A. PENDAHULUAN
B. DASAR HUKUM
a. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata
Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Desa.
b. Peraturan Bupati Pemalang Nomor 36 Tahun 2015 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 1 Tahun 2015
1
tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala
Desa.
c. Peraturan BPD tentang Tata Tertib Pengawasan Pemilihan Kepala Desa.
C. KETENTUAN UMUM
1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Kepala Desa adalah Kepala Desa di Kabupaten Pemalang.
5. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
6. Panitia Pemilihan adalah Panitia Pemilihan Kepala Desa.
7. Bakal Calon adalah penduduk desa warga negara Indonesia yang
mengajukan lamaran menjadi Calon Kepala Desa dan telah dinyatakan
memenuhi persyaratan.
8. Calon adalah Bakal Calon Kepala Desa yang dinyatakan telah lulus ujian
penyaringan dan/ atau ditetapkan oleh BPD sebagai Calon yang berhak
dipilih.
9. Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan
untuk mendapatkan Bakal Calon dari warga masyarakat setempat.
10. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan dari segi administrasi,
kesehatan, kemampuan, dan kepemimpinan Bakal Calon.
11. Putra Desa adalah seseorang yang lahir dan pernah bertempat tinggal di
desa.
12. Kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan para pemilih dengan
menawarkan visi, misi, dan program.
13. Sumpah/ Janji adalah pernyataan yang diucapkan dengan resmi dan
bersaksi kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa apa yang dikatakan atau
dijanjikan itu benar.
14. Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Desa Serentak adalah pemungutan
suara dalam Pemilihan Kepala Desa pada beberapa desa yang
dilaksanakan dalam waktu yang sama.
15. Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Tim
Pengawas Desa adalah Tim Pengawas Desa Pemilihan Kepala Desa baik di
tingkat kecamatan maupun tingkat desa di Kabupaten Pemalang.
16. Berkas pencalonan adalah surat lamaran beserta bukti-bukti persyaratan
pencalonan Kepala Desa.
17. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan
Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis
18. Visi adlah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada khir
periode perencanaan.
19. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan unutuk mewujudkan misi.
20. Hari adalah hari kerja pemerintah desa atau pemerintah daerah.
2
D. TUJUAN PENGAWASAN PEMILIHAN KEPALA DESA
Pengawasan Pemilihan Kepala Desa bertujuan untuk:
1. memastikan terselenggaranya Pemilihan Kepala Desa secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan berkualitas, serta dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan mengenai Pemilihan Kepala Desa ;
2. mewujudkan Pemilihan Kepala Desa yang demokratis; dan
3. menegakkan integritas, kredibilitas penyelenggara, transparansi
penyelenggaraan dan akuntabilitas hasil Pemilihan Kepala Desa.
4
c. Dalam hal pelanggaran pemilihan kepala desa terjadi di luar desa, maka
Tim Pengawas tidak berkewajiban menyelesaikan atau menindaklanjuti
laporan/aduan yang masuk.
2. Ruang Lingkup Pengawasan
Tim Pengawas Desa melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
tahapan penyelenggaraan Pilkdaes yang meliputi:
a. penyusunan dan penetapan tata cara dan/ atau tata kerja Panitia
Pemilihan;
b. penyusunan jadwal kegiatan penyelenggaraan pemilihan;
c. rencana biaya pelaksanaan pemilihan kepada Pemerintah Desa melalui
BPD;
d. Penyusunan DPT :
1. Pendaftaran/pengecekan Pemilih;
2. penyusunan dan penetapan Daftar Pemilih
3. pengumuman Daftar Pemilih;
e. penyelenggaraan penjaringan Bakal Calon:
1. pengumuman lowongan jabatan Kepala Desa;
2. penerimaan berkas lamaran pencalonan/ persyaratan
administrasi.
f. penyelenggarakan penyaringan Bakal Calon:
1. penelitian (verifikasi) persyaratan administrasi Bakal Calon;
2. penetapan Bakal Calon yang memenuhi persyaratan administrasi;
3. pengumuman Bakal Calon yang memenuhi persyaratan
administrasi;
4. penyelenggaraan ujian penyaringan (tes kesehatan dan ujian tertulis)
5. penetapan hasil Tes Kesehatan.
