Anda di halaman 1dari 13

TATA CARA/MEKANISME

PENGAWASAN PEMILIHAN KEPALA DESA


Disajikan oleh
TARSIDIK, S.IP., M.Si,
Kasubbag Pemerintahan Desa dan Kelurahan
pada Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Pemalang
PADA PEMBEKALAN PILKADES BAGI TIM PENGAWAS DESA
DI KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN

Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa/ Pilkades (Village Dead


Election)) selama ini masih sering terjadi kekurangefesiensian penyelesaian
masalah, pelanggaran sering terjadi namun kurang mendapat penanganan yang
memadai dan tuntas. Kelemahan-kelemahan masih juga muncul disana sini
sehingga muncul kerawanan, dan akibatnya banyak kejadian-kejadian yang
mengganggu penyelenggaraan pemilihan kepala desa. Penanganan pelanggaran
Pilkades selama ini dilakukan oleh Panitia Pemilihan sekaligus sebagai
pelaksana Pemilihan Kepala Desa sehingga kurang optimal. Oleh karena itu
guna mewujudkan memastikan terselenggaranya Pemilihan Kepala Desa secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan berkualitas, serta
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan mengenai Pemilihan
Kepala Desa; mewujudkan Pemilihan Kepala Desa yang demokratis; dan
menegakkan integritas, kredibilitas penyelenggara, transparansi
penyelenggaraan dan akuntabilitas hasil Pemilihan Kepala Desa maka perlu ada
lembaga atau organisasi yang mandiri yang berfungsi mengawasi jalannya
pemilihan kepala desa. Lembaga dimaksud misalnya Tim Pengawas Pemilihan
Kepala Desa.

Pengertian Organisasi menurut para Ahli, Organisasi adalah suatu alat


atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu
yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik. Dalam
pengertian yang lain, organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu
wadah untuk tujuan bersama. Dari segi kerja, pengertian Organisasi juga dapat
diartikan sebagai kumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-
kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Drs.
Malayu S.P Hasibuan: organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal,
berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah
saja. Menurut Chester L Bernard: Organisasi adalah sistem kerjasama antara
dua orang atau lebih, yang sama-sama memiliki visi dan misi yang
sama. Dengan melihat beberapa pengertian tersebut di atas maka Tim
Pengawas Pemilihan Kepala Desa (Tim Pengawas Desa) dapat disebut sebagai
organisasi karena kumpulan dari beberapa orang, ada kerjasama dan memiliki
tujuan tertentu yaitu mengawasi jalannya pemilihan kepala desa. Sehingga
dalam menjalankan organisasi Tim Pengawas Desa perlu memiliki mekanisme
atau tata cara dan tata kerja yang efektif agar hasil optimal dapat tercapai.

B. DASAR HUKUM
a. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Desa.
b. Peraturan Bupati Pemalang Nomor 36 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 1 Tahun 2015

1
tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala
Desa.
c. Peraturan BPD tentang Tata Tertib Pengawasan Pemilihan Kepala Desa.

C. KETENTUAN UMUM
1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa adalah Kepala Desa di Kabupaten Pemalang.
5. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
6. Panitia Pemilihan adalah Panitia Pemilihan Kepala Desa.
7. Bakal Calon adalah penduduk desa warga negara Indonesia yang
mengajukan lamaran menjadi Calon Kepala Desa dan telah dinyatakan
memenuhi persyaratan.
8. Calon adalah Bakal Calon Kepala Desa yang dinyatakan telah lulus ujian
penyaringan dan/ atau ditetapkan oleh BPD sebagai Calon yang berhak
dipilih.
9. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan
untuk mendapatkan Bakal Calon dari warga masyarakat setempat.
10. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan dari segi administrasi,
kesehatan, kemampuan, dan kepemimpinan Bakal Calon.
11. Putra Desa adalah seseorang yang lahir dan pernah bertempat tinggal di
desa.
12. Kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan para pemilih dengan
menawarkan visi, misi, dan program.
13. Sumpah/ Janji adalah pernyataan yang diucapkan dengan resmi dan
bersaksi kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa apa yang dikatakan atau
dijanjikan itu benar.
14. Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Desa Serentak adalah pemungutan
suara dalam Pemilihan Kepala Desa pada beberapa desa yang
dilaksanakan dalam waktu yang sama.
15. Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Tim
Pengawas Desa adalah Tim Pengawas Desa Pemilihan Kepala Desa baik di
tingkat kecamatan maupun tingkat desa di Kabupaten Pemalang.
16. Berkas pencalonan adalah surat lamaran beserta bukti-bukti persyaratan
pencalonan Kepala Desa.
17. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan
Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis
18. Visi adlah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada khir
periode perencanaan.
19. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan unutuk mewujudkan misi.
20. Hari adalah hari kerja pemerintah desa atau pemerintah daerah.
2
D. TUJUAN PENGAWASAN PEMILIHAN KEPALA DESA
Pengawasan Pemilihan Kepala Desa bertujuan untuk:
1. memastikan terselenggaranya Pemilihan Kepala Desa secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan berkualitas, serta dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan mengenai Pemilihan Kepala Desa ;
2. mewujudkan Pemilihan Kepala Desa yang demokratis; dan
3. menegakkan integritas, kredibilitas penyelenggara, transparansi
penyelenggaraan dan akuntabilitas hasil Pemilihan Kepala Desa.

