Anda di halaman 1dari 18

5

Faktor Penting
Dalam Membaca Isi Pikiran
Orang Lain

Makna Human Development www.makna.in @polasukses


Perhatian!

Pastikan Anda membaca sampai habis.

Mengapa?

Alasannya adalah, agar:

Menghindari kesalahpahaman
Mendapatkan pemahaman utuh, sehingga
Anda dapat mengetahui untuk apa dan dalam
konteks apa ilmu ini dapat Anda terapkan

Karena percuma, jika Anda hanya tahu “HOW”-


nya saja, tanpa tahu “WHY”-nya.

Selamat menyimak, semoga bermanfaat.

Salam Berdaya,

Makna Human Development

1
Saudara,

Sebagai manusia, harus diakui bahwa kita


merupakan makhluk sosial.

Artinya, kita tidak bisa menghindari yang


namanya berkomunikasi.

Betul?

Mengapa komunikasi?

Karena tentu kita tidak mampu yang namanya


hidup sendiri, pasti kita perlu bantuan orang lain,
dan bekerjasama dengan orang lain.

Kita pun sadar, bahwa dalam konteks mencapai


goal maupun hanya sekedar memenuhi hajat
hidup diri sendiri, kita perlu orang lain.

Karenanya, kita perlu yang namanya


berkomunikasi.

Nah, saat berkomunikasi, tentu kita menemui


hal-hal yang di luar dari ekspektasi kita.

Ada saatnya seseorang berbohong, ada


saatnya orang menyembunyikan sesuatu dari
diri kita, menjadi hal yang seakan wajar ditemui

2
di keseharian.

Belum lagi, kalau kita perlu berkomunikasi untuk


hal yang lebih serius, untuk menemukan partner
b i s ni s y a n g t e p a t m i s a l ny a , a t a u unt u k
bernegosiasi, dan mungkin untuk mencari
pasangan, tentu kita perlu berkomunikasi secara
serius.

Oleh karena itu, pada saat-saat tertentu, dalam


berkomunikasi, kita perlu mengetahui apa saja isi
pikiran dari orang lain.

Nah, pertanyaan selanjutnya adalah, apa saja


sih faktor-faktor yang perlu ditemukan dalam isi
pikiran orang lain?

Baik, mari kita bahas bersama.

1.Value

Yang pertama dan utama adalah, kita perlu


mengetahui apa value seseorang.

Apa itu value?

Value, sederhananya adalah, sesuatu yang


dianggap penting.

3
Misalnya, ada orang yang tiap hari kerja keras,
lembur, dan sering mengorbankan waktu
keluarga untuk bekerja, maka mungkin ia lebih
menganggap penting karir atau uang lebih dari
keluarganya.

Bagaimana kita bisa tahu, bahwa karir dan uang


lebih penting baginya daripada keluarganya?

Kalau keluarga lebih penting baginya, maka


seharusnya ia rela meluangkan waktunya untuk
keluarga, dibanding untuk pekerjaannya.

Mungkin saja, secara sadar ia berucap,


“Keluarga lebih penting bagiku.”

Namun, jika kenyataannya ia lebih sering


mengorbankan keluarga untuk karir, maka jelas
bahwa karir memiliki value lebih tinggi daripada
keluarganya.

Itulah yang disebut “Isi Pikiran”, kita membaca


apa yang ada di dalam, bukan hanya apa yang
nampak.

2. Beliefs

Beliefs, alias keyakinan, ialah yang terpenting


kedua, setelah kita mengetahui value dari

4
seseorang.

Apa itu beliefs?

Beliefs adalah sesuatu yang diyakini


kebenarannya. Ingat, hanya diyakinin
kebenarannya, belum tentu benar secara
hakikat.

Contoh dari beliefs adalah seperti berikut ini:

- Orang kaya itu pelit


- Banyak uang bikin sulit hisab di akhirat nanti
- Olahraga itu bikin capek
- Semua pria itu brengsek (yang punya beliefs
seperti ini mungkin lupa, kalau bapaknya juga
pria. Atau mungkin karena bapaknya brengsek,
jadi ia memiliki beliefs tersebut)

Nah, intinya, beliefs adalah suatu kondisi “Jika-


Maka”.

Jika kaya, maka pelit.

Jika banyak uang, maka bikin sulit hisab di


akhirat.

Jika olahraga, maka capek.

5
So, kalau Anda mendapati struktur atau pola
“Jika-Maka” seperti di atas, maka kemungkinan
besar, itulah beliefs dari seseorang.

3. Concern

Setelahnya, ada yang namanya Concern.

Apa itu concern?

Concern adalah sesuatu yang dijadikan


perhatian seseorang.

Dan salah satu tanda seseorang memiliki


concern terhadap sesuatu adalah, ia sering
mengulangi apa yang dijadikan concern
olehnya.

Nah, menemukannya susah-susah gampang.


Kita perlu cermat apa kata kunci yang muncul
dan apa makna di balik kata kunci yang sering
muncul tersebut.

