Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagi seseorang dalam mulai berusaha, maka gagasan atau tema atau
ide pokok dalam mengawali usahanya. Namun, gagasan atau ide tersebut
merupakan hal yang kadang dirasa sangat sulit untuk ditemukan dan
diputuskan. Terkadang gagasan yang berhasil ditemukan tidak sesuai dengan
tujuan utamayang ingin dituju atau dicapai. Salah jika meganggap apabila ide
bismis itu hanya ditunggu saja dan akan datang secara tiba-tiba tanpa kita
pusing-pusing untuk mencarinya.
Ide bisnis itu datang apabila kita berusaha mencarinya dengan
menggali informasi dan pandai membaca peluang yang memungkinkan untuk
membuat usaha baru. Biasanya seseorang dalam mencari gagasan atau ide
usaha diawali dari memulai sebuah bisnis kecil terlebih dahulu. Misalnya pada
awalnya membuka usaha seperti rumah makan sederhana, namun jika ditekuni
secara disiplin lama kelamaan rumah makan itu akan berkembang menjadi
restoran yang besar.
Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu ide yang sederhana justru
akan menjadi suatu bisnis yang besar dan berkembang serta dapat memberikan
keuntungan yang sebesar-besarnya. Berdasarkan latar beakang masalah diatas,
penulis mengajukan makalah yang berjudul mencari gagasan usaha yang
nantinya akan memperjelas bagaimana cara mencari gagasan usaha.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengenal panggilan jiwa ?
2. Bagaimana manusia tipe dominan ?
3. Bagaimana manusia tipe populer ?
4. Bagaimana manusia tipe tenang ?
5. Bagaimana manusia tipe konvensional ?
6. Apa itu maching panggilan jiwa ?
7. Bagaimana bidang usaha kelompok kreatif ?

1
8. Bagaimana bidang usaha kelompok konsultif ?
9. Bagaimana bidang usaha kelompok peayanan ?
10. Bagaimana bidang usaha kelompok analitis?
11. Bagaimana ide usaha dari imitasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengenal panggilan jiwa
2. Untuk mengetahui manusia tipe dominan
3. Untuk mengetahui manusia tipe populer
4. Untuk mengetahui manusia tipe tenang
5. Untuk mengetahui manusia tipe konvensional
6. Untuk mengetahui apa itu maching panggilan jiwa
7. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok kreatif
8. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok konsultif
9. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok peayanan
10. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok analitis
11. Untuk mengetahui ide usaha dari imitasi
1.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengenal Panggilan Jiwa


Supaya berhasil dalam usaha setiap orang harus benar-benar mengenal
“panggilan jiwa”nya dan mampu memenuhi keinganan pasar dari gelora jiwa
yang bersemangat. Seperti wirausaha-wirausaha muda lainnya yang
sukses,maka andapun bisa berhasil dengan memperlihatkan 3 faktor seperti
berikut ini :
1. Cocok dengan diri kita, Peluang ini bersifat personal,akrab dengan
anda yang memerlukan kemampuan (skill),kepribadian dan anda sukai
( sesuai dengan hobi atau minat).
2. Akses : Anda dapat mengaksesnya. Hal ini berkaitan dengan
jaringan,lingkungan pendukung.
3. Potensial: Komersialisasinya harus mampu memberikan tingkat
pertumbuhan dan pengembalian investasi yang layak.
Untuk mendapatkan ide usaha yang potensial dan cocok dengan diri
anda,entrepreneur harus memulainya dengan analisis berikut :
1. Apa yan paling anda senangi
2. Apakah kegemaran atau hobby anda ?
3. Produk dan proses apa yang paling anda ketahui ?
4. Adakah sesuatu yang ingin anda lakukan ketika sedang mengganggur ?
5. Apakah tujuan terpenting anda dalam bisnis sendiri ? apakah
mendapatkan keuntungan,kebebasan atau yang lainnya ?
6. Ide mana yang muncul sebagai respon terhadap 4 pertanyaan pertama
diatas yang memenuhi tujuan pada pertanyaan no 5 ?
Bila anda mampu menjawab keenam petanyaan diatas maka anda
mulai bisa memahami bahwa masing-masing orang mempunyai keunikan dan
kepribadian yang berbeda-beda. Keunikan dan pembawaan sesorang penting
diketahui dan diperiksa sebelum memutuskan untuk mengusahakan sesuatu.

