Dan ada yang
ditinjau dari segi materi (kisah para nabi, kisah orang-orang yang belum tentu
Nabi dan kelompok-kelompok manusia tertentu, kisah peristiwa-peristiwa dan
kejadian-kejadian di zaman Rasulullah SAW). Keempat, tujuan kisah al-
Qur’an. Kelima, kita dapat mengambil hikmah memahami kisah dalam al-
Qur’an.8
4. Qashash al-Qur'an dalam buku Study al-Qur'an karya Moh. Alfian Arif et.al.
Memaparkan kisah-kisah al quran menjadi 6 sub-sub. Pertama, mengenai
pengertian Qashash. Kedua, macam-macam kisah dalam al-Qur’an (kisah nabi-
nabi, kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan
orang-orang yang tidak dapat dipastikan kenabiannya, kisah yang berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa Rasulullah SAW). Ketiga,
karakteristik kisah dalam al-Qur’an yang didalamnya terdapat kisah yang benar
deskripsi al-Qur’an mengenai kisahnya sebagai sebuah kisah yang benar dan
pemberitahuannya bahwa ia menceritakan kisah orang-orang dahulu secara
benar, memberikan inspirasi kepada kita berupa konsep metodologi ilmiah
yang akurat dan solid serta memahami, mengkaji, dan mencermati isi al-
Qur’an, kisah terbaik, kisah al-Qur’an memang benar-benar merupakan kisah

7
Abdul Djalal, “Ulumul Qur’an”, hlm. 306-315.
8
Lutfi Hasan, “Ulumul Qur’an”, hlm. 112-119
terbaik dan seolah-olah al-Qur’an mengajak kita melalui karakter ini untuk
merasa cukup dengan apa yang diceritakan al-Qur’an kepada kita dari
peristiwa-peristiwa orang-orang dahulu, dan untuk tidak melanggar al-Qur’an
seraya berpaling kepada sumber-sumber manusia, kisah-kisah orang dahulu
merupakan suatu bentuk dari rahmat dan karunia Allah terhadap kita karena
Dia telah menjelaskan kepada kita apa yang dapat memperbaiki kondisi kita,
menunjukkan kita ke jalan kecintaan ridho-Nya. Maka dari itu, kita harus
menerima nikmat Allah seperti yang dikisahkan-Nya kepada kita, lalu kita
harus merasa cukup dengan apa yang di jelaskan Allah kepada kita serta tidak
meninggalkan penjelasan yang jujur dan benar untuk lari kepada perkiraan-
perkiraan, angapan-anggapan, dan hikayat-hikayat yang diambil dari mitos dan
cerita-cerita Israiliyat. Keempat, faedah qashash al-Qur'an. Kelima, tujuan
kisah-kisah dalam al-Qur'an. Keenam, relevansi kisah dalam al-Qur’an dengan
sejarah.9

5. Qashsah al-Quran dalam Ulumul Qur’an karya Mohammad Gufron


Rahmawati.
Memaparkan Kisah-kisah dalam al-Qur’an dengan membagi
penjelasannya dalam 4 sub-sub, Pertama, mendefinisikan mengenai qashash
al-Qur’an. Kedua, macam-macam qashash al-Qur’an yang didalamnya terdapat
lima macam yakni, Ditinjau dari segi waktu: kisah-kisah hal-hal ghaib pada
masa lalu, kisah-kisah hal-hal ghaib pada masa sekarang, kisah-kisah hal-hal
ghaib pada masa yang akan datang, Ditinjau dari segi materi: kisah-kisah yang
berhubungan dengan para Nabi dan Rasul, kisah-kisah yang berhubungan
dengan personil atau kelompok, kisah-kisah yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah, Ditinjau dari segi
pelaku: Malaikat, Jin, Manusia, Binatang, Ditinjau dari segi kondisi ketaatan
pelaku dan tindakannya: kondisi orang-orang yang taat pada allah, kondisi
orang-orang yang membangkang, Ditinjau dari segi panjang dan pendeknya:
panjang dan berikut rinciannya (seperti kisah Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi
Isa), kisah yang perinciannya sedang-sedang saja dalam hal ini termasuk cerita
(Nabi Nuh, Nabi Adam), kisah yang rinciannya pendek seperti (Kisah Nabi

9
Moh. Alfian Arif, “Studi Al-Qur’an”, hlm. 109-118.
Hud, Nabi Sholeh, Nabi Zakariya), kisah yang hanya di isyaratkan atau
disinggung seperti kisah (Nabi Idris, Nabi Ilyas, Nabi Zulkifli). Ketiga,
menjelaskan tujuan-tujuan qashash al-Qur’an. Keempat, mengetahui hikmah
qashash Al-Qur’an.10