E. TUGAS, KEWAJIBAN, TANGGUNG JAWAB


1. Tim Pengawas Desa mempunyai tugas:
a. mengawasi pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa sesuai tahapan;
b. menerima laporan dan/ atau pengaduan dugaan pelanggaran
Pemilihan Kepala Desa baik yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan,
Bakal Calon, Calon, masyarakat dan pihak-pihak lain;
c. meneruskan laporan dan/ atau pengaduan kepada pihak yang
berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. menyusun Peraturan Tim Pengawas Desa tentang Tata Cara
Pengawasan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa.
2. Tim Pengawas Desa Desa mempunyai kewajiban:
a. Mewujudkan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa yang berjalan
Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil;
b. menyampaikan kejadian atau dugaan pelanggaran secara tertulis
kepada Panitia Pemilihan untuk mendapat penyelesaian setiap
tahapan;
c. menyampaikan laporan tertulis kepada BPD setiap dugaan pelanggaran
dengan tembusan Camat dan Tim Pengawas Kecamatan;
d. meneruskan laporan secara tertulis kepada pihak berwenang apabila
terjadi dugaan pelanggaran sebagaimana diatur dalam Pasal 124, Pasal
125 dan Pasal 126 Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang 1 Tahun
2015 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian
Kepala Desa;
e. memberikan penjelasan kepada masyarakat dan segenap eleman
masyarakat agar tidak melakukan pelanggaran terhadap pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa; dan
f. dapat melakukan mediasi antara pihak-pihak yang bersengketa.
3. Tanggung Jawab Tim Pengawas Desa
a. Tim Pengawas Desa bertanggung jawab kepada BPD.
b. Pertanggungjawaban Tim Pengawas Desa disampaikan dalam bentuk
laporan tertulis kepada BPD, terdiri dari:
1) Laporan khusus kegiatan Tin Pengawas Desa apabila terjadi
pelanggaran Pemilihan Kepala Desa setiap tahapan yang memerlukan
fasilitasi penyelesaian oleh BPD
2) laporan kegiatan pengawasan Pemilihan Kepala Desa disertai data
dan kelengkapannya;
3) laporan keuangan berupa penerimaan dan pengeluaran disertai
bukti pengeluaran yang sah.
c. Laporan tersebut paling lama 7 (tujuh) hari setelah pemungutan suara,
telah disampaikan kepada BPD.

F. PEDOMAN DAN TATA KERJA TIM PENGAWAS DESA


1. Pedoman dan Tata Cara Kerja Tim Pengawas Desa
a. Tim Pengawas Desa dalam melaksanakan tugas berpedoman pada Tata
Cara Pengawasan Pemilihan Kepala Desa yang berpedoman Tata Tertib
Khusus Pemilihan Kepala Desa, dan Tata Tertib Pengawasan Pemilihan
Kepala Desa yang ditetapkan dengan Peraturan BPD
3
b. Ketua Tim Pengawas Desa memimpin dan mengkoordinasikan Anggota
Tim Pengawas dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung
jawabnya.
c. Sekretaris Tim pengawas Desa melaksanakan tugas membantu
adminsitrasi dan ketatalaksanaan serta penyusunan laporan akhir
kegiatan pengawasan.
d. Anggota Tim Pengawas Desa melakukan tugas pencegahan, penindakan
dan pengawasan.
e. Tim Pengawas Desa dalam mengambil tindakan penyelesaian masalah
wajib melakukan klarifikasi dan pengkajian serta dibahas atau
diputuskan dalam rapat pleno Tim Pengawas Desa.
f. Pengambilan keputusan dilakukan dengan keputusan bulat atau paling
sedikit disetujui 3 (tiga) anggota Tim Pengawas Desa.
g. Pelaksanaan mediasi oleh Tim Pengawas Desa dilaksanakan untuk
perselisihan antar bakal calon atau calon, warga dengan bakal calon
atau calon dan panitia dengan bakal calon atau calon sepanjang bukan
pelanggaran administrasi pemilihan kepala desa dan pidana pemilihan
kepala desa.
h. Dalam melakukan mediasi Tim Pengawas Desa dapat berkoordinasi
dengan pihak terkait.
i. Dalam hal para pihak yang berselisih tidak menyepakati hasil mediasi
yang dilakukan oleh Tim Pengawas, maka Tim Pengawas Desa tidak
berkewajiban melanjutkan mediasi yang dilakukan.
j. Tim Pengawas Desa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa setiap tahapan.
k. Hasil pengawasan disampaikan kepada Panitia Pemilihan untuk
ditindaklanjuti atau diselesaikan.
l. Apabila hasil pengawasan tidak ditindaklanjuti oleh Panitia Pemilihan,
Tim Pengawas Desa melaporkan kepada BPD.
m. Berdasarkan laporan dari Tim Pengawas Desa, BPD mengundang
Panitia Pemilihan untuk klarifikasi.
n. Berdasarkan hasil klarifikasi, BPD memberikan teguran kepada Panitia
Pemilihan dengan kewajiban menyelesaikan hasil pengawasan apabila
dinyatakan benar dan mengembalikan kepada Tim Pengawas Desa
dengan penjelasan apabila hasil pengawasan dinyatakan tidak benar.
o. Tim Pengawas Desa setelah menerima aduan, segera melakukan
klarifikasi dengan pihak terkait.
p. Berdasarkan hasil klarifikasi, meneruskan kepada Panitia Pemilihan
dan pihak berwenang dengan tembusan Tim Pengawas Kecamatan.
q. Hasil klarifikasi aduan terkait administrasi tahapan Pemilihan Kepala
Desa disampaikan kepada Panitia Pemilihan dengan tembusan Tim
Pengawas Kecamatan.
r. Apabila aduan dimaksud terkait dugaan pelanggaran sebagaimana
diatur dalam Pasal 124, Pasal 125, dan Pasal 126 Peraturan Daerah
Kabupaten Pemalang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Desa, Tim
Pengawas Desa meneruskan aduan kepada pihak berwenang dengan
tembusan Tim Pengawas Kecamatan.

