Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk menghasilkan bidan profesional, harus melewati dua tahap
pendidikan yaitu pendidikan akademik dan tahap profesi, kedua tahap
tersebut merupakan tahapan pendidikan yang terintegrasi sehingga tidak
dapat dipisahkan. Salah satu cara untuk pengembangan dan pengendalian
mutu kebidanan adalah dengan cara mengembangkan lahan praktek
kebidanan disertai dengan adanya pembinaan masyarakat profesional
kebidanan untuk melaksanakan pengalaman belajar di lapangan dengan
benar bagi peserta didik. Tanggungjawab masyarakat  profesional
kebidanan dalam melaksanakan kebidanan profesional, dengan sistem nilai
dan tradisi profesionalnya adalah hal yang mutlak dalam pendidikan
kebidanan sebagai pendidikan profesional. Lahan praktek kebidanan
merupakan komponen  pendidikan yang perlu mendapat perhatian bagi para
pengelola lahan praktek. Maka dengan adanya lahan praktek dan komponennya
yang baik akan dapat dikembangkan  pengalaman belajar klinik dengan benar.
Perubahan sikap dan keterampilan profesional dengan melalui
pengalaman klinik yang diselenggarakan dengan benar dalam tatanan
pelayanan kebidanan  profesional sangat menentukan kualitas dan kondisi
bidan dimasa mendatang, selain itu juga tergantung dari kita (yang sudah
menjadi bidan) untuk menyiapkan peserta didik kebidanan yang praktek
di klinik. Tanpa disadari ternyata bidan kurang memperhatikan proses
bimbingan terhadap peserta didik. Ada anggapan bahwa urusan pendidikan
dan bimbingan kepada peserta didik merupakan tanggungjawab institusi
pendidikan. Kenyataannya pembimbing dari institusi  pendidikan
frekuensi kehadirannya di klinik bisa dikatakan jarang/bahkan tidak
kelihatan atau bidan yang ada di bangsal banyak disibukkan dengan
pekerjaannya masing-masing sehingga tidak sempat melakukan bimbingan
kepada mentee. Oleh karena itu untuk menjawab dan mengatasi semua

1
permasalahan tersebut diatas maka  perlu dilaksanakan bimbingan klinik
dengan menggunakan metode mentoring.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu monitoring?
2. Apa saja kriteria dari seorang mentor?
3. Bagaimana tugas dan sikap dari seorang mentor?
4. Apa itu supervisi dan apa saja tugas seorang supervisi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian monitoring
2. Untuk mengetahui kriteria seorang mentor
3. Untuk mengetahui tugas dan sikap seorang mentor
4. Untuk mengetahui pengertian supervisi dan tugas seorang supervisi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Monitoring
Menurut Mudjahudin dan Putra (2010:75) Monitoring dapat didefinisikan
sebagai suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan
mngkomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan keputusan
manajemen proyek. Sedangkan menurut Sutabri (dalam Herlina dan Rasyid ,
2016:43) Monitoring juga didefinisikan sebagai langkah untuk mengkaji apakah
kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana, mengidentifikasi
masalah yang timbul agar dapat langsung diatasi, melakukan penilaian apakah
pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan,
mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh kemajuan.
Jadi, Monitoring adalah kegiatan penilaian pola kerja yang dilakukan
dengan cara mengkaji maupun mengamati sesuatu kegiatan yang
dilaksanakan telah sesuai dengan rencana.

B. Pengertian Mentoring
Mentoring berasal dari kata mythology yunani, kata mentor berarti
berperan sebagai adviser, role model, consellor tutor dan atau guru (Roberts,
1999). Mentoring merupakan proses pembelajaran dimana mentor mampu
membuat mentee (peserta mentoring) yang tadinya tergantung menjadi
mandiri. Mentoring adalah bantuan secara tersembunyi “offline help” dari
mentor ke mentee untuk transfer pengetahuan, pemikiran dalam kerja secara
signifikan (Mc Kimm, Jolie & Hatter, 2007).
Mentoring adalah suatu hubungan antara 2orang yang memberikan
kesempatan untuk berdiskusi yang menghasilkan refleksi, melakukan
kegiatan/tugas dan pembelajaran untuk keduanya yang didasarkan kepada
dukungan, kritik membangun, keterbukaan, kepercayaan, penghargaan dan
keinginan untuk belajar dan berbagi

