Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rizky Ita Purba

Kelas : X IPS 2
No. urut : 42
Mata Pelajaran : Sejarah minat

BIOGRAFI HARIARA

Dia adalah seorang lelaki yang bisa dikatakan baik hati. Saya sudah mengenalnya
sejak duduk dibangku SMP. Tepatnya saat kelas IX SMP. Kami saling mengenal karena
waktu itu kami bimbingan belajar ditempat yang sama, yaitu di Ganesha Operation. Hariara
Damanik namanya. Biasanya orang memanggil dia Ari. Dia memiliki nama yang unik. Dulu,
sempat Ia diejeki beras saat di less, karena namanya yang mirip seperti merk beras. Ternyata,
dibalik nama tersebut, nama tersebut menyimpan makna yang sangat bagus. Yaitu
pelindung. Ibunya memberikan nama tersebut kepadanya karena Ibu nya berpengharapan
kepadanya agar Ia bisa menjadi pelindung di tengah-tengah keluarganya, secara khusus bagi
adek-adeknya kelak. Hariara lahir di Pematangsiantar, 22 November 2003. Ia memiliki
zodiak Sagitarius. Saat ini, Ari berumur 14 tahun. Ari merupakan anak dari pasangan M.
Damanik dan M. Br. Siahaan. Ari merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini,
adek pertamanya sedang menimba Ilmu di Sekolah Menengah Pertama tepatnya di SMP N. 1
Pematangsiantar. Ia bernama Vigo Daniel Pangaralam Damanik. Sedangkan adek bungsunya
yang bernama Mandala Mangaraja Damanik sekarang meimba ilmu di PAUD yaitu di TK St.
Lusia.. Ari bertempat tinggal di Parluasan, tepatnya di Jalan TB Simatupang, Sumatera Utara,
Indonesia. Ia lahir dan dibesarkan ditengah keluarga yang sederhana. Ia memiliki hobi
seperti, bermain sepak bola, bermain volley, membaca komik, bermain game online, serta
menonton film. Ia menyukai makanan, seperti burger dan kebab.

Dulu, ketika Hariara berusia 4 tahun, Ia TK di Santa Lusia. Saat TK, ia memiliki
pengalam yang berkesan dalam hidupnya. Sewaktu TK biasanya Ia diantar jemput menaiki
bus sekolah. Uang antar jemputnya waktu itu ialah sekitar Rp 60.000/ bulan. Pada saat itu,
tanpa sepengetahuannya, ibunya menjemputnya ke sekolahnya. Namanya juga ketika anak-
anak. Pasti kita amat senang ketika kita dijemput oleh Ibukita. Ia langsung berlari menjumpai
Ibunya ketika Ia melihat Ibunya. Semakin senangnya, Ia sampai tak sadar jika ada batu di
depannya. Alhasil, karena Iatak melihat batu tersebut, Ia akhirnya tersandung batu kemudian
terjatuh. Secara reflex, Hariara akhirnya menangis tersedu-sedu. Ibunya langsung
mengobatinya dan membujuknya agar Hariara berhenti menangis. Karena hari semakin siang
dan tak ada satu pun rayuan-rayuan yang bisa membuat Ia berhenti menangis, akhirnya
Ibunya menyerah dan membawa Hariara makan siang. Ternyata, dengan membawa Hariara
makan siang saja bisa membuat Hariara diam seketika, mengapa tidak daritadi saja Ibunya
membawanya makan yaa.