3
B. Manusia Tipe Dominan
Orang tipe “D” memiliki motivasi yang kuat untuk mengejar
prestasi. Perilakunya selalu berorientasi ke hasil dari suatu pekerjaan atau
tanggung jawab. Dia sangat menyenangi tantangan. Untuk berhasil, mereka
bersedia bekerja keras, bahkan kalau perlu dengan cara apa saja. Sayangnya,
dia kurang peduli pada lingkungan pergaulan, tidak banyak berbicara,
bertindak secara cepat dan praktis, langsung ke sasaran
Bagi orang tipe “D”, pekerjaan yang bermutu adalah pekerjaan
dengan tingkat kesulitan tinggi. Dengan demikian, mereka merasa
tertantang dan mendapat kepuasan setelah berhasil.
Para “Dominan” yang bekerja di suatu perusahaan menginginkan
status dan jenjang karier yang jelas karena bagi mereka hal itu merupakan
penghargaan atas prestasi- prestasi kerja. Bagi mereka prestasi adalah hasil
dari serentetan kerja keras dan susah payah.

C. Manusia Tipe Populer


Orang-orang tipe “P” termotivasi untuk memperoleh“pengakuan”
(recognition) dari orang banyak sehingga mereka merasa sebagai orang
penting di lingkungannya. Karena tujuannya lebih pada bagaimana penilaian
orang banyak , maka orang “P” kadang-kadang kurang mewaspadai hasil
akhir pekerjaannya dan batas waktu penyelesainnya. Mereka menginginkan
popularitas, dan untuk itu, mereka akan berusaha sedapat mugkin untuk
mencari pengaruh (influence) ke sana kemari.
Tipe “P” menginginkan prestise, banyak bicara, dan sangat
mendambakan hubungan-hubungan yang hangat serta bersahabat dengan
berbagai pihak. Seperti juga orang tipe “D”, orang-orang yang “Populis”
menghendaki kebebasan, jauh dari berbagai aturan-aturan ketat serta kendali-
kendali yang terlalu rinci. Kreativitas menghendaki kebebasan, orang “Pop”
sangat menyenangi pergaulan dan pintar bergaul. Mereka tidak segan-segan
menolong orang lain, dan memotivasi siapa pun yang membutuhkan dorongan
guna mencapai kemajuan-kemajuan dalam bisnis atau kehidupan ini.
Berbicara, baik antarpribdi maupun di depan publik sambil

4
melontarkan berbagai gagasan dan ide-ide, merupakan kemampuan yang
cukup spesifik.

D. Manusia Tipe Tenang


Orang-orang bertipe “T” terdorong oleh motivasi persahabatan dan
saling menghargai. Mereka juga “extrovert”, dan pandai bergaul. Akan
tetapi mereka tidak mempunyai ambisi besar dalam mencapai prestasi
apapun. Tipe “Tenang” ini kurang menyukai tanggungjawab dan tantangan
yang bervariasi.Karena kurang menyenangi tantangan, dengan sendirinya
mereka juga kurang berani mengambil resiko-resiko besar sehingga condong
memilih lingkungan yang aman. Untuk dapat mencapai sesuatu , orang-
orang “T” memerlukan penjelasanyang detail tentang sasaran yang hendak
dicapai, sekaligus apaperan mereka dalam tugas itu.

