PENDAHULUAN
Mikroenkapsulasi adalah proses fisik dimana bahan aktif (bahan inti), seperti
partikel padatan, tetesan air ataupun gas, dikemas dalam bahan sekunder (dinding),
berupa lapisan film tipis. Proses ini digunakan untuk melindungi suatu zat agar tetap
tersimpan dalam keadaan baik dan untuk melepaskan zat tersebut pada kondisi tertentu
saat digunakan. Ide dasar mikroenkapsulasi berasal dari sel, yaitu permeabilitas selektif
membran sel memberikan perlindungan terhadap inti sel dari kondisi lingkungan yang
berubah-ubah dan berperan dalam pengaturan metabolisme sel. Mikroenkapsulasi yang
berkembang saat ini menggunakan prinsip yang sama untuk melindungi bahan aktif dari
kondisi lingkungan yang tidak mendukung.
1.3. Tujuan
9.4 Kriteria pemilihan komponen formulasi
Tujuan Mikroenkapsulasi atau penyalutan pada umumnya beraneka ragam. Selain formulasi,
perlu pula diperhatikan peralatan dan teknologi yang akan diaplikasikan. Untuk memilih
komponen formulasi dan proses yang akan diterapkan dalam proses Mikroenkapsulasi,
kriteria berikut perlu diperhatikan:
a. Tujuan Mikroenkapsulasi
b. Sifat penghalang dari lapis salut atau matriks
c. Efek formulasi berdasarkan sifat produk yang dibutuhkan
d. Peningkatan proses
e. Masalah lingkungan hidup
a) Tujuan Mikroenkapsulasi
Tujuan Mikroenkapsulasi, diantaranya adalah untuk penutup rasa, pelepasan
enterikatau kebaikan dari enterik, pelepasan tergantung waktu, pertimbangan dalam
merancang sediaan dan lain sebagainya. Penutupan rasa pada partikel obat berukuran
kecil menimbulkan bahwa diameter partikel yang dilalui harus lebih kecil dari 120um.
Untuk partikel yang disalut dengan bahan keras/padat, diameter partikel yang disalut
tersebut kemungkinan lebih kecil dan pilihan ukurannya adalah 80um.
Nilai batas keduanya akan menentukan jenis proses yang akan digunakan atau
diaplikasikan dan bahan salut yang sesuai. Untuk penutupan rasa bahan aktif, sedapat
mungkin bahan aktif tersebut tidak dilepas selama 5-10 menit.
Teknologi yang dapat diaplikasikan untuk tujuan penutupan rasa ini, antara lain,
fluidasasi unggun dengan memperhatikan ukuran partikel yang disalut, kecepatan
fluidasasi, kecepatan penyemprotan dan suhu fluidasasi. Selain itu, dapat pula
Walaupun secara teoritis tampaknya proses Mikroenkapsulasi tidak terlalu sulit, hasil dari
proses Mikroenkapsulasi belum tentu seperti yang diharapkan. Kualitas hasil
Mikroenkapsulasisangat penting karena akan menentukan apakah produk yang terkait dengan
proses dan hasil Mikroenkapsulasi dapat dikelompokkan kedalam masalah masalah yang
menyangkut bahan aktif atau inti, keterbatasan bahan penyalut dan keterbatasan proses.
Enkapsulasi produk makanan relatif lebih sedikit, akan tetapi prospek pengembangannya
pada masa mendatang sangat menjanjikan. Teknologi yang diaplikasikan secara luas telah
banyak dipublikasikan, terutama menyangkut masalah dan optimalisasi proses. Oleh sebab
itu, penting sekali untuk mengidentifikasi sumber-sumber permasalahan sebagai berikut :
Bentuk partikel
Sedikit sekali bahan inti farmasetik yang akan disalut berbentuk sferis. Sebagian besar
bentuk tidak teratur dengan pinggiran tajam, berbentuk seperti jarum, pelat, serpihan
dan lain sebagainya. Hasil ini akibat dari proses kristalisasi yang belum dikendalikan
secara optimal atau akibat penghalusan ukuran yang dilakukan dengan cara
penghancuran dan penggilingan. Oleh karena itu, pada waktu penyalutan ada bagian
penting yang tersalut dalam lapisan sangat tipis, dan hal ini dapat mempengaruhi pola
pelepasan bahan berkhasiat. Oleh karena itu, diperlukan lapisan penyalut yang lebih
tebal untuk memberikan perlindungan dan pelepasan dari partikel tidak teratur
tersebut.