Selanjutnya, setelah Ia menamatkan pendidikannya di TK, kemudian Ia


melanjutkann pendidikannya ke Sekolah Dasarketika berumur 6 tahun. Dia sempat berfikir
mengapa Ia tak melanjutkan pendidikannya saja ketika berumur 5 tahun? Padahal ketika
berumur 5 tahun ia sudah mahir berhitung dan iajuga sudah mengenalhuruf. Saat ia bertanya
kepada Ibunya, Ibunya kemudia mengatakan bahwa memang itulah syarat untuk melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Dasar. Hariara memasuki Sekolah Dasar yaitu di SD N 60. Saat
pertama kali bersekolah, Ia diantarkann oleh Ibunya utuk berangkat sekolah. Hal itu
dikarenakan, dia adalah anak pertama di keliuarganya. Tak ada kakak/abang yang bisa
mendampinginya untuk berangkat ke sekolah. Ia diantarkan kedua oleh Ibunya sampai ke
kelas. Di kelas akhirnya, ibunya mencarikan Ia tempat duduk. Setelah mendapatkan tempat
duduk, akhirnya dia duduk. Karena masih anak-anak dan belum pandai dalam hal
bersosialisasi dan beradaptasi terhadap lingkungan yang baru, akhirnya Ibunya mencarikan Ia
teman. Ibunya memanggil seorang anak yang bernama Gilbert. Akhirnya mereka berteman
sangat akrab. Mereka bercengkrama sambil bercanda gurau sebelum pelajaran dimulai.
Setelah sekian lama bercerita sambil bercanda gurau, tidak terasa bahwa jam pelajaran akan
dimulai. Jam pelajaran pertama mereka belajar huruf dan angka serta berhitung. Hariara
sangat senang karena sudah mengetahui topic yang akan di ajarkan oleh gurunya. Tidak
terasa, akhirnya jam pelajaran telah usai. Akhirnya, para murid di persilahka pulang. Banyak
para orangtua menunggu anaknya pulang. Termasuk Hariara, ternyata Ibunya sudah
menunggunya di gerbang sejak 10 menit yang lalu. Akhirnya,mereka pulang ke rumah.
Karena merasa letih, setelah sampai rumah akhirnya Ia tidur. Sampai hari kedua sekolah dan
hari-hari berikutnya, tidak terasa Ujian Kenaikan Kelas pun dimulai. Hariara mengerjakannya
dengan sungguh-sungguh. Begitulah setiap harinya. Setelah Ujian Kenaikan Kelas selesai,
saat yang ditunggu-tunggu ialah pembagian rapor. Hariara merasa minder dan tidak yakin
bahwa dirinya yang akan mendapatkan peringkat kelas. Akhirnya juara kelas pun di panggil,
Ia sangat terkejut karena Ia mendapatlan peringkat ke-3 di kelas. Ia sangat bangga. Ternyata
tidak sia-sia Ia belajar saat TK.

Hariara kemudian bergegas kerumah dan segera memberitahukanya kepada Ibunya


bahwa Ia mendapatkan peringkat ke-3 di kelas. Ibunya pun bangga, dan Ibunya berjanji akan
membawanya pergi bermain time zone di Ramayanaa. Tentu, ia sangat senang sekali,
namanya juga anak-anak. Setelah Ia dan Ibunya beres-beres, akhirnya mereka bergegas pergi
ke Ramayana. Setelah sampai, akhirnya Ibunya langsung mrnrpati janjinya,mereka pergi
bermain time zone. Karena tidak terasa hari semakin terik, Ibunya akhirnya membawa Ia
makan bersama di KFC. Tentu Ia pasti sangat senang. Ia makan dengan lahap seperti anak-
anak pada umumnya. Setelah itu, mereka pun pulang. Hari-hari berjalan seperti biasa, Ia
melanjutkan sekolahnya setiap hari, dan Ia terus mendapatkan peringkat kelas saat Sekolah
Dasar. Tidak terasa UN pun dimulai, Ia belajar dengan gigih, agar Ia unggul. Ia mengerjakan
soal-sosal UN dengan sungguh-sungguh. Akhirnya selesai UN pun telah usai.