E. Manusia Tipe Konvensional


Orang tipe “K” biasanya bekerja dengan acuan ketelitian, hasil
yang benar dan sempurna menurut kaidah-kaidah yang sudah baku. Mereka
termasuk “introvert”, kurang peduli dengan lingkungan sosialnya sehingga
condong membatasi diri dalam berhubugan dengan manusia lain. Sebagai
kompensasinya mereka sangat teliti dalam pekerjaan, perfeksionis, selalu
mengacu pada kesempurnaan hasil. Tipe “K” ini juga mendambakan
lingkungan yang aman-aman saja. Karena “introvert”nya, mereka sering
berharap untuk mendapatkan tugas-tugas yang bisa “menenggelamkan”
mereka ke dalam keasyikan bekerja. Oleh karena itu. Pekerjaan yang sesuai
dengan mereka adalah hal-hal yang membutuhkan keakuratan tinggi atau
bidang-bidang penelitian.

F. Maching Panggilan Jiwa


1. Orang Dominan, Kelompok Kreatif
Terdiri dari orang–orang yang kreativitasnya, sangat
mendambakan kebebasan. Dalam bekerja, mereka berorientasi pada
pencapaian hasil akhir yang baik. Biasa bekerja sendiri,tidak banyak

5
bicara. Mereka tergolong orang-orang yang “tidak pintar ngomong”.
Karena sifatnya dominan, dalam berwirausaha mereka lebih memilih
bidang-bidang usaha yang tidak perlu banyak berhubungan dengan orang
lain guna “lobi-melobi”. Lebih baik mereka bergerak dalam bidang
produksi, menghasilkan produk-produk tertentu. Di sini, semua ambisi,
kebebasan berkreasi, serta gagasan-gagasan inovasi bisa terlampiaskan.
Mereka bisa mendirikan industri-industri besar,atau mencoba industri-
industri rumahan atau kerajinan.
2. Orang Populis, Kelompok Konsultatif
Orang-orang dari kelompok ini bersifat dominatif. Dan karena
pembawaan extrovert, mereka menyukai pergaulan, senang bertemu
dengan publik, dan pandai berbicara. Oleh karena itu,orang konsultif
lebih sesuai berbisnis dalam bidang-bidang usaha yang bersifat
mengarahkan atau memberi instruksi. Misalnya, menjadi konsultan,
membuka kursus, menjadi pelatih olahraga. Sebagai extrovert, mereka
juga baik dalam bidang-bidang distribusi dan perdagangan.
3. Orang Tenang, Kelompok Servis/Pelayanan
Kelompok ini lebih cocok dalam bidang-bidang usaha yang
memberikan layanan kepada pihak lain. Kelebihan orang servis adalah
kemampuannnya mengikuti keinginan-keinginan orang yang dilayaninya
dengan tulus. Bidang usaha layanan (jasa) bisa bermacam-macam, mulai
membuka bengkel otomotif,elektronik, rumah makan, rumah sakit,
sekolah, sampai berbagai usaha jasa lainnya.
4. Orang Konvensional, Kelompok Analitis
Orang tipe ini adalah pekerja yang mengacu pada ketelitian dan
“kesempurnaan hasil” menurut aturan dan kaidah yang berlaku. Ia kurang
peduli dengan lingkungan sosial dan cenderung membatasi pergaulan
antar sesama. Mereka sering dikenal dengan sebutan “perfeksionis”.
Keunggulan mereka terlihat dari hasil akhir kerja mereka yang
memuaskan, rapi dan teliti. Orang-orang bertipe kepribadian
konvensional ini cocok bekerja sebagai sekretaris, akuntan, clerk, atau
operator komputer.