G. PELAKSANA DAN RUANG LINGKUP PENGAWASAN


1. Pelaksana
a. Pengawasan Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan oleh Tim Pengawas
Desa, terdiri dari paling banyak 5 (lima) orang.
b. Tim Pengawas Desa melakukan pengawasan untuk seluruh wilayah
desa.

4
c. Dalam hal pelanggaran pemilihan kepala desa terjadi di luar desa, maka
Tim Pengawas tidak berkewajiban menyelesaikan atau menindaklanjuti
laporan/aduan yang masuk.
2. Ruang Lingkup Pengawasan
Tim Pengawas Desa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
tahapan penyelenggaraan Pilkdaes yang meliputi:
a. penyusunan dan penetapan tata cara dan/ atau tata kerja Panitia
Pemilihan;
b. penyusunan jadwal kegiatan penyelenggaraan pemilihan;
c. rencana biaya pelaksanaan pemilihan kepada Pemerintah Desa melalui
BPD;
d. Penyusunan DPT :
1. Pendaftaran/pengecekan Pemilih;
2. penyusunan dan penetapan Daftar Pemilih
3. pengumuman Daftar Pemilih;
e. penyelenggaraan penjaringan Bakal Calon:
1. pengumuman lowongan jabatan Kepala Desa;
2. penerimaan berkas lamaran pencalonan/ persyaratan
administrasi.
f. penyelenggarakan penyaringan Bakal Calon:
1. penelitian (verifikasi) persyaratan administrasi Bakal Calon;
2. penetapan Bakal Calon yang memenuhi persyaratan administrasi;
3. pengumuman Bakal Calon yang memenuhi persyaratan
administrasi;
4. penyelenggaraan ujian penyaringan (tes kesehatan dan ujian tertulis)
5. penetapan hasil Tes Kesehatan.
g. penetapan Calon yang berhak dipilih oleh Panitia;
h. pengumuman Calon yang berhak dipilih;
i. pengumuman/ pemberitahuan tempat dan waktu Pemungutan Suara;
j. pelaksanaan kampanye.
k. pelaksanaan hari tenang.
l. penyelenggaraan Pemungutan Suara;
m. pelaksanaan Penghitungan Suara;
n. pengumuman hasil Penghitungan Suara; dan
o. kegiatan lain yang terakit dengan penyelenggaraan Pemilihan Kepala
Desa;

H. STRATEGI PENGAWASAN
Pengawasan Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan dengan
menggunakan strategi Pencegahan dan Penindakan. Pencegahan dilakukan
dengan tindakan langkah-langkah, dan upaya optimal mencegah secara dini
terhadap potensi pelanggaran dan/atau indikasi awal pelanggaran.
Penindakan, dilakukan dengan serangkaian proses penanganan dugaan
pelanggaran serta penerusan hasil kajian atas dugaan pelanggaran kepada
instansi yang berwenang untuk ditindaklanjuti.
1. Fokus Pencegahan
a. Pencegahan pelanggaran difokuskan pada Panitia Pemilihan dan Calon
Kepala Desa, tim kampanye, pemerintah, masyarakat, pemilih dan
semua pihak terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Pemilihan Kepala Desa.
b. Pencegahan pelanggaran yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan,
difokuskan pada:
1) ketidakbenaran dan ketidaktepatan penerapan peraturan
perundang-undangan mengenai penyelenggaraan Pemilihan Kepala
Desa;
2) ketidakterbukaan pada setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa;