Kemudian Hariara melanjutkan pendidikannya ke SMP. Ia mencoba SMP N 1


Pematangsiantar, yang terletak di Jalan Merdeka dekat Ganesha Operation. Ia akhirnya
dinyatakan lulus, dan berhak masuk ke sekolah tersebut. Akhirnya, Ibunya membawa Ia
untuk segera daftar ulang. Ia pun mau, karena sekolah tersebut telah lama Ia idam-idamkan
sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Dia bersekolah dengan giat untuk memperoleh
peringkat kelas seperti biasa saat duduk di bangku sekolah dasar. Ia pikir gampang, ternyata
sangat sulit karena sudah banyak orang-orang bergabung dari sekolah lain.

Pada saat kelas 2 SMP, semua murid kelas Hariara pergi ke kolam dalam rangka
olahraga. Saat itu, ia membawa uang sebanyak Rp 100.000,00. Akan tetapi, saat siap
berenang, akhirnya ia memakai baju. Saat itu, Ia dan teman-temannya merasa sedikit lapar,
akhirnya mereka pun memutuskan untuk membeli jajan di detis. Setelah memilih jajan yang
hendak dibeli, teman-teman Hariara pun segera membayarnya. Berbeda dengan Hariara, dia
masih sibuk mencari keberedaan uangnya ada dimana. Ternyata uangnya hilang. Mungkin
jatuh dari kantong celana sekolahnya. Akhirnya, temannya pun mengedeluankan untuk
membayar makanan yang sudah di pilih Hariara. Karena tidak enak, apabila kita hendak
membeli suatu barang, akan tetapi kita mengembalikannya kembali dan tidak jadi membeli
suatu barang apa pun. Akhirnya, mereka pun pulang dari kolam. Hariara langsung bergegas
ke rumah. Ia langsung bercerita kepada Ibunya bahwa uangnya hilang di detis. Ibunya pun
memarahinya karena Ia telah bersikap sangat teledor. Lambat laun, Ibunya akhirnya
melupkan kejadian tersebut. Seiring berjalannya waktu, tidak terasa Ia sudah menginjakkan
kaki di kelas tiga. Ibunya akhirnya memutuskan agar Ia bimbingan less di Ganesha Operation
agar Ia mendapatkan nilai yang bagus saat UN karena di angkatan kami, UN sudah
menggunakan computer yang dinamakan UNBK( Ujian Nasional Berbasis Komputer). Tidak
terasa UNBK pun telah usai.

Hariara kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Ia


mencoba untuk testing ke SMA RK BUDI MULIA. Ia mendaftarkan dirinya bersama
temannya dengan membawa uang dan kaset yang berisikan foto. Ia sangat berharap agar Ia
bisa masuk ke SMA yang di idam-idamkan oleh banyak orang termasuk dirinya. Ia mengikuti
test dengan baik sesuai dengan peraturan yang telah dibuat. Setelah mengikuti test, akhirnya
pengumuman pun dinyatakan. Ia segera mengecek namanya di antara sekitar 350 orang siswa
yang diterima. Ia mengetikkan namanya di hasil pengumumannya, dan tidak disangka Ia
dinyatakan lulus dan berhak masuk ke sekolah tersebut. Akhirnya, ia pun daftrar ulang. Saat
daftar ulang, Ia lupa membawa SKHU nya padahal sudah di buat peraturan jika mendaftar
ulang harus membawa SKHU. Akhirnya Ia pulang dulu kerumah untuk mengambil SKHU
nya. Setelah sampai di rumah, Ia langsung bergegas ke sekolah untuk daftar ulang. Setelah
mengantri lama, akhirnya namanya pun dipanggil. Ia sangat senang karena sudah sah menjadi
siswa di SMA RK BUDI MULIA.