6. Menurut Umar Sidiq dalam jurnal yang berjudul Urgensi Qashas Al-Qur’an
Sebagai Salah Satu Metode Pembelajaran Yang Efektif Bagi Anak
Menjelaskan tentang al-Qur’an adalah berita tentang keadaan kaum Nabi
dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Secara umum ditegaskan bahwa
kisah-kisah dalam al-Qur’an memberikan banyak manfaat seperti
membenarkan hati utusan Tuhan, membenarkan para nabi sebelumnya,
mengungkap kebohongan kitab suci dengan hujjah, dan kisah itu adalah salah
satu karya sastra yang dapat menarik perhatian-perhatian pendengar dan
menjelaskan prinsip-prinsip dakwah kepada Allah juga. Tidak diragukan lagi
bahwa cerita yang terorganisir dengan baik akan dengan mudah menangkap
jiwa pendengar dan orang-orang juga akan senang menerimanya, bahkan
mereka tidak akan bosan karena ensensi cerita.11
7. Menurut Ira Puspita Jati dalam jurnal yang berjudul Kisah-kisah Dalam Al-
Qur’an Dalam Perspektif Pendidikan
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam serta memiliki autensitas tak
terbantahkan. Penerimaan wahyu oleh Nabi SAW terkait erat dengan kondisi
aktual. Susunan ayat-ayat dan surat-surat yang terkandung dalam al-Qur’an
juga tidak sebagaimana susunan yang terdapat dalam buku-buku ilmiah yang
“terkesan” lebih sistematis dan kronologis. Sastra yang memuat suatu kisah
dewasa ini telah menjadi disiplin seni yang khusus diantara seni-seni lainnya
dalam bahasa dan kesusasteraan. Tetapi “kisah-kisah nyata” al-Qur’an telah
membuktikan bahwa redaksi kearaban yang dimuatnya secara jelas
menggambarkan kisah-kisah yang paling tinggi. Disamping itu sebagai suatu
metode, kisah juga memiliki daya tarik tersendiri, punya daya yang kuat bagi

10
Mohammad Gufron Rahmawati, “Ulumul Qur’an”, hlm. 131-137.
11
Umar Sidiq, “Urgensi Qashas Al-Qur’an Sebagai Salah Satu Metode Pembelajaran Yang
Efektif Bagi Anak”, Cendekia, 9 (Januari-Juni, 2011), hlm. 115.
jiwa serta dapat menggugah kesadaran manusia kepada iman dan perbuatan
yang seesuai dengan tuntunan ajaran Islam.12
8. Menurut Irham Nugroho dalam jurnal yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan
Agama Kisah-kisah Yang Terkandung Ayat Al-Qur’an
Allah SWT memberitahu kita bahwa dalam kisah Awwalun Assabiquunal ada
pelajaran yang dipetik untuk orang-orang berpikir, yang mampu merenungkan
cerita, menemukan kebijaksanaan dan nasihatnya, serta menggali cerita adalah
pelajaran dan instruksi kehidupan.13
9. Menurut Ana Rahmawati dan Ali As’ad dalam jurnal yang berjudul Penguatan
Pendidikan Karakter Dengan Qashash Al-Qur’an
Kisah dalam al-Qur’an bukanlah kisah fiktif belaka, namun kisahnya dari
peristiwa yang benar-benar terjadi pada umat terdahulu. Kisah al-Qur’an juga
dapat dibuktikan kebenarannya dari peninggalan yang dapat kita lihat sampai
saat ini, seperti halnya danau Qorun, piramida, spink, luxor, masjidil aqsa,
masjidil haram, ka’bah dan lain sebagainya. Manfaat dari qashash Quran itu
sendiri dapat memberikan kesejukan hati, bahan renungan, pemikiran,
pelajaran serta membangkitakan imajinasi baik pembaca maupun
pendengarnya.14
10. Menurut Permana Octofrezi dalam jurnal yang berjudul Teori Dan Konstribusi
Metode Kisah Qur’ani Dalam Pendidikan Agama Di Sekolah
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an menyikapi beberapa peristiwa baik yang telah
terjadi sebelum Al-Qur’an atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi. Dalam
sebuah kisah paling tidak ada 4 hal yang terdapat di dalamnya yaitu : Pertama
jenis peristiwa itu sendiri, kedua pelaku peristiwa, ketiga tempat peristiwa,
keempat waktu peristiwa. Sebuah kisah paling tidak memuat empat hal yaitu,
pertama jenis digolongkan sebagai kisah apabila mencakup empat hal tersebut.
Al-Qur’an menceritakan beberapa kejadian masa lalu, tentang umat-umat
terdahulu dan syari’at-syari’atnya yang terhapus, orang-orang sekarang hamper
12
Ira Puspita Jati, “Kisah-kisah Dalam Al-Qur’an Dalam Perspektif Pendidikan”, Jurnal
Didaktika Islamika, 8 (Agustus, 2016), hlm. 78.
13
Irham Nugroho, “Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Kisah-kisah Yang
Terkandung Ayat Al-Qur’an”, Available At :
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/jpi ,8. (Mei, 2017), hlm. 87.
14
Ana Rahmawati dan Ali As’ad, ”Penguatan Pendidikan Karakter Dengan Qashash Al-
Qur’an”, Jurnal Tarbawi, 15 (Januari-Juni, 2018), hlm. 35.
tidak ada yang mengetahui kisah-kisah tersebut, kecuali hanya sebagian kecil
ahli kitab yang mempelajarinya. Kisah yang ditampilkan al-Qur’an
disampaikan secara global dan terperinci dalam serial yang antara satu dengan
seri yang lainnya saling berkaitan. peristiwa kedua, pelaku peristiwa, ketiga,
tempat peristiwa, keempat, pelaku peristiwa.15

Konsep Qashash al-Qur’an Manna al-Qattan


Kisah-kisah al-Qur’an yang dijelaskan oleh Manna Khalil Qattan
mengetahui tentang kisah para Nabi, kisah-kisah yang berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-orang yang tidak
dipastikan kenabiannya, kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah. Adapun faedah kisah-kisah al-
Qur'an:
Pertama, menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan
pokok-pokok syari'at yang di bawa oleh para Nabi (Q.S al-Anbiyaa' [21] : 25):
‫ك همصن درهسصوذل إهلد نهصوهحىَ إهلرصيهه أرندهه ل إهلرهر إهلا أررناَ رفاَصعبههدصوهن‬
‫رورمآَ أرصررسصلرناَ همصن قرصبله ر‬

Artinya : “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".”

