PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreativitas adalah akar dan awal dari semua kesuksesan. Kreativitas
adalah awal yang baik tapi bukan akhir dari segala-galanya. Kreativitas
harus dibarengi dengan inovasi, kerja keras, focus, pantang menyerah dan
nekat. Kreativitas akan membuat orang-orang unuk terus berinovasi dan
memperbaiki hasil kreasi mereka, bekerja keras dan tidak mengenal lelah,
focus terhadap hasil kreasi mereka, pantang mnyerah menghadapi kritikan
dan cemoohan, serta nekat. Orang kreatif adalah orang yang menciptakan
sesuatu, terus-menerus mengembangkannya, memperjuangkan habis-
habisan hingga pada akhirnya diterima orang lain sebagai sesuatu yang
bermanfaat bagi diri mereka.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan pada dasarnya sudah
dibekali kemampuan untuk mencipta dan berkreasi untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bukan hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi
orang lain. Sifat kreatif yang sudah dianugerahkan Tuhan kepada kita sudah
sepautnya digali, dikembangkan dan pada akhirnya dibagikan manfaatnya
untuk orang lain. Kreativitas itu adalah sesuatu yang tidak akan ada habis-
habisnya. Dia akan selalu dinamis, bertumbuh dan menghasilkan buah.
Keika orang mulai berhenti berkreasi, dia akan otomatis statis, berhenti
tumbuh dan berhenti menghasilkan buah. Dan hal ini jugalah yang membuat
kenapa banyak orang tidak bisa sukses dan berhenti pada suatu titik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ide kreatif?
2. Bagaimana ciri-ciri orang berpikir kreatif?
3. Apa pengertian dari inovasi?
4. Bagaimana Ciri-Ciri orang Berpikir Inovasi?
5. Apa saja hambatan-hambatan dalam berpikir kreativitas?
6. Bagaimana cara untuk menumbuhkan berpikir kreativitas dan inovasi?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari ide kreatif
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri dari berpikir kreatif
3. Mengetahui pengertian dari berpikir inovasi
4. Mengetahui apa saja ciri-ciri dari berpikir inovasi
5. Mengetahui apa saja hambatan-hambatan dalam berpikir kreativitas
6. Mengetahui cara-cara apa saja untuk dapat menumbuhkan berpikir
kreatif dan inovasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Ciri-Ciri Manusia Kreatif
Dalam Bukunya (Luvy Sofiah, 2009, hal: 27) ia mengemukakan ada
lima ciri-ciri manusia kreatif yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Orang kreatif selalu ingin tahu apa yang terjadi di sekelilingnya. Rasa
ingin tahu yang besar menjadi motivasi untuk melakukan sesuatu. Orang
yang kreatif sering terlihat sibuk mencari atau sering terlihat antusiasi
dalam mengerjakan sesuatu.
2. Menyukai tantangan
Bagi orang-orang kreatif, suatu masalah bukan halangan, tetapi selalu
dianggap sebagai tantangan. Jika mereka dapat mengatasinya maka
kepuasan yang nantinya akan didapat. Orang-orang kreatif selalu
melihat permasalahan sebagai hal yang menarik, dan mau menerima
permasalahan tersebut.
3. Berpikir dari berbagai macam sudut pandang
Kalua sistematis banyak dipengaruhi oleh otak kiri, para ahli psikologis
meyakini kalua manusia kreatif banyak menggunakan otak kanan.
Dengan otak kanan, manusia mampu melihat masalah dari berbagai
sudut pandang dan mencari jalan keluarnya. Bagi orang kreatif, jalan
keluar selalu ada pada setiap masalah.
4. Optimis
Rasa optimis membuat manusia-manusia kreatif berkeyakinan bahwa
setiap masalah pasti ada solusinya dan tidak ada tantangan yang terlalu
besar baginya. Ini bukan berarti orang kreatif selalu bahagia dan tidak
pernah merasa tertekan atau depresi, tapi mereka tidak membiarkan
dirinyatenggelam dan berdiam diri menghadapi permasalahan.
5. Fleksibel
Orang kreatif menyelesaikan permasalahan dengan cara yang mungkin
tidak pernah terpikirkan oleh kita. Cara mereka menyelesaikan masalah
terlihat sangat sederhana, tidak berbelit-belit, dan rumit. Orang kreatif
mempunyai pemikiran dan imajinasi yang fleksibel sehingga berbagai
celah mudah terlihat.
4
C. Pengertian Inovasi
Sedangkan menurut (Sutisna, 2018, hal: 20) Inovasi adalah suatu ide,
barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu
berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai
tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
5
3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana, dalam
arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yang tidak
tergesa-gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang
dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu.