5
3) ketidaktepatan waktu pada pelaksanaan setiap tahapan Pemilihan
Kepala Desa terhadap jadwal yang telah ditentukan;
4) keberpihakan atau kecenderungan terhadap Bakal Calon/Calon
dan/atau tim kampanye atau sebutan lainnya;
5) ketidakpatuhan terhadap larangan pada Pemilihan Kepala Desa; dan
6) perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa.
c. Pencegahan pelanggaran yang dilakukan oleh Bakal Calon/Calon
dan/atau tim kampanye atau sebutan lainnya, difokuskan pada:
1) ketidaktepatan waktu penyerahan kelengkapan administrasi
pencalonan yang wajib diserahkan kepada Panitia Pemilihan;
2) ketidaklengkapan administrasi pencalonan, data maupun dokumen
yang dipersyaratkan atau yang wajib diserahkan.
3) ketidakbenaran dan ketidakabsahan data maupun dokumen yang
dipersyaratkan atau yang wajib diserahkan ;
4) ketidakpatuhan terhadap larangan pada Pemilihan Kepala Desa; dan
5) perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa.
d. Pencegahan pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah (Desa/
Kecamatan/ Kabupaten) difokuskan pada:
1) keberpihakan atau kecenderungan terhadap bakal calon/calon, atau
tim kampanye tertentu;
2) ketidakpatuhan terhadap larangan pada Pemilihan Kepala Desa; dan
3) perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa.
e. Pencegahan pelanggaran yang dilakukan oleh pemilih dan masyarakat,
difokuskan pada:
1) Ketidakpatuhan terhadap kepemilikan KTP Elektronik bagi calon
pemilih/ pemilih.
2) Gangguan keamanan dan ketertiban terhadap Pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa.
3) ketidakpatuhan terhadap larangan pada Pemilihan Kepala Desa; dan
4) perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa.
2. Fokus Penindakan
Fokus penindakan dalam Pengawas Pemilihan Kepala Desa
menindaklanjuti Temuan dan Laporan/aduan dari masyarakat yang telah
memenuhi ketentuan misalnya untuk laporan: harus jelas siapa yang
melapor, pelanggaran apa yang dilakukan, kapan, tempatnya dimana dan
lain-lain.

I. MEKANISME PENCEGAHAN
1. Sebelum melaksanakan pengawasan, Tim Pengawas Desa melakukan
identifikasi dan pemetaan potensi rawan/ titik rawan pelanggaran pada:
a. setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa; dan
b. aspek penting lainnya yang tidak termasuk tahapan Pemilihan Kepala
Desa.
2. Identifikasi dan pemetaan potensi rawan pelanggaran ditentukan
berdasarkan:
a. perintah atau larangan yang diatur Peraturan Daerah, Peraturan
Bupati, dan Peraturan BPD yang mengatur Pemilihan Kepala Desa;
b. Pasal-pasal ketentuan peraturan perundang-undangan yang tidak jelas
dan tidak tegas sehingga berpotensi menimbulkan multitafsir;
c. adanya perbedaan penafsiran antara BPD, Panitia Pemilihan,
Pemerintah Desa, Kecamatan, dan Kabupaten dalam memahami
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. subjek atau pelaku yang berpotensi melakukan pelanggaran; dan
6
e. Dusun/ Rukun Warga tertentu yang tinggi tingkat potensi pelanggaran
berdasarkan pengalaman Pemilihan Kepala Desa sebelumnya.
3. Berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi rawan pelanggaran, Tim
Pengawas Desa menentukan fokus pengawasannya.
4. Terhadap potensi rawan terjadinya pelanggaran, Tim Pengawas Desa
melakukan tindakan pencegahan, dapat dilakukan melalui:
a. penguatan koordinasi antara BPD, Panitia Pemilihan, Pemerintah Desa,
Kecamatan, dan Kabupaten dalam mencegah terjadinya pelanggaran,
dilakukan dengan tahapan kegiatan:
1) pemetaan organisasi atau kelembagaan;
2) penentuan materi koordinasi;
3) penyusunan nota kesepahaman;
4) penyusunan langkah-langkah strategis pencegahan pelanggaran
sebagai tindaklanjut nota kesepahaman; dan
5) evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan koordinasi.
Dalam penentuan/pemetaaan organisasi atau kelembagaan dilakukan
berdasarkan kepentingan pelaksanaan pencegahan dan penindakan.
b. peningkatan kerjasama BPD, Panitia Pemilihan, Pemerintah Desa,
Kecamatan, dan Kabupaten, dilakukan dengan tahapan kegiatan:
1) pemetaan organisasi atau kelembagaan;
2) penentuan fokus kerjasama;
3) penyusunan nota kesepahaman;
4) penyusunan langkah-langkah strategis pencegahan pelanggaran
sebagai tindaklanjut nota kesepahaman; dan
5) evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan koordinasi dan/atau
kerjasama.
c. peningkatan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa, dilakukan dengan:
1) koordinasi;
2) publikasi; dan/atau
3) sosialisasi aturan tentang pentingnya keterbukaan informasi.
d. pelaksanaan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan
dan/atau potensi kerawanan terjadinya pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa, dilakukan dengan tahapan kegiatan:
1) pemetaan sasaran sosialisasi;
2) penyiapan materi sosialisasi;
3) pelaksanaan kegiatan sosialisasi; dan
4) evaluasi pelaksanaan sosialisasi.
Materi sosialisasi meliputi:
1) materi pengawasan Pemilihan Kepala Desa;
2) jenis dan bentuk pelanggaran;
3) jenis dan bentuk sanksi; dan
4) dampak pelanggaran terhadap kualitas penyelenggaraan Pemilihan
Kepala Desa.
e. kegiatan-kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.