Kedua, meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama
Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran
dan para pendukungnya serta hancurnya kebatilan dan lara pembelanya (Q.S Hud
[11] : 120):
‫ت همصن لدهدصن رحهكصيذم رخبهصيذر‬ ‫ب أهصحهكرم ص‬
‫ت آرياَتههه ثهدم فه ص‬
‫صل ر ص‬ ‫ هكرتاَ ة‬.‫الر‬

Artinya : “Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan
rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah)
yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,”

Ketiga, membenarkan para nabi terdahulu. Keempat, menampakkan


kebenaran Muhammad dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakan tentang hal
ihwal/perihal orang-orang terdahulu disepanjang kurun dan generasi.
Kelima, menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang
membeberkan keterangan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menentang
15
Permana Octofrezi, “Teori Dan Konstribusi Metode Kisah Qur’ani Dalam Pendidikan
Agama Di Sekolah”, Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 7 (Juni, 2018). hlm. 215.
mereka dengan isi kitab mau mereka sendiri sebelum kitab itu diubah dan diganti
(Q.S Ali 'Imran [3] : 93):
‫ قهصل فرأصتهصوا هباَلتدصورراهة‬.‫هكقل الطدرعاَهم ركاَرن هحلاص لصبرهنيِ إصسررآاهصيرل إهلد رماَ رحدررم إهصسررائهصيهل رعرلىَ نرصفهسهه همصن قرصبهل أرصن تهنردزرل التدصورراهة‬
‫صاَهدقهصيرن‬‫رفاَصتلهصورهآَ إهصن هكصنتهصم ر‬
Artinya : “Semua makanan adalah halal bagi Bani Israel melainkan makanan yang
diharamkan oleh Israel (Yakub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat
diturunkan. Katakanlah: "(Jika kamu mengatakan ada makanan yang
diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu
bacalah dia jika kamu orang-orang yang benar".”

Keenam, kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik
perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung
didalamnya ke dalam jiwa (Q.S Yusuf 12:111):
‫ق الدهذيِ برصيرن يرردصيهه روترصف ه‬
‫صصيرل هكصل‬ ‫صهدصي ر‬ ‫صههصم هعصبررةة صلهصوهليِ اصلرصلرباَ ه‬
‫ رماَ ركاَرن رحهدصيصثاَ يهصفترررىَ رورلهكصن تر ص‬.‫ب‬ ‫ص ه‬‫لرقرصد ركاَرن هفيِ قر ر‬
‫رشصيِذء روههصدىَ روررصحرمةص لصقرصوذم يهصؤهمنهصورن‬

Artinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi


orang-orang yang mempunyai akal. al-Qur'an itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang beriman.”

Dalam terjemahan kitab ini juga menjelaskan mengenai pengulangan kisah


dan hikmahnya, Qur'an banyak mengandung berbagai kisah yang diungkapkan
berulang-ulang di beberapa tempat, sebuah kisah terkadang berulang kali
disebutkan dalam Qur'an dan dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda,
disatu tempat ada bagian-bagian yang didahulukan sedangkan ditempat lain
diakhirkan, demikian pula terkadang dikemukakan secara ringkas dan kadang-
kadang secara lebar, dan sebagainya, diantara hikmahnya adalah menjelaskan ke-
balagah-an qur'an dalam tingakat paling tinggi, menunjukkan kehebatan mukjizat
Qur'an, memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya
lebih mantap dan melekat dalam jiwa, perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu
diungkapkan.
Kisah-kisah dalam Qur'an adalah kenyataan, bukan khayalan. Adalah pantas
dikemukakan disini, bahwa seorang mahasiswa di Mesir mengajukan di sertasi
untuk memperoleh gelar doktor dengan judul al-Fannu Qasasiy fil Qur'an.
Disertasi tersebut telah menimbulkan perdebatan panjang pada masa 1367 H,
salah seorang anggota tim penguji disertai, Prof. Ahmad Amin menulis nota yang
ditujukan kepada Dekan Fakultas Adab, yang kemudian dipublikasikan dalam
majalah ar-Risalah. Nota ini berisi kritik pedas terhadap apa yang ditulis
mahasiswa tersebut, meskipun profesor promotornya telah membelahnya. Ahmad
Amin dalam notanya itu mengeluarkan pernyataan sebagai berikut : "saya
mendapatkan disertasi itu tidak wajar, bahkan sangat berbahaya. Pada prinsipnya
disertasi itu menyatakan kisah-kisah dalam Qur'an merupakan karya seni yang
tunduk kepada daya cipta dan kreatifitas yang dipatuhi oleh seni, tanpa harus
memegangi kebenaran sejarah. Dan kenyataan Muhammad adalah seorang
seniman." Dalam pengertian ini Qur'an tidaklah demikian halnya. Ia diturunkan
dari sisi yang Mahapandai, Mahabijaksana. Dalam berita-beritanya tidak ada yang
kecuali yang sesuai dengan kenyataan. Apabila orang-orang terhormat dikalangan
masyarakat enggan berkata dusta dan anggapannya sebagai perbuatan hina paling
buruk yang dapat merendahkan martabat kemanusiaan, maka bagaimana seorang
yang berakal dapat menghubungkan kedustaan kepada kalam yang Maha Mulia
dan Maha Agung?
 Allah adalah Tuhan yang Hak:
Al-Hajj [22]: 62:
‫ق روأردن رماَ يرصدهعصورن همصن هدصونههه ههرو اصلرباَهطهل روأردن ار ههرو اصلرعلهقيِ اصلركبهصيهر‬
‫ار ههرو اصلرح ق‬
‫ك بهأ ردن ر‬
‫رذاله ر‬
Artinya : “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah
(Tuhan) Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru
selain Dia, itulah yang batil.”
 Dia mengutus Rasul-Nya dengan hak pula:
Faathir [35]: 24:
‫ روإهصن صمصن أهدمذة إهلد رخلر فهصيرهاَ نرهذصيةر‬.‫ق برهشصيصرا رونرهذصيصرا‬
‫ك هباَصلرح ص‬
‫إهدنآَ أرصررسصلرناَ ر‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa
kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan
telah ada padanya seorang pemberi peringatan.”

