Laprak Eks 7 Data Lengkap
Laprak Eks 7 Data Lengkap
Laporan Eksperimen
disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Eksperimen Listrik Magnet dan
Gelombang yang ampu oleh Drs. David Edison Tarigan, M.Si.
Disusun oleh :
Haryani Nuriyah 1704523
Teman Sekelompok :
Diah Ayu Ratna Wulan 1700627
Gelombang bunyi bergerak ke segala arah dalam ruang tiga dimensi. Gelombang
bunyi yang harmonik dapat disebabkan oleh sumber yang bergetar dengan gerak
harmonik sederhana, seperti garpu tala atau pengeras suara yang digerakan oleh osilator
audio. Sumber yang bergetar tersebut menyebabkan molekul-molekul udara didekatnya
berosilasi dengan gerak harmonik sederhana disekitar posisi kesetimbangannya.
Molekul ini bertumbukan dengan molekul –molekul yang lainnya, sehingga
menyebabkan molekul tersebut berosilasi. Dengan cara demikian gelombang bunyi
dijalarkan. Molekul bergerak harmonik dengan simpangan :
S ( x , t )=S0 sin(kx −ωt)
Persamaan tersebut menunjukan simpangan yang sejajar dengan arah gerak gelombang
yang berarti bunyi merupakan gelombang longitudinal
Keterangan :
S0 = simpangan maksimum molekul gas dari posisi kesetimbangannya
2π
k = bilangan gelombang k =
λ
2π
ω = frekensi sudut ω=2 πf =
T
Sebagaimana sebuah gelombang harmonik, maka persamaan laju gelombang adalah
ω
v=λf =
k
2. Sifat Gelombang Bunyi
Sifat-sifat gelombang bunyi diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Memerlukan medium dalam perambatannya.
Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang memerlukan
medium dalam perambatannya. Gelombang bunyi tidak dapat merambat di ruang
hampa. Hal ini terbukti ketika astronot berada di pesawat luar angkasa yang
vakum, mereka menggunakan alat komunikasi untuk saling berkomunikasi.
b. Gelombang bunyi dapat mengalami pemantulan (refleksi)
Gelombang bunyi akan dipantulkan jika mengenai permukaan yang keras.
Pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung yaitu bunyi
pantul yang terdengar sebelum bunyi asli berhenti. Untuk menghindari gaung di
dalam gedung biasanya dipasang peredam suara. Peredam suara terbuat dari kain
wol,kapas, dan karet.
c. Gelombang bunyi dapat mengalami pembiasan (refraksi)
Refraksi adalah pembelokan arah lintasan gelombang setelah melewati
bidang batas antara dua medium yang berbeda . Gelombang bunyi akan dibiaskan
ketika melewati dua medium yang kerapatannya berbeda. Peristiwa pembiasan
(refraksi) dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir
terdengar lebih keras daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada
siang hari udara lapisan atas lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat
rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan
bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat
medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya
terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan
udara atas kelapisan udara bawah.
d. Gelombang bunyi dapat mengalami pelenturan (difraksi)
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika melewati
suatu celah sempit. Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena
gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang yang pendek hanya
dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter.
Contohnya ketika kita dapat mendengar suara orang diruangan berbeda
dan tertutup, karena bunyi melewati celah-celah sempit yang bisa dilewati bunyi.
Contoh lainnya ketika kita berada di tikungan, kita sudah mendengar suara
klakson motor walaupun kita belum melihat motor tersebut. Hal ini terjadi karena
gelombang bunyi terhalang oleh gedung maupun gunungan yang ada di tikungan
sehingga gelombang bunyi mengalami pelenturan.
e. Gelombang bunyi dapat mengalami interferensi
Tipler (1991) menyatakan bahwa interferensi adalah penggabungan
superposisi dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik ruang.
Interferensi gelombang bunyi dibedakan menjadi dua yaitu interferensi
konstrukstif dan interferensi destruktif
1) Interferensi kontrukstif disebut juga dengan penguatan bunyi.