6
G. Bidang usaha kelompok kreatif
Selain mengetahui kepribadiannya, seseorang perlu juga
mengecek apakah dia mempunyai ketrampilan khusus tertentu atau
hobi yang khas. Semua hal tersebut akan dapat menjadi modal yang
berharga bagi kelanjutan perwujudan usaha.
Memproduksi sesuatu adalah pilihan yang sesuai untuk orang-
orang yang “introvert- dominan”. Bidang produksi menyediakan
alternative yang tak terbatas dalam hal komoditas yang akan dibuat.
Namun harus diingat, dalam membuat sesuatu produk, pastikan
kemungkinan pemasarannya. Produk ini bisa menjadi “ saleable” (bisa
dijual) atau “marketable” (bisa dipasarkan) bila ada pihak-pihak yang
membutuhkannya dan belum dapat mendukung usaha anda. Sebuah
usaha kita akan sia-sia bila tidak ada yang membeli produk tersebut.
Contoh-contoh bidang usaha dalam sector produksi, antara lain :
1. Bidang makanan dan minuman
Bidang ini sangat bervariasi dan bisa diwujudkan dalam berbagai
tingkatan sesuai dengan tingkat lapisan masyarakat yang akan
dituju. Produk-produk makanan siapmsaji, apakah itu kalengan,
frozen foods atau makanan jajanan tumbuh sangat pesat. Bidang
usaha ini tumbuh pesat sejalan dengan beralihnya kaum perempuan
dari pekerjaan domestic(rumah tangga) ke dunia kantor(kerja).
2. Kerajinan
Calon entrepreneur di berbagai daerah nusantara sebaiknya
memikirkan atau menggali kembali potensi daerah yang memiliki
jenis-jenis kerajinan yang bisa diketengahkan ke dalam lingkup
Naasional maupun Internasional.
3. Logam.
Sentra industry logam di Nginas Sidoarjo adalah contoh yang baik,
bagaimana kretivitas bisa diwujudkan dalam bidang industry.
Sekarang ini masih sangat dibutuhkan terobosan- terobosan baru
dari entrepreneur muda untuk meningkatkan produk logam
tersebut.

7
4. Pertanian dan Agrobisnis.
Bidang pertanian merupakan bidang yang paling fundamental dari
bangsa Indonesia. Dalam masa krisis, bidang ini telah
membuktikan diri sebagai bidang usaha yang ti dak saja kebal krisis,
tetapi juga menengguk keuntungan yang berlipat ganda. Tanpa
sentuhan kaum muda, Indonesia kelak harus mengimpor produk-
produk pertanian dan food safety di Indonesia akan terancam.
Padahal tanah yang subur, matahari yang berlimpah, serta pasar
yang luas sangat menjanjikan potensi.
5. Peternakan dan Hasil-hasil Tambak.
Merupakan bidang usaha yang sangat berpotensi untuk diekspor
sehingga patut diperhitungkan sebagai bisnis yang kebal krisis.
6. Sablon.
Kaum muda kreatif tanpa melampiaskan kreativitasnya lewat seni
sablon. Penerapan industry sablon sudah berkenbang sangat luas,
bisa dikembangkan untuk pakaian. Untuk menguasai ketrampilan
sablon, banyak tesedia kursus-kursus persablonan. Biayanya
relative murah sehingga patut dijadikan sebuah alternative
unggulan bagi mereka yang ingin terjun kedunia wirausaha.
Syaratnya adalah penjiwaan dan menjaga kualitas dengan
menggunakan bahan bermutu karena sablon berhubungan erat
dengan seni dan keindahan.
7. Penerbitan
Menjadi penerbit, bisa juga dimulai dengan usaha-usaha kecil.
Kalau pengusahanya juga mampu menulis, usaha ini akan lebih
ideal lagi. Ada banyak penerbit besar yang dimulai dari kampus.
Mereka dulu memulainya dengan mencetak diktat-diktat
perkuliahan dan buku-buku wajib tulisan para dosen yang
pasaranya sudah pasti.

