Disusun oleh :
A. Bagian Awal
1. Judul Kegiatan : Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Guru Sasaran
Jenjang SD
2. Waktu Pelaksanaan : 8 s.d 13 Juli 2019
3. Tempat Pelaksanaan : SD Negeri 03 Taman
4. Tujuan : Memahami dan mengerti Kurikulum 2013
5. Surat penugasan : Kepala SD Negeri 01 Asemdoyong
6. Sertifikat : Terlampir
B. Bagian Isi
1. Tujuan Pelatihan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Guru Sasaran
Jenjang SD adalah peserta pelatihan dapat menguasai materi
Kurikulum 2013 dengan baik dan benar, sehingga mereka dapat
mengimplementasikannya pada proses pembelajaran dengan baik
di kelas masing-masing.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus Pelatihan Kurikulum 2013 bagi Guru Sasaran
Jenjang SD adalah peserta menguasai materi Bimtek yang terdiri
dari:
1. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum
2. Penguatan Pendidikan Karakter
3. Penerapan Literasi dalam Pembelajaran
4. Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan
5. Analisis, SKL, KI, KD, Indikator Silabus dan Pembelajaran
Tematik Terpadu
6. Perancangan Pembelajaran
- Praktik Penyusunan Prota, Promes, Pemetaan KD, dan
Silabus
- Penyusunan RPP
7. Bimbingan Psiko Edukatif
8. Perencanaan Pelaksanaan Pengolahan dan Pelaporan Hasil
Belajar
9. Praktik Penyusunan Soal HOTS
10. Inspirasi Tayangan Video Pembejaran
11. Praktik Pembelajaran (Peer Teaching)
2. Materi Pelatihan
a. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal
1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis
pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan
eksternal.
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan)Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses,
standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan
internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan
antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi
yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena
negatif yang mengemuka.
b. Penerapan Literasi dalam Pembelajaran
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun
mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber
pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di
abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.
Ferguson (www.bibliotech.us/pdfs/InfoLit.pdf) menjabarkan
komponen literasi informasi sebagai berikut:
1) Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung.
Dalam literasi dasar, kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting)
berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan
(calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasar pemahaman dan pengambilan kesimpulan
pribadi.
2) Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yaitu kemampuan
lanjutan untuk bisa mengoptimalkan Literasi Perpustakaan
yang ada. Maksudnya, pemahaman tentang keberadaan
perpustakaan sebagai salah satu akses mendapatkan informasi.
Pada dasarnya literasi perpustakaan, antara lain, memberikan
pemahaman cara membedakan bacaan
fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai
klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam
menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog
dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam
memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah
tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
3) Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk
mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti
media cetak, media elektronik (media radio, media televisi),
media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
4) Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan
memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti
peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika
dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapat
memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan
mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman
menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di
dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer,
menyimpan dan mengelola data, serta menjalankan program
perangkat lunak.
5) Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat
lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang
mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang setiap hari
membanjiri kita, baik dalam bentuk tercetak, di televisi
maupun internet, haruslah terkelola dengan baik.
Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan
yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.
c. Analisis, SKL, KI, KD, Indikator Silabus dan Pembelajaran
Tematik Terpadu
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari delapan
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam
Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi Lulusan adalah
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
F. Media dan Bahan
G. Sumber Belajar
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan kedua …. Dst…
I. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Sikap spiritual
b. Sikap sosial
c. Pengetahuan
d. Keterampilan
2. Instrumen Penilaian
e. Bimbingan Psiko Edukatif
Pengertian Bimbingan Psiko-Edukatif
Bimbingan merupakan terjemahan dari
“guidance”. Guidance berasal dari akar kata “guide” yang secara
luas bermakna: mengarahkan (to direct), memandu (to pilot),
mengelola (to manage), menyampaikan (to descript), mendorong
(to motivate), membantu mewujudkan (help to create), memberi
(to give), bersungguh-sungguh (to commit), pemberi pertimbangan
dan bersikap demokratis (democratic performance). Berdasarkan
makna di atas dapat disimpulkan bahwa konsep bimbingan adalah
usaha secara demokratis dan sungguh-sungguh untuk memberikan
bantuan dengan memberi arahan, panduan, dorongan dan
pertimbangan, agar penerima bantuan mampu mengelola,
mewujudkan apa yang menjadi harapannya.
Bimbingan psiko-edukatif sebagai bagian integral dari pendidikan
adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam
rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal. Layanan
bimbingan psiko-edukatif adalah upaya sistematis, objektif, logis,
dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh guru kelas
untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik untuk mencapai
kemandirian dalam wujud kemampuan memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan diri
secara bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan dalam kehidupannya.
Tujuan Bimbingan Psiko-Edukatif
Tujuan umum layanan bimbingan Psiko-Edukatif adalah membantu
peserta didik agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian
dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangan
yang mencakup aspek pribadi, sosial, dan belajar secara utuh dan
optimal. Pada peserta didik di tingkat sekolah dasar, bimbingan
psiko-edukatif lebih diarahkan kepada upaya pencegahan termasuk
didalamnya tindakan deteksi dini agar peserta didik tidak
mengalami permasalahan yang menghambat pembelajaran.
Pencegahan tersebut dimaksudkan sebagai pembinaan perilaku
secara pribadi, sosial, dan belajar sebagaimana diamanatkan pada
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Apabila ada masalah yang membutuhkan
layanan kuratif dilakukan rujukan kepada konselor profesional atau
profesi lain.
Tujuan khusus layanan bimbingan psiko-edukatif adalah:
1. Membantu dan melayani peserta didik agar mampu mengenali
dan memahami diri sendiri.
2. Mengenali lingkungan fisik dan sosial dalam beradaptasi serta
penyesuaian pribadi.
3. Membantu peserta didik agar berhasil menjalani masa peralihan
dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah.
4. Mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki
keunggulan di berbagai bidang.
5. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran
6. Membantu peserta didik mengatasi permasalahan pembelajaran
baik di sekolah maupun di rumah pada tingkat yang belum
membutuhkan layanan konselor atau profesi lain.
C. Bagian Akhir
1. Matriks Ringkasan Kegiatan
2. Lampiran-lampiran
Matriks Ringkasan Kegiatan
Peran
guru Institusi Nama
Nama Tempat Waktu
sebagai penyelengg pembah Dampak
Kegiatan kegiatan kegiatan
peserta/ ara as
Pembahas
Kegiatan Peserta Koordinator SDN 03 Pukul Lihat Guru
Pelatihan Wilayah Taman 07.30- lampiran merasa
Kurikulum Kec. Taman 16.00 jadwal percaya
2013 bagi WIB diri
Guru Sasaran dalam
Jenjang SD menyam
paikan
konsep
dan
impleme
ntasi
kurikulu
m 2013