Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 3 (Sindroma Nefrotik)

Kelas D3 Keperawatan B

Anggota :
• Elvira Putri Salsabela 201810300511045
• Alvina Widari Mahadewi 201810300511046
• Irma Yusida 201810300511047
• Aisyah Putri Ramadhani 201810300511048
Definisi
Sindrom Nefrotik (SN) merupakan suatu penyakit pada ginjal pada
glomerulus terhadap protein ditandai dengan adanya proteinuria,
hipoalbuminemia, edema, dan hiperkolesterolemia.
Etiologi
Sindroma nefrotik dapat disebabkan oleh Glomerulonefritis primer dan
sekunder akibat infeksi, keganasan, penyakit jaringan penghubung,
akibat obat atau toksin dan akibat penyakit sistemik. Penyebab sekunder
infeksi yang sering dijumpai misalnya pada glomerulonephritis pasca
infeksi streptokokus atau infeksi virus hepatitis B, akibat obat misalnya
obat anti inflamasi non-steroid atau preparat emas organic, dan akibat
penyakit sistemik misalnya pada lupus eritrematosus sistemik dan
diabetes mellitus (Prodjosudjadi, 2006)
Klasifikasi
Sindroma Nefrotik diklasifikasikan penyebabnya menjadi 2 bagian yaitu :

a. Glomerulonefritis primer :
1). GN lesi minimal (GNLM)
2). Glomerulosklerosis fokal
3). GN membranosa
4). GN membranoproliferatif
b. Glomerulonefritis sekunder
1). Infeksi : HIV, hepatitis virus B dan C, sifilis, malaria, skitosoma,
tuberculosis, lepra
2). Keganasan : Adenokarsinoma paru, payudara, kolon, limfom Hodgkin,
myeloma mutipel, dan karsinoma ginjal.
3). Efek obat dan toksin : Obat antiinflamasi non-steroid, preparat emas,
penisilinamin, probenesid, air raksa, kaptopril, heroin.
4). Lain-lain : Diabetes mellitus, amiloidiosis, pre-eklamsia, rejeksialograf
kronik, refluks vesikoureter, atau sengatan lebah.
Tanda Gejala Sindrom Nefrotik
• Proteinuria disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler terhadap
protein akibat kerusakan glomerulus. Dalam keadaan normal membrane
basal glomerulus mempunyai mekanisme penghalang untuk mencegah
kebocoran protein
• Hipoalbuminemia disebabkan oleh proteinuria massif dengan akibat
penurunan tekanan onkotik plasma. Hipoalbuminemia menyebabkan
penurunan tekanan onkotik plasma dan bergesernya cairan plasma
sehingga terjadi hipovalemia dan ginjal melakukan kompensasi dengan
meningkatkan retensi air dan natrium
• Edema pada Sindroma Nefrotik dapat diterangkan dengan teori underfill
dan overfill. Teori underfill menjelaskan bahwa hipoalbuminemia
merupakan faktor kunci terjadinya edema. Teori overfill menjelaskan
bahwa retensi natrium sebagai defek renal utama. Retensi natrium oleh
ginjal menyebabkan cairan ekstraseluler meningkat sehingga terjadi
edema.
Faktor Resiko
• Diabetes tipe 1 pada anak-anak. Diabetes terjadi karena adanya gangguan fungsi pankreas yang
menyebabkan pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup.
• Diabetes tipe 2 pada orang dewasa. Penyakit ini dapat terjadi pada semua kalangan namun
sering terjadi pada dewasa tua dan lansia mudah ditemui juga pada orang-orang yang
mengalami obesitas dan jarang berolahraga, sebanyak 95 persen penderita diabetes tipe 1 akan
mengalami diabetes tipe 2.
• Tubuh Mengalami Beberapa Infeksi Sekaligus. Faktor risiko sindrom nefrotik semakin meningkat
ketika tubuh mengalami beberapa infeksi sekaligus. Infeksi itu antara lain infeksi tenggorokan
streptokokus, HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan malaria.
• Pengobatan sindrom nefrotik yang berkaitan dengan kompleksnya penyebab infeksi akhirnya
harus melihat terlebih dahulu apa saja infeksi yang menyerang tubuh. jika itu adalah virus HIV,
maka diperlukan terapi dengan obat ARV untuk mengamankan keseimbangan tubuh.
• Penyakit anemia, darah kekurangan hemoglobin, protein yang kaya zat besi yang dapat menjaga
warna merah pada darah.Protein yang mengandung zat besi juga membantu darah mengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh dengan lancar. Bila fungsi ini berkurang,
seseorang bisa mengalami sindrom nefrotik.
• Penyakit jantung juga menjadi faktor risiko sindrom nefrotik yang harus diwaspadai. Ketika
jantung tidak dapat berfungsi dengan baik, terjadi penyempitan dan aliran darah yang
seharusnya mengalir dengan lancar di tubuh mengalami hambatan.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Urinalisis : Volume biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (fase oliguri ) yang terjadi dalam 24-48 jam setelah ginjal rusak,
warna kotor, sedimen kecoklatan menunjukkan adanya darah, Hb, Monoglobin, Porfirin
2. Pemeriksaan sedimen : Pemeriksaan yang akan memberikan gambaran oval fat bodies seperti epitel sel yang
mengandung butir-butir lemak, kadang-kadang dijumpai eritrosit, leukosit, torak hialin dan torak eritrosit
3. Pengukuran protein urin dilakukan melalui timed collection atau single spot collection. Timed collection dilakukan
melalui pengumpulan urin 24 jam, mulai dari jam 7 pagi hingga waktu yang sama keesokan harinya. Pada individu sehat,
total protein urin ≤ 150 mg.
4. Albumin serum
- kualitatif : ++ sampai ++++
- kuantitatif :> 50 mg/kgBB/hari (diperiksa dengan memakai reagen ESBACH)
5. Pemeriksaan serologis untuk infeksi dan kelainan imunologis
6. USG renal: Terdapat tanda-tanda glomerulonefritis kronik.
7. Biopsi ginjal diindikasikan pada anak dengan SN kongenital, onset usia> 8 tahun, resisten steroid, dependen steroid
atau frequent relaps, serta terdapat manifestasi nefritik signifikan.
8. Pemeriksaan darah : Hb menurun adanya anemia, Ht menurun pada gagal ginjal, natrium meningkat tapi biasanya
bervariasi, kalium meningkat sehubungan dengan retensi dengan perpindahan seluler (asidosis) atau pengeluaran
jaringan (hemolisis sel darah nerah)
Penatalaksanaan Medis