Al-Faathir [35]: 31:


‫ إهدن ار بههعرباَهدهه لررخبهصيةر بر ه‬.‫صصدرقاَ لصرماَ برصيرن يرردصيهه‬
‫صصيةر‬ ‫ب ههرو اصلرح ق‬
‫ق هم ر‬ ‫ك همرن اصلهكرتاَ ه‬
‫روالدهذيِ أرصورحصيرناَ إهلرصي ر‬
Artinya : “Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu Al Kitab
(al-Qur'an) itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab
yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Mengetahui lagi Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.”

An-Nisa’ [4]: 170 :


‫س قرصد رجآَرءهكهم الدرهسصوهل هباَصلرح ص‬
‫ روإهصن ترصكفههرصوا فرإ هدن هدله رماَ هفيِ الدسرماَروا ه‬.‫ق همصن دربصهكصم رفأهمنهصوا رخصيصرا لدهكصم‬
‫ت‬ ‫ريآَ أرقيرهاَ الدناَ ه‬
َ‫ روركاَرن اه رعلهصيصماَ رحهكصيصما‬.‫ض‬ ‫رواصلرصر ه‬
Artinya : “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad)
itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka
berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu
kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun)
karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah
kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.”

Al-Ma’idah [5]: 48 :
‫ رفاَصحهكصم برصينرههصم بهرمآَ أرصنرزرل ه‬.‫ب روهمهرصيهمصناَ رعلرصيهه‬
.‫ا‬ ‫صصدرقاَ لصرماَ برصيرن يرردصيهه همرن اصلهكرتاَ ه‬ ‫ب هباَصلرح ص‬
‫ق هم ر‬ ‫ك اصلهكرتاَ ر‬
‫روأرصنرزصلرنآَ إهلرصي ر‬
‫ رولرصو رشآَرء اه لررجرعلدهكصم أدمةص‬.َ‫ لههكصل رجرعصلرناَ همصنهكصم هشصررعةص روهمصنرهاَصجا‬.‫ق‬ ‫ك همرن اصلرح ص‬ ‫رولر ترتدبهصع أرصهروآرءههصم رعدماَ رجآَرء ر‬
‫ إهرلىَ اه رمصرهجهعهكصم رجهمصيصعاَ فريهنربصئههكصم بهرماَ هكصنتهصم فهصيهه‬.‫ت‬ ‫ رفاَصستربههقوا اصلرخصيررا ه‬.‫رواهحردةص رولرهكصن لصيرصبلهروهكصم هفيِ رمآَ آرتاَهكصم‬
‫ترصخترلهفهصورن‬
Artinya : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki,
niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu,”
Ar-Ra’d [13]: 13
ِ‫ب بهرهاَ رمصن يدرشآَهء روههصم يهرجاَهدلهصورن هفي‬ ‫ق فريه ه‬
‫صصي ه‬ ‫رويهرسبصهح الدرصعهد بهرحصمهدهه رواصلرملرئهركةه همصن هخصيفرتههه رويهصرهسهل ال د‬
‫صرواهع ر‬
‫اه روههرو رشهدصيهد اصلهمرحاَهل‬
Artinya : “Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula)
para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan
halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki,
dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan
Yang Maha keras siksa-Nya.”
Dan semua apa yang dikisahkan Allah dalam Qur’an adalah hak pula:
Al-Kahfi [18]: 13
‫ك نربرأ رههصم هباَصلرح ص‬
َ‫ إهندههصم فهصتيرةة آرمنهصوا بهرربصههصم روهزصدرناَههصم ههصدى‬.‫ق‬ ‫نرصحهن نرقه ق‬
‫ص رعلرصي ر‬
Artinya : “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan
sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda
yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada
mereka petunjuk;”
Pengaruh kisah-kisah Qur'an dalam Pendidikan dan Pengajaran. Dalam
kisah-kisah Qur'an terdapat laga subur yang dapat membantu para pendidik dalam
melaksanakan tugasnya dan membekali mereka dengan bekal kependidikan
berupa perihal hidup lara nabi, berita-berita tentang umat terdahulu, sunnatullah
dalam kehidupan masyarakat dan hal ihwal bangsa-bangsa. Dan semua itu
dikatakan dengan benar dan jujur. Para pendidik hendaknya mampu mengguyuh
kan kisah-kisah Qur'ani itu dengan uslub bahasa yang sesuai dengan tingkat nalar
pelajar dalam segala tindakan. Sejumlah kisah keagamaan yang disusun oleh
Ustaz Sayid Qutub dan Uztaz as-Sahhar telah berhasil memberikan bekal manfaat
dan berguna bagi anak-anak kita, dengan keberhasilan yang tiada bandingannya.
Demikian pula Al-Jarim telah menyajikan kisah-kisah Qur'ani dengan gaya sastra
yang indah dan tinggi, serta lebih banyak analisis mendalam. Alangkah naiknya
andaikata orang lain pun mengikuti dan meneruskan metode pendidikan baik ini.