Partike berbentuk bandar dapat disalut dengan cara yang lebih mudah. Oleh sebab itu,
untuk Partikeberbentuk tidak teratur harus diubah terlebih dahulu menjadi bentuk
lebih teratur (bundar). Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti granulasi,
modifikasi kristalisasi kristal, pencetakan/pengempaan dengan tekanan, atau ekstruksi
dan penyalutan bahan aktif dengan pembawa sehingga berbentuk bandar.
Membundar kan bentuk fisik kristal ini dapat pula dilakukan dengan cara pengempaan
menggunakan tekanan, seperti hal nya pada tablet dan aglomerasi dalam drum
putar/berputar. Penyemprotan bahan aktif pada inti yang berbentuk bulat
diaplikasikan secara luas pada teknologi fluidisasi unggun, terutama bahan aktif yang
sangat poten.
Perubahan fisikokimia
Perubahan kristalinitas atau morfologi bahan aktif dapat terjadi selama proses,
misalnya transformasi kristal menjadi beberapa bentuk kristal (polimorf). Senyawa
yang mengandung rantai hidrokarbon panjang relatif tidak mengandung gugus polar
kuat. Sebagai contoh, senyawa trigliserida yang mempunyai 3-4 bentuk kristal, hanya
satu saja bentuk kristal yang stabil. Oleh sebab itu, proses mungkin dapat mengubah
bentuk kristal, baik bahan aktif atau eksipien menjadi bentuk dengan energi tinggi
sehingga terbentuk senyawa yang kurang stabil. Bentuk yang kurang stabil ini pada
saat penyimpanan dapat mengalami transformasi menjadi bentuk yang lebih stabil,
sehingga dapat mengubah ketersediaan hayati sediaan farmasi pada waktu
penyimpanan.
Peraturan perundangan
Salah satu kriteria penggunaan polimer dalam sediaan farmasi adalah polimer
harus memenuhi persyaratan keamanan (GRAS) untuk digunakan dalam sediaan
farmasi, makanan dan kosmetik. Banyak polimer inert di saluran cerna, tetapi
belum tentu dapat digunakan karena ada kriteria keamanan lainnya yang perlu
diperhatikan, seperti batas sisa Pelarut dan monomer yang terdapat dalam polimer
salut.
Permeabilitas lapis salut hanya akan bertahan dalam waktu terbatas karena tidak
mungkin lapis tipis memberikan perlindungan terhadap air dan oksigen untuk
jangka waktu lama terutama untuk partikel berukuran lebih kecil dari 100um.
Yang dimaksud dengan jangka waktu lama di sini adalah 1 jam jika lapis salut
menunjukkan ketebalan yang sama atau kurang dari diameter partikel.
Formulasi
Formulasi adalah formulasi larutan salut untuk sistem fluidisasi atau sistem
penyalutan panci partikel padat dan formulasi untuk teknologi lain pada proses
Mikroenkapsulasi, seperti penyalutan dengan sistem Pelarut air dan organik.
Formulasi dalam pengertian menggunakan sistem Pelarut, baik air maupun
organik, pada proses Mikroenkapsulasi telah menyatu dengan proses yang
dilakukan.
Pada saat Pelarut menguap, ada kecenderungan bahan penyalut mengkonversi diri
dari satu bentuk gel menjadi bentuk gel yang lain pada konsentrasi polimer
tertentu. Gelasi yang diikuti peningkatan konsentrasi polimer akan meningkat kan
terbentuk nya struktur jaringan dimana secara individual jarak molekul semakin
dekat, gelasi juga akan dipercepat dengan penurunan suhu yang akan mengurangi
mobilitas dengan gerakan rantai polimer.
3. Keterbatasan proses
Disebabkan oleh banyak faktor, seperti hubungan antara satu variabel proses dengan
variabel lainnya tidak selalu berlangsung secara linear seperti yang diharapkan. Salah
satu hal yang perlu diperhatikan dan diteliti dadi hasil proses Mikroenkapsulasiadalah
konsistensi pola pelepasan bahan aktif dari sediaan, karena andai kata terjadi
transformasi polimorfisme bahan aktif maupun eksipien selama waktu penyimpanan,
kemungkinan ketersediaan hayati dapat berubah seiring dengan waktu.
Perhitungan massa dan kesetimbangan panas harus dilakukan pada semua proses,
jika mungkin dari sejak awal, karena proses prosedur selalu ditingkatkan menuju
proses yang lebih baik dan lebih ekonomis