Pengobatan sindroma nefrotik hanya bersifat simptomatik, untuk mengurangi atau menghilangkan proteinuria
dan memperbaiki keadaan hipoalbuminemia, mencegah dan mengatasi komplikasinya, yaitu:
• Istirahat sampai edema tinggal sedikit.
Batasi asupan natrium sampai kurang lebih 1 gram/hari secara praktis dengan menggunakan garam secukupnya
dan menghindari makanan yang diasinkan.Diet protein 2-3 gram/kgBB/hari.
• Bila edema tidak berkurang
Bila edema tidak berkurang maka dengan pembatasan garam, dapat digunakan diuretik, biasanya furosemid 1
mg/kgBB/hari.Bergantung pada beratnya edema dan respon pengobatan.Bila edema refrakter, dapat digunakan
hididroklortiazid (25-50 mg/hari) selama pengobatan diuretik perlu dipantau kemungkinan hipokalemi, alkalosis
metabolik dan kehilangan cairan intravaskuler berat.
• Antibiotik
Bila ada infeksi harus diperiksa kemungkinan adanya TBC.
• Diuretikum
Diuretik yang boleh diberikan adalah diuretic jenis saluretik seperti hidroklorotiasid, klortahidon, furosemid atau
asam ektarinat.Dapat juga diberikan antagonis aldosteron seperti spironolakton (alkadon) atau kombinasi
saluretik dan antagonis aldosteron.
Penatalaksanaan Keperawatan
• Pencegahan Infeksi
Perawat serta seluruh keluarga yang menemani klien harus memperhatikan standard precaution seperti cuci
tangan, hindari interaksi dengan klien lain yang mempunyai atau sedang terinfeksi penyakit menular, pantau
kadar leukosit/ sel darah putih, dan pantau TTV juga perhatikan bila terjadi tanda-tanda infeksi pada kulit yang
mengalami edema.
• Mencegah Kerusakan Kulit
Kaji keadaan kulit klien secara rutin, putar posisi anak secara berkala supaya tidak mengalami penekanan pada
area edema, atau juga untuk mencegah dekubitus akibat penekanan yang lama pada area kulit yang menonjol
karena tulang seperti area tumit atau scapula. Pastikan area kulit selalu bersih serta kering untuk menghindari
tempat untuk tumbuhnya kuman/ mikroorganisme terutama di area edema yang biasanya lembab akibat
penguapan air dan keringat dari dalam kulit.
• Nutrisi dan kebutuhan cairan
Pada anak dengan nefrotik syndrome bisa jadi mengalami anorexia yang disebabkan oleh penekanan edema
area abdomen (ascites) ke area lambung sehungga menimbulkan perasaan kenyang, oleh karena itu perawat
harus mampu melakukan modifikasi bagi klien anak yang mengalami kesulitan makan salah satunya dengan
cara membuat tampilan makanan semenarik mungkin untuk meningkatkan nafsu makan anak. Selain itum
anak juga dianjurkan makan sedikit tapi sering.
• Anjurkan klien untuk istirahat
Klien dianjurkan bedrest untuk mengurangi edema dengan lebih cepat serta mencegah adanya peningkatan
tekanan darah. Perawat harus mampu mengkaji adanya tanda fatigue, kelemahan, atau iritable pada klien.
• Tingkatkan support emosional
Kecemasan mungkin timbul pada orang tua dengan anak yang mengalami nefrotik syndrome apalagi melihat
kondisi anak yang anasarka/ edema di sekujur tubuh, oleh karena itu perawat harus mampu memberikan
pengetahuan kepada orang tua mengenai penyakit serta mengkaji mekanisme koping keluarga adaptif atau
tidak dengan adanya anak dengan nefrotik syndrome ini.
• Discharge Planning
Sebelum pulang klien harus diberi tahu beberapa hal mengenai penyakit ini seperti tanda tanda relaps atau
kekambuhan, tanda tanda eksaserbasi atau penyakit bertambah parah, cara melakukan perawatan kulit klien
terutana area yang edema, mengenai medikasi obat-obatan serta efek samping dan cara
penanggulangannya, serta tanda kegawatan yang mengaharuskan keluarga untuk segera mencari
pertolongan tim medis.
Pathway SindromaNefrotik
 