8
8. Mainan anak-anak.
Komoditas ini ternyata cukup menjanjikan karena jumlah anak-
anak di Indonesia sangat banyak. Memproduksi mainan anak tidak
perlu ayng mewah dan mahal. Di lingkungan sekolah, banyak
pedagang kecil menjual mainan sederhana buatan sendiri
(pekerjaan tangan) dan ternyata mainan-mainan tersebut dapat
diminati. Anak-anak kecil tidak banyak memperhatikan
kemewahan, yang penting adalah ide yang sejalan dengan dunia
khayal anak-anak. Ada juga beberapa pengusaha kecil yang
memproduksi mainan anak- anak sederhana yang terbuat dari
tripleks, dan bisa dipasarkan diberbagai sekolah.
9. Kartu ucapan
Walaupun kelihatanya sepele, ternyata kartu ucapan memiliki
harapan masa depan yang cerah. Dengan krativitas yang tinggi,
berbagai merk kartu ucapan mampu memperoleh keuntungan besar.
10. Karya-karya intelektual.
Perwujudan paling murni dari ungkapan bahwa kewirausahaan
merupakan “kerja otak” (bukan kerja otot) dapat dilihat dalam
bentuk Karya Intelektual (KI). Yang dimaksud dengan KI adalah
produk-produk yang sepenuhnya merupakan hasil kerja kecerdasan
seseorang. Termasuk dalam golongan ini adalah pembuatan
perangkat lunak (software) computer, penulisan buku, penciptaan
lagu, karya-karya seni dan masih banyak lagi. Sukses dalam bisnis
KI akan memungkinkan seseorang hidup sejahtera dan menjadi
terkenal.

H. Bidang Usaha kelompok Konsultif


Kebanyakan orang tipe konsultatif sukses dalam perdagangan
karena mereka memang memiliki kelebihan alamiah, yaitu senang
bergaul, pintar bicara, dan bisa mempengaruhi pihak lain dan mau
mendengarkan. Contoh-Contoh Bidang Usaha kelompok Konsultif yaitu :

9
1. Jasa Konsultasi :
Dengan menjadi konsultan, orang-orang dari kelompok ini akan bisa
menyalurkan pembawaannya yang dominan, langsung pada klien. Untuk
menjadi konsultan, sesorang harus mempunyai pengetahuan atau
keahlian tertentu yang dibutuhkan oleh pelanggannya.
2. Kursus-kursus :
Alternatif lain bagi kaum konsultatif adalah membuka usaha
dalam bidang pendidikan dan pelatihan.
3. Pusat Kebugaran dan Pelatihan olahraga :
Bagi mereka yang menyenangi dan menguasai teknik-teknik berolahraga
juga dapat menggunakan kepandaiannya itu untuk berwirausaha. Antara
lain menjadi pelatih olahraga atau membuka pusat kebugaran (fitness
center).
4. Bidang Perdagangan :
Bidang ini merupakan bidang yang banyak diminati entrepreneur dengan
kepribadian “dominant extrovert”. Selain mudah dimasuki, bidang ini
dapat dilakukan kapan saja dan mudah ditinggalkan.

I. Bidang Usaha Kelompok Pelayanan


Kelompok ini termasuk “extrovert”, tetapi kepribadiannya
berbeda dengan kelompok konsultatif. Kalauyang disebut terakhir
lebih condong mendominasi, maka kelompok pelayanan cenderung
melayani atau mengikuti keinginan-keinginan orang lain. Oleh sebab
itu, bidang-bidang yang sesuai dengan mereka antara lain :
1. Biro jasa
Banyak jenis biro jasa, misalnya jasa pengurusan surat-surat, seperti
perpanjangan SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK, dan seterusnya.
Ada lagi jasa penarikan kendaraan mogok, sekolah mengemudi,
jasa pengiriman TKI, dan sebagainya.
2. B iro Teknik
Biro ini juga termasuk bidang usaha jasa karena melayani khalayak
masyarakat yang mengalami kesulitan dengan peralatan-peralatan