2) Interferensi desdruktif disebut juga pelemahan bunyi.
Contoh interferensi bunyi terjadi saat kita berada di dekat loud speaker
maka kita akan mendengar bunyi kuat dan lemah secara bergantian.
C. DATA PERCOBAAN
Suhu Awal : 23oC
Suhu Akhir : 23,5oC
No. FREKUENSI L1 L2
16,5 23,8
1. 2,5 KHz = 2500 Hz 29,8 37,8
44,5 53
23 28,5
2. 3 KHz = 3000 Hz 35,5 41
47 51,5
26 30,5
3. 4 KHz = 4000 Hz 29 31,5
34 38,5
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Merangkai alat dan bahan sesuai dengan skema berikut
3. Mengatur osiloskop pada mode xy dan mengatur frekuensi audio generator antara 2,5
- 5 kHz.
4. Mengatur amplitudo dari sinyal input sinusoidal sedemikian hingga pada layar
tampilan osiloskop nampak gambar ellips.
5. Memasang speaker pada dudukannya dan meletakan pada rail dengan posisi tetap,
dan memasang mikrophone pada dudukannya (mount) dan meletakannya pada rail
sedemikian sehingga kedudukan mikrophone terhadap speaker dapat diubah-ubah.
6. Menyalakan audio generator dan mengatur frekuensi pada 2,5 kHz.
7. Menggerakkan mikrophone dan mengamati tampilan osiloskop.
8. Mengukur jarak antara mikrophone dan speaker, ketika layar tampilan menunjukkan
garis lurus (miring kiri atau miring kanan).
9. Mengulangi langkah 8 beberapa kali.
10. Menentukan panjang gelombang berdasarkan data yang diperoleh.
11. Mengulangi langkah 7 sampai langkah 10 dengan frekuensi audio generator menjadi
3 kHz.
12. Mengulangi langkah 7 sampai langkah 10 dengan frekuensi audio generator menjadi
4 kHz.
13. Membuat grafik hubungan λ terhadap , kemudian menentukan harga cepat rambat
bunyi di udara berdasarkan grafik yang diperoleh.
v́=
∑ v = 595 =198,3 m/ s
3 3
Standar deviasi adalah :
|v−v́| |v−v́|2
15,8 249,64
1,7 2,89
14,2 201,64
Σ 454,17
2
∆ v=
√ ∑ |v −v́| =
n−1 √ 454,17
2
=√ 227,085=15,07
Maka :
v=¿
Besarnya kesalahan adalah sebagai berikut.
a. Kesalahan Presisi :
∆v 15,07
% kesalahan presisi= ×100 %= × 100 %=7,6 %
v 198,3
b. Kesalahan Akurasi
|v−vliterasi| |198,3−34 4,8|
% Kesalahan akurasi= ×100 %= ×100 %=42,48 %
vliterasi 34 4,8
b) Frekuensi : 3 KHz = 3000 Hz
v=
∑ v = 4 6 5 =1 55 m/s
3 3
Standar Deviasi adalah :
2
|v−v́| |v−v́|
10 100
10 100
20 400
Σ 500
∆ v=
√ ∑ |v −v́| =
n−1 √ 50 0
2
=√250=15,81 m/s
Maka :
v=¿
Besarnya kesalahan adalah sebagai berikut.
c. Kesalahan Presisi :
∆v 15,81
% kesalahan presisi= ×100 %= ×100 %=10,2 %
v 155
d. Kesalahan Akurasi
|v−vliterasi| |165−34 4,8|
% Kesalahan akurasi= ×100 %= ×100 %=5 5 , 0 4 %
vliterasi 34 4,8
v=
∑ v = 460 =153.33 m/ s
3 3
∆ v=
√ ∑ |v −v́| =
n−1 √ 4266,67
2
=√ 2133,33=46,19 m/s
Maka :
v=¿
Besarnya kesalahan adalah sebagai berikut.
