Anda di halaman 1dari 19

TERAPI KOMPLEMENTER

MASSAGE/PIJAT

Oleh:
M. Amang Handaris
Mufid Asadullah
Nelam Anggraini
Novita Anggun P.S
Nisa’ul Ilmi Chikmatul Awalil

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019

1
DAFTAR ISI
COVER ...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan .................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi .................................................................................................................... 3
2.2 Sejarah..................................................................................................................... 4
2.3 Cara Kerja ............................................................................................................... 7
2.4 Implikasi Keperawatan ........................................................................................... 7
2.5 Penelitian ................................................................................................................ 8
2.6 Titik atau Area Pijat Refleksi .................................................................................. 11
2.7 Teknik Manipulasi/Rangsangan Pijat Refleksi ....................................................... 13
2.8 Yang Perlu Diperhatikan dalam Pemijatan ............................................................. 13
2.9 Tujuan dan Manfaat Pijat Refleks........................................................................... 14
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap individu tidak terlepas dari aktivitas atau pekerjaan untuk memenuhi memenuhi
kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut membutuhkan energi dan kekuatan
otot yang cukup besar sehingga dapat menimbulkan berbagai macam keluhan, salah satunya
adalah nyeri pinggang bawah. Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang. Sekitar
80% setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami nyeri pada daerah pinggang bawah
karena kesalahan postural tanpa mengenal jenis kelamin, tingkat sosial dan pekerjaan (Cailiet,
1981 dalam Ismiyati, 1997).
Angka kejadian nyeri pinggang bawah atau dalam bahasa Inggris disebut Low Back Pain
(LBP), hampir sama pada semua populasi masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju
maupun di negara berkembang (Elder LAM & Burdoff, 2003 dalam Shocker, 2008). Dari hasil
penelitian Cropcord Indonesia (2004) menunjukkan bahwa penderita LBP pada jenis kelamin
pria prevalensinya sebesar 18,2% dan pada wanita sebesar 13,6%. Sedangkan dari populasi
pernah mengalami nyeri pinggang bawah sekali dan lebih selama hidupnya antara 60% hingga
90% (Setyohadi, 2005).
Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi.
Terapi farmakologi dengan menggunakan siklooksigenase inhibitor (COX inhibitor) sering
menimbulkan efek samping yaitu gangguan gastrointestinal (Kozier, 2004). Selain itu,
penggunaan jangka panjangnya dapat mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna, tukak
peptik, perforasi dan gangguan ginjal (Daniel, 2006).
Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri.
Salah satu langkah sederhana dalam upaya menurunkan nyeri dengan menggunakan stimulus
kutaneus adalah dengan melakukan masase dan sentuhan. Masase dan sentuhan merupakan
tehnik integrasi sensori yang mempengaruhi aktifitas sistem saraf otonom (Meek, 1993 dalam
Potter & Perry, 2005). Apabila individu mempersepsikan sentuhan sebagai stimulus untuk
rileks, kemudian akan muncul respon relaksasi. Relaksasi sangat penting dalam membantu
klien untuk meningkatkan kenyamanan dan membebaskan diri dari ketakutan serta stres akibat
penyakit yang dialami dan nyeri yang tak berkesudahan (Potter & Perry, 2005). Selain itu rileks
juga membantu mengurangi rasa cemas, sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri
(Long, 1996).

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui Definisi
1.2.2 Untuk mengetahui Sejarah
1.2.3 Untuk mengetahui Cara Kerja
1.2.4 Untuk mengetahui Implikasi Keperawatan
1.2.5 Untuk mengetahui Penelitian
1.2.6 Titik atau Area Pijat Refleksi
1.2.7 Teknik Manipulasi/Rangsangan Pijat Refleksi
1.2.8 Yang Perlu Diperhatikan dalam Pemijatan
1.2.9 Tujuan dan Manfaat Pijat Refleks

