Anda di halaman 1dari 12

TRANSKULTURAL NURSING

PRODUK POSTER EDUKASI IBU HAMIL

Dosen Pembimbing :
Nur Lailatul Masruroh, MNS

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2020
ANGGOTA KELOMPOK 2 :
1. Widya Rahmawati (201810300511039)
2. Alvina Widari Mahadewi (201810300511046)
3. Aisyah Putri Ramadhani (201810300511048)
4. Elen Jihan Prataman (201810300511049)
5. Bagus Danis Pamungkas (201810300511052)
6. Endang Susilowati (201810300511053)
7. Novia Parameswari Putri (201810300511062)
8. Roisna Asturi Sukma Diah Ayu (201810300511063)
9. Rika AG (201810300511067)
10. Banat Farofishoh (201810300511068)
11. Maria Alien Christianty (201810300511072)
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat
dan Rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memnuhi salah satu syarat untuk mata kuliah Transkultural
Nursing pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. Kami
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dan penyusun
makalah ini sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan laporan ini. Meskipun
demikian kami sadar masih banyak kekurangan didalam makalah ini. Oleh karena itu,
segala masukan, kritik, dan saran sangat kami harapkan untuk pembelajaran dalam
proses penyempurnaan dan peningkatan mutu makalah ini di masa yang mendatang.

Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Nur Lailatul Masruroh, selaku dosen pembimbing kami yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam
penyusunan makalah ini.
2. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan bantuan dukungan
moral dan material.
3. Anggota kelompok yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada penulis,
mendapat balasan dari Allah SWT. Besar harapan penulis agar makalah ini dapat
bermanfaat.

Malang, Mei 2020

Penulis
BAB 1

1.1 Latar Belakang

Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia, adalah
persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua
masyarakat Indonesia baik yang tinggal di perdesaan maupun perkotaan sekalipun
lebih senang ditolong oleh dukun. Hal tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat
istiadat setempat. Masalah kesehatan bagi penduduk di kota maupun di perdesaan
Indonesia masih saja merupakan masalah yang pelik. Upaya bidang kesehatan
masyarakat seperti peningkatan taraf kesehatan perorangan, pendidikan
kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan keluarga
berencana harus juga memperhitungkan pengetahuan-pengetahuan lain mengenai
kebiasaan, adat istiadat, dan tingkat pengetahuan traditional medicine masyarakat
setempat. Seringkali, program kesehatan menemui kegagalan karena dicoba untuk
dijalankan hanya semata-mata dengan berpedoman kepada pertimbangan teknis
medis yang ’kaku’. Salah satu program yang belum mencapai sasaran
sebagaimana yang diharapkan, adalah pertolongan persalinan. Hampir di seluruh
Indonesia masih banyak persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Baik di desa
maupun di perkotaan, dukun termasuk tipe pemimpin informal karena pada
umumnya mereka memiliki kekuasaan dan wewenang yang disegani oleh
masyarakat sekelilingnya. Wewenang yang dimilikinya terutama adalah
wewenang harismatis.

Secara teoretis, wewenang dapat dibedakan atas wewenang tradisional,


wewenang rasional dan wewenang karismatis. Dukun dianggap sebagai orang
yang memiliki kekuasaan karismatis, yaitu kemampuan atau wibawa yang khusus
terdapat dalam dirinya. Wibawa tadi dimiliki tanpa dipelajari, tetapi ada dengan
sendirinya dan merupakan anugerah dari Tuhan. Menurut Kusnada Adimihardja,
dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan
Kemampuan ini diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari
keluarga dekat lainnya. Cara mendapatkan keterampilan ini adalah melalui
magang dari pengalaman sendiri atau saat membantu melahirkan. Suparlan,
mengatakan bahwa dukun mempunyai ciri-ciri, yaitu: 1) pada umumnya terdiri
dari orang biasa, 2) pendidikan tidak melebihi pendidikan orang biasa, umumnya
buta huruf, 3) pekerjaan sebagai dukun umumnya bukan untuk tujuan mencari
uang tetapi karena ‘panggilan’ atau melalui mimpi-mimpi, dengan tujuan untuk
menolong sesama, 4) di samping menjadi dukun, mereka mempunyai pekerjaan
lainnya yang tetap. 5) ongkos yang harus dibayar tidak ditentukan, tetapi menurut
kemampuan dari masing-masing orang yang ditolong sehingga besar kecil uang
yang diterima tidak sama setiap waktunya, 6) umumnya dihormati dalam
masyarakat atau umumnya merupakan tokoh yang berpengaruh, misalnya
kedudukan dukun bayi dalam masyarakat [ CITATION Rin09 \l 1033 ]