Tim Pengawas Desa melakukan pencegahan terjadinya Pelanggaran


Pemilihan Kepala Desa dengan cara:
a. melakukan pengamatan dan/atau pemeriksaan/ pengecekan terhadap
pelaksaanaan tahapan Pemilihan Kepala Desa;
b. memastikan kelengkapan, kebenaran, keakuratan serta keabsahan data
dan dokumen yang menjadi objek pengawasan pada setiap kegiatan
dan/atau tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa;
c. melakukan konfirmasi kepada pihak-terkait dalam hal terdapat indikasi
awal terjadinya pelanggaran;

7
d. mendapatkan informasi dan/atau data yang dibutuhkan dari Pantia
Pemilihan; dan
e. melakukan kegiatan atau langkah-langkah lain yang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.

Hasil kegiatan Tim Pengawasan Desa dituangkan kedalam laporan


hasil pengawasan. Dalam hal terdapat dugaan pelanggaran pada Laporan
hasil pengawasan, Tim Pengawas Desa melakukan upaya Penindakan.
Dugaan pelanggaran dapat dilengkapi bukti awal sebagai berikut: keterangan;
a. surat atau dokumen;
b. foto dan/atau video;
c. dokumen elektronik; dan/atau
d. alat peraga kampanye.

J. MEKANISME PENINDAKAN

Tim Pengawas Desa dalam melaksanakan pengawasan pelaksanaan


Pemilihan Kepala Desa berwenang untuk menemukan dugaan pelanggaran
Pemilihan Kepala Desa dan/atau menerima Laporan Dugaan Pelanggaran
Pemilihan Kepala Desa berdasarkan tempat terjadinya pelanggaran pada
setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa. Tim Pengawas Desa menyampaikan
Temuan dan/atau Laporan dugaan pelanggaran Pemilihan Kepala Desa
kepada instansi yang berwenang.

1. Tata Cara Tindak Lanjut Temuan Dugaan Pelanggaran Pemilihan Kepala


Desa
Laporan pengawasan yang terdapat peristiwa dugaan pelanggaran
diputuskan menjadi temuan dugaan pelanggaran melalui rapat pleno Tim
Pengawas Desa. Keputusan pleno, ditindaklanjuti dengan mengisi formulir
Temuan sebagaimana formulir Temuan model A.2. Pengisian formulir
temuan memperhatikan syarat formal sebagai berikut:
a. penemu dugaan pelanggaran adalah Anggota Tim Pengawas Pemilihan
Kepala Desa;
b. waktu temuan tidak melebihi ketentuan batas waktu;
c. identitas terlapor;
d. peristiwa dan uraian kejadian.
Terhadap Temuan dugaan pelanggaran Pemilihan Kepala Desa, Tim
Pengawas Desa menindaklanjuti dengan proses penindakan pelanggaran.
Tim Pengawas Desa paling lambat 3 (tiga) hari sejak diketahui dan/atau
ditemukannya dugaan pelanggaran menindaklanjuti temuan. Hari Temuan
dugaan pelanggaran Pemilihan Kepala Desa adalah hari pada saat Tim
Pengawas Desa mengetahui dan/atau menemukan dugaan pelanggaran
Pemilihan Kepala Desa.

Laporan Dugaan Pelanggaran yang disampaikan kepada Tim Pengawas


Desa dapat diteruskan kepada pihak yang berwenang untuk
menindaklanjuti. Penerusan Laporan Dugaan Pelanggaran oleh Tim
Pengawas Desa dilakukan paling lambat 1 (satu) hari sejak laporan
diterima.

Laporan Dugaan Pelanggaran pada setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa


dapat disampaikan oleh:
a. warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih;
b. pemantau Pemilihan Kepala Desa; atau
c. Bakal calon/calon.