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan lembut” atau
dari kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”. Akan tetapi istilah yang
paling populer yang digunakan adalah dalam bahasa Perancis “masser” yang artinya
“menggosok”. Menurut pengertiannya massase yang berasal dari bahasa Inggris “massage”
adalah pemijatan, pengurutan dan sebagainya pada bagian-bagian badan tertentu dengan tangan
atau alat-alat khusus untuk melancarkan peredaran darah sebagai cara pengobatan atau untuk
menghilangkan rasa lelah.
Menurut Tairas (2000: 1-2), massage adalah suatu metode refleksiologi yang bertujuan
untuk memperlancar kembali aliran darah, yakni dengan genjotan-genjotan atau pijatan-pijatan
kembali aliran darah pada titik-titik sentrarefleks.
Hal senada diutarakan oleh C.K Giam (1993: 172) massage adalah manipulasi jaringan
lunak tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi sistem saraf, otot, pernafasan, sirkulasi darah,
dan limfa secara lokal maupun umum. Massage menghasilkan suatu stimulus pada jaringan
tubuh dengan cara menekan dan meregangkan. Penekanan menyebabkan kompresi jaringan
lunak dan mengubah ujung-ujung saraf yang berupa jaringan reseptor, sedangkan peregangan
memberikan ketegangan pada jaringan-jaringan lunak.
Menurut Mumford (2001: 10) massage adalah rangkaian yang terstruktur dari tekanan
atau sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain seperti lengan bawah dan siku dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi di atas kulit, terutama pada bagian otot dengan gerakan
mengurut, menggosok, memukul, dan menekan.
Menurut Harrold (1992: 8) massage adalah teknik pengobatan yang tertua dari model
pengobatan ortodoks atau pengobatan-pengobatan lainnya. Massage merupakan gabungan dari
teknik pengobatan dan tindakan instingtif.
Menurut Harrold (1992: 16) massage merupakan tindakan instingtif dan pengobatan
yang berdasarkan intuisi (gerak hati). Pada perkembangan selanjutnya teknik mengurut dan
teknik-teknik yang lainnya berkembang dan memiliki pengaruh yang spesifik pada
pemberiannya.
Menurut Katsusuke (1996: 61) massage atau pijat didasarkan pada ide bahwa jantung
ialah pusat pertumbuhan. Karena itu, cara pengobatannya mengikuti sistem peredaran darah,
terutama nadi-nadi arteri, dan bergerak masuk ke dalam dari ujung tubuh menuju jantung.

3
2.2 Sejarah
a. Sejarah Perkembangan Masase
Masase sebagai cara pengobatan, telah dikenal sejak zaman pra sejarah oleh
berbagai suku bangsa di dunia. Data-data menunjukkan bahwa usia masase sama tuanya
dengan peradaban manusia.
Cacatan sejarah menunjukkan bahwa bangsa Cina telah mengenal masase kurang
lebih 3.000 tahun sebelum masehi. Dalam ajaran-ajaran Kung Fhu Tzu, diketahui bahwa
masase telah dipergunakan bukan semata-mata untuk pemeliharaan kesehatan saja tetapi
juga sebgai salah satu cara pengobatan. Demikian pula masase juga dikenal oleh bangsa
Yunani purba yang menggunakan masase sebagai bentuk kemewahan setelah melakukan
latihan-latihan gymnastik untuk membentuk keindahan tubuh.
Bapak dari ilmu kedokteran yaitu Hippocrates (430-360 SM) menggunakan masase
untuk para pasiennya, disamping dengan sinar matahari, mandi air panas, serta latihan-
latihan badan untuk menyembuhkan kekuatan pada sendi dan otot-otot yang lemah.
Menurut Hipocrates “Bahwa seorang dokter harus memiliki keterampilan dalam
banyak hal, lebih-lebih dalam menggunakan masase”. Masase dapat menguatkan sendi-
sendi yang lemah dan melemaskan sendi-sendi yang kaku. Dalam mempraktekkan
masase, beliau menggunakan istilah “Anaptripsis” yang berarti pemijatan menuju ke arah
jantung , yaitu mulai dari kaki menuju ke atas, sedangkan dari atas yaitu kepala atau leher
ke bawah ke arah jantung. Hal ini merupakan suatu bukti adanya dasar ilmiah dalam
melakukan masase pada jaman itu.
Pada abad XVI pengetahuan tentang anatomi semakin maju, hal tersebut semakin
menambah gairah dari pemakaian masase. Pada tahun 1975, seorang dokter
berkebangsaan Perancis yaitu Ambroise Para menjelaskan tentang teknik serta efeknya
masase friction yang lembut, sedang dan kaku dan menganjurkan untuk salah sendi
(dislokasi).
Pada tahun-tahun berikutnya masase semakin mengalami perkembangan, apalagi
setelah Pehr Hendrik Ling (1976-1839) yang berkebangsaan Swedia menciptakan
Gymnastic Sistem Swedia yang sekarang lebih dikenal dengan Masase Sistem Swedia.
Ling menyusun Gymnasticnya dalam empat bentuk yaitu : educational gymnastic,
military gymnastic, medical gymnastic, dan aesthetic gymnastic.
Tahun 1913 Ling mendirikan “Central Instituteof Gymnastic” di Stocholm, ia
mengajar sampai saat meninggalnya pada tahun 1839. Ling dan para pengikutnya telah
banyak berjasa dalam memajukan masase tidak hanya di Swedia tetapi juga di beberapa
Negara Eropa.