Jadi berdasarkan penjelasan di atas maka kami menyusun makalah ini


untuk mengungkapkan alasan kami membuat makalah produk BJPL solusi
dengan produk poster yang dapat mengatasi perbedaan budaya antara perawat dan
klien “Produk poster edukasi ibu hamil”

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam mengerjakan makalah produk ini

adalah:

1. Memberikan informasi kepada ibu hamil tentang dampak neagtif melahirkan


di dukun beranak.
2. Memberikan informasi alasan untuk sebaiknya melahirkan di rumah sakit atau
bidan.
BAB II

2.1 Definisi Produk

Pengertian poster adalah suatu media publikasi yang memadukan antara


tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya dengan tujuan untuk memberikan
informasi kepada khalayak. Poster banyak digunakan sebagai media iklan,
promosi, pengumuman, dan/atau pemberitahuan dalam target yang luas. Lebih

jelasnya, mari bersama-sama mendalami tentang pengertian poster.

Produk poster edukasi ibu hamil sendiri ini adalah produk poster yang
nantinya digunakan untuk memberikan informasi yang khususnya untuk ibu

hamil yang masih melakuakan persalinan di dukun beranak.

2.2 Manfaat

Maanfaat dari produk poster edukasi ibu hamil adalah :

1. membuka pandangan ibu hamil yang masih melahirkan di dukun beranak


sehingga ibu hamil dapat mengetahui dampat negative dan resiko yang
didapat ketika persalinan di dukun beranak.
2. Mengurangi resiko peningkatan kematian ibu hamil karena dampak negative
dari persalinan di dukun bayi
3. Mengurangi resiko kecacatan pada ibu melahirkan
BAB III

PROSES PRODUKSI

3.1 Konsep Produk

Konsep produk dikembangkan dari sumber yang bervariasi, yang berasal


dari dalam dan luar perusahaan. Konsep yang dapat lolos pada tahapan ide
produk, berproses melalui berbagai tahap, dengan pengkajian secara terus-
menerus, umpan balik dan evaluasi dalam lingkungan yang sangat partisipatif
untuk meminimumkan kegagalan. Berbagai tahapan yang dilalui secara bertahap
dan dengan pengkajian terus-menerus tersebut dikenal dengan istilah tahap-tahap
perencanaan produksi :

Berikut tahap-tahap perencanaan produksi dimulai dari ide produk yang dapat
digambarkan sebagai berikut:

IDE SELEKSI DESAIN PROTOTYP


PRODUK AWAL E

PRODUKSI
PANTAU

TOLAK IMPLEMENTASI

Gambar 1 : Tahap Perencanaan Produk


Keterangan :

1. Ide Produk
Ide Produk disusun berdasar dorongan pasar yaitu kebutuhan konsumen,
dorongan teknologi   yaitu kemampuan perusahaan dalam riset dan
pengembangan dan koordinasi antar fungsi manajemen yaitu keuangan, pemasaran,
dan personalia.
Hal ini juga mengacu pada sebuah ide beberapa orang yang turut
berkontribusi dalam menerapkan ide yang sesuai dengan keinginan yang telah
dibuat konsep sebelumnya. Kebetulan disini penulis membuat suatu produk yang
bisa digunakan sebagai sebuah solusi atau dapat menjawab masalah dari perbedaan
budaya antar perawat danklien.

2. Seleksi Ide Produk

Seleksi Ide Produk disusun berdasar atas evaluasi dari pasar tentang
kebutuhan konsumen untuk menyerap hasil produksi, secara teknis operasional
dipertimbangkan kemampuan perusahaan   menghasilkan   produk   dengan
fasilitas  yang ada dan kemampuan memperoleh bahan baku dan bahan
pembantu. Seleksi ide produk juga didasarkan pada keadaan keuangan
perusahaan, dengan mempertimbangkan hasil yang diperoleh akan
menguntungkan atau tidak.

3. Desain Awal

Desain awal atau rancang bangun awal mempertimbangkan beberapa


tujuan yaitu manfaat produk, fungsi barang apakah fiingsi utama atau
sekunder, style, seni atau keindahan barang dengan melihat keseimbangan
biaya, kualitas, dan performance produk.
4. Prototype
Pada tahap ini dapat di adakan sebuah percobaan kemampuan dan
kekuatan produk, kemudian dicari kelemahan dan dianalisis keindahan bentuknya.

5. Testing

Hasil prototype dicoba fungsinya dalam berbagai keadaan yang


mungkin terjadi apakah memenuhi syarat atau tidak.