APLIKASI PEMIKIRAN TOKOH


Penerapan Kisah al-Qur’an Dalam Kehidupan
Berikut adalah cara pengaplikasian dari inti kisah-kisah al-Qur'an menurut Manna
Khalil Qattan dalam kehidupan :
1. Kisah Nabi Nuh a.s, pada zaman dahulu
Nabi Nuh diutus Allah menjadi rasul ketika dia berusia 480 tahun. Saat
itu langsung datang Malaikat Jibril kepadanya, dan Nuh pun bertanya,
"Siapakah Engkau wahai lelaki tampan?", Kemudian Jibril menjawab, "Saya
adalah utusan Tuhan semesta alam. Saya datang kepadamu membawa risalah.
Kemudian Malaikat Jibril memakaikan baju mujahidin dan melilitkan sorban
kemenangan serta memberinya ikat pinggang 'Saiful Azmi' seraya berkata
pada Nuh, "Berilah peringatan pada musuh Allah yang bernama Darmasyil
bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam."
Damasyil merupakan raja yang zalim. Dia adalah manusia pertama yang
memeras arak dan meminumnya, manusia pertama yang berjudi, dan manusia
pertama yang membuat baju dengan hiasan emas. Bahkan dia dan kaumnya
adalah penyembah 5 berhala, yaitu Wad, Siwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr.
Menyadarkan seseorang dari kebiasaan menyembah berhala bukan perkara
mudah. Dakwah yang dilakukan Nabi Nuh tidak berjalan lancar. Kaum Nuh
kala itu malah mencemooh dan menghina Nabi Nuh. Mereka juga
meremehkan Nabi Nuh dan pengikutnya yang miskin. Bahkan mereka tidak
percaya bahwa nabi Nuh adalah utusan Allah SWT. Dan berkatalah
pemimpin-peminpin yang kafir dari kaumnya (QS. Huud : 27)

َ‫ك اهلد الدهذصيرن ههصم أرررا هذلهرناَ رباَهدى‬ ‫ك اهلد بررشصرا صمصثلررناَ رورماَ نرررا ر‬
‫ك اتدبررع ر‬ ‫رفقاَ ررل اصلرمرله الدهذ صيرن ركفرهرواهمصن قرصوهمهه رماَنرررا ر‬
‫ضهل برصل نرظهقنهكصم ركاَهذ بهصيرن‬‫الدرصأىَ رورماَنرررىَ لرهكصم رعلرصيرناَ همصن فر ص‬
Artinya :"Kami tidak melihat kamu melainkan (sebagai) seorang manusia
seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti
kamu, melainkan orang-orang yang hina dina diantara kami yang
lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu
kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu
adalah orang-orang yang berdusta."

Kemudian nabi Nuh berserah diri kepada Allah dan meminta petunjuk. Apa
yang harus dilakukan pada kaumnya? Sementara dia sudah berusaha sangat
keras dan tidak ada hasil. Dengan segala bentuk kekesalannya pada kaum
yang membangkang dan tidak mau menyembah Allah, akhirnya Nabi Nuh
a.s meminta kepada Allah agar melimpahkan azab yang berat kepada
mereka yang kafir. Allah pun mengabulkan doa.
Sebelum membinasakan kaum kafir itu. Allah memerintahkan Nabi Nuh
dan kaum Muslim menyiapkan alat untuk menyelamatkan diri. Allah
menyuruh mereka untuk membuat kapal. Nabi Nuh dan pengikutnya segera
menjalankan perintah Allah itu. Mereka mulai membuat kapal. Namun,
pembuatan kapal diejek oleh orang-orang kafir. Untuk menghadapi ejekan
orang-orang kafir itu, Nabi Nuh berkata:

َ‫ك روهكلدرماَ رمدر رعلرصيهه رمرلة همصن قرصوهمهه رسهخهروا همصنثثهه ُ قرثثاَرل إهصن ترصسثثرخهروا همندثثاَ فرإ هندثثاَ نرصسثثرخهر همصنهكثثصم ركرمثثا‬
‫صنرهع اصلفهصل ر‬
‫روير ص‬
‫ب همهقيم‬ ‫ب يهصخهزيهه رويرهحقل رعلرصيهه رعرذا ة‬ ‫ص‬
‫ف ترصعلرهمورن رمصن يرأهتيهه رعرذا ة‬ ‫ فررسصو ر‬.‫ترصسرخهرورن‬

Artinya : "Dan muliakan dia Jika (nuh) membuat kapal. Setiap kali
pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka
mengejeknya. Dia (nuh) berkata, jika kamu mengejek Kami,
maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana
kamu sekalin, mengejek (kami). Kelak, kamu akan mengetahui
siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya, dan
yang akan ditimpa azab yang kekal." (QS. Huud : 38-39).
Hingga akhirnya kapal pun selesai dengan kurun waktu yang cukup lama.
Konon, Nabi Nuh dan para pengikutnya dibantu oleh beberapa hewan pintar
menyelesaikan kapal dalam waktu 40 tahun. Namun belum ada yang bisa
memastikan secara nyata berapa lama waktu yang dibutuhkan sebenarnya.
Allah memerintahkan Nabi Nuh as untuk mengajak seluruh umat manusia
menaiki kapal begitu semua selesai. Termasuk di dalamnya hewan agar dapat
berkembang biak nantinya. Pasalnya, Allah memberikan titah kepada Nabi
Nuh bahwa azab ini akan membinasakan semua makhluk hidup yang tidak
ikut naik ke kapal. Akhirnya setelah semuanya siap, Allah menurunkan hujan
dari langit.Allah menyuruh bumi memancarkan air dan segala penjuru. Dalam
sekejap, terjadilah air bah yang begitu dahsyat. Itulah bencana yang
ditakdirkan Allah, dengan doa Nabi-Nya, untuk membinasakan orang-orang
kafir. Sementara itu, kapal berlayar dengan perlindungan Allah dan
pemeliharaan-Nya. Allah telah menyelamatkan Nabi Nuh dan orang-orang
yang beriman. Setelah semua orang kafir tenggelam, Allah menyuruh bumi
mengisap airnya, Allah pun juga menyuruh langit berhenti menurunkan
hujan. Maka, surutlah air bah itu. Kapal Nabi Nuh, kemudian terdampar di
Gunung Judy.
 Penyamaan kisah Nabi Nuh di zaman sekarang adalah:
a. Banyak orang yang meminum khamr
b. Berjudi
c. Dan masih banyak orang yang tidak peduli pada lingkungan sehingga
menimbulkan kemurkaan Allah dan terjadi bencana.
2. Kisah Ibrahim a.s, pada zaman dahulu
Momentum hari raya Idul Adha selalu dimaknai dengan ibadah haji dan
berqurban. Ada cerita luar biasa yang mengiringi peristiwa bersejarah tersebut
dan menjadi teladan membangun keluarga sakinah mawaddah warohmah.
‫ت لرهكصم أهصسروةة رحرسنرةة هفيِ إهصبرراههيرم روالدهذيرن رمرعهه‬
‫قرصد ركاَنر ص‬

Artinya : “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia.” (QS.
Mumahanah: 4).
Selayaknya kita sebagai orang iman mencontoh keluarga Nabi Ibrahim sesuai
firman Allah :

‫س بهإ هصبرراههيرم لرلدهذيرن اتدبرهعوهه رو ههررذا الندبهقيِ روالدهذيرن آرمهنوا رو د‬


‫اه رولهقيِ اصلهمصؤهمهنيرن‬ ‫إهدن أرصورلىَ الدناَ ه‬

Artinya : “Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah


orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad),
beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan
Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.” (QS.
Ali Imran : 68).

Ini adalah kisah Nabi Ibrahim bersama istrinya yaitu Hajar serta anaknya
yang bernama Nabi Ismail. Pada mulanya Nabi Ibrahim hanya beristrikan
Sarah. Karena usia semakin menua dan Sarah memahami bahwa Nabi
Ibrahim menginginkan keturunan maka Sarah menyarankan pada Nabi
Ibrahim agar menyunting Hajar sebagai istri, yang saat itu sedang membantu
di rumah keluarga Nabi Ibrahim. Atas desakan Sarah akhirnya Nabi Ibrahim
menikahi Hajar.
Kehidupan keluarga Nabi Ibrahim kembali diuji. Setelah Ismail lahir,
Allah memberi perintah agar membawa Hajar dan Ismail pergi ke Mekah
untuk meredam kecemburuan Sarah. Sesampainya di Mekah, Nabi Ibrahim
meninggalkan Hajar dan Ismail di Mekah dengan hanya dibekali sedikit
kurma dan minuman seadanya. Sedangkan di daerah itu tidak ada tumbuhan
dan tidak air yang mengalir, yang terlihat hanya batu dan pasir kering.
Perjuangan dan pengoranan Nabi Ibrahim, Hajar dan Ismail di Mekah
dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an dan di dalam Hadist Shohih Bukhori :

‫يِ أرصن نرصعبهرد ال ص‬


‫صرناَرم‬ ‫ب اصجرعصل هررذا اصلبرلررد آهمصناَ رواصجنهصبهنيِ روبرنه د‬
‫روإهصذ رقاَرل إهصبرراههيهم رر ص‬

Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah


negeri ini (Mekah), negeri yang aman dan jauhkanlah Aku beserta
anak cucuku agar tidak menyembah berhala.”

