Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Hari, tanggal : Senin, 9 Desembar 2019

Penyakit Bakterial dan Mikal Dosen : Drh Agustin Indrawati, M Biomed

IDENTIFIKASI KAPANG PENYEBAB ASPERGILLOSIS


PADA AYAM

Disusun oleh:

Kelompok 3 Paralel 2 Pagi

Sheila Khoirunnisa B04160033


Dandi Irwandi B04160034
Dina Zuhdina Rahman B04160035

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT HEWAN DAN


KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kapang pada saluran pernapasan, atau disebut mikosis. Salah satu


penyakit mikosis yang umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari
genus Aspergillus pada saluran pernapasan (Soubani dan Chandrasekar
2002).Menurut Mazur dan Kim (2006) Selain genus Aspergillus, beberapa spesies
dari genus Curvularia dan Penicillium juga dapat menginfeksi saluran pernapasan
dan menunjukkan gejala mirip seperti Aspergillosis.
Tahun 1840-an Benner, Sluiter, dan Rayer secara terpisah mempelajari
kasus aspergillosis. Virchow pada tahun 1856 merupakan orang pertama yang
mengkaji kasus Asperillus. Pada tahun 1938, Dave melaporkan kasus
aspergiloma, serta Hisoon dan Moon pada tahun 1952 melaporkan kasus Allergic
Bronchopulmonary Aspergillosis (ABPA). Aspergillus adalah saprofit yang sangat
mudah ditemukan di sekitar kehidupan manusi dan terdiri atas sekelompok spesies
yang berbeda (Charisma 2019).
Aspergillus merupakan jamur yang mampu hidup pada medium dengan
derajat keasaman dan kandungan gula yang tinggi. Jamur ini dapat menyebabkan
pembusukan pada buah-buahan atau sayuran. Aspergillus ada yang bersifat
parasit, ada pula yang besifat saprofit. Aspergillus yang bersifat parasit
menyebabkan penyakit Aspergillosis pada unggas karena mengeluarkan racun
aflatoksin. Aspergillus sp. sering ditemukan pada bahan pakan yang disimpan di
dalam gudang dengan kelembaban tinggi. Aspergillus sp. dianggap patogen
karena dapat menyebabkan suatu penyakit saluran pernafasan, radang
granulomatosis pada selaput lendir, mata, telinga, kulit, meningen, bronchus dan
paru-paru (Hayani et al. 2017).
Aspergillus adalah spesies yang tersebar luas, karena sporanya yang
mudah tersebar oleh udara dan mudah tumbuh pada bahan-bahan organik dan
produk hasil pertanian. Dengan demikian aspergillus akan mudah mencemari
bahan-bahan yang digunakan di dalam peternakan. Litter dan pakan yang
bahannya adalah produk pertanian dapat berperan sebagai sumber infeksi
aspergillus, sehingga prevalensi kejadian aspergillosis pada peternakan unggas
cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan penyakit aspergillosis merupakan
penyakit yang amat perlu diperhatikan diantara penyakit mikotik lainnya di dalam
industri perunggasan (Gholib 2005).
Tujuan

Praktikum ini bertujuan melakukan isolasi dan mengidentifikasi agen


penyebab penyakit aspergillosis yang terdapat pada ayam.

TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 4 - 25 November 2019 pukul


10.00- 12.30 WIB di Laboratorium Penyakit Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan diantaranya adalah sprayer, scalple dan blade,


kertas saring, cawan petri, gelas objek, cover glass, needle, pinset, dan batang
penyangga. Bahan yang digunakan adalah spora Aspergillus, KOH 10%, media
SDA, media PDA, lactophenol cotton blue, dan akuades.

Prosedur

Isolasi dan Identifikasi


Ayam disemprot spora secara aerosol pada DOC. Ayam diamati gejala
klinis yang ditunjukkan. Ayam dinekropsi. Lesi pada organ/saluran pernapasan
diambil dan dilihat di bawah mikoskop setelah ditetesi oleh KOH 10%. Organ
dibiakan di dalam media SDA dengan menempelkan organ pada tiga titik.

Slide Culture dan Identifikasi


Cawan petri sterol disiapkan yang didalamnya telah tersusun rapi dari
bawah hingga atas terdiri dari kertas saring, batang penyangga, gelas objek, dan
potongan agar Potato Dextrose Agar (PDA). Aspergillus kemudian diinukbasi
pada empat sisi berbeda ditepi agar kemdian ditutup dengan cover glass.
Kemudian, akuades diberikan diatas kertas saring untuk memberikan kondisi
lembab. Cawan petri kemudian ditutup. Aspergillus diinkubasi hingga 7 hari
dalam suhu kamar. Setelah 7 hari inkubasi, Aspergillus tumbuh menyebar pada
permukaan gelas objek dan cover glass. Identifikasi Aspergillus dapat dilakukan
pada cover glass maupun gelas objek. Identfikasi pada cover glass dapat
dilakukan dengan melepas cover glass dari media PDA kemudian ditempelkan
pada gelas objek baru yang telah dioleskan Lactophenol Blue. Preparat kemudian
diamati dibawah mikroskop 40x. Identifikasi pada gelas objek dapat dilakukan
dengan melepas media PDA. Kemduian, Lactophenol Blue dioleskan diatas
permukaan gelas objek berkapang tersebut. Preparat kemdian ditutup dengan
cover glass dan diamati dibawah mikroskop perbesaran 40x.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Charisma AM. 2019. Buku Ajar Mikologi. Surabaya (ID): Arlangga University
Press.
Gholib D. 2005. Pengembangan teknik serologi untuk pemeriksaan aspergillosis
ayam. JITV. 10(2): 143-149.
Hayani N, Erina, Darniati. 2017. Isolasi Aspergillus sp pada paru-paru ayam
kampung (Gallus domesticus). JIMVET. 1(4):637-643.
Mazur LJ, Kim J. 2006. Spectrum of noninfectious health effects from molds.
Pediatric. 118(6): 1909-1926.
Soubani AO dan Chandrasekar PH. 2002. The clinical spectrum of pulmonary
aspergillosis. Chest. 121(6): 1988-1999.

Anda mungkin juga menyukai