6. Desain Akhir

Pada tahap desain akhir, produk yang telah melewati tahap testing
disempurnakan sesuai dengan hasil uji yang telah dilakukan.

7. Implementasi

Tahap ini adalah tahap terakhir pembuatan produk.  Pada tahap ini,
perusahaan memulai proses produksi, dilihat masa depan pemasarannya
(bagaimana reaksi konsumen dan kemantapan di pasar).

3.2 Proses Pengerjaan/cara pembuatan poster

Dalam pembuatan poster ada beberapa hal yang harus kita perhatikan antara lain:

1. Menyiapkan konsep dan kata-kata, disini tidak ada hal teknikal yang bisa
dijelaskan , area ini adalah murni kreatifitas.
2. Menyiapkan materi untuk desain, biasanya berupa foto, image dan lainnya.
Hal ini penting karena poster memang terfokus pada dua hal ini.
3. Hal terpenting dalam membuat poster adalah judul (Kalimat) yang menarik,
sehingga membuat orang lain tertarik untuk membacanya, dan pemuatan
tanggal juga sangat penting dalam even-even tertentu.
Kemudian dalam pembuatan poster bisa dilakukan secara manual
dengan menggunakan alat-alat seperti, Kertas/Karton, Sepidol warna, pencil,
penggaris dll. Dan juga bisa dibuat dengan menggunakan Software-software
yang ada dalam Komputer seperti: PhotoShop, CorelDraw, dll. Namun
membutuhkan keahlian khusus dalam membuatnya.

3.3 Penggunaan Media Poster Sebagai Bahan Edukasi

Digunakan sebagai bagian dari kegiatan edukasi, dalam hal ini poster
digunakan saat menerangkan sebuah materi kepada masyarakat (poster sebagai
media edukasi/pendidikan), begitu halnya siswa dalam mempelajari materi
menggunakan poster yang disediakan. Poster yang digunakan ini harus relevan
dengan tujuan dan materi. Dalam penggunaannya poster dipasang di papan
informasi ataupun ditempel di dinding. Misalnya ada ibu-bu hamil yang kurang
pengetahuan akan dampak suatu budaya yang sangat kental dari keluarganya.
Kemudian,hal ini dapat dibuat atau dipasang poster tentang edukasi ibu hamil
dengan perbedaan kultur yang sedari sejak lahir budayanya yang sangat kental.

3.4 Perancangan Produk


Perencanaan dan perancangan produk adalah satu set kegiatan yang
dimulai dari timbulnya persepsi bahwa ada kesempatan (opportunity), dan
berakhir dengan produksi, penjualan, dan pengiriman produk serta dapat
diedarkan untuk edukasi pada masyarakat sebagai media pembelajaran.
Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan
konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer
produk konsep dan mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk
dalam pendekatan yang lebih sistematis. 
Terdapat langkah-langkah tertentu yang harus dilalui dalam membuat
poster yang baik. yang dimaksud dengan poster adalah suatu perpaduan dari
gambar juga tulisan mengenai sesuatu hal yang disusun sedemikian rupa untuk
kemudian dipasang/ditempel di tempat-tempat umur agar menarik perhatian
khalayak.
Adapun langkah-langkah membuat poster yang baik adalah sebagai berikut :

1. menentukan subjek (tema) yang hendak dijadikan sebagai poster


2. Merumsukan pesan-pesan apa saja yang hendak disampaikan pada poster
tersebut.
3. Menyusun kalimat yang singkat juga jelas namun padat makna
4. Memilih kata-kata juga gambar yang mudah untuk diingat juga menarik
5. Menulis kata-kata dan menyusun gambar secara menarik dengan
memperhatikan perpaduan warna sehingga meninggalkan kesan menarik pada
pembaca dan membuat pesan mudah diingat,

Ciri-ciri poster yang baik sendiri adalah sebagai berikut :

1. Berisi kalimat dan gambar yang sesuai dengan pesan


2. Tulisan atau kalimat pada poster padat makna
3. Tulisan juga kalimat pada poster sifatnya persuasive
4. Terdapat kesesuaian (harmoni) antara letak gambar, penempatan kalimat dan
lain sebagainya.

Setelah melalui beberapa langkah diatas dapat di hasilkan produk poster dengan
hasil sebagai berikut :
Sumber :

Anggorodi, R. (2009). DUKUN BAYI DALAM PERSALINAN OLEH MASYARAKAT


INDONESIA . Depok: MAKARA, KESEHATAN.

Anda mungkin juga menyukai