Anda di halaman 1dari 3

Trend Dan Issue Dalam Keperawatan

2.1 Definisi Trend

Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dankejadiannya berdasarkan
fakta.Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki eraglobalisasi, pada tahun 2003
era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyaktenaga professional keluar dan masuk ke dalam
negeri. Pada masa itu mulai terjadisuatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana
pola kehidupanmasyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan
itumenyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakatkhususnya aspek
kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran,kecelakaan, disamping meningkatnya
angka kejadian penyakit klasik yangberhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman
sehat bagipenduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yangmeningkat juga
menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompoklanjut usia serta penyakit
degeneratif.Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatankesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatanpendapatan dan meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap hukum danmenjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada
pelayanankesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutudan
diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasibahwa tenaga kesehatan
khususnya keperawatan dapat memenuhi standart globalinternasional dalam memberikan pelayanan
kesehatan/keperawatan, memilikikemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta
peka terhadapaspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan
Iptek.Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional diIndonesia masih belum
menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat
professional, diantaranya :

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985pendidikan S1


keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara baratpada tahun 1869.

2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.

3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktikkeperawatan, lisensi


)Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam duniakesehatan akan berdampak
negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua
pada tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :

1. Pengembangan pendidikan keperawatan.Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting


dalam pengembanganperawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan
profesidan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakanpendidikan
keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professionaldibidang keperawatan. Sampai saat ini
jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDMpengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana
penunjang pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professionalDepertemen Kesehatan RI sampai saat


ini sedang menyusun registrasi, lisensidan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua
penerapan model praktikkeperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus
segera dilakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatanOrganisasi profesi keperawatan memerlukan suatu


perubahan cepat dandinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu
menjadikepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatanyang dapat
dirasakan manfaatnya.

Restrukturisasi organisasi keperawatanmerupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi


profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja
danharapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.Komitmen perawat guna memberikan
pelayanan keperawatan yang bermutubaik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainsangat penting dalam terwujudnya pelayanan keperawatan professional.
Nilaiprofessional yang melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam:

1. Nilai intelektualNilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari

a. Body of Knowledge

b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)

c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moralPelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan


memperhatikankode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayananprofessional
terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dantanggung jawab etik. Aspek moral
yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :

a. Beneficienceselalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yangterbaik


dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)

b. Fair Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,keadaan ekonomi dan
sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yangmemerlukan bantuan dengan keunikan
yang dimiliki.

c. FidelityBerperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selaluberusaha


menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moralserta memperhatikan kebutuhan
spiritual klien.

3. Otonomi, kendali dan tanggung gugatOtonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk
melakukan tindakansecara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri
sendiri secaratiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir menjadi sesuatu yang definit dan dapatdipastikan
tanggal kejadiannya. Euthanasia memungkinkan hal tersebut terjadi.Euthanasia adalah tindakan
mengakhiri hidup seorang individu secara tidakmenyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat dikatakan
sebagai bantuan untukmeringankan penderitaan dari individu yang akan mengakhiri hidupnya. Ada
empat metode euthanasia:

Euthanasia sukarela: ini dilakukan oleh individu yang secara sadarmenginginkan kematian.
Euthanasia non sukarela: ini terjadi ketika individu tidak mampu untukmenyetujui karena faktor umur,
ketidak mampuan fisik dan mental. Sebagaicontoh dari kasus ini adalah menghentikan bantuan
makanan dan minumanuntuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma).

Euthanasia tidak sukarela: ini terjadi ketika pasien yang sedang sekaratdapat ditanyakan persetujuan,
namun hal ini tidak dilakukan. Kasus serupadapat terjadi ketika permintaan untuk melanjutkan
perawatan ditolak. Bantuan bunuh diri: ini sering diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk euthanasia.
Hal ini terjadi ketika seorang individu diberikan informasi danwacana untuk membunuh dirinya sendiri.
Pihak ketiga dapat dilibatkan,namun tidak harus hadir dalam aksi bunuh diri tersebut. Jika dokter
terlibat dalam euthanasia tipe ini, biasanya disebut sebagai ‘bunuh diri ataspertolongan dokter’. Di
Amerika Serikat, kasus ini pernah dilakukan oleh dr.Jack

Kevorkian.· Euthanasia dapat menjadi aktif atau pasif:

Euthanasia aktif menjabarkan kasus ketika suatu tindakan dilakukan dengantujuan untuk menimbulkan
kematian. Contoh dari kasus ini adalahmemberikan suntik mati. Hal ini ilegal di Britania Raya dan
Indonesia. Euthanasia pasif menjabarkan kasus ketika kematian diakibatkan olehpenghentian tindakan
medis. Contoh dari kasus ini adalah penghentianpemberian nutrisi, air, dan ventilator.Ø

Argumen Pro Euthanasia

Kelompok pro euthanasia, yang termasuk juga beberapa orang cacad,berkonsentrasi untuk
mempopulerkan euthanasia dan bantuan bunuh diri. Merekamenekankan bahwa pengambilan
keputusan untuk euthanasia adalah otonomiindividu. Jika seseorang memiliki penyakit yang tidak dapat
disembuhkan atauberada dalam kesakitan yang tak tertahankan, mereka harus diberikan
kehormatanuntuk memilih cara dan waktu kematian mereka dengan bantuan yang diperlukan.Mereka
mengklaim bahwa perbaikan teknologi kedokteran merupakan cara untuk meningkatkan jumlah pasien
yang sekarat tetap hidup. Dalam beberapa kasus,perpanjangan umur ini melawan kehendak
mereka.Mereka yang mengadvokasikan euthanasia non sukarela, seperti Peter Singer,berargumentasi
bahwa peradaban manusia berada dalam periode ketika idetradisional seperti kesucian hidup telah
dijungkir balikkan oleh praktek kedokteranbaru yang dapat menjaga pasien tetap hidup dengan bantuan
instrumen. Diaberargumen bahwa dalam kasus kerusakan otak permanen, ada kehilangan
sifatkemanusian pada pasien tersebut, seperti kesadaran, komunikasi, menikmati hidup,dan seterusnya.
Mempertahankan hidup pasien dianggap tidak berguna, karenakehidupan seperti ini adalah kehidupan
tanpa kualitas atau status moral.Falsafah Utilitarian Singer menekankan bahwa tidak ada perbedaan
moralantara membunuh dan mengizinkan kematian terjadi. Jika konsekuensinya adalahkematian, maka
tidak menjadi masalah jika itu dibantu dokter, bahkan lebih disukai jika kematian terjadi dengan cepat
dan bebas rasa sakit

Anda mungkin juga menyukai