8
Pemantau Pemilihan Kepala Desa huruf b merupakan pemantau Pemilihan
Kepala Desa yang telah terdaftar dan terakreditasi pada Kantor Kesatuan
Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Pemalang.

Bentuk Laporan Dugaan Pelanggaran yang disampaikan oleh Pelapor dapat


berupa laporan langsung dan laporan tidak langsung. Laporan langsung,
dapat disampaikan secara lisan atau tertulis. Dalam hal laporan
disampaikan secara lisan, Pelapor melaporkan pelanggaran di Sekretariat
Tim Pengawas Desa dengan mengisi formulir Penerimaan Laporan
sebagaimana formulir Model A.1. Dalam hal laporan disampaikan secara
tertulis, Pelapor datang ke Sekretariat Tim Pengawas Desa dengan
membawa Laporan tertulis berupa surat dan/atau tembusan surat dan
mengisi formulir Penerimaan Laporan Model A.1. Laporan tidak langsung
dapat berupa:
a. laporan lisan yang disampaikan Pelapor kepada Tim Pengawas Desa
melalui telepon/hotline; dan
b. laporan tertulis yang disampaikan Pelapor kepada Tim Pengawas Desa
dalam bentuk pesan singkat melalui telepon genggam,
Laporan tidak langsung, dapat dijadikan sebagai informasi awal oleh Tim
Pengawas Desa. Untuk keperluan menampung dugaan pelanggaran
Pemilihan Kepala Desa, Tim Pengawas Desa wajib menyediakan formulir
aduan dan nomor telpon/seluler yang dapat dihubungi.

Tim Pengawas Desa melakukan penelusuran atas kebenaran informasi


awal. Dalam hal ditemukan kebenaran berupa dugaan pelangggaran, Tim
Pengawas Desa melakukan penindakan. Tim Pengawas Desa memutuskan
dugaan pelanggaran menjadi Temuan melalui rapat pleno Tim Pengawas
Desa. Keputusan pleno, ditindaklanjuti dengan mengisi formulir Temuan
sebagaimana formulir model A.2.

Pelapor mengisi dan menandatangani formulir penerimaan Laporan


Dugaan Pelanggaran Pemilihan Kepala Desa sebagaimana formulir Model
A.1. Formulir Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilihan Kepala Desa
memuat:
a. nama dan alamat Pelapor;
b. waktu dan tempat peristiwa terjadi;
c. nama dan alamat terlapor;
d. nama dan alamat saksi-saksi;
e. uraian kejadian; dan
f. tanda tangan Pelapor.
Dalam mengisi formulir Model A.1, Pelapor melengkapi isian dalam
formulir dan menyertakan hal-hal sebagai berikut:
a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk dan/atau kartu identitas lain; dan
b. nama serta alamat saksi.
Dalam hal kelengkapan formulir terpenuhi, petugas penerima Laporan
atau Tim Pengawas Desa membuat tanda bukti penerimaan Laporan
Dugaan Pelanggaran 2 (dua) rangkap, sebagaimana formulir Model A.3.
Petugas penerima Laporan dan/atau Tim Pengawas Desa wajib
memberikan 1 (satu) rangkap tanda bukti penerimaan Laporan kepada
Pelapor dan 1 (satu) rangkap untuk Tim Pengawas Desa. Petugas penerima
laporan dan/atau Tim Pengawas Desa melakukan pencatatan dan
rekapitulasi atas penerimaan Laporan tersebut dalam buku register
penerimaan Laporan. Penomoran pada formulir Model A.1 menggunakan
penomoran yang sama dengan nomor dalam formulir Model A.3.

2. Penelitian Laporan Dugaan Pelanggaran

9
Petugas penerima Laporan dan/atau Tim Pengawas Desa meneliti
pemenuhan syarat formal dan syarat materil formulir penerimaan Laporan
Model A.1. :
Syarat formal meliputi:
a. pihak yang berhak melaporkan;
b. waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan batas waktu; dan
c. keabsahan Laporan Dugaan Pelanggaran yang meliputi:
1) kesesuaian tanda tangan dalam formulir laporan dugaan
pelanggaran dengan kartu identitas; dan
2) tanggal dan waktu Pelaporan.
Syarat materil meliputi:
a. identitas Pelapor;
b. nama dan alamat terlapor;
c. peristiwa dan uraian kejadian;
d. waktu dan tempat peristiwa terjadi;
e. saksi-saksi yang mengetahui peristiwa tersebut; dan
f. barang bukti yang mungkin diperoleh atau diketahui.