e. Kesalahan Presisi :
∆v 46,19
% kesalahan presisi= ×100 %= × 100 %=30,12%
v 153,33
f. Kesalahan Akurasi
|v−vliterasi| |153,33−34 4,8|
% Kesalahan akurasi= ×100 %= ×100 %=5 5 , 53 %
vliterasi 34 4,8
0,000333 0.0517
2. 3 KHz = 3000 Hz
2. Kesalahan Akurasi
|v́−v literatur|
% kesalahan Akurasi= ×100 %
λliteratur
|(268,94−34 4,8)|
¿ ×100 %=22 %
34 4,8
G. ANALISIS DATA
Metode Frekuensi Cepat Rambat Bunyi Cepat Rambat Bunyi
(Hz) Hasil Pengukuran Literatur
v=¿
Metode 2500 Hz ¿ 344,8 m/s
Statistika 3000 Hz ¿ Pada keadaan suhu
4000 Hz ¿ 23 ° C
Metode ( 268,94 ± 71,22 ) m/ s
Grafik
Berdasarkan hasil tersebut, maka nilai cepat rambat bunyi di udara yang diperoleh
dari eksperimen tidak sesuai dengan nilai cepat rambat bunyi di udara berdasarkan
literatur. Dengan kesalahan presisi sebesar 7,6 % dan kesalahan akurasi sebesar 42,48 %
untuk frekuensi 2500 Hz, Kesalahan presisi sebesar 10,2 % dan kesalahan akurasi sebesar
51,4 % untuk frekuensi 3000 Hz, kesalahan presisi sebesar 30,12 % dan kesalahan akurasi
54,9 % untuk frekuensi 4000 Hz, dan kesalahan presisi sebesar 16,97 % dan kesalahan
akurasi 55,53% untuk pengolahan data menggunakan metode grafik origin.
Perbedaan nilai cepat rambat bunyi di udara hasil eksperimen dengan nilai cepat
rambat bunyi di udara berdasarkan literatur dikarenakan karena terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi eksperimen, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut .
2. Kondisi ruangan ketika eksperimen cukup bising. Sehingga bunyi yang diterima oleh
receiver tidak benar-benar bunyi yang berasal dari speaker, melainkan ada juga bunyi
yang berasal dari suara kita maupun bunyi-bunyi lain yang dapat tertangkap oleh
receiver.
3. Kurang teliti ketika mengukur jarak antara speaker dan receiver
4. Tampilan garis lurus miring kanan atau miring kiri pada osiloskop buram, sehingga
kurang jelas ketika mengamati garis tersebut dan mengakibatkan kesalahan dalam
penentuan arak antara speaker dan receiver.
5. Kondisi udara yang bergerak yang dapat mempengaruhi kecepatan rambat bunyi. Jika
pergerakan angin searah dengan arah rambat bunyi maka cepat rambat bunyi akan
bertambah, namun jika pergerakan angin berlawanan dengan arah rambat bunyi maka
cepat rambat bunyi akan berkurang.
6. Kondisi set alat eksperimen yang sudah tidak terlalu baik.
H. KESIMPULAN
Nilai cepat rambat bunyi di udara yang diperoleh dari eksperimen tidak sesuai
dengan nilai cepat rambat bunyi di udara berdasarkan literatur. Dengan kesalahan
presisi sebesar 7,6 % dan kesalahan akurasi sebesar 41,6 % untuk frekuensi 2500 Hz,
Kesalahan presisi sebesar 0 % dan kesalahan akurasi sebesar 51,4 % untuk frekuensi
3000 Hz, kesalahan presisi sebesar 30,12 % dan kesalahan akurasi 54,9 % untuk
frekuensi 4000 Hz, dan kesalahan presisi sebesar 16,97 % dan kesalahan akurasi 21,69
% untuk pengolahan data menggunakan metode grafik origin.
Perbedaan nilai cepat rambat bunyi di udara hasil eksperimen dengan nilai cepat
rambat bunyi di udara berdasarkan literatur dikarenakan karena terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi eksperimen.