‫ك رغهفوةر ررهحيةم‬
‫صاَهنيِ فرإ هند ر‬ ‫ضلرصلرن ركهثيصرا همرن الدناَ ه‬
‫س فررمصن تربهرعهنيِ فرإ هندهه همصنيِ رورمصن رع ر‬ ‫ب إهندههدن أر ص‬
‫رر ص‬

Artinya : “Ya Tuhanku, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari


manusia. Barang siapa mengikutiKu, maka orang itu termasuk
golonganKu dan barang siapa mendurhakaiKu, maka Engkau
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
‫صلةر رفاَصجرعصل أرصفئهردةص همرن‬
‫ك اصلهمرحدرهم رربدرناَ لهيههقيهموا ال د‬ ‫ت همصن هذصريدهتيِ بهرواذد رغصيهر هذيِ رزصر ذ‬
‫ع هعصنرد برصيته ر‬ ‫رربدرناَ إهصنيِ أرصسركصن ه‬
‫ت لررعلدههصم يرصشهكهرورن‬
‫س ترصههويِ إهلرصيههصم رواصرهزصقههصم همرن الثدرمررا ه‬
‫الدناَ ه‬
Artinya : “Ya TuhanKu, sesungguhnya Aku telah menempatkan sebagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
yaitu di dekat rumah Engkau (Baitulloh) yang dihormati, Ya
TuhanKu (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat,
maka jadikanlah hati sebagian manusia condong kepada mereka
dan berilah mereka rizqi dari buah-buahan, mudah-mudahan
mereka bersyukur. (QS. Ibrahim : 35-37).

Nabi Ibrahim, bukanlah pergi atas kemauannya sendiri. Semua itu adalah atas
perintah Allah. Dengan berat hati ia melanjutkan perjalanan ke Palestina.
Nabi Ibrahim yakin Allah menginginkan yang terbaik untuk hamba-Nya.
‫ك اصلرماَهء رحدتىَ إهرذا نرفهرد رماَ هفيِ الصسرقاَهء رعهطرش ص‬
‫ت‬ ‫ب همصن رذله ر‬ ‫ت أهقم إهصسرماَهعيرل تهصر ه‬
‫ضهع إهصسرماَهعيرل روترصشرر ه‬ ‫رورجرعلر ص‬
َ‫ت ترصنظههر إهلرصيهه يرترلردوى‬
‫ش اصبنهرهاَ رورجرعلر ص‬
‫رورعهط ر‬
Artinya : “Kemudian Hajar mulai menyusui anaknya dan minum dari
kantung air persediaan hingga ketika air yang ada didalamnya
mulai habis, dia menjadi haus begitu pula anaknya. Lalu dia
memandang kepada Ismail sang bayi yang sedang menundukkan
kepala.” (HR. Bukhori)

Dikisahkan pula ketika persediaan air habis Hajar mencari sumber air dan
makanan. Di tempat itu Jibril menginjakkan kakinya di atas tanah.Tidak lama
munculah air yang memancar dari bekas telapak kaki Jibril. Atas kehendak
Allah, air tersebut sangat jernih dan tidak pernah kering hingga hari ini.
Sumber mata air itu lalu dinamakan air Zamzam. Setelah itu Hajar segera
membasahi bibir Ismail dengan air Zamzam.

‫ضيهع أرصهلرهه‬ ‫ت اه يرصبهنيِ هررذا اصلهغلرهم روأرهبوهه روإهدن د‬


‫ار لر ي ه ه‬ ‫لر تررخاَهفوا ال د‬
‫ضصيرعةر فرإ هدن رهاَههرناَ برصي ر‬
Artinya : “Jangan kalian takut terlantar karena disini akan berdiri Rumah
Allah yang dibangun anak ini dan Ayahnya. Ingatlah Allah tidak
akan menelantarkan ahli rumahnya.” (HR. Bukhori).

Dalam kisah ini betapa berat perjuangan dan pengorbanan Hajar


mempertahankan hidupnya, dan hidup putranya Ismail mengingatkan kita
kembali para orangtua, terutama Ibu yang bersedia melakukan apapun untuk
kebahagiaan anaknya. Dan bagi seorang anak hendaklah selalu menghormati
orang tua terutama Ibu karena orang tua selalu mendahulukan kepentingan
anak di atas segalanya bahkan rela mengorbankan dirinya, mempertaruhkan
nyawanya sekalipun. Sungguh tiada cinta, perjuangan dan pengorbanan yang
paling hebat dibanding orang tua.
 Penyamaan kisah Nabi Ibrahim di zaman sekarang adalah
1. Adanya perayaan idhul adha
2. Penyembelihan hewan kurban
3. Kisah Nabi Muhammad SAW pada (QS. Al-Hijr: 94)
‫ض رعهن اصلهمصشهرهكصيرن‬
‫صردصع بهرماَ تهصؤرمهر روأرصعهر ص‬
‫رفاَ ص‬
Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang
yang musyrik.”

