Anda di halaman 1dari 19

JUDUL

MATA KULIAH

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SEMESTER GANJIL 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Hemoroid.

Makalah Hemoroid ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah hemoroid. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah hemoroid.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah hemoroid
ini.

Akhir kata kami berharap semoga Makalah Hemoroid ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Malang, September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
I.1 Latar belakang................................................................................................................................... 4
I.2 Tujuan penulisan ............................................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................................. 6
BAB III....................................................................................................................................................... 15
Patofisiologi Keperawatan ....................................................................................................................... 15
BAB IV ....................................................................................................................................................... 16
Asuhan Keperawatan ............................................................................................................................... 16
BAB V ........................................................................................................................................................ 17
PENUTUP.................................................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 17
B. Saran .............................................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Sering alami sakit perut atau belakangan ini suka merasa kram perut. Kolitis adalah peradangan
usus besar yang disebabkan oleh berbagai hal. Apakah penyakit kolitis ini termasuk penyakit
berbahaya. Bagaimana mengatasinya penyakit kolitis. Kolitis adalah kondisi radang yang terjadi
pada bagian dinding dalam usus besar. Biasanya kondisi ini disertai dengan munculnya berbagai
gejala, seperti: Sakit perut, perut kram diare, dengan atau tanpa darah pada BAB, sulit BAB atau
sembelit atau kembung.

Penyakit kolitis akan menimbulkan gejala seperti: Demam Menggigil, Kelelahan, Dehidrasi,
Sendi atau membengkak. Sakit atau nyeri yang terjadi akibat peradangan membuat otot-otot usus
tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga makanan yang seharusnya dicerna justru dikeluarkan
kembali dan ini yang menyebabkan diare. Diare terjadi juga akibat usus tak mampu menyerap air.
Hal ini bisa diakibatkan oleh peradangan yang terjadi. Nyeri akibat radang usus bisa dirasakan di
perut bagian mana pun. Bila memang Anda mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera
periksakan diri ke dokter.

Penyebab kolitis sebenarnya bisa terjadi dalam beberapa jenis tergantung dengan penyebabnya
masingmasing. Kolitis adalah penyakit radang yang bisa disebabkan oleh tiga jenis infeksi berikut
ini: 1. Bakteri. Sebagian besar, bakteri ini mencemari makanan sehingga dapat masuk ke dalam
perut Anda. beberapa jenis bakteri yang menyebabkan radang ususadalah Campylobacter,
Shigella, E.Coli, Yersinia, dan Salmonella2. Virus, yang menyebabkan radang usus adalah
cytomegalovirus, yang biasanya menyerang orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah. Radang usus jenis ini, memang agak jarang terjadi. 3. Parasit, penyebab usus meradang
yaitu giardia, yang masuk ke dalam tubuh melalui air yang tercemar. Biasanya, parasit ini ada di
dalam air kolam renang, air sungai, hingga air danau, sehingga sangat mudah menginfeksi tubuh
orang yang suka berekreasi ke tempat tersebut.

4
I.2 Tujuan penulisan

I.2.1 Tujuan Umum


Diharapkan bagi pembaca dapat memahami isi dari makalah yang kami buat serta
dapat menambah pengetahuan tentang penyakit Kolitis.

I.2.2 Tujuan Khusus

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.Serta diharapkan dapat


memahami penyakit kolitis.

I.3 Manfaat penulisan

I.3.1 Bagi Penulis


Dapat memberi materi tentang kolitis sebagai referensi atau masukan bagi
perkembangan ilmu keperawatan

I.3.1 Bagi Pembaca


Diharapkan bagi para pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan dalam materi
penyakit kolitis dan juga mampu mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi
Kolitis adalah peyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan
rectum.(Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2.2001.1106)

Kolitis merupakan penyakit peradangan pada kolon non spesifik yang umumny
berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti- ganti.
(Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Vol 1.2005.461)

Kolitis adalah penyakit serius disertai dengan komplikasi sistemik dan angka mortilitas
yang tinggi. Akhirnya 10% sampai 15% pasien mengalami karsinoma kolon.
(Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. 2001.1106)

Kolitis adalah inflamasi usus yang kronis dan hanya mengenai mukosa dan submukosa
kolon. (Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. 2009.321)

Kolitis adalah merupakan penyakit primer yang didapatkan pada kolon, yang merupakan
perluasaan dari rektum. (Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. 1990. 137)

6
II.2 Etiologi

Sementara penyebab kolitis tetap tidak diketahui, gambaran tertentu penyakit ini telah
menunjukkan beberapa kemungkinan penting. Hal ini meliputi faktor feminal atau genetik, infeksi,
imunologik dan psikologik.

