Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Tingkat Tinggi di Daerah Aliran Sungai Carang -

Air Raja, Tanjungpinang Timur, Kepulauan Riau

(Diversity of Spermatophyta at Carang River’s Flow – Air Raja, Tanjungpinang Timur,
Kepulauan Riau)

Julita

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Padang
Limau Manis, Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat 25175
Email: jvlita2@gmail.com
Memasukkan : Diterima :

ABSTRACT
An environment that consists of only a few types of biological, is very sensitive and easily
unbalance. The more diverse the biological resources, the more stable the environment is.
Therefore, it is important to know the diversity of the components in the environment. One of
which is plants in this case spermatophyta, especially in the river flow area. The purpose of the
research is to find out the types and diversity of spermatophyta at Carang River’s flow area in
Tanjungpinang City. This research was carried out on ... in the Carang River - Air Raja, East
Tanjungpinang, Riau Islands. The method used is Line Transect sampling with a 1x1 meter
quadrat plot making technique using Purposive sampling. Research result……

Keyword: Carang River, Diversity, Plant, River Flow Area, Spermatophyta

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara
dengan keanekaragaman hayati terbesar di
dunia (megabiodiversity countries).
Keanekaragaman hayati tersebut meliputi
betapa banyak dan tingginya variasi
tumbuhan dan hewan antar satu daerah
dengan daerah lain yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Keanekaragaman jenis
tumbuhan di Indonesia mnempati posisi
keempat di dunia. Keanekaragaman jenis
tumbuhan tersebut tergambar pada hutan-
hutan yang tersebar di seluruh kawasan
Indonesia (Indrawan et al. 2007).
Namun, dengan melimpahnya
keragaman tersebut menyebabkan masih
banyaknya tumbuhan yang belum
teridentifikasi dan diketahui potensi serta
manfaatnya. Untuk itu, perlu perlindungan
terhadap sumber keanekaragam itu pada
hutan hujan tropis di Indonesia karena
hutan hujan tropis berperan sangat besar
dalam menjaga keanekaragam hayati atau
biodiversity kita dengan luas total 98,56
juta ha (Statistik Kehutanan 2011).
Daerah aliran sungai (DAS)
merupakan suatu area atau kesatuan
ekosistem di sekitar sungai yang komponen
atauunsur-unsur penyususnnya berupa
sumber daya biotik dan abiotik begitu pun
dengan sumber daya manusia. DAS juga
berfungsi sebagai penampung air hujan,
daerah resapan, daerah penyimpanan air,
dan pengaliran air di lingkungan
(Emirhadi, 2009).
Terpeliharanya kondisi DAS terjadi
karena aliran sungai dikelola dengan baik,
serta menjaga keseimbangan antara
kepentingan umum maupun individu.
Masyarakat telah menyadari bahwa dengan
menanam tanaman yang bernilai ekonomi
di sela-sela sistem pertanian berarti mereka
telah mempertahankan DAS karena
pepohonan mampu menjaga kestabilan
lereng perbukitan dan menahan hilangnya
tanah akibat erosi dan aliran air. Kondisi
kawasan DAS dikatakan baik yaitu ketika
tidak terjadi bencana banjir, tanah longsor,
serta tanah lumpur(Subekti, 2009).
Sungai Carang merupakan salah satu
sungai di Provinsi Kepulauan Riau,
tepatnya di Kota Tanjungpinang bagian
timur. Sungai ini oleh masayarakat
setempat sering digunakan sebagai tempat
perlombaan olahraga air pada hari-hari
tertentu.
Berdasarkan penelitian yang ada,
daerah sekitar sungai carang banyak
ditumbuhi pepohonan tembakau, namun
masih sedikit informasi tentang ragam jenis
tumbuhan tingkat tinggi lainnya.
Pengetahuan mengenai keragaman
tumbuhan tingkat tinggi pada kawasan
DAS sungai carang dibutuhkan agar
nantinya dapat digunakan untuk
menganalisis, menambah referensi atau
mencegah ketidakseimbangan ekosistem di
sekitar sungai, ataupun untuk memecahkan
masalah yang mungkin muncul di
kemudian hari.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode line transek. Dalam hal
ini ukuran daerah ditentukan kurang lebih
untuk 5-10 stasiun. Lalu akan diketahui
jenis-jenis pada tiap stasiun, mana family
yang paling banyak selain dari tumbuhan
tembakau. Metode line transek adalah
metode yang biasa digunakan oleh ahli
ekologi untuk mempelajari komunitas
padang rumput yang cara awalnya
menentukan terlebih dahulu dua titik
sebagai pusat garis transek dan menarik
garis lurus (Rugayah, 2004).
HASIL
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Statistik Kehutanan
Indonesia. Jakarta : Departemen
Kehutanan Indonesia.
Emirhadi Sugandi. 2009. “Pengelolaan
Lingkungan dan Kondisi Masyarakat
pada Wilayah Hilir Sungai “. Jurnal
Sosial Humaniora , Vol. 13, No. 2,
h.144.
Indrawan, Mochamad. 2007. Biologi
Konservasi. Jakarta :Yayasan Obor
Indonesia
Rugayah, A. dkk. 2004. “Pengumpulan
Data Taksonomi”. Pedoman
Pengumpulan Data Keanekaragaman
Flora. Pusat Penelitian Biologi-
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
h. 72.
Subekti Rahayu, dkk., 2009. Monitoring
Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor:
ICRAF Asia Tenggara. h. 1.