4
Menjelang akhir abad XIX masase telah benar-benar mempunyai kedudukan yang
baik di dalam dunia pengobatan. Dr. Mezger dari Amsterdam adalah dokter terkenal yang
menyebarluaskan masase bahkan ia sendiri bertindak sebagai masseur. Sejak saat itu
masase menjadi suatu cara perawatan yang terkenal di Eropa dan Amerika.
Pada tahun 1894 kaum wanita di Inggris membentuk perhimpunan Masseuse yaitu
“The Sociaty of Trained Masseuse” dengan tujuan meningkatkan standar masase dan
memperbaiki status wanita yang memilih masase sebagai profesinya. Perhimpunan
tersebut kemudian bergabung dengan “The Institut of Massage And Remedial Exercice”
yang akhirnya membuat peraturan untuk menyelenggarakan pendidikan dan ujian. Pada
waktu itu di kota Manchester anggotanya telah mencapai 5.000 orang. Masase dan
Medical Gimnastycnya terus berkembang dan dipergunakan secara luas sebagai Physical
Treatment untuk melengkapi perawatan dengan pengobatan dan pembedahan.

b. Perkembangan Masase di Indonesia


Di Indonesia, masase telah dikenal dengan sebutan bahasa daerah : pijat, urut atau
lulut dan telah lama dikenal sejak jaman kuno oleh nenek moyang kita dengan sebutan
“dukun pijat” atau “dukun urut”. Dukun pijat sebagai orang yang mempraktekkan pijat
sering ditafsirkan bermacam-macam, antara lain :
1. Dukun pijat adalah orang yang menyegarkan tubuh (raga) dari rasa lelah atau
penat.
2. Dukun pijat adalah orang yang menangani patah tulang, terkilir atau salah urat,
kemudian lebih dikenal dengan dukun sangkal putung.
3. Dukun pijat dapat pula sebagai masseur atau ahli masase, yang umumnya
menangani olahragawan.
4. Dukun pijat diartikan pula sebagai dukun alusan atau pijat alus karena
pemijatnya terdiri dari wanita yang umumnya berparas cantik.