1. Faktor familial/genetik
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dari pada kulit hitam dan
orang Cina, dan insidennya meningkat(3 sampai 6 kali lipat) pada orang Yahudi
dibandingkan dengan orang non Yahudi. Hal ini menunjukkan bahwa ada
presdisposisi genetik terhadap perkembangan penyakit ini
2. Faktor infeksi
Sifat radang kronik penyakit ini telah mendukung suatu pencarian terus menerus
untuk kemungkinan penyebab infeksi. Di samping banyak usaha untuk
menemukan agen bakteri, jamur, atau virus, belum ada yang sedemikian jauh
diisolasi. Laporan awal isolat varian dinding sel Pseudomonas atau agen yang
dapat ditularkan yang menghasilkan efek sitopatik pada kultur jaringan masih
harus dikonfirmasi.
3. Faktor imunologik
Teori bahwa mekanisme imun dapat terlibat didasarkan pada konsep
bahwa manifestasi ekstraintestinal yang dapat menyertai kelainan ini ( Misalnya
artritis, perikolangitis) dapat mewakili fenomena autoimun dab bahwa zat
terapeutik tersebut, seperti glukokortikoid atau azatioprin, dapat
menunjukkanefek mereka melalui mekanisme imunosupresif
Pada 60-70% pasien dengan kolitis, ditemukan adanya p-
ANCA(perinuclear anti-neutrophilic cytoplasmic antibodies). Walaupun p-ANCA
tidak terlibat dalam patogenesis penyakit kolitis, namun ia dikaitkan dengan alel
HLA-DR2, di mana pasien dengan p-ANCA negatif lebih cenderung menjadi
HLA-DR4 posotif.
4. Faktor psikologik
Gambaran psikologis pasien penyakit radang usus juga telah ditekankan.
Tidak lazim bahwa penyakit ini pada mula terjadinya, atau berkembang,

7
sehubungan dengan adanya stres psikologis mayor misalnya kehidupan seorang
keluarganya. Telah dikatakan bahwa pasien dengan penyakit radang usus
memiliki kepribadian yang khas yang membuat mereka menjadi rentan terhadap
stres emosi yang sebaliknya dapat merangsang atau mengeksaserbasi gejalanya.
5. Faktor lingkungan

Ada hubungan terbalik antara apendiktomi dan penyakit kolitis


berdasarkan analisis bahwa insiden penyakit kolitis menurun secara signifikan
pada pasien yang menjalani operasi apendiktomi pada dekade ke-3.

Beberapa penelitian sekarang menunjukkan penurunan resiko penyakit


kolitis diantara perokok dibandingkan dengan yang bukan perokok. Analisi meta
menunjukkan resiko penyakit kolitis pada perokok sebanyak 40% dibandingkan
dengan yang bukan perokok.

8
II.3 Klasifikasi

Berikut ini adalah beberapa informasi secara lengkap tentang penyakit kolitis.

1. Kolitis dan inflammatory bowel syndrome (IBD) Penyakit inflammatory bowel syndrome
atau iritasi usus dapat menyebabkan penderitanya mengalami radang usus. Masalah
kesehatan ini berhubungan dengan gangguan autoimun. Radang terjadi akibat sistem
kekebalan tubuh menyerang bagian tubuhnya sendiri yang sehat dan akhirnya mengalami
peradangan usus. Kondisi ini yang terjadi pada penderita IBD yaitu kolitis ulseratif dan
penyakit Crohn .
2. Kolitis mikroskopik Kondisi ini cukup jarang terjadi dan biasanya menyerang wanita yang
telah lanjut usia. Diduga kuat, penyakit ini diakibatkan oleh genetik. Akan tetapi, penyebab
pastinya belum diketahui. Gangguan kesehatan ini menyebabkan penderitanya mengalami
diare berkepanjangan.
3. Kolitis akibat alergi Radang usus juga bisa disebabkan oleh alergi makanan yang biasanya
rentan terjadi pada bayi di bawah satu tahun. Ketika si kecil alergi terhadap suatu makanan
seperti susu sapi atau susu kacang kedelai, maka tubuh akan mengeluarkan respon alergi
dan peradangan.
4. Kolitis Ulseratif. Kolitis ulseratif adalah penyakit peradangan perut bagian bawah yang
menyerang usus besar dan dubur. Pada umumnya, penyakit ini memengaruhi usus sigmoid,
bagian bawah dari usus besar. Namun, penyakit ini juga dapat menyerang seluruh bagian
usus, sehingga pasien mengalami gejala yang lebih parah. Kondisi ini bermula dengan
peradangan pada lapisan usus besar yang disertai dengan luka dan bisul. Seseorang yang
sudah melewati usia 30 tahun lebih beresiko terkena kolitis ulseratif, walaupun penyakit
ini dapat menyerang siapa saja.

9
II.4 Manifestasi Klinis

Tanda utama kolitis penyakit ialah perdarahan dari rektum dan diare bercampur
darah, nanah, dan lendir. Biasanya disertai tenesmus dan kadang inkontinensia alvi.
Biasanya penderita mengalami demam, mual, muntah, dan penurunan berat badan.
Terdapat tiga tipe klinis kolitis ulseratif yang sering terjadi, yan dikaitkan dengan
seringnya gejala. Kolitis ulseratif akut fulminan ditandai dengan awitan mendadak dan
disertai pembentukan terowongan dan pengelupasan mukosa, menyebabkan keilangan
banyak darah dan mukus. Jenis kolitis ini terjadi pada sekitar 10% penderita.