4. Meta Program

Salah satu isi pikiran seseorang adalah Meta


Program.

Meta Program, merupakan program yang

6
diyakini sudah built in, alias bawaan lahir, yang
ada pada diri seseorang.

Apa itu Meta Program?

Meta Program, sederhananya adalah, program


dasar motivasi manusia dalam melakukan
sesuatu.

Ada kurang lebih 60-an Meta Program yang


telah ditemukan, namun ada beberapa saja
yang paling penting untuk kita ketahui, yaitu:

a. Mendekati - Menjauhi

Dalam konteks ini, ada 2 tipe manusia dilihat dari


arah motivasinya, yaitu apakah mendekati
tujuan, atau menjauhi masalah.

Orang yang mendekati tujuan, cenderung lebih


merasa terdorong untuk melakukan sesuatu, jika
ada tujuan yang ingin dicapai. Bisa dalam
bentuk target, bonus, hadiah, dsb.

Dan sebaliknya, orang yang menjauhi masalah,


cenderung lebih merasa terdorong untuk
melakukan sesuatu, jika ada ancaman yang
akan mengancam dirinya. Bisa dalam bentuk
hukuman, sanksi, atau akibat buruk yang akan

7
terjadi jika ia tidak melakukan sesuatu.

b. Internal - Eksternal

Dalam memutuskan atau sebelum melakukan


sesuatu, seseorang pasti melakukan
pertimbangan-pertimbangan.

Ada orang yang pertimbangannya secara


Internal, ada pula yang secar Eksternal.

Orang yang tipenya internal, cenderung


memutuskan dengan cara melakukan reeksi
diri, bertanya pada diri sendiri. Orang bertipe ini,
cenderung keras kepala, teguh pendirian.

Sedangkan orang yang tipenya eksternal,


cenderung memutuskan dengan cara mencari
referensi dari luar dirinya. Orang bertipe ini,
cenderung mudah dipengaruhi, karena mudah
terpengaruh dengan apa yang ada di luar
dirinya.

c. Prosedural - Opsional

Dalam melakukan suatu pekerjaan, dalam


konteks ini, ada orang yang bertipe Prosedural
dan Opsional.

8
Orang yang prosedural, cenderung melakukan
pekerjaan secara urut, sesuai prosedur dan step-
by-stepnya.

Sedangkan orang yang Opsional, cenderung


langsung mengerjakan sesuatu tanpa melihat
prosedur, atau step-by-step, karena yang
terpenting baginya adalah, pekerjaan selesai,
tidak sesuai prosedur tidak masalah.

d. Persamaan - Perbedaan

Dalam memandang sesuatu, ada dua tipe


orang dalam konteks ini. Yaitu yang bertipe
Persamaan, dan Perbedaan.

Orang yang bertipe persamaan, selalu mencari


apa sesuatu yang sama dengan
pengalamannya di masa lalu.

Orang yang bertipe perbedaan, selalu mencari


hal yang berbeda dengan masa
pengalamannya di masa lalu.

e. Proaktif - Reaktif

Secara tingkatan motivasi seseorang, dalam


melakukan suatu pekerjaan, ada orang yang
tipenya Proaktif, dan ada yang Reaktif.

9
Orang proaktif, cenderung mau mengajukan
dirinya untuk melakukan pekerjaan, sedangkan
orang reaktif, cenderung harus dipecut atau
ada pemicu dulu agar mau action melakukan
sesuatu.

5. Kecenderungan cara menerima dan


mengakses informasi

Kita sama-sama setuju, bahwa manusia


merupakan makhluk belajar.

Artinya, apapun yang ada di dalam diri manusia,


merupakan hasil dari belajarnya.

Belajar dalam hal ini maksudnya adalah,


memasukkan informasi ke dalam diri, untuk
kemudian diolah menjadi sesuatu. Baik secara
sengaja, maupun tanpa sengaja.

Nah, dalam hal memasukkan, mengolah, dan


mengakses informasi di pikiran bawah sadarnya,
setidaknya ada 3 tipe belajar manusia dilihat dari
indera yang dimilikinya, yaitu:

a. Visual (gambar, warna, bentuk, dsb.)


b. Auditori (suara, nada, ritme, intensitas, dsb.)
c.Kinestetik (perasaan, tekstur, tekanan,
intensitas, penciuman, pencecapan, dsb.)

10
Orang yang bertipe visual, adalah orang yang
cenderung lebih mudah dan/atau suka
menggunakan indera visualnya untuk
memasukkan dan mengakses informasinya.

Orang yang bertipe auditori, adalah orang yang


cenderung lebih mudah dan/atau suka
menggunakan indera auditorinya untuk
memasukkan dan mengakses informasinya.

Orang yang bertipe kinestetik, adalah orang


yang cenderung lebih mudah dan/atau suka
menggunakan indera kinestetiknya untuk
memasukkan dan mengakses informasinya.

Nah, 5 (lima) pembahasan di atas, merupakan


faktor-faktor yang perlu Anda jadikan perhatian,
dan yang perlu Anda temukan ketika
berkomunikasi untuk membaca isi pikiran
seseorang.