g. penetapan Calon yang berhak dipilih oleh Panitia;
h. pengumuman Calon yang berhak dipilih;
i. pengumuman/ pemberitahuan tempat dan waktu Pemungutan Suara;
j. pelaksanaan kampanye.
k. pelaksanaan hari tenang.
l. penyelenggaraan Pemungutan Suara;
m. pelaksanaan Penghitungan Suara;
n. pengumuman hasil Penghitungan Suara; dan
o. kegiatan lain yang terakit dengan penyelenggaraan Pemilihan Kepala
Desa;
H. STRATEGI PENGAWASAN
Pengawasan Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan dengan
menggunakan strategi Pencegahan dan Penindakan. Pencegahan dilakukan
dengan tindakan langkah-langkah, dan upaya optimal mencegah secara dini
terhadap potensi pelanggaran dan/atau indikasi awal pelanggaran.
Penindakan, dilakukan dengan serangkaian proses penanganan dugaan
pelanggaran serta penerusan hasil kajian atas dugaan pelanggaran kepada
instansi yang berwenang untuk ditindaklanjuti.
1. Fokus Pencegahan
a. Pencegahan pelanggaran difokuskan pada Panitia Pemilihan dan Calon
Kepala Desa, tim kampanye, pemerintah, masyarakat, pemilih dan
semua pihak terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Pemilihan Kepala Desa.
b. Pencegahan pelanggaran yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan,
difokuskan pada:
1) ketidakbenaran dan ketidaktepatan penerapan peraturan
perundang-undangan mengenai penyelenggaraan Pemilihan Kepala
Desa;
2) ketidakterbukaan pada setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa;
5
3) ketidaktepatan waktu pada pelaksanaan setiap tahapan Pemilihan
Kepala Desa terhadap jadwal yang telah ditentukan;
4) keberpihakan atau kecenderungan terhadap Bakal Calon/Calon
dan/atau tim kampanye atau sebutan lainnya;
5) ketidakpatuhan terhadap larangan pada Pemilihan Kepala Desa; dan
6) perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa.
c. Pencegahan pelanggaran yang dilakukan oleh Bakal Calon/Calon
dan/atau tim kampanye atau sebutan lainnya, difokuskan pada:
1) ketidaktepatan waktu penyerahan kelengkapan administrasi
pencalonan yang wajib diserahkan kepada Panitia Pemilihan;
2) ketidaklengkapan administrasi pencalonan, data maupun dokumen
yang dipersyaratkan atau yang wajib diserahkan.
3) ketidakbenaran dan ketidakabsahan data maupun dokumen yang
dipersyaratkan atau yang wajib diserahkan ;
4) ketidakpatuhan terhadap larangan pada Pemilihan Kepala Desa; dan
5) perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa.
d. Pencegahan pelanggaran yang dilakukan oleh pemerintah (Desa/
Kecamatan/ Kabupaten) difokuskan pada:
1) keberpihakan atau kecenderungan terhadap bakal calon/calon, atau
tim kampanye tertentu;
2) ketidakpatuhan terhadap larangan pada Pemilihan Kepala Desa; dan
3) perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa.
e. Pencegahan pelanggaran yang dilakukan oleh pemilih dan masyarakat,
difokuskan pada:
1) Ketidakpatuhan terhadap kepemilikan KTP Elektronik bagi calon
pemilih/ pemilih.
2) Gangguan keamanan dan ketertiban terhadap Pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa.
3) ketidakpatuhan terhadap larangan pada Pemilihan Kepala Desa; dan
4) perbuatan yang dikategorikan sebagai pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa.
2. Fokus Penindakan
Fokus penindakan dalam Pengawas Pemilihan Kepala Desa
menindaklanjuti Temuan dan Laporan/aduan dari masyarakat yang telah
memenuhi ketentuan misalnya untuk laporan: harus jelas siapa yang
melapor, pelanggaran apa yang dilakukan, kapan, tempatnya dimana dan
lain-lain.
