Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Mikroenkapsulasi adalah proses fisik dimana bahan aktif (bahan inti), seperti
partikel padatan, tetesan air ataupun gas, dikemas dalam bahan sekunder (dinding),
berupa lapisan film tipis. Proses ini digunakan untuk melindungi suatu zat agar tetap
tersimpan dalam keadaan baik dan untuk melepaskan zat tersebut pada kondisi tertentu
saat digunakan. Ide dasar mikroenkapsulasi berasal dari sel, yaitu permeabilitas selektif
membran sel memberikan perlindungan terhadap inti sel dari kondisi lingkungan yang
berubah-ubah dan berperan dalam pengaturan metabolisme sel. Mikroenkapsulasi yang
berkembang saat ini menggunakan prinsip yang sama untuk melindungi bahan aktif dari
kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

Metode fisik dari mikroenkapsulasi meliputi spray drying, spray cooling/chiling,


freeze drying, spinning disk, fluidized bed, extrusion dan co-crystallization. Proses
mikroenkapsulasi secara kimia adalah interfacial polymerization. Proses
mikroenkapsulasi baik secara fisik maupun kimi diantaranya fase pemisahan, enkapsulasi
molekular dan liposome entrapment.

Mikroenkapsulasi merupakan salah satu cara untuk memberikan proteksi terhadap


senyawa antioksidan yaitu dengan mengubah senyawa antioksidan cair menjadi bentuk
padat (mikrokapsul) sehingga lebih stabil atau mampu melindungi ingridient yang
sensitif terhadap panas, cahaya dan oksigen.

Penerapan mikroenkapsulasi secara komersial bermula dari pembuatan salinan


kertas tanpa kertas karbon oleh National Cash Register. Salinan tercetak ketika tekanan
pena memecah mikrokapsul yang mengandung prekursor pewarna yang kemudian diikuti
reaksi kimia antara prekursor pewarna di bagian atas halaman dan sumber asam di
halaman bagian bawah sehingga terbentuk gambar atau tulisan. Gelatin digunakan
sebagai bahan mikrokapsul dan bahan aktif yang digunakan adalah prekursor pewarna.

Penelitian dan publikasi mengenai teknologi mikroenkapsulasi telah banyak


dilakukan dan diterbitkan di berbagai belahan dunia dalam kurun waktu 60 tahun terakhir
ini. Namun hingga saat ini, masih banyak bidang untuk dikembangkan dengan berbagai
modifikasi pada metoda, pemilihan bahan sebagai mikrokapsul maupun bahan yang
dimikroenkapsulasi. Penulisan ini ditujukan untuk memberikan gambaran umum
mengenai teknologi mikroenkapsulasi yang diterapkan dalam industri pangan, manfaat
yang diperoleh, kelebihan maupun kekurangan dalam penerapan, dan perkembangannya
dewasa ini.

1.2. Rumusan masalah

1.3. Tujuan
9.4 Kriteria pemilihan komponen formulasi

Tujuan Mikroenkapsulasi atau penyalutan pada umumnya beraneka ragam. Selain formulasi,
perlu pula diperhatikan peralatan dan teknologi yang akan diaplikasikan. Untuk memilih
komponen formulasi dan proses yang akan diterapkan dalam proses Mikroenkapsulasi,
kriteria berikut perlu diperhatikan:

a. Tujuan Mikroenkapsulasi
b. Sifat penghalang dari lapis salut atau matriks
c. Efek formulasi berdasarkan sifat produk yang dibutuhkan
d. Peningkatan proses
e. Masalah lingkungan hidup

a) Tujuan Mikroenkapsulasi
Tujuan Mikroenkapsulasi, diantaranya adalah untuk penutup rasa, pelepasan
enterikatau kebaikan dari enterik, pelepasan tergantung waktu, pertimbangan dalam
merancang sediaan dan lain sebagainya. Penutupan rasa pada partikel obat berukuran
kecil menimbulkan bahwa diameter partikel yang dilalui harus lebih kecil dari 120um.
Untuk partikel yang disalut dengan bahan keras/padat, diameter partikel yang disalut
tersebut kemungkinan lebih kecil dan pilihan ukurannya adalah 80um.
Nilai batas keduanya akan menentukan jenis proses yang akan digunakan atau
diaplikasikan dan bahan salut yang sesuai. Untuk penutupan rasa bahan aktif, sedapat
mungkin bahan aktif tersebut tidak dilepas selama 5-10 menit.
Teknologi yang dapat diaplikasikan untuk tujuan penutupan rasa ini, antara lain,
fluidasasi unggun dengan memperhatikan ukuran partikel yang disalut, kecepatan
fluidasasi, kecepatan penyemprotan dan suhu fluidasasi. Selain itu, dapat pula

9.6 Masalah terkait proses Mikroenkapsulasi

Walaupun secara teoritis tampaknya proses Mikroenkapsulasi tidak terlalu sulit, hasil dari
proses Mikroenkapsulasi belum tentu seperti yang diharapkan. Kualitas hasil
Mikroenkapsulasisangat penting karena akan menentukan apakah produk yang terkait dengan
proses dan hasil Mikroenkapsulasi dapat dikelompokkan kedalam masalah masalah yang
menyangkut bahan aktif atau inti, keterbatasan bahan penyalut dan keterbatasan proses.
Enkapsulasi produk makanan relatif lebih sedikit, akan tetapi prospek pengembangannya
pada masa mendatang sangat menjanjikan. Teknologi yang diaplikasikan secara luas telah
banyak dipublikasikan, terutama menyangkut masalah dan optimalisasi proses. Oleh sebab
itu, penting sekali untuk mengidentifikasi sumber-sumber permasalahan sebagai berikut :

1. Masalah terkait bahan aktif atau inti


Inti hasil Mikroenkapsulasi dapat berupa partikel padat yang disalut atau sistem cair
(larutan, suspensi, emulsi) yang memadat selama proses Enkapsulasi. Teknologi yang
banyak diaplikasikan pada saat ini untuk tujuan perlindungan dan memodifikasi
pelepasan bahan aktif adalah penyalutan menggunakan teknologi dan suspensi udara.
Oleh sebab itu, dipasaran banyak sekali tersedia bahan baku yang sudah disalut
seperti vitamin B1, vitamin C, ibuprofen, paracetamol salut(untuk menutupi rasa) dan
lain sebagainya.
Diantara faktor penting bahan inti yang akan disalut yang perlu diperhatikan adalah
bentuk kristal, perubahan fisikokimia, zat-zat yang sangat mudah larut dan rentang
ukuran distribusi partikel yang disalut.

Bentuk partikel
Sedikit sekali bahan inti farmasetik yang akan disalut berbentuk sferis. Sebagian besar
bentuk tidak teratur dengan pinggiran tajam, berbentuk seperti jarum, pelat, serpihan
dan lain sebagainya. Hasil ini akibat dari proses kristalisasi yang belum dikendalikan
secara optimal atau akibat penghalusan ukuran yang dilakukan dengan cara
penghancuran dan penggilingan. Oleh karena itu, pada waktu penyalutan ada bagian
penting yang tersalut dalam lapisan sangat tipis, dan hal ini dapat mempengaruhi pola
pelepasan bahan berkhasiat. Oleh karena itu, diperlukan lapisan penyalut yang lebih
tebal untuk memberikan perlindungan dan pelepasan dari partikel tidak teratur
tersebut.
Partike berbentuk bandar dapat disalut dengan cara yang lebih mudah. Oleh sebab itu,
untuk Partikeberbentuk tidak teratur harus diubah terlebih dahulu menjadi bentuk
lebih teratur (bundar). Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti granulasi,
modifikasi kristalisasi kristal, pencetakan/pengempaan dengan tekanan, atau ekstruksi
dan penyalutan bahan aktif dengan pembawa sehingga berbentuk bandar.
Membundar kan bentuk fisik kristal ini dapat pula dilakukan dengan cara pengempaan
menggunakan tekanan, seperti hal nya pada tablet dan aglomerasi dalam drum
putar/berputar. Penyemprotan bahan aktif pada inti yang berbentuk bulat
diaplikasikan secara luas pada teknologi fluidisasi unggun, terutama bahan aktif yang
sangat poten.

Perubahan fisikokimia
Perubahan kristalinitas atau morfologi bahan aktif dapat terjadi selama proses,
misalnya transformasi kristal menjadi beberapa bentuk kristal (polimorf). Senyawa
yang mengandung rantai hidrokarbon panjang relatif tidak mengandung gugus polar
kuat. Sebagai contoh, senyawa trigliserida yang mempunyai 3-4 bentuk kristal, hanya
satu saja bentuk kristal yang stabil. Oleh sebab itu, proses mungkin dapat mengubah
bentuk kristal, baik bahan aktif atau eksipien menjadi bentuk dengan energi tinggi
sehingga terbentuk senyawa yang kurang stabil. Bentuk yang kurang stabil ini pada
saat penyimpanan dapat mengalami transformasi menjadi bentuk yang lebih stabil,
sehingga dapat mengubah ketersediaan hayati sediaan farmasi pada waktu
penyimpanan.

Distribusi ukuran partikel


Dalam USP ada kriteria tentang distribusi ukuran partikel, misalnya d60/d10, rentang
variasi mulai dari 1,5 sampai paling tinggi 5. d60 adalah diameter terkait dengan
ukuran, dimana 60% berat bahan lebih kecil dari ukiran diameter yang dinyatakan,
sedangkan d10 adalah diameter dimana 10% dari bahan berukuran lebih kecil dari
ukuran yang dinyatakan. Rentang distribusi ukuran partikel yang terlalu lebar,
kadang-kadang menyebabkan partikel halus melengket pada dinding partikel
berukuran besar. Aliran udara selama proses penyalutan mungkin ideal untuk partikel
berukuran besar, tetapi mungkin juga terlalu cepat untuk partikel halus. Hal ini akan
sangat mempengaruhi pola pelepasan obat karena hanya mikrokapsulmonodispersi
yang akan memberikan kinetika pelepasan menurut kinetika orde nol secara konstan.

Zat yang sangat larut


Apabila suatu sediaan yang disalut dengan lapis tipis polimer dicelupkan kedalam air,
akan segera terbentuk lapisan gradien air disekelilinglapis salut. Air akan ditranspor
melalui dinding dinding dengan kecepatan tetap sesuai dengan koefisien difusi dan
kelarutan dalam dinding. Selanjutnya, air akan melarutkan bahan aktif. Tekanan
didalammikrokapsul akan meningkat. Apa yang akan terjadi selanjutnya tergantung
pada sifat-sifat dinding.
Prinsip ini telah dikembangkan oleh Alza Corporation untuk mengembangkan sediaan
pompa osmotik dengan prinsip polimer penyalut ditambah polimer lain dalam matriks
tablet inti untuk menarik air dan memelar. Prinsip ini sebetulnya memanfaatkan
tekanan osmotik tinggi dari senyawa berbobot molekul rendah oleh zat yang sangat
mudah larut.

2. Masalah keterbatasan salut


Dalam menelaah penggunaan polimer untuk lapis salut, ada 3 hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
 Masalah peraturan perundangan yang membatasi penggunaan polimer untuk
tujuan farmasi, makanan dan kosmetik
 Masalah adhesi dan melengket nya bahan penyalut selama proses penyalutan,
yang tidak hanya bergantung pada polimer tipis, tetapi juga pada formulasi
dan teknologi yang diaplikasikan selama proses penyalutan
 Masalah permeabilitas lapis salut sangat menentukan dalam pemilihan
polimer, apakah tujuan penyalutan untuk potensi, modifikasi pelepasan bahan
aktif atau untuk tujuan lainnya.

Peraturan perundangan

Salah satu kriteria penggunaan polimer dalam sediaan farmasi adalah polimer
harus memenuhi persyaratan keamanan (GRAS) untuk digunakan dalam sediaan
farmasi, makanan dan kosmetik. Banyak polimer inert di saluran cerna, tetapi
belum tentu dapat digunakan karena ada kriteria keamanan lainnya yang perlu
diperhatikan, seperti batas sisa Pelarut dan monomer yang terdapat dalam polimer
salut.

Adhesi dan pelengketanpolimer

Mikroenkapsulasi menggunakan Pelarut air dan Pelarut organik menimbulkan


masalah perolehan kembali polimer salut akibat pelengketan polimer selama
proses dan selama pengeringan. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya
pelengketan perlu ditambahkan serbuk seperti aerosil, tak atau amilum.
Permeabilitas lapis salut

Permeabilitas lapis salut hanya akan bertahan dalam waktu terbatas karena tidak
mungkin lapis tipis memberikan perlindungan terhadap air dan oksigen untuk
jangka waktu lama terutama untuk partikel berukuran lebih kecil dari 100um.
Yang dimaksud dengan jangka waktu lama di sini adalah 1 jam jika lapis salut
menunjukkan ketebalan yang sama atau kurang dari diameter partikel.

Formulasi

Formulasi adalah formulasi larutan salut untuk sistem fluidisasi atau sistem
penyalutan panci partikel padat dan formulasi untuk teknologi lain pada proses
Mikroenkapsulasi, seperti penyalutan dengan sistem Pelarut air dan organik.
Formulasi dalam pengertian menggunakan sistem Pelarut, baik air maupun
organik, pada proses Mikroenkapsulasi telah menyatu dengan proses yang
dilakukan.

Desolvasi dan gelasilapis salut

Pada saat Pelarut menguap, ada kecenderungan bahan penyalut mengkonversi diri
dari satu bentuk gel menjadi bentuk gel yang lain pada konsentrasi polimer
tertentu. Gelasi yang diikuti peningkatan konsentrasi polimer akan meningkat