4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, program inovasi yang
dilakukan harus memiliki arah yang ingin dicapai, termasuk arah dan
strategi untuk mencapai tujuan tersebut.(Sukmadi, 2016, hal: 33)
E. Hambatan Kreatifitas
Seorang mengartikan hambatan kreatifitas sebagai “mental walls
which block the problem solver from correctly perceiving a problem or
conceiving its solution,” yaitu dinding atau bangunan mental yang
menghambat kita untuk memahami atau menemukan pemecahan atas suatu
masalah. Bangunan mental yang bersifat menghambat ini terdapat pada
setiap orang dalam kualitas dan jumlah yang berbeda-beda. Faktor
penghambat ini dapat diklafikasikan atas dua unsur utama, yaitu hambatan
struktural dan proses. Hambatan struktural terdiri atas hambatan psikologis,
budaya, dan lingkungan, sedangkan hambatan proses terdiri atas hambatan
dalam memilih Bahasa berfikir, hambatan karena keterpakuan fungsional,
dan hambatan karena kebiasaan memandang dengan cara yang
sama.(Suharyadi dkk, 2007, hal: 94 )
Di dalam bukunya (Suharyadi dkk, 2007, hal: 95) secara rinci memaparkan
beberapa hambatan-hambatan kreatifitas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Hambatan psikologis
Hambatan ini membuat seseorang menjadi tidak bebas dalam
mengeksploitasi dan mengubah gagasan, mengalami halangan dalam
mengekpresikan kemampuan konseptual, dan kurang mampu
berkomunikasi dengan baik. Perlu pula kita ketahui bahwa hambatan-
hambatan ini terutama dikarenakan kebanyakan dari kita telah
mengikuti proses pendidikan, baik formal maupun informal, yang
sangat menekankan pentingnya satu jawaban yang benar.
6
2. Hambatan budaya
Salah satu bentuk hambatan dalam hal budaya adalah adanya
keseragaman berpikir atau “pemujaan” terhadap cara berpikir logis dan
rasional. Hal ini akan menghambat penyelesaian yang bersifat intuitif
atau menggunakan perasaan. Anggapan yang menyatakan bahwa
pemecahan masalah haruslah selalu bersifat serius tanpa humor maupun
canda dapat juga menjadi penghambat kreatifitas.
3. Hambatan lingkungan
Lingkungan kita dapat berbentuk fisik maupun sosial. Lingkungan
sosial seperti sekolah, dimana guru-guru sangat khawatir untuk
mencoba gagasan-gagasan baru, akan menghambat kreativitas.
Lingkungan fisik adalah sesuatu yang paling mudah untuk diatasi,
misalnya tata letak ruang kerja kita dapat diatur sedemikian rupa agar
dapat mendukung situasi kerja yang produktif dan kreatif.
4. Hambatan Bahasa Berfikir
7
matematik, maka dengan cepat kita tahu bahwa hasilnya adalah 2
pangkat 50.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kita tidak selalu dapat
menggunakan satu Bahasa berpikir untuk menyelesaikan segala
persoalan. Bila suatu pendekatan tidak atau kurang berhasil digunakan
untuk memecahkan persoalan, maka tidak ada salahnya jika kita
menggunakan pendekatan lain yang tentunya berbeda.
8
6. Hambatan Kebiasaan Memandang
Kebiasaan memandang suatu benda atau alat adalah salah satu
penghambat kreativitas. Coba Anda jawab secara cepat persolan berikut
ini:
Ada sepuluh jilid buku ensiklopedia yang tersusun berurutan di satu
rak buku. Masing-masing buku tebalnya 10 mm, sedangkan sampul
depan dan belakang tebalnya 1 mm. karena lama tidak dibersihkan,
buku-buku tersebut mulai dimakan rayap. Seekor rayap berjalan dari
halam pertama jilid 1 sampai halam terakhir jilid 10. Berapa panjang
perjalan yang telah ditempuh oleh rayap tersebut?