Nabi Muhammad pada masa awal ke-Islaman berdakwah secara sembunyi-


sembunyi atau dikenal dengan istilah dakwah Sirriyah kurang lebih tiga tahun
lamanya. Kemudian berdakwah secara terang-terangan pada (QS. Al-Hijr:
94). Setelah turunnya ayat tersebut, Nabi kemudian berdakwah secara terang-
terangan kurang lebih 20 tahun (10 tahun di Mekah dan 10 tahun di
Madinah).
Seperti halnya saat ini para ulama’ berdakwah dari majlis ke majlis, beliau
dengan sabar dan telaten menyiarkan ajaran Islam tanpa mengenal cacian
atau hujatan di lingkungan manapun (Contohnya : Gus Miftah, beliau dakwah
di lokalisasi).
4. Kisah Nabi Yusuf pada (QS. Yusuf: 25-27).
‫ك هسصوصءا إهدل أرصن‬ ‫ت رماَ رجرزآهء رمصن أرررارد بهأ رصهله ر‬ ‫صهه همصن هدبهذر روأرصلفررياَ رسيصردرهاَ لرردىَ اصلرباَ ه‬
‫ب ُ رقاَلر ص‬ ‫ب روقررد ص‬
‫ت قرهمصي ر‬ ‫رواصستربررقاَ اصلرباَ ر‬
‫صهه قهدد همصن قهبهذل‬‫ رقاَرل ههريِ رراروردصتهنيِ رعصن ندصفهسيِ ُ رورشههرد رشاَههةد صمصن أرصهلهرهآَ إهصن ركاَرن قرهمصي ه‬.‫ب أرلهصيةم‬ ‫يهصسرجرن أرصو رعرذا ة‬
‫ت روههرو همرن ال د‬
‫صاَهدقهصيرن‬ ‫ روإهصن ركاَرن قرهمصي ه‬.‫ت روههرو همرن اصلركاَهذبهصيرن‬
‫صهه قهدد همصن هدبهذر فرركرذبر ص‬ ‫صردقر ص‬
‫فر ر‬

Artinya : “(25) Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu
menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-
duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu
berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud
berbuat serong dengan istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum)
dengan adzab yang pedih?. (26) Yusuf berkata: "Dia menggodaku
untuk menundukkan diriku (kepadanya)", dan seorang saksi dari
keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju
gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf
termasuk orang-orang yang dusta. (27) Dan jika baju gamisnya
koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta, dan Yusuf
termasuk orang-orang yang benar.”

Yusuf a.s pada masa kecil dimasukkan kedalam sumur karena hasut dan
kebencian saudara-saudaranya. Tapi ia selamat karena pertolongan Allah.
kemudian ia tinggal di dalam istana Gubernur Mesir sebagai budak. Istri
gubernur Mesir jatuh cinta kepada Yusuf dan menyiapkan segala jebakan dan
sarana dosa bagi Yusuf. Namun dengan kekuatan iman Yusuf menjauhinya.
Atas tuduhan kesucian dan menjaga kesucian, Yusuf dimasukkan ke dalam
penjara sebagai tangga kesuksesannya dan dari situlah Yusuf menjadi
pemimpin Mesir. (contoh pada zaman sekarang : sudah banyak wanita yang
dibutakan oleh hawa nafsu mereka. Wanita seperti itu rela melakukan apapun
demi keinginannya terpenuhi.)

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Moh Arif. “Studi Al-Qur’an”, CV. Sunrise, Juni 2017.


Djalal, Abdul. “Ulumul Qur’an”, CV. Dunia Ilmu, 1998.
Gufron, Muhammad. Rahmawati. “Ulumul Qur’an”, Kalimedia, 2017.
Hasan, Lutfi. “Ulumul Qur’an”, CV. Sunrise, 2017.
Jati, Ira Puspitasari. “Kisah-kisah Dalam Perspektif Pendidikan”, Jurnal
Didaktika Islamika, (Agustus, 2016), Vol. 8 No. 2 : 78.
Nugroho Irham. “Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Kish-kisah Yang
Terkandung Ayat Al-Qur’aan”, Available At :
http://journal.uhamka.ac.id/index.php/jpi,(Mei, 2017), Vol. 8. No. 1 : 87.
Octofrezi Permana. “Teori Dan Kontribusi Metode Kisah Al-Qur’ani Dalam
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah”, Jurnal Komunikasi dan
Pendidikan Islam, (Juni, 2018), Vol. 7. No. 1. : 215.
Qattan, Manna Khatan, “Studi Ilmu-ilmu Qur’an”, terj. AS. Mudzahir: Litera
Antar Nusa, 1992.
Rahmawati, Ana. As’ad, Ali. ”Penguatan Pendidikan Karakter Dengan Qshashil
Qur’an”, Jurnal Tarbawi, (Januari-Juni, 2018), Vol. 15. No. 1. : 35.
Sidiq Umar. “Urgensi Qashash Al-Qur’an Sebagai Salah Satu Metode
Pembelajaran Yang Efektif Bagi Anak”. Cendekia, (Januari-Juni, 2011),
Vol. 9: 115.

Anda mungkin juga menyukai