Dalam melakukan pemijatan seorang dukun pijat memperoleh keahliannya karena


bakat, keturunan dan pengalaman prateknya. Semakin tua, si dukun dianggap ahli oleh
masyarakat awam. Bahkan ada anggapan bahwa dengan berpantang dan berpuasa
kemampuan seorang dukun pijat akan semakin bertambah. Namun seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik-teknik pijat sebagai salah satu upaya
penyembuhan alternatif juga mengalami kemajuan.
Di Indonesia, kiranya pijat atau lulut yang sekarang dikenal dengan nama “masase”
sudah bukan hal yang asing lagi, karena di setiap daerah sampai ke pelosok-pelosok pun
dapat dengan mudah ditemukan, seorang pemijat laki-laki atau wanita. Mereka
5
melakukan pekerjaan memijat biasanya sebagai pekerjaan sambilan, tetapi ada pula yang
merupakan pekerjaan utamanya (profesi).
Pada umumnya hasil pemijatan memberikan rasa nyaman dan memuaskan
pasiennya, tetapi ada pula setelah dipijat justru meninggalkan rasa sakit yang disebabkan
karena tekanan-tekanan yang diberikan terlalu kuat atau keras. Hal tersebut dapat terjadi
karena minimnya pengalaman atau pengetahuan tentang teknik masase yang benar.
Menyadari akan kurangnya pengetahuan tentang masase, di Solo pada tahun 1960,
pernah diajarkan sistem dan teknik masase Swedia (swedish massage) sebagai suatu
pedoman cara memijat yang benar. Masase sistem swedia merupakan salah satu dari
sistem masase yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Mengenai baik atau tidaknya suatu sistem masase ditentukan oleh berhasilnya
pelaksanaan masase tersebut. Jadi setelah menguasai teori maka tahap berikutnya ialah
mempraktekkannya dengan mengarahkan seluruh manipulasi ke arah jantung. Sejauh
teori dapat mencapai tujuannya, maka dapat dikatakan bahwa teori dari sistem tersebut
adalah baik dan benar. Misalkan seorang yang menderita kelelahan atau cedera ringan
karena mengikuti suatu perlombaan atau pertandingan, apabila orang tersebut dimasase
dengan cara yang benar maka seharusnya rasa sakit yang di derita akan semakin
berkurang atau hilang sama sekali.
Masase atau pijat merupakan keterampilan yang melibatkan unsur-unsur
pengetahuan, naluri dan seni merawat tubuh yang diperoleh dari seringnya melakukan
praktek masase atau dalam istilah masase telah memiliki “jam terbang yang tinggi”.
Selain itu seorang pemijat harus mempunyai kekuatan, kelincahan dan kerja tangan secara
mekanis diarahkan ke jantung untuk menghasilkan rasa enak dan menyegarkan yang
menghasilkan pengurangan rasa sakit dari suatu cedera tertentu.
Banyaknya kegiatan olahraga khususnya olahraga yang memerlukan gerakan-
gerakan yang cepat dan kuat (explosive) seperti : sepak bola, bola basket, bulu tangkis,
dan lain-lain dapat menyebabkan terjadinya terkilir atau keseleo yang diikuti dengan
pembengkakan. Maka dalam sebuah Tim Olahraga, hal itu merupakan tugas dan
tanggung jawab masseur/masseuse untuk memberikan perawatan dengan teknik dan
metode yang benar. Sedangkan, jika terjadi patah tulang (fracture) sebaiknya segera
dibawa ke rumah sakit, karena hal tersebut merupakan tanggung jawab dokter yang ahli
di bidangnya (ortopedi).

6
2.3 Cara Kerja
Tindakan keperawatan dengan cara memberikan masase pada klien dalam memenuhi
kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada daerah superfisial atau pada otot/ tulang. Tindakan masase
ini hanya untuk membantu mengurangi rangsangan nyeri akibat terganggunya sirkulasi.
Tujuan
1. Meningkatkan sirkulasi pada daerah yang dimasase.
2. Meningkatkan relaksasi.
Alat dan Bahan
1. Minyak untuk masase
2. Handuk
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Lakukan masase pada daerah yang dirasakan nyeri selama 5-10 menit.
4. Lakukan masase dengan menggunakan telapak tangan dan jari dengan tekanan
halus.
a. Teknik masase dengan gerakan tangan selang - seling (tekanan pendek,
cepat, dan bergantian tangan) dengan menggunakan telapak tangan dan
jari dengan memberikan tekanan ringan. Dilakukan bila nyeri terjadi di
pinggang.

7
b. Teknik remasan (mengusap otot bahu), dapat dilakukan bila nyeri terjadi
pada daerah sekitar bahu.

c. . Masase ini dilakukan bila nyeri dirasakan di daerah punggung dan


pinggang secara menyeluruh.

d. , dapat dilakukan bila nyeri terjadi di daerah punggung dan pinggang.

8
e. Teknik petrisasi dengan menekan punggung secara horizontal.

f. Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari, digunakan


pada akhir masase daerah pinggang.

5. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.


6. Catat tindakan dan respon pasien terhadap tindakan.

2.4 Implikasi Keperawatan (cocok mengatasi penyakit apa)


a) Ancietas / Kegelisahan
b) Arthritis / Peradangan
c) Nyeri punggung ( Upper and Low Back Pain )
d) Rasa nyeri yang kronis
e) Konstipasi / sulit buang air besar
f) Depresi
g) Sakit Kepala
h) Tekanan Darah Tinggi
i) Insomnia