I. MEKANISME PENCEGAHAN
1. Sebelum melaksanakan pengawasan, Tim Pengawas Desa melakukan
identifikasi dan pemetaan potensi rawan/ titik rawan pelanggaran pada:
a. setiap tahapan Pemilihan Kepala Desa; dan
b. aspek penting lainnya yang tidak termasuk tahapan Pemilihan Kepala
Desa.
2. Identifikasi dan pemetaan potensi rawan pelanggaran ditentukan
berdasarkan:
a. perintah atau larangan yang diatur Peraturan Daerah, Peraturan
Bupati, dan Peraturan BPD yang mengatur Pemilihan Kepala Desa;
b. Pasal-pasal ketentuan peraturan perundang-undangan yang tidak jelas
dan tidak tegas sehingga berpotensi menimbulkan multitafsir;
c. adanya perbedaan penafsiran antara BPD, Panitia Pemilihan,
Pemerintah Desa, Kecamatan, dan Kabupaten dalam memahami
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. subjek atau pelaku yang berpotensi melakukan pelanggaran; dan
6
e. Dusun/ Rukun Warga tertentu yang tinggi tingkat potensi pelanggaran
berdasarkan pengalaman Pemilihan Kepala Desa sebelumnya.
3. Berdasarkan identifikasi dan pemetaan potensi rawan pelanggaran, Tim
Pengawas Desa menentukan fokus pengawasannya.
4. Terhadap potensi rawan terjadinya pelanggaran, Tim Pengawas Desa
melakukan tindakan pencegahan, dapat dilakukan melalui:
a. penguatan koordinasi antara BPD, Panitia Pemilihan, Pemerintah Desa,
Kecamatan, dan Kabupaten dalam mencegah terjadinya pelanggaran,
dilakukan dengan tahapan kegiatan:
1) pemetaan organisasi atau kelembagaan;
2) penentuan materi koordinasi;
3) penyusunan nota kesepahaman;
4) penyusunan langkah-langkah strategis pencegahan pelanggaran
sebagai tindaklanjut nota kesepahaman; dan
5) evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan koordinasi.
Dalam penentuan/pemetaaan organisasi atau kelembagaan dilakukan
berdasarkan kepentingan pelaksanaan pencegahan dan penindakan.
b. peningkatan kerjasama BPD, Panitia Pemilihan, Pemerintah Desa,
Kecamatan, dan Kabupaten, dilakukan dengan tahapan kegiatan:
1) pemetaan organisasi atau kelembagaan;
2) penentuan fokus kerjasama;
3) penyusunan nota kesepahaman;
4) penyusunan langkah-langkah strategis pencegahan pelanggaran
sebagai tindaklanjut nota kesepahaman; dan
5) evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan koordinasi dan/atau
kerjasama.
c. peningkatan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa, dilakukan dengan:
1) koordinasi;
2) publikasi; dan/atau
3) sosialisasi aturan tentang pentingnya keterbukaan informasi.
d. pelaksanaan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan
dan/atau potensi kerawanan terjadinya pelanggaran Pemilihan Kepala
Desa, dilakukan dengan tahapan kegiatan:
1) pemetaan sasaran sosialisasi;
2) penyiapan materi sosialisasi;
3) pelaksanaan kegiatan sosialisasi; dan
4) evaluasi pelaksanaan sosialisasi.
Materi sosialisasi meliputi:
1) materi pengawasan Pemilihan Kepala Desa;
2) jenis dan bentuk pelanggaran;
3) jenis dan bentuk sanksi; dan
4) dampak pelanggaran terhadap kualitas penyelenggaraan Pemilihan
Kepala Desa.
e. kegiatan-kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
7
d. mendapatkan informasi dan/atau data yang dibutuhkan dari Pantia
Pemilihan; dan
e. melakukan kegiatan atau langkah-langkah lain yang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
J. MEKANISME PENINDAKAN
8
Pemantau Pemilihan Kepala Desa huruf b merupakan pemantau Pemilihan
Kepala Desa yang telah terdaftar dan terakreditasi pada Kantor Kesatuan
Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Pemalang.