Sebagian besar penderita kolitis ulseratif merupakan jenis yang intermiten


(rekuren). Timbulnya kecenderungan selama- berbulan- bulan sampai bertahun- tahun.
Bentuk ringan penyakit ditandai oleh serangan singkat yang terjadi dengan interval
berbulan-bulan sampai bertahun-tahun dan berlangsung selama 1-3 bulan. Mungkin
hanya terdapat sedikit atau tidak ada demam atau gejala- gejala konstitusional, dan
biasanya hanya kolon bagian distal yang terkena. Demam atau gejala sistemik dapat
timbul pada bentuk yang lebih berat dan serangan dapat erlangsung selama 3-4 bulan,
kadang- kadang digolongkan sebagai tipe kronik kontinyu, penderita dibandingan dengan
tipe intermiten, kolon yang terkena cenderung lebih luas dan lebih sering terjadi
komplikasi terus menerus diare setelah serangan permulaan.

Pada kolitis ulseratif ringan, diare mungkin ringan dengan perdarahan ringan dan
intermitten. Pada penyakit yang berat defekasi dapat lebih dari 6 kali seharidisertai
banyak darah dan mukus.

Nyeri kolik hebat ditemukan pada abdomen bagian bawah dan sedikit mereda
setelah defekasi. Sangat sedikit kematian yang disebabkan penyakit ini tapi dapat
menimbulkan cacat ringan atau berat.

10
Komplikasi sistemik antara lain berupa pyoderma dan arthropaty.
Gejala utama dari colitis ulseratif adalah :
1. Diare (10 sampai 20 kali/ hari)
2. Nyeri abdomen.
3. Tenesmus Intermitten.
4. Perdarahan rectal.
5. Anoreksia.
6. Demam.
7. Nausea.
8. Muntah.

II.5 Faktor Resiko

Faktor resiko koritis yang paling sering dialami adalah orang yang lanjut usia (lansia).
Penuaan mengakibatkan aliran darah sudah tak baik dan lancar lagi, selain itu lansia juga memiliki
riwayat penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi memiliki peluang
yang lebih tinggi untuk mengalami kolitis iskemik.

11
II.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain :

Pemeriksaan Hasil Normal


 Sinar – X  Lesi menyebar pada  Tidak terdapat
kolon, pemendekan lesi pada kolon,
kolon. panjang kolon 1,5
M.

 Endoskopi Mukosa yang rapuh, Mukosa tidak


mukosa terinflamasi terdapat eksudat
dengan eksudat dan dan ulserasi.
ulserasi.
 Sigmoidoskopi Mukosa yang rapuh, Mukosa
mukosa terinflamasi berlapisan dengan
dengan eksudat dan lendir untuk
ulserasi. melapisi lambung,
mukosa tidak
terinflamasi dan
tidak adanya
cairan eksudat
hanya cairan
lender untuk
melindungi
lambung dari
asam lambung.
 Koloniskopi Mukosa rapuh dengan Mukosa
pseudopolip atau ulkus berlapisan dengan
pada kolon kiri. lendir untuk
melapisi lambung.
 Tes laboratorium Hemoglobin rendah.  Lk : 13.5-18 g/dl.
- Pr : 11.5-16 g/dl
Albumin rendah. 3.5 - 5 g/dL.

12
II.7 Penatalaksanaan Medis

Tindakan medis untuk colitis ulseratif ditujukan untuk mengurangi inflamasi

1. Penatalaksanaan secara umum


a. Pendidikan terhadap keluarga dan penderita.
b. Menghindari makanan yang mengeksaserbasi diare.
c. Menghindari makanan dingin, dan merokok karena keduanya
dapat meningkatkan motilitas usus.
d. Hindari susu karena dapat menyebabkan diare pada individu
yang intoleransi lactose.
2. Terapi Obat.
Obat- obatan sedatife dan antidiare/ antiperistaltik digunakan untuk mengurangi
peristaltic sampai minimum untuk mengistirahatkan usus yang terinflamasi.
a. Menangani Inflamasi : Sulfsalazin (Azulfidine) atau
Sulfisoxazal (Gantrisin).
b. Antibiotic : Digunakan untuk infeksi.
c. Azulfidin :Membantu dalam mencegah
Kekambuhan

3. Psikoterapi
Ditujukan untuk menentukan faktor yang menyebabkan stres pada pasien,
kemampuan menghadapi faktor- faktor ini, dan upaya untuk mengatasi konflik
ehingga mereka tidak berkabung karena kondisi mereka.

13
II.8 Penatalaksanaan Keperawatan

14
BAB III

Patofisiologi Keperawatan

15
BAB IV

Asuhan Keperawatan

IV.1 Anamnesa keperawatan

IV.2 Pengkajian keperawatan

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

17
DAFTAR PUSTAKA

18
LAMPIRAN: DOKUMENTASI

19

Anda mungkin juga menyukai