C. Kriteria Mentor
Kriteria Mentor Secara Umum :
3
1. Pendengar yang baik
2. Dihargai sebagai profesional
3. Dapat di dekati
4. Memiliki pengetahuan lebih tinggi dari mentee
5. Antusias, memberi saran/mendorong
6. Bijaksana
7. Dapat diakses
8. Tidak menghakimi
9. Berpengalaman
10. Memberi tantangan, tapi tidak destruktif
11. Beretika, jujur dan dapat dipercaya
Kriteria Seorang Mentor Dalam Kebidanan
1. Interest
2. Komitmen
3. Bersedia memfasilitasi proses pembelajaran
4. Melaksanakan praktek anc,kb, bbl,dll
Kegitan pembelajaran mentoring meliputi:
1. Pertemuan pra klinik
2. Melakukan asuhan kebidanan
3. Berpartisipasi dalam melakukan pelayanan

D. Tugas dan Sikap Mentor


1. Memiliki Ketrampilan dan pengetahuan yang baru
2. Berpengalaman dalam organisasi
3. Iklim yang mendukung untuk mengevaluasi sukses dan kegagalan
4. Memiliki kesempatan berhubungan dalam jaringan kerja
5. Menerima dorongan dan dukungan
6. Mendapatkan pengakuan bagi keberhasilan
7. Mengembangkan cara pandang yang baru dan berbeda
8. Mendapatkan asistensi dengan gagasan-gagasan
9. Menerima nasehat dan petunjuk dari sumber yang obyektif
10. Menerima reasuransi atau dukungan pendapat.
4
E. Pengertian Supervisi
Supervisi adalah suatu kegiatan yang dilakukan berupa pengawasan,
pengontrolan, pengendalian maupun pengevaluasian (KBBI, 2014). Menurut
Gillies (1994), menyatakan supervisi atau pengawasan merupakan salah satu
dari prinsip perilaku kepemimpinan. Supervisi dilakukan untuk melihat
pekerjaan yang sedang berlangsung dan memperbaikinya apabila terjadi
pelaksanaan yang tidak baik. Menurut RCN (2007), supervisi adalah proses
memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi, dengan
cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan.
Fayol dalam Swanburg (2010), mengemukakan bahwa supervisi
merupakan pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan
rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-
prinsip yang telah ditentukan yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan
dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Supervisi adalah
melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap
pekerjaan yang dilakukan bawahan yang kemudian bila ditemukan masalah
segera dilakukan bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya (Suarli,
2012).
Marquis & Huston (2010), mengemukakan bahwa supervisi adalah
kegiatan yang direncanakan untuk membantu tenaga keperawatan dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Supervisi tidak hanya sekedar
mengontrol melihat apakah segala kegiatan sudah dilaksanakan sesuai
dengan rencana atau program yang telah ditentukan, tetapi supervisi
mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personal maupun
material yang diperlukan untuk tercapainya tujuan asuhan keperawatan secara
efektif dan efesien.
Berdasarkan beberapa uraian pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa supervisi adalah suatu kegiatan profesional dalam pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh manajer kepada bawahan. Proses supervisi
merupakan kegiatan pembelajaran, pelatihan yang bertujuan untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta serta memberikan dukungan

5
kepada bawahan dan merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan
asuhan keperawatan.