Penyebab yang
belumdiketahui

Permeabilitasdinding
glomerulus meningkat

Protein
plasmamenurun

Proteinemia

Hipoalbumenia Lipoprotein
meningkat
Osmotik plasma Kolestrol&trigliserid
ameningkat
Cairanintravaskuler Cairaninterstialmeni
menurun ngkat Lipiduria

Hipovolemi Edema

Kekurangancairanel
ektrolit

Volume
darahginjalmenurun
Resikotinggikerusak
Renin angiotensin anintegritaskulit&Hy
meningkat pervolemi

Aldosteron& ADH
meningkat

Reabsorpsi air
dannatriummeningkat
Proses TerjadinyaPenyakitSindromaNefrotik

- Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada hilangnya protein plasma dan
kemudian akan terjadi proteinuria.
- Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang produksi renin –
angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretic hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian
terjadi retensikalium dan air. Dengan retensinatrium dan air akan menyebabkan edema.
- Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan stimulasi produksi lipoprotein
karena penurunan plasma albumin dan penurunan onkotik plasma.
- Adanya hiperlipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipopprtein dalam hati yang timbul oleh
karena kompensasi hilangnya protein, dan lemak akan banyak dalamurin (lipiduria).
- Menurunya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan oleh karena hipoalbuminemia,
hiperlipidemia, atau defesiensiseng. (Suriadidan Rita yuliani,2001 : 2017).
• AnamnesaKeperawatan
a.Lakukanpengkajianfisiktermasukpengkajianluasnya edema
b.Dapatkanriwayatkesehatandengancermat, terutama yang berhubungan dengan penambahan berat badan
saat ini, disfungsi ginjal.
• PengkajianKeperawatan
Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik seperti :
1)      Penambahan beratbadan
2)      Edema
3)      Wajahsembab :
• Khususnya di sekitarmata
• Timbul pada saat bangun pagi
• Berkurang di siang hari
• Pembengkakan abdomen (asites)
• Kesulitan pernafasan (efusi pleura)
• Pembengkakan labial (scrotal)
• Edema mukosausus yang menyebabkan : Diare, Anoreksia, Absorbsi usus buruk, Pucat kulit ekstrim (sering), tekanan darah normal
atau sedikit menurun
MasalahKeperawatan

Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan


protein dan cairan, edema.

Tujuan
Klien tidak menunjukkan kehilangan cairan intravaskuler atau shock hipovolemik yang ditunjukkan pasien
minimum atau tidak ada
Kriteriahasil
a) Penurunan oedema, ascites.
b) Kadar protein darah meningkat/cukup
c) Berat badan kembali dalam batas normal
d) Output urine adekuat (450 – 900 cc/hr)
e) Tekanan darah dalam batas normal (D < 54 S > 90)
• Intervensi
a)Catat intake dan output secara akurat untuk mengevaluasi harian keberhasilan terapi dan dasar
penentuan tindakan.
b)Kaji dan catat TD, Pembesaran abdomen, BJ Urine, nilai laboratorik setiap 4 jam. TD dan BJ Urine dapat
menjadi indikator regimen terapi
c)Timbang BB tiap hari dalam skala yang sama  untuk memantau estimasi penurunan oedema tubuh
d)Pegang daerah oedema secara hati-hati, laki-laki mungkin perlu menggunakan penyangga scrotum
e)Berikan steroid (prednison) sesuai jadwal. Kaji efektifitas dan efek samping (retensinatrium,
kehilanganpotasium) Peningkatan ekses cairan tubuh
f) Sesuai indikasi, berikan diuretic dan antasid (untuk mencegah perdarahan GI akibat terapi steroid)
pengurangan cairan ekstravaskuler sangat diperlukan dalam mengurangi oedema

Anda mungkin juga menyukai