Sudahkah Anda mampu untuk


menemukannya?

Setelah ini, kita akan masuk ke bagian


selanjutnya.

11
Sampai di sini, setelah Anda mengetahui apa
saja faktor-faktor yang perlu Anda perhatikan
dalam membaca isi pikiran seseorang, mungkin
Anda bertanya-tanya, atau bisa jadi juga
kebingungan.

Untuk apa sih sebenarnya kita tahu isi pikiran


orang lain?

Oke, pertanyaan yang menarik, dan dari seluruh


isi tulisan ini, jawaban dari pertanyaan di atas lah
yang terpenting untuk kita ketahui bersama.

Baik, jadi begini…

Banyak hal yang akan kita dapatkan dari


mengetahui isi pikiran orang lain.

Misalnya, ketika Anda tahu Value seseorang,


artinya Anda tahu apa yang penting bagi orang
tersebut.

Kalau kita tarik dalam konteks bisnis, maka Anda


bisa fokus untuk membuat sebuah produk atau
jasa yang dapat memenuhi Value pelanggan
Anda..

Misalnya, setelah Anda tahu bahwa mayoritas


dari target pasar Anda adalah orang yang lebih

12
mementingkan kualitas, daripada harga, maka
Anda dapat memfokuskan bisnis Anda untuk
memperbanyak riset dan development produk,
agar bagaimana caranya kualitas produk Anda
bisa makin meningkat.

Dalam konteks perusahaan, jika Anda adalah


seorang leader perusahaan yang sedang
mengadakan rekrutmen, ketika Anda
mengetahui value dari calon karyawan Anda,
maka Anda dapat melakukan alignment alias
penyelarasan antara value perusahaan dengan
value calon karyawan Anda.

Kalau cocok dan dapat diselaraskan, maka


Anda bisa merekrutnya sebagai karyawan
Anda. Namun, jika tidak, maka Anda tidak perlu
ambil risiko untuk merekrutnya, meskipun ia
memiliki kompetensi yang Anda butuhkan untuk
perusahaan Anda.

Karena toh percuma, jika value sudah tidak


selaras, maka perusahaan Anda tidak akan
pernah mampu memuaskan orang tersebut.

Bagaimana tidak? Lha wong, sesuatu yang


dianggap penting oleh perusahaan dan
karyawan sudah berbeda. Artinya, jangan
dipaksakan.

13
Lebih lanjut, dalam konteks merekrut tim, ketika
kita tahu seperti apa isi pikiran seseorang dilihat
dari Arah Motivasinya, yaitu apakah ia bertipe
Mendekati Tujuan, atau Menjauhi Masalah.
Maka kita pun bisa menilai, apakah seseorang
cocok diberikan posisi yang sedang kita cari saat
ini.

Ini bukan masalah baik atau buruk, melainkan


cocok atau tidak cocok.

Karena kita percaya, bahwa tidak ada orang


yang bodoh di dunia ini. Melainkan, hanya
orang yang salah habitat.

Misalnya Anda membutuhkan salesman yang


tiap bulannya perlu mencapai target yang Anda
berikan.

Nah, kalau dilihat dari arah motivasinya, mana


tipe yang cocok untuk dijadikan salesman?

Yang mendekati tujuan, atau yang menjauhi


masalah?

Keduanya sebenarnya bisa, namun akan jauh


lebih cocok dan efektif jika Anda merekrut orang
yang bertipe mendekati tujuan.

14
Artinya, ia adalah orang yang benar-benar
tergiur dan sangat bersemangat, ketika Anda
berikan target. Karena naturalnya orang bertipe
tersebut akan berjuang mati-matian untuk
mencapai tujuannya.

Nah, bonusnya lagi, ia pun juga akan cenderung


ingin melampaui target tersebut. Apalagi jika
diberikan bonus. Sehingga, omzet perusahaan
Anda pun akan cenderung meningkat.

So, itulah sedikit contoh, untuk apa kita


mengetahui isi pikiran seseorang.

Dan tentu saja fungsinya tidak hanya sebatas


untuk yang sudah diberikan contoh di atas.
Tetapi tentu dapat digunakan dalam konteks-
konteks yang lainnya.

Untuk parenting? Bisa.

Untuk memilih profesi? Bisa.

Untuk memilih bisnis? Bisa.

Untuk memilih pasangan? Bisa.

Untuk memilih posisi yang pas di perusahaan?

Bisa juga.

15
Nah, itu sebenarnya masih dasar.

Tentunya Anda ingin mempelajarinya lebih


lanjut, kan?

Anda tentu ingin tahu bagaimana caranya


membedah, dan mengetahui isi pikiran orang
lain, kan?

Soal itu, bagaimana kalau kita buatkan kelas


khususnya saja?

Setuju, nggak?

Semoga bermanfaat.

16
Makna Human Development

H U M A N D E V E L O P M E N T

Anda mungkin juga menyukai