F. Tugas seorang Supervisi


Tugas supervisor dan tanggung jawabnya secara umum memang
sangat sulit seorang supervisor harus memenuhi berbagai tanggung
jawab kepada karyawan, kelompok kerja, dan organisasi. Supervisor
harus bertanggung jawab dalam memastikan semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik sehingga tidak ada keamanan, keselamatan
atau kesehatan yang terancam. Sebelum membahas lebih lanjut
mengenai supervisor, ada baiknya membahas mengenai pengertian
supervisor yang kita kenal dan gaya kepemimpinan yang baik sebagai
seorang supervisor. Berikut beberapa tugas dari supervisor
1. Menyampaikan kebijakan yang disampaikan oleh jabatan di
atasnya kepada seluruh bawahan dan groupnya
2. Mengatur kelompok kerja pada grup yang dipegangnya
3. Memberikan tugas pada subordinatenya
4. Melaksanakan tugas, proyek, dan pekerjaan secara langsung
5. Memberikan training pada subordinate
6. Memimpin dan memotivasi subordinate atau bawahannya
7. Menegakkan aturan yang telah di tentukan oleh perusahaan
8. Mendisiplinkan bawahan/subordinate
9. Memecahkan masalah sehari hari yang rutin
10. Membuat rencana jangka pendek untuk tugas yang telah
ditetapkan oleh atasannya.
11. Mengontrol dan mengevaluasi kinerja bawahan
12. Memberikan info pada manajemen mengenai kondisi
bawahan, atau menjadi perantara antara pekerja dengan
manajemen.
Tugas dalam memimpin seorang supervisor memang berbeda
dengan tugas moderator. Supervisor di tuntut memiliki wibawa
sebagai seorang pemimpin yang siap berkorban serta menjalankan
6
tugas yang diemban agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai.
Tugas dan wewenang ini hampir sama pada supervisor produksi,
management, marketing dan sebagainya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Monitoring adalah kegiatan penilaian pola kerja yang dilakukan dengan
cara mengkaji maupun mengamati sesuatu kegiatan yang dilaksanakan telah
sesuai dengan rencana.
Mentoring adalah suatu hubungan antara 2orang yang memberikan
kesempatan untuk berdiskusi yang menghasilkan refleksi, melakukan
kegiatan/tugas dan pembelajaran untuk keduanya yang didasarkan kepada
dukungan, kritik membangun, keterbukaan, kepercayaan, penghargaan dan
keinginan untuk belajar dan berbagi . Kriteria Mentor Secara Umum itu
sendiri yaitu menjadi Pendengar yang baik, Dihargai sebagai profesional,
Dapat di dekati, Memiliki pengetahuan lebih tinggi dari mentee, Antusias,
memberi saran/mendorong, Bijaksana, Dapat diakses, Tidak menghakimi,
Berpengalaman, Memberi tantangan, tapi tidak destruktif, Beretika, jujur dan
dapat dipercaya
Supervisi adalah suatu kegiatan profesional dalam pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh manajer kepada bawahan. Proses supervisi
merupakan kegiatan pembelajaran, pelatihan yang bertujuan untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta serta memberikan dukungan
kepada bawahan dan merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan
asuhan keperawatan.
Seorang supervisor memang berbeda dengan tugas moderator.
Supervisor di tuntut memiliki wibawa sebagai seorang pemimpin yang
siap berkorban serta menjalankan tugas yang diemban agar visi dan
misi perusahaan dapat tercapai. Tugas dan wewenang ini hampir sama
pada supervisor produksi, management, marketing dan sebagainya.

B. Saran
8
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun masih banyak
terdapat kekurangan dan mungkin kekeliruan. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang positif dan membangun,
guna penyusunan makalah kami  berikutnya agar dapat tersusun lebih baik
lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan. Deden (2012),  Mentorship Dan Perceptorship Dalam Keperawatan ,


Jurnal Akper Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

Huriani. Emil dan Hema Malini (2012),  Mentorship Sebagai Suatu Inovasi
Metode  Bimbingan Klinik Dalam Keperawatan , Jurnal Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

 Nurachmach, E. (2007). Paradigma pencapaian kompetensi pada pendidikan ners


dengan model preceptorship dan mentorship . Disampaikan pada Pelatihan
Nasional Preceptorship dan Mentorship untuk Pendidikan Ners.
Yogyakarta, 12  – 14 Februari 2007.

Rosyadi. Ong (2009),  Mentoring dalam Bimbingan Praktek Klinik Keperawatan


di  Rumah Sakit, retrieved Nov 2nd 2013

10

Anda mungkin juga menyukai