10
teknik dan perawatanya, seperti pompa air listrik, kulkas, AC, dll.
Orang-orang dengan kepribadian “servis” sangat unggul dalam
bidang tersebut.
3. Jasa Pengetikan
Jasa pengetikan amat popular dewasa ini karena jumlah kantor dan
perguruan tinggi sudah banyak. Mahasiswa yang sedang
menjalankan tugas membuat skripsi dan kantor- kantor harus
mengerjakan laporan-laporan merupakan pelanggan utama dari
jasa pengetikan semacam itu. Oleh karena itu, perhatikan lokasi
usaha yang strategis terhadap pusat-pusat keberadaan pelanggan,
seperti kampus dan gedung perkantoran.
4. Fotokopi dan Penjilidan
Bidang usaha ini masih satu rumpun dengan jasa pengetikan.
Namun jasa ini memerlukan investasi yang lebih besar daripada
jasa pengetikan sehingga perlu dipikirkan bagaimana solusi yang
tepat untuk mengatasi persoalan modal. Alternative yang dicari
misalnya mencari mitra penyandang dana, ditambah dengan
dukungan dari distributor.
5. Sablon Pesanan
Bidang usaha ini sama dengan yang diuraikan dalam bidang
persablonan pada kelmpok kreatif. Disini lebih ditekankan adalah
system pesanan sehingga pelanggan memilki kebebasan untuk
menentukan rancangan dan moyif yang dikehendaki. Da lam
keadaan bagaimanapun, harus diusahakan agar industry sablon bisa
melayani pesanan disamping prodiksi satndar
6. P erbengkelan
Meski pada prinsipnya sama, perbengkelan bisa mencakup
berbagai bdang yang berbeda. Misalnya ada bengkel otomotif, yang
melayani perbaikan kendaraan roda empat atau hanya menjadi
spesialis dalam kendaraan roda dua. Ada juga bengkel elektronik,
untuk menangani pelayanan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat
elektronik seperti tv,radio,dll. Pada masa sekarang ini, pemakaian

11
alat-alat tersebut sudah sangat umum sehingga bidang ini cukup
menjajikan. Pilihlah bidang usaha yang paling anda sukai dan
perdalamlah pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang yang
bersangkutan.
7. Kontraktor dan Jasa Perbaikan Bangunan
Dikota-kota besar, sekarang mulai banyak ditemui pemilik rumah
yang menghendaki pemeliharaan tempat tinggalnya bisa dilayani
dengan cepat dan baik. Begitu juga dengan gedung-gedung
perkantoran. Oleh karena itu, peluang dalam bidang usaha ini cukup
bisa diharapkan. Permintaanya bisa sangat bervariasi, mulai dari
perawatan ringan sampai yang besar.
8. Rumah Kos
Untuk kebutuhan karyawan atau mahasiswa di kota-kota besar,
permintaan jasa akomodasi dalam bentuk rumah kos a tau rumah
kontrakan cukup tinggi. Namun, semuanya harus dikembangkan
dengan bekal informasi pasar yang cukup. Jumlah orang yang
banyak saja tidak dapat dipakai sebagai acuan. Perlu diketahui
berapa pendapatan mereka dan berapa biaya pemondokan ynag
mampu mereka sisihkan. Peluang ini bisa ditangkap karena masa
depanya cukup cerah.
9. Salon Kecantikan
Bidang usaha ini tetap menjadi pilihan favorit kaum wanita karena
dari masa ke masa, kecantikan merupakan kebutuhan pokok kaum
hawa. Mendirikan usaha ini pun relative mudah karena tidak
memerlukan tempat yang terlalu besar, bisa mengambil tempat
dilokasi manapun, baik dikawasan bisnis atau dikawasan tempat
tinggal. Untuk mendalami bidang ini, sekolah-sekolah atau kursus
kecantikan banyak sekali dan mudah ditemui terutama kawasan
perkotaan.
10. Makelar
Makelar adalah bisnis mediator atau perantara yang
mempertemukan penjual dan peminat. Dari situ, makelar bisa

12
mendapatkan fee (uang jasa) yang lumayan. Makelar bisa berusaha
dalam bermacam-macam komoditas, mulai dari ta nah, rumah,
kendaraan, surat berharga dan sebagainya. Untuk menggeluti bidang
usaha ini diperlukan keuletan dan kerajinan yang luar biasa, tetapi
sekali berhasil dalam sekali penjualan tanah atau rumah, biasanya
pendapatannya sangat besar. Sebagai usaha bercirikan “modal
dengkul”, “makelarisme” perlu dipertimbangkan sebagai langkah
awal berwirausaha. Bisanya setelah berhasil, mereka beralih
menjadi pedagang barang-barang tersebut dengan modal yang lebih
besar dan mempunyai stok yang bisa mereka kemas ulang atau
perbaiki sebelum dijual kembali.