Dalam hal Laporan dugaan Pelanggaran telah memenuhi syarat


formal dan materil, Petugas penerima Laporan meneruskan Laporan
tersebut kepada Tim Pengawas Desa yang menangani/mengkaji
pelanggaran. Dalam hal Laporan dugaan Pelanggaran belum memenuhi
syarat formal dan materil petugas penerima Laporan melakukan
konfirmasi ulang kepada Pelapor untuk segera melengkapi persyaratan
tersebut dengan memperhatikan batas waktu pelaporan. Dalam hal
Laporan Dugaan Pelanggaran yang tidak memenuhi syarat formal, menjadi
informasi awal adanya dugaan pelanggaran yang ditindaklanjuti oleh Tim
Pengawas Desa dengan melakukan penelusuran untuk dapat dijadikan
Temuan.

K. PENANGANAN PELANGGARAN
Tim Pengawas Desa melakukan penanganan Temuan/Laporan Dugaan
Pelanggaran sesuai dengan kewenangannya berdasarkan pada tempat
terjadinya pelanggaran yang dilaporkan. Dalam kondisi tertentu, Tim
Pengawas Desa dapat meneruskan atau menyerahkan penanganan
pelanggaran yang menjadi Temuan/dilaporkan kepada Tim Pengawas
Kecamatan. Penyerahan diputuskan dalam rapat pleno Tim Pengawas Desa.
1. Waktu Penanganan Pelanggaran
Tim Pengawas Desa memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak
menindaklanjuti Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilihan
Kepala Desa, paling lambat 3 (tiga) hari setelah Temuan atau Laporan
Dugaan Pelanggaran diterima.
Dalam hal Tim Pengawas Desa memerlukan keterangan tambahan untuk
menindaklanjuti dugaan pelanggaran, waktu penanganan dugaan
pelanggaran diperpanjang paling lama 5 (lima) hari setelah dugaan
pelanggaran diterima.
2. Kajian Temuan/Laporan Dugaan Pelanggaran
Setelah Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran memenuhi syarat
formal dan materil, petugas penerima Laporan dan/atau Tim Pengawas
Desa melakukan pemberkasan Laporan Dugaan Pelanggaran. Berkas
Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran diteruskan kepada Tim
Pengawas Desa yang menangani/mengkaji dugaan pelanggaran untuk
dilakukan pengkajian sebagaimana formulir Kajian dugaan pelanggaran
Model A.8 pada lampiran Peraturan ini.
Kajian bersifat rahasia selama belum diputuskan dalam rapat pleno.
Penomoran formulir Model A.8, menggunakan penomoran yang sama

10
dengan nomor dalam formulir Model A.1 untuk Laporan Dugaan
Pelanggaran atau formulir Model A.2 untuk Temuan Dugaan Pelanggaran.

Dalam proses pengkajian Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran, Tim


Pengawas Desa dapat meminta kehadiran Pelapor, Terlapor, pihak yang
diduga pelaku pelanggaran, saksi, dan/atau ahli untuk didengar
keterangan dan/atau klarifikasinya di bawah sumpah. Undangan
klarifikasi sebagaimana formulir A.4. Keterangan klarifikasi dan
keterangan ahli sebagaimana formulir A.5 dan formulir A.6. Keterangan
dan/atau klarifikasi dibuat dalam berita acara klarifikasi sebagaimana
formulir Model A.7.

3. Hasil Kajian Tim Pengawas Desa


Hasil kajian terhadap berkas dugaan pelanggaran dituangkan dalam
formulir Model A.8 dikategorikan sebagai:
a. pelanggaran Pemilihan Kepala Desa;
b. bukan pelanggaran Pemilihan Kepala Desa; atau
c. sengketa Pemilihan Kepala Desa.
Dugaan pelanggaran Pemilihan Kepala Desa berupa:
a. pelanggaran administrasi Pemilihan Kepala Desa; dan/atau
b. tindak pidana Pemilihan Kepala Desa.

L. TINDAK LANJUT PENANGANAN DUGAAN PELANGGARAN


1. Pelanggaran Pemilihan Kepala Desa
a. Pelanggaran Administrasi Pemilihan Kepala Desa
1) Tim Pengawas Desa memutuskan Laporan atau Temuan sebagai
pelanggaran atau bukan pelanggaran berdasarkan hasil kajian.
2) Tim Pengawas Desa memberikan rekomendasi terhadap Temuan
atau Laporan yang diduga sebagai pelanggaran administrasi
Pemilihan Kepala Desa.
3) Pengawas Pemilihan Kepala Desa menyampaikan rekomendasi dan
berkas kajian dugaan pelanggaran administrasi Pemilihan Kepala
Desa kepada Panitia Pemilihan sebagaimana formulir Model A.10
pada lampiran Peraturan ini.
4) Penyampaian rekomendasi dan berkas kajian dugaan pelanggaran
administrasi Pemilihan Kepala Desa dengan melampirkan berkas
pelanggaran dan hasil kajian terhadap dugaan pelanggaran.
5) Dalam hal rekomendasi dugaan pelanggaran administrasi Pemilihan
Kepala Desa yang ditujukan kepada Panitia Pemilihan atau Bakal
Calon/Calon tidak ditindaklanjuti maka :
a. BPD memberikan sanksi peringatan lisan atau peringatan tertulis
kepada Panitia Pemilihan;
b. Panitia Pemilihan memberikan peringatan tertulis kepada Bakal
Calon/calon
6) Apabila Bakal calon/calon tidak memenuhi peringatan tertulis dari
Panitia Pemilihan maka yang bersangkutan dapat
dicoret/digugurkan dalam pencalonannya dan tidak berhak
mengikuti tahapan Pemilihan Kepala Desa berikutnya.
b. Tindak Pidana Pemilihan Kepala Desa
1) Laporan dugaan tindak pidana Pemilihan Kepala Desa diteruskan
oleh Tim Pengawas Desa Penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia, sesuai tingkatan sebagaimana formulir Model A.11 pada
lampiran Peraturan ini.
2) Laporan dugaan tindak pidana Pemilihan Kepala Desa diteruskan
kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia paling lambat 1 x 24
(satu kali dua puluh empat) jam sejak diputuskan oleh Tim
Pengawas Desa.
11
3) Penerusan laporan dugaan tindak pidana Pemilihan Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan berkas
pelanggaran dan hasil kajian terhadap pelanggaran.