9
2.5 Penelitian
Manfaat Dan Keuntungan Massage Berdasarkan Penelitian Modern

Massage atau therapy pijat bisa di katakana sebagai salah satu tradisi penyembuhan
yg tertua. Pada banyak kebudayaan diantaranya Yunani Kuno, Mesir, China dan India,
meyakini bahwa theerdasarrapy massage selalu digunakannya untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit.Kulit adalah organ tubuh terbesar dari manusia dan dipenuhi
dengan ujung-ujung syaraf. Dimana selain kulit, therapy pijat / Massage juga bekerja
dengan melembutkan otot dan menghasilkan relaksasi khususnya efektif dalam mengatasi
keluhan gangguan sirkulasi, misalnya, sakit kepala yang amat sangat biasanya terjadi
berlarut-larut, oleh karena rasa sakit tersebut maka membuat penderita merasakan kaku
pada otot yang terserang. Hal ini akhirnya akan menimbulkan lebih banyak lagi rasa sakit
pada organ lainnya.Tepat apabila pijatan dilakukan pada leher dan bahu secara perlahan
dapat melepaskan tekanan pada otot dan mengurangi rasa sakit.
Penelitian modern menunjukkn bahwa massage dapat digunakan utk mengatasi
berbagai macam gangguan, diantaranya :
1. Ancietas / Kegelisahan
2. Arthritis / Peradangan
3. Nyeri punggung ( Upper and Low Back Pain )
4. Rasa nyeri yang kronis
5. Konstipasi / sulit buang air besar Depresi
6. Sakit Kepala
7. Tekanan Darah TinggiInsomnia

Relaksasi menyeluruh Salah satu manfaat yang langsung terasa dengan therapy
massage adalah merasakan relaksasi yang menyeluruh dan ketenangan. Hal ini terjadi
karena massage adalah sebagai pemicu terlepasnya Endorfin, Zat Kimia Otak ( Neuro
Transmitter ) yang menghasilkan perasaan nyaman. Tingkat Hormon Stress, seperti :
Adrenalin, Kortisol, Norephinefrine tentunya juga akan berkurang. Penelitian
10
menunjukkan bahwa tingkat hormon stress yang tinggi dapat menurunkan system immun
pada tubuh. Beberapa Keuntungan fisik dari terapi pijat diantaranya :
1. Mengurangi Tekanan pada Otot
2. Memperbaiki Sirkulasi Darah
3. Merangsang System Lymfatik
4. Mengurangi Hormon Stress
5. Meningkatkan Mobilitas Persendian & Kelenturan
6. Menyegarkan permukaan kulit agar terlihat cerah.
7. Mempercepat penyembuhan cederanya pada jaringan lunak.
8. Menambah kewaspadaan mental
9. Mengurangi kegelisahaan dan depresi.

2.6 Titik atau Area Pijat Refleksi


Dalam buku materi ajar refleksi level 2 ini, sesuai dengan SKKNI, SKL, KBK Pijat
Refleksi Indonesia, digunakan gambar peta letak dan sistem penomoran titik atau area pijat
refleksi seperti di bawah ini.
Area atau Titik Refleksi
1. Kepala (otak) 19. Kantong empedu
2. Dahi (sinus) 20. Serabut saraf lambung atau solar
3. Otak kecil (cerbellum) pleksus
4. Kelenjar bawah 21. Kelenjar adrenal atau supra renalis
otak/hyphophyse/pituitary atau anak ginjal
5. Saraf trigeminus (temporal area) 22. Ginjal
6. Hidung 23. Ureter (saluran kencing)
7. Leher 24. Kantong kemih
8. Mata 25. Usus kecil
9. Telinga 26. Usus buntu
10. Bahu 27. Katup ileo sekal
11. Otot trapezius 28. Usus besar menaik (ascendens)
12. Kelenjar tiroid 29. Usus besar mendatar
13. Kelenjar paratiroid (transcendens)
14. Paru-paru dan bronkus 30. Usus besar menurun (descendens)
15. Lambung 31. Rektum
16. Duodenum (usus dua belas jari) 32. Anus
17. Pankreas 33. Jantung
18. Hati 34. Limpa
11
35. Lutut 49. Kunci paha
36. Kelenjar reproduksi 50. Rahim atau testis
37. Mengendurkan perut atau 51. Penis atau vagina atau saluran
mengurangi sakit kencing
38. Sendi pinggul 52. Dubur atau wasir
39. Kelenjar getah bening bagian atas 53. Tulang leher
tubuh 54. Tulang punggung
40. Kelenjar getah bening bagian perut 55. Tulang pinggang
41. Kelenjar getah bening bagian dada 56. Tulang kelangkang
42. Organ keseimbangan 57. Tulang tungging
43. Dada 58. Tulang belikat
44. Sekat rongga dada atau diafragma 59. Sendi siku
45. Amandel 60. Tulang rusuk
46. Rahang bawah 61. Pinggul
47. Rahang atas 62. Lengan
48. Tenggorokan dan saluran
pernapasan