J. Bidang Usaha Kelompok Analistis


Kelompok analistis sebenarnya kurang suka bertemu dengan
banyak orang, apalagi jika frekuensinya sangat sering. Oleh karena itu,
mereka sebaiknya berusaha dalam bidang-bidang yang tidak
mengharuskan mereka “bersosialisasi”, tetapi cukup member mereka
kesempatan berkonsentrasi penuh memecahkan masalah. Bidang-
bidang usaha itu antara lain adalah :
1. Jasa Penerjemah
Bisnis ini cukup member tantangan kepada analis, dengan
intensitas yang memadai. Terjemahan-terjemahan banyak
diperlukan institusi yang mempunyai hubungan erat dengan
dokumen-dokumen, data-data, atau aspek bisnis berlingkup
internasional. Kalau kualitas pekerjaan mereka bagus, dan mereka
tekun membangun brand image-nya, fee yang bisa diperoleh
tergolong cukup besar sehingga kelak tidak menimbulkan
kekhawatiran dalam hal menaggulangi biaya-biaya operasional
usaha.
2. Jasa Reparasi Perangkat Elektronik dan Teknologi Informasi
Dua bidang yang memberikan tantangan analitik yang besar adalah
dunia elektronik serta teknologi informasi. Bagi wirausaha yang

13
berkepribadian “introvert” dan “dedikatif” , meneggelamkan diri
dalam keruwetan system yang canggih merupak kebahagiaan
tersendiri. Maka, bidang ini juga bisa dijadikan alternative
pemilihan bidang usaha. Tentu saja dengan catatan bahwa
teknologi yang diperlukan harus dikuasai.
3. Karya intelektual
Bidang ini adalah bidang yang sama dengan bidang yang kita
dapatkan pada kaum kreatif karena kedua kelompok ini
mempunyai komponen pembawaan yang sama, yaitu “introvert”.
4. Perancang busana
Merupakan tempat bagi mereka yang benar-benar ingin bersolo
karier. Produk-produuk yang dihasilkan biasanya tergantung dari
kepiawaian pengusaha yang bersangkutan. Mereka yang berhasil
biasanya selain menjadi mapan dalam hal ekonomi, juga bisa
membuat mereka menjadi orang terkenal.
5. Laundry / penatu
Bidang usaha ini sangat menonjol bagi keperluan orang-orang
dikawasan perkotaan. Berbagai perkembangan teknik dalam hal
layanan penatu sudah semakin canggih sehingga perlu dicarmati
dan dipelajari.
6. Jasa penjahitan
Baik dikawasan perkotaan maupun didaerah pedesaan yang sudah
cukup maju, menjalankan usaha penjahitan cukup menjanjikan maa
depan yang baik. Yang perlu dijaga adalah masalah ketepatan waktu
serta mutu pekerjaan yang baik.

K. Ide Usaha Dari Imitas


Ide-ide usaha muncul karena adanya informasi yang
mengindikasikan adanya kebutuhan. Pendekatan ini membutuhkan data
dan pertimbangan-pertimbangan. Kebutuhan tersebut munngkin
sekarang belum dapat terpenuhi karena produk yang masih tersisa