Tidak terasa, sekolah akan di mulai. Murid-murid baru SMA BUDI MULIA
kemudian datang ke sekolah dan mulai mencari-cari teman. Ia berjumpa dengan teman SMP
nya yang bernama Philipus. Ternyata mereka juga sekelas. Akhirnya murid-murid baru
dibimbing oleh kakak panitia mos untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Tak di sangka,
ternyata aku dan Hariara satu kelas. Akhirnya, kami semua di bimbing dan di bina oleh
sebahagian kakak kealas lewat Masa Pengenalan Lingkugan Sekolah. Saat menjalani Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah, Hariara melakukan kesalahan. Ia ditegor oleh kakak Panitia
Mos karena Ia sering menjawab-jawabi kakak PanMos saat mereka berbicara. Akan tetapi, itu
masih belum seberapa. Saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, ada kesalahan yang
paling fatal yang diperbuatnya. Ia dengan seenaknya menirukan gaya PanMos ketika masuk
ke kelas kami. Ia masuk ke kelas sambil berkata : “ Selamat pagi adek-adek, saya PanMos
hari ini.” Mungkin saat itu, ada PanMos atau kakak kelas lain yang lewat dan mendengarkan
perkataannya. Akirnya saat PanMos masuk ke kelas kami, mereka bertanya dan mendesak
kami supaya 1 diantara kami mengaku siapa yang telah berkata demikian. Karena Hariara
tidak mau mengaku, akhirnya satu persatu kami ditanya siapa tahu kami mengetahui siapa
yang mengatakan hal tersebut. Kami akhirnya jujur, dan mengatakan bahwa Hariara lah
orangnya. Tetapi kakak PanMos marah karena Hariara tidak jujur terlebih dahulu sebelum
kami mengatakan bahwa Ia adalah orangnya. Akhirnya semua pita merah mendatangi kelas
kami keesokan harinya, saya tahu bahwa kesalahannya itu sudah diambang batas. Karena hal
yang dilakukan oleh Hariara itu sudah sangat menginjak reputasi Kakak PanMos. Ia seperti
tidak menghormati kakak PanMos sebagai kakak pembimbing kelas kami. Padahal mereka
sangat baik, mau membimbing dan mengajari kami agar kami memiliki mental yang kuat.
Saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah mungkin bagi kami pada saat itu sangat capek,
atau letih. Akan tetapi setelah kami menjalani dan melewati Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah tersebut, Hariara mengatakan bahwa Ia rindu saat dimana Ia dibimbing dan di bina
oleh para Kakak Panitia Mos. Karena saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
berlangsung, banyak hal-hal menyenangkan yang terjadi. Kami di ajarkan bagaimana kami
agar kami itu kompak. Apalagi kami itu anak SOS. Kami harus berjiwa social, dan rasa
solidaritas kami harus kami junjung tinggi. Hariara sangat bersyukur karena hari itu, Ia
mendapatkan pengalaman yang berarti dalam hidupnya.

Sejak duduk di bangku SMA, Hariara pun mulai berpikir untuk prospek kehidupannya
di masa depankelak. Ia pun mrmutuskan, kelak Ia bisa bekerja sebagai pengusaha di bidang
industri. Ia mulai mencari-cari di google bagaimana caranya agar sesesorang dapat menjadi
penguisaha di bidang industry. Ia terinspirasi pada Prajogo Pangestu. Karena Prajogo
merupakan orang yang ulet, gigih dan terus berusaha, meskipun Prajogo merupakan anak dari
tukang penyadap getah karet, namun Ayah Prajogo juga sempat mengubah profesinya
sebagai tukang jahit untuk menambah penghasilan. Ia tidak pantang menyerah dan tidak
henti-hentinya berusaha untuk mengembangkan usahanya. Padahal dulunya, Prajogo tidak
lulus SLTA karena kesulitan ekonomi yang dialami oleh orangtuanya. Namun, karena doa
dari orangtua dan ,usahanya yang ulet saat ini Prajogo, yang lahir dari keluarga orang yang
tak mampu, bahkan bisa menjadi salah satu dari 40 orang terkaya di Indonesia. Hariara
mengutip bahwa kisah Prajogo Pangestu itu, sangat dahsyat. Bahwa taka da yang tidak
mungkin terjadi. Semuanya mungkin terjadi apabila dibarengi usaha dan doa. Seorang
Prajogo yang tidak lulus SLTA saja bisa, masa Hariara tidak bisa.

Anda mungkin juga menyukai