9
Petugas penerima Laporan dan/atau Tim Pengawas Desa meneliti
pemenuhan syarat formal dan syarat materil formulir penerimaan Laporan
Model A.1. :
Syarat formal meliputi:
a. pihak yang berhak melaporkan;
b. waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan batas waktu; dan
c. keabsahan Laporan Dugaan Pelanggaran yang meliputi:
1) kesesuaian tanda tangan dalam formulir laporan dugaan
pelanggaran dengan kartu identitas; dan
2) tanggal dan waktu Pelaporan.
Syarat materil meliputi:
a. identitas Pelapor;
b. nama dan alamat terlapor;
c. peristiwa dan uraian kejadian;
d. waktu dan tempat peristiwa terjadi;
e. saksi-saksi yang mengetahui peristiwa tersebut; dan
f. barang bukti yang mungkin diperoleh atau diketahui.
K. PENANGANAN PELANGGARAN
Tim Pengawas Desa melakukan penanganan Temuan/Laporan Dugaan
Pelanggaran sesuai dengan kewenangannya berdasarkan pada tempat
terjadinya pelanggaran yang dilaporkan. Dalam kondisi tertentu, Tim
Pengawas Desa dapat meneruskan atau menyerahkan penanganan
pelanggaran yang menjadi Temuan/dilaporkan kepada Tim Pengawas
Kecamatan. Penyerahan diputuskan dalam rapat pleno Tim Pengawas Desa.
1. Waktu Penanganan Pelanggaran
Tim Pengawas Desa memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak
menindaklanjuti Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilihan
Kepala Desa, paling lambat 3 (tiga) hari setelah Temuan atau Laporan
Dugaan Pelanggaran diterima.
Dalam hal Tim Pengawas Desa memerlukan keterangan tambahan untuk
menindaklanjuti dugaan pelanggaran, waktu penanganan dugaan
pelanggaran diperpanjang paling lama 5 (lima) hari setelah dugaan
pelanggaran diterima.
2. Kajian Temuan/Laporan Dugaan Pelanggaran
Setelah Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran memenuhi syarat
formal dan materil, petugas penerima Laporan dan/atau Tim Pengawas
Desa melakukan pemberkasan Laporan Dugaan Pelanggaran. Berkas
Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran diteruskan kepada Tim
Pengawas Desa yang menangani/mengkaji dugaan pelanggaran untuk
dilakukan pengkajian sebagaimana formulir Kajian dugaan pelanggaran
Model A.8 pada lampiran Peraturan ini.
Kajian bersifat rahasia selama belum diputuskan dalam rapat pleno.
Penomoran formulir Model A.8, menggunakan penomoran yang sama
10
dengan nomor dalam formulir Model A.1 untuk Laporan Dugaan
Pelanggaran atau formulir Model A.2 untuk Temuan Dugaan Pelanggaran.
O. PERLENGKAPAN PENGAWASAN
P. PARTISIPASI MASYARAKAT
Partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilihan Kepala Desa dapat
dilakukan dengan:
a. pemantauan;
b. penyampaian laporan awal dan/atau informasi awal temuan dugaan
pelanggaran;
c. kajian;
d. kampanye pengawasan; dan
e. bentuk-bentuk lain yang tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat, Tim Pengawas Desa:
12
a. mendorong secara aktif peran masyarakat untuk melakukan pengawasan
Pemilihan Kepala Desa;
b. menyediakan informasi, sarana atau fasilitas yang memadai untuk
memudahkan masyarakat mengakses informasi tentang pengawasan
Pemilihan Kepala Desa; dan
c. menyiapkan sarana atau fasilitas yang mudah bagi masyarakat untuk
menyampaikan informasi, pengaduan dan/atau laporan pelanggaran
Pemilihan Kepala Desa.
-------oOo--------
13