14
masih sangat mahal atau ada hal-hal lain yang belum terpenuhi. Oleh
karena itu kita perlu memperhatikan hal-hal seperti dibawah in :
1. Mempelajari Industri ynag Sudah Ada
Banyak lembaga yang menyediakan informasi dan kajian lengkap
mengenai perusahaan-perusahaan. Nama, tanggal berdiri, produk
yang dihasilkan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya mudah
diperoleh.
2. Mengkaji Input dan Output Industri
Data dan literature tersebut juga dapat digunakan sebagai acuan
untuk mengkaji output dan input industry yang sudah ada. Peluang
usaha akan muncul,jika :
a. Pengadaan material dan komponen yang ada saat ini
didatangkan dari jarak yang jauh, (lead team) waktu tunggunya
sangat lama dan biaya transportasinya sangat mahal.
b. Komponen-komponen khusus yang umumnya digunakan
bersama dan diproduksi sendiri oleh beberapa perusahaan
tersebut dapat di suplai dengan harga lebih murah oleh produsen
tunggal karena pertimbangan skala ekonomi.
c. Merupakan usaha yang berkaitan dengan pemrosesan lanjutan.
3. Menganalisis tren Populasi dan Data Demografi
Kebutuhan berbagai macam produk, dapat dianalisa dari tren
kelompok umur suatu populasi. Sebagai contoh, pada tahun 1980-
an, terjadi pertumbuhan ynag sangat tinggi pada pangsa pasar anak-
anak sehingga memunculkan kebutuhankebutuhan seperti mainan,
perlatan sekolah,dll. Jadi, kita haarus melakukan analisis tentang
pengaruh tren pad kelompok umur tertentu yang akan
mempengaruhi pasar.
4. Mengkaji Tren Ekonomi
Perubahan situasi ekonomi menyebabkan kebutuhan baru sehingga
tersedia peluang bisnis yang lebih luas. Sebagai contoh, selama dua
decade terakhir ini masyarakat semakin sadar akan pentingnya
waktu. Akibatnya, permintaan terhadap produk- produk yang

15
praktis dan menghemat waktu (ricecooker, oven,dll) meningkat
sangat tinggi.
5. Analisis Terhadap Perubahan Sosial
Secara kontinu, setiap masyarakat akan mengalami perubahan
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan nilai-nilai social.
Perubahan tersebut,misalnya terjadi pada persepsi dan kesadaran
seseorang terhadap sesuatu.
6. Mengkaji Pengaruh Aturan Baru
Suka tidak suka, pemerintah akan memberlakukan aturan-aturan
baru yang berhubungan dengan kegiatan bisnis. Hal ini dapat,
mendorong terciptanya peluang- peluang baru untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Misalnya, munculnya aturan yang berkaitan
dengan pengendalian dampak pencemaran lingkungan,
perlindungan konsumen, kesehatan, keamanan, dan hak-hak tenaga
kerja. Peluang usaha baru akan muncul untuk mengikuti aturan
tersebut.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gagasan Usaha merupakan suatu ide untuk mewujudkan suatu
pemikiran yang baru dan diterapkan dengan suatu tindakan” Mencari gagasan
usaha berarti berusaha untuk menemukan suatu ide yang nantinya ide tersebut
dapat menjadi suatu langkah awal dalam menentukan bisnis apa yang akan
dibangun.
Dalam mencari gagasan usaha kita harus mengenal terlebih dahulu apa
itu panggilan jiwa, manusia tipe dominan, manusia tipe popular, manusia tipe
tenang, manusia tipe konvensional, maching panggilan jiwa, bidang usaha
kelompok kreatif, bidang usaha kelompok konsultif, bidang usaha kelompok
analitis, dan ide usaha dari imitasi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2005). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: PT


Alfabeta.
Anoraga, P. (2002). Koperasi, Kewirausahaann Dan Usaha Kecil. Jakarta: Rineka
Cipta.
Prof. Rhenalnd kasali, P. (2010). Modul Kewirausahaan . Bandung: Hikmah (PT
Mizan Publika).
Lupiyoadi, R. (2004). Entrepreneurship from mindset to strategy. Depok:
Universitas Indonesia.
Suryana. (2003). Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju
Sukses) Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

18

Anda mungkin juga menyukai