Gigi impaksi adalah gigi yang gagal untuk erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya. Hal ini dapat terjadi karena tidak tersedianya ruangan yang cukup pada rahang untuk tumbuhnya gigi dan angulasi gigi yang tidak benar. Menurut Pedersen gigi impaksi adalah gigi yang dalam erupsi normalnya terhalang, biasanya oleh gigi disebelahnya atau jaringan patologis. Gigi molar ketiga rahang bawah tumbuh pada usia 18-24 tahun dan merupakan gigi yang terakhir tumbuh, hal itulah yang menyebabkan sering terjadinya impaksi gigi tersebut. Menurut beberapa ahli, frekuensi impaksi gigi molar ketiga maksila adalah yang terbanyak dibandingkan dengan molar ketiga mandibula. Fakta di Indonesia berbeda, frekuensi impaksi gigi molar ketiga mandibula lebih banyak dari pada gigi molar ketiga maksila. Saat ini pencabutan bedah gigi molar ketiga yang terpendam dianggap sebagai operasi rutin. Indikasi pencabutan gigi molar ketiga adalah gigi yang mengalami kelainan, tidak dapat dipertahankan, dan memungkinkan terjadinya kerusakan struktur sekitarnya, serta menimbulkan komplikasi lainnya. Upaya mengeluarkan gigi impaksi terutama pada molar ketiga rahang bawah dilakukan dengan tindakan pembedahan yang disebut sebagai odontektomi. Bagi sebagian pasien, prosedur atau tindakan odontektomi sering menyebabkan stress atau kecemasan tersendiri. Pada keadaan stres atau cemas, medula kelenjar adrenal akan mensekresikan nonepinefrin dan epinefrin, yang keduanya akan menyebabkan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Perubahan fisiologis dari rasa takut meliputi perubahan sistem saraf otonom termasuk fungsi kardiovaskuler terutama 2
kenaikan denyut nadi, tekanan darah, pernafasan, dan aktifitas kelenjar
keringat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja etiologi lain yang menyebabkan OAC ? 2. Apa saja perawatan yang dilakukan pada OAC ? 3. Adakah pemeriksaan selain nose blowing test untuk memastikan OAC ? 4. Kenapa pada saat pasien diinstrusikan berkumur, airnya mengalir ke hidung ? 5. Mengapa tulang bisa ikut terangkat pada saat pencabutan gigi ? 6. Apa pemeriksaan yang tepat untuk kasuus di skenario ? 7. Bagaimana manajemen KIE setelah perawatan dilakukan ? 8. Bagaimana pencegahan untuk kasus di skenario ? 9. Apa diagnosis yang tepat dari kasus di skenario ? 10. Apakah ada hubungan gigi nekrosis pulpa dengan OAC ? 11. Apa saja gejala OAC ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan (subjektif,objektif dan penunjang) dari kasus di skenario 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi dari kasus di skenario 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gejala klinis dari kasus di skenario 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosis dari kasus di skenario 5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan dari kasus di skenario 6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pencegahan dari kasus di 3