12
2.7 Teknik Manipulasi/Rangsangan Pijat Refleksi
Ketepatan dalam memilih teknik rangsangan sangat mempengaruhi hasil pemijatan.
Seorang terapis harus mampu menilai kondisi klien sebelum dipijat.
Secara umum kondisi klien dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kondisi kekurangan energi (yin)
Klien dalam kondisi ini akan terlihat lemah, pucat, suara pelan, dan suhu tubuh
rendah (dingin).
2. Kondisi kelebihan energi (yang)
Klien dalam kondisi ini terlihat tegang, menahan rasa sakit, muka
kemerahmerahan,serta suhu tubuh di atas normal (hangat/panas).

Berdasarkan kondisi klien tersebut, teknik rangsangan pijat refleksi dibagi


menjadi dua, yaitu:
1. Penguatan (untuk Kondisi Yin)
Penguatan adalah teknik rangsangan yang digunakan untuk menangani klien yang
berada dalam kondisi kekurangan energi. Teknik rangsangan ini dilakukan dengan
tekanan sedang, tetapi klien tetap merasakan rasa ngilu dengan jumlah tekanan sebanyak
30 kali di setiap titik atau area pijat. Arah pemijatan sesuai dengan arah fungsi anatomi
tubuh.
2. Pelemahan (untuk Kondisi Yang)
Pelemahan adalah teknik rangsangan yang digunakan untuk menangani klien yang
berada dalam kondisi kelebihan energi. Teknik rangsangan ini dapat dilakukan dengan
tekanan kuat, tetapi sesuai dengan kekuatan klien dengan jumlah tekanan sebanyak 60
kali atau lebih di setiap titik atau area pijat. Arah pemijatan berlawanan arah dengan arah
fungsi anatomi tubuh.

2.8 Yang Perlu Diperhatikan dalam Pemijatan


Sebelum melakukan pemijatan, perlu diketahui ha-hal penting yang berkaitan dengan
pelaksanaan pemijatan, yaitu
1. Kondisi klien
Adakalanya karena pengaruh obat atau karena penyakit yang sudah menahun, titik
refleksi menjadi kebas sehingga klien tidak merasakan nyeri tekan saat titik refleksi dipijat.
Namun, pijatan tetap mempunyai efek penyembuhan sehingga harus dilakukan dengan
sangat hati-hati agar tidak berlebihan dan tidak melukai jaringan.
Pemijatan tidak dapat dilakukan jika:
a. klien dalam keadaan lapar atau kenyang;
13
b. klien dalam keadaan kelelahan, terlalu capai, atau terlalu lemah;
c. klien menderita penyakit yang sangat berat;
d. klien baru selesai bekerja berat atau berjalan jauh;
e. klien dalam keadaan marah atau emosi tinggi;
f. klien baru saja melakukan hubungan seks;
g. klien sedang demam atau suhu tubuhnya sangat tinggi;
h. klien menderita trombosis vena dalam atau tromboflebitis;
i. titik-titik refleksi tertentu tidak boleh dipijat pada klien yang baru saja menjalani
bedah penggantian atau transplantasi;
j. klien menderita osteoporosis berat, terutama jika mengenai bagian kaki dan tangan;
k. titik-titik refleksi tertentu tidak boleh dipijat pada wanita hamil muda atau yang
kehamilannya tidak stabil;
l. klien menderita penyakit menular; dan
m. kondisi klien yang telah parah yang melakukan pengobatan dengan menggunakan
teknik pijat refleksi tidak dapat memberikan hasil yang baik demi menyelamatkan
nyawa klien harus segera dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Pemijatan dilakukan dengan sangat hati-hati jika klien:


a. menderita penyakit jantung kronis;
b. menderita penyakit diabetes melitus;
c. menderita epilepsi;
d. baru saja menjalani bedah penggan􀆟an atau transplantasi; dan
e. sedang hamil, terutama jika hamil yang beresiko (hamil muda)
2. Kondisi ruangan dan peralatan
a. Suhu dalam kamar jangan terlalu panas atau terlalu dingin.
b. Sirkulasi udara hendaknya lancar dan udara dalam kamar segar.
c. Alat dan bahan yang digunakan harus bersih, steril, dan dalam keadaan baik.