Ada satu aksioma dalam memecahkan masalah, yaitu semakin
familiar kita terhadap suatu objek, maka semakin sulit kita melihatnya
dalam konteks yang lain. Jadi bila kita mencoba atau dapat melihat
dalam sudut pandang yang lain, maka kreativitas akan dapat
bertambah.(Suharyadi dkk, 2007, hal: 95)
F. Cara Untuk Menumbuhkan Kreativitas dan Inovasi
9
inovatif. Dengan inovasi, wirausahawan menciptakan baik sumber daya
produksi baru maupun pengelolahan sumber daya yang ada dengan
peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada
menjadi ada.(Handranata, 2018)
Dibawah ini ada beberapa cara untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi
dalam berwirausaha menurut (Wibisana, 2015), yaitu :
1. Mengenali hubungan
Banyak penemuan dan inovasi lahir sebagai cara pandang terhadap
suatu hubungan yang baru dan berbeda antar obyek, proses, bahan,
teknologi dan orang. Seperti mencampurkan aroma bunga melati
dengan air the kemudian dibotolkan menjadi the botol yang harum dan
segar rasanya.
Untuk membantu meningkatkan kreativitas, kita dapat melakukan
cara pandang kita yang statis terhadap hubungan orang dan lingkungan
yang telah ada. Di sini kita coba melihat mereka dengan cara pandang
yang baru dan berbeda. Orang yang kreatif akan memiliki hubungan
intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan mengenali hubungan
yang baru dan berbeda dari fenomena tersebut. Hubungan ini nantinya
dapat memperlihatkan ide produk dan jasa yang baru. Sebagai contoh
kita melakukan latihan dengan melihat hubungan antara kue coklat dan
es krim vanili, atlet dan pelatih serta manajer dengan buruh.
2. Mengembangkan perspektif fungsional.
Jika dikembangkan lebih lanjut, kita dapat melihat adanya suatu
perspektif yang fungsional dari benda dan orang. Seorang yang kreatif
akan dapat melihat orang lain sebagai alat untuk memenuhi
keinginannya dan membantu menyelesaikan suatu pekerjaan. Misalnya
sering secara tidak sadar kita menggunakan pisau dapur untuk
memasang baut gara-gara palu yang kita cari tidak ditemukan. Cara lain
kita harus memulainya dari cara pandang yang non konvenional dan dari
perspektif yang berbeda. Sebagai contoh: cobalah sebutkan fungsi lain
dari sebuah kursi, buku yang kita pegang dan lain-lain.
3. Gunakan akal
10
Penelitian terhadap penggunaan fungsi otak pada bagian yang
terpisah antara kiri dan kanan telah dilakukan sejak tahun 1950-an dan
tahun 1960-an. Otak bagian kanan dipakai untuk hal seperti analogi,
imajinasi dan lain-lain. Sedangkan otak bagian kiri dipakai untuk kerja
seperti analisis, melakukan pendekatan yang rasional terhadap
pemecahan masalah dan lain-lain. Meski secara fungsi ia berbeda, tetapi
dalam pekerjaannya ia harus saling berhubungan. Proses kreativitas
meliputi pemikiran logis dan analitis terhadap pengetahuan, evaluasi
dan tahap implementasi. Jadi bila kita ingin lebih kreatif, kita harus
melatih dan mengembangkan kemampuan kedua otak kita tersebut.
Contoh latihan dapat kita buat sesuai dengan fungsi belahan otak.
4. Hapus perasaan ragu-ragu
Banyak kebiaaan mental yang membatasi dan menghambat
pemikiran kreatif. Sebuah studi menemukan bahwa orang dewasa hanya
menggunakan 2-10 persen potensi kreativitas yang dimilikinya. Contoh:
banyak orang memiliki kecenderungan membuat penilaian yang cepat
terhadap sesuatu orang ataupun ide-ide.(Wibisana, 2015)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ide kreatif adalah kemampuan seseorang dalam melahirkan pikiran
atau konsep yang baru baik berupa gagasan maupun karya yang relative
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Ciri-ciri manusia kreatif, dalam Bukunya (Luvy Sofiah, 2009, hal:
27) ia mengemukakan ada lima ciri-ciri manusia kreatif yaitu sebagai
berikut:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. Menyukai tantangan
3. Berpikir dari berbagai macam sudut pandang
4. Optimis
5. Fleksibel
12
2) Hambatan budaya
3) Hambatan lingkungan
4) Hambatan Bahasa Berfikir
5) Hambatan Keterpakuan Fungsional
6) Hambatan Kebiasaan Memandang
a) Mengenali hubungan
b) Mengembangkan perspektif fungsional.
c) Gunakan akal
d) Hapus perasaan ragu-ragu
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahan, makalah ini kami buat berdasarkan referensi-referensi
yang didapat dari buku, pengetahuan dan online. Kami berharap kapada
para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun guna
mewujudkan perubahan yang lebih baik. Terimakasih
13
DAFTAR PUSTAKA
Suharyadi dkk. (2007). Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Salemba
Empat.
14