PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1
1.3 Tujuan Penulisan
Metode yang dipakai pada penulisan studi kasus ini berupa hasil pemeriksaan
pasien, rekam medis pasien, tinjauan kepustakaan yang mengacu pada berbagai
literatur, termasuk buku teks dan artikel ilmiah.
2
BAB 2
ILUSTRASI KASUS
Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada perlu ditelaah lebih lanjut,
apakah nyeri dadanya disebabkan oleh adanya kelainan pada jantung atau diluar
jantung. Nyeri dada yang disebabkan oleh kelainan pada jantung perlu dibedakan
lagi, apakah nyeri dada ini merupakan gejala SKA atau bukan. Nyeri dada oleh
kelainan jantung non-SKA dapat disebabkan oleh diseksi aorta, miokarditis,
perikarditis, kardiomiopati, dan sebagainya. Nyeri dada oleh adanya kelainan diluar
jantung misalnya yaitu pada Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Nyeri dada yang disebabkan oleh adanya iskemik pada miokard disebut
angina. Nyeri ini merupakan nyeri iskemik yang disebabkan oleh tersumbatnya aliran
pembuluh darah koroner yang mensuplai miokard, baik secara parsial maupun total.
Ada 7 hal yang perlu digali pada pasien yang datang dengan angina yaitu onset,
karakteristik nyeri, lokasi, penjalaran (referred pain), durasi, faktor pencetus dan
faktor penghilang, dan gejala penyerta.
Nyeri dada yang disebabkan oleh iskemia miokard akan terasa seperti
terhimpit, ditekan, ditusuk, atau diremas-remas. Nyeri berasal dari dalam atau bawah
diafragma dan pasien tidak dapat menunjukkan dengan pasti posisi nyeri tersebut.
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom, sehingga apabila jantung mengalami
gangguan yang menyebabkan rasa nyeri, maka nyeri ini akan dihantarkan pada 1
dermatom sehingga pasien dapat mengeluhkan nyeri dada yang menjalar ke lengan,
3
leher, punggung, atau bahu. Durasi nyeri dada oleh angina pektoris stabil yaitu
kurang dari 20 menit dan dapat hilang dengan istirahat atau pemberian nitrat
sublingual. Sedangkan nyeri dada yang disebabkan oleh angina pektoris tidak stabil
memiliki durasi yang lebih lama yaitu lebih dari 20 menit, dan tidak dapat hilang
dengan istirahat atau pemberian nitrat sublingual. Selain nyeri dada, pasien juga
sering mengeluhakn adanya mual, muntah, keringat dingin, dan sebagainya. Hal ini
terjadi karena jantung dipersarafi oleh saraf otonom, sehingga apabila terjadi
gangguan pada jantung, dapat muncul gejala-gejala sistem saraf otonom.
Penghambat COX 1 yang dapat diberikan yaitu aspirin loading dose 162-
325mg PO, dilanjutkan dengan pemberian kedua (maintenance) 75-162mg PO.
Penghambar P2Y12 yang dapat diberikan misalnya klopidogrel loading dose 300-
600mg PO. Terapi dilanjutkan (maintenance) selama minimal 12 bulan dengan dosis
75mg/hari PO, kecuali ada kontraindikasi.
4
Pasien memiliki riwayat hipertensi. Riwayat diabetes melitus dan dislipidemia
tidak diketahui. Riwayat asma dan stroke disangkal. Pasien mengaku sering
mengkonsumsi makanan yang bersantan dan berlemak seperti gulai, tunjang, dan
usus. Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama dengan pasien.
5
BAB 3
DISKUSI
6
Pasien memiliki riwayat hipertensi. Riwayat diabetes melitus dan dislipidemia
tidak diketahui. Riwayat asma dan stroke disangkal. Pasien mengaku sering
mengkonsumsi makanan yang bersantan dan berlemak seperti gulai, tunjang, dan
usus. Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama dengan pasien.
7
DAFTAR PUSTAKA