2. Bukan Pelanggaran Pemilihan Kepala Desa


Terhadap hasil kajian yang dikategorikan bukan dugaan pelanggaran
Pemilihan Kepala Desa dan bukan dugaan pelanggaran terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan lain, proses penanganan
pelanggaran dihentikan. Hasil kajian yang dikategorikan bukan dugaan
pelanggaran Pemilihan Kepala Desa namun termasuk dugaan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan lain, diteruskan kepada instansi
yang berwenang. Penghentian dan/atau penerusan dugaaan pelanggaran
Pemilihan Kepala Desa diputuskan dalam rapat pleno Tim Pengawas Desa.

3. Sengketa Pemilihan Kepala Desa


Terhadap hasil kajian yang dikategorikan sebagai sengketa Pemilihan
Kepala Desa diteruskan kepada Panitia dan Camat untuk ditindaklanjuti
sebagai sengketa Pemilihan Kepala Desa. Panitia Pemilihan dan Camat
menyelesaikan Laporan yang bersifat sengketa Pemilihan Kepala Desa dan
tidak mengandung unsur pidana. Penyelesaian sengketa Pemilihan Kepala
Desa mengacu pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur
mengenai pemilihan kepala desa.

M. STATUS PENANGANAN DUGAAN PELANGGARAN


Status penanganan dugaan pelanggaran diumumkan di Sekretariat Tim
Pengawas Desa dengan Pemberitahuan Tentang Status Laporan/Temuan
sebagaimana formulir Model A.12. Pemberitahuan status dugaan pelanggaran
dapat disampaikan kepada Pelapor melalui surat.

N. PENGAWASAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI


Tim Pengawas Desa mengawasi atas pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi
penanganan pelanggaran oleh instansi yang berwenang. Tim Pengawas Desa
mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Tim Pengawas Desa
tentang pengenaan sanksi kepada anggota Panitia Pemilihan, Anggota Tim
Pengawas Desa, yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan
terganggunya tahapan Pemilihan Kepala Desa yang sedang berlangsung. Tim
Pengawas Desa mengawasi atas pelaksanaan putusan pengadilan mengenai
pelanggaran Pemilihan Kepala Desa.

O. PERLENGKAPAN PENGAWASAN

Tim Pengawas Desa dalam melakukan pengawasan dilengkapi dengan surat


tugas dan/atau tanda pengenal. Tim Pengawas Desa membawa alat-alat
perlengkapan pengawasan pelaksanaan pengawasan.

P. PARTISIPASI MASYARAKAT
Partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilihan Kepala Desa dapat
dilakukan dengan:
a. pemantauan;
b. penyampaian laporan awal dan/atau informasi awal temuan dugaan
pelanggaran;
c. kajian;
d. kampanye pengawasan; dan
e. bentuk-bentuk lain yang tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat, Tim Pengawas Desa:
12
a. mendorong secara aktif peran masyarakat untuk melakukan pengawasan
Pemilihan Kepala Desa;
b. menyediakan informasi, sarana atau fasilitas yang memadai untuk
memudahkan masyarakat mengakses informasi tentang pengawasan
Pemilihan Kepala Desa; dan
c. menyiapkan sarana atau fasilitas yang mudah bagi masyarakat untuk
menyampaikan informasi, pengaduan dan/atau laporan pelanggaran
Pemilihan Kepala Desa.

Q. PELAPORAN HASIL PENGAWASAN


Tim Pengawas Desa wajib menyusun laporan pengawasan Pemilihan Kepala
Desa.
Laporan pengawasan Pemilihan Kepala Desa terdiri atas:
a. laporan setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa; dan
b. laporan akhir seluruh tahapan Pemilihan Kepala Desa.

-------oOo--------

13

Anda mungkin juga menyukai