3. Posisi klien dan pemijat


Posisi klien sewaktu dipijat harus disesuaikan, duduk atau berbaring. Posisi pemijat
hendaklah berada dalam keadaan yang bebas dan nyaman untuk melakukan
pemijatan.

2.9 Tujuan dan Manfaat Pijat Refleksi


Teori Endorphin Pommeranz menyatakan bahwa tubuh akan bereaksi dengan
mengeluarkan endorphin karena pemijatan. Endorphin adalah zat yang diproduksi secara
14
alamiah oleh tubuh, bekerja, serta memiliki efek seperti morphin. Endorphin bersifat
menenangkan, memberikan efek nyaman, dan sangat berperan dalam regenerasi sel-sel guna
memperbaiki bagian tubuh yang sudah using atau rusak. Pijat refleksi juga memberikan
manfaat bagi sistem dalam tubuh. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Stres, kurang tidur, nyeri kepala, dan sebagainya menimbulkan ketegangan pada
sistem saraf. Pijat refleksi dapat bersifat sedatif yang berfungsi meringankan
ketegangan pada saraf. Karena mempengaruhi sistem saraf, pijat refleksi juga dapat
meningkatkan aktivitas sistem vegetasi tubuh yang dikontrol oleh otak dan sistem
saraf, yakni sistem kelenjar-hormonal, sistem peredaran darah, sistem pencernaan,
dan lain-lain.
2. Saat bekerja otot membutuhkan energi yang didapat dari pembakaran dengan cara
aerob atau anaerob. Proses anaerob menghasilkan asam laktat sebagai bahan
buangan. Tumpukan asam laktat itulah yang menyebabkan menimbulnya rasa
pegal pada otot atau rasa nyeri pada persendian. Pijat refleksi dapat membuat otot
dan jaringan lunak tubuh lebih relaks dan meregang. Hal itu akan mengurangi
ketegangan dan dapat melepaskan tumpukan asam laktat hasil pembakaran anaerob
sehingga dapat membersihkan endapan dari bahan buangan yang tidak terpakai.
3. Kalsium adalah zat yang sangat diperlukan untuk memelihara saraf, otot, tulang,
termasuk gigi. Pemijatan di area atau titik refleksi tertentu akan membantu
menyeimbangkan kadar kalsium dalam tubuh. Hal itu tentu sangat bermanfaat
untuk memelihara jantung, sistem pernapasan, sistem getah bening, metabolisme
atau pencernaan tubuh, sistem pembuangan, dan semua sistem yang dalam
bekerjanya dipengaruhi oleh sistem saraf dan otot.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat dari ilmu pijat pengobatan
refleksi adalah untuk:
a. meningkatkan daya tahan dan kekuatan tubuh (promotiff);
b. mencegah penyakit tertentu (preventif);
c. mengatasi keluhan dan pengobatan terhadap penyakit tertentu (kuratif); dan
d. memulihkan kondisi kesehatan (rehabilitatiff).

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang artinya “menekan dengan lembut” atau
dari kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”. Di Indonesia, masase telah
dikenal dengan sebutan bahasa daerah : pijat, urut atau lulut dan telah lama dikenal sejak jaman
kuno oleh nenek moyang kita dengan sebutan “dukun pijat” atau “dukun urut”.
Massase cocok mengatasi penyakit :
1. Ancietas / Kegelisahan
2. Arthritis / Peradangan
3. Nyeri punggung ( Upper and Low Back Pain )
4. Rasa nyeri yang kronis
5. Konstipasi / sulit buang air besar
6. Depresi
7. Sakit Kepala
8. Tekanan Darah Tinggi
9. Imsonia

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta: EGC.
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2239760-
pengertian-pijat-atau-massage/#ixzz2fiflIzBa
Muslikh. (2015). Ilmu pijat pengobatan refleksi relaksasi. Jakarta: DIREKTORAT PEMBINAAN
KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN
PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

17

Anda mungkin juga menyukai