Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kepulauan oleh karena


itu Indonesia memiliki flora bahkan fauna yang beragam jenisnya, flora di
Indonesia banyak yang bisa dimanfaatkan salah satunya bisa dipakai untuk
obat tradisional. Tanaman atau tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
pengobatan penyakit sering disebut obat herbal, obat herbal ini digunakan
sebagai pengganti obat yang mengandung bahan kimia dalam mengobati
suatu penyakit dan sejak dulu nenek moyang sudah mengenal yang namanya
obat tradisional atau obat herbal untuk menyembuhkan penyakit (Ferry
Anwar, 2015)
Salah satu komoditas biofarmaka yang belum banyak diketahui adalah
daun afrika atau dikenal sebagai Vernonia amygdalina. Menurut Orwa et al.
(2009) dan Yeap et al. (2010) daun afrika merupakan semak tahunan yang
termasuk famili Asteraceae. Tinggi tanaman tersebut dapat mencapai 2-10 m
dengan kulit batang yang kasar disertai titik hitam yang pekat, daun berwarna
hijau berbentuk bulat panjang dengan diameter tangkai 6 mm, berbau khas dan
rasa yang pahit. Yana (2015) menyatakan bahwa daun afrika dapat tumbuh
subur di lingkungan tropis maupun subtropis. Tanaman ini dapat tumbuh
dengan cepat, daun yang lebat dan batang yang tinggi. Oleh karena itu, daun
afrika memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan lebih luas
untuk menunjang kebutuhan obat tradisional.
Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum
dan kualitas hidup. Kesehatan mulut berarti terbebas kanker tenggorokan,
infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, kehilangan gigi,
dan penyakit lainnya, sehingga terjadi gangguan yang membatasi dalam
menggigit, mengunyah, tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan psikososial
(WHO, 2012). Karies gigi merupakan suatu penyakit mengenai jaringan keras
gigi, yaitu enamel, dentin dan sementum, berupa daerah yang membusuk pada
gigi, terjadi akibat proses secara bertahap melarutkan mineral permukaan gigi
dan terus berkembang kebagian dalam gigi. Proses ini terjadi karena aktivitas
jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Proses ini ditandai
dengan dimineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya,
sehingga dapat terjadi invasi bakteri lebih jauh ke bagian dalam gigi, yaitu
lapisan dentin serta dapat mencapai pulpa (Kumala, 2006).
Pemanfaatan daun afrika sebagai pereda nyeri karies dapat dilakukan
dengan membuat kapsul dari ekstrak daun afrika.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja manfaat daun afrika?
b. Bagaimana cara pereda nyeri karies tanpa adanya bahan kimia?
c. Bagaimana keefektifitasan daun afrika untuk pereda nyeri pada karies?
d. Bagaimana cara mengolah ekstrak daun afrika menjadi kapsul?
1.3 Tujuan Program
a. Mengetahui manfaat daun afrika
b. Menggunakan tanaman obat sebagai pereda nyeri pada karies
c. Mengetahui keefektifitasan daun afrika untuk pereda nyeri pada karies
d. Menciptakan kapsul yang mengandung daun afrika untuk mengurangi rasa
nyeri pada karies

1.4 Manfaat Program


a. Dapat mengetahui manfaat dari daun afrika
b. Dapat menggunakan tanaman obat sebagai pereda nyeri pada karies
c. Dapat mengetahui keefektifitasan dari daun afrika untuk pereda nyeri pada
karies
d. Dapat meminimalisir populasi masyarakat yang kesakitan akibat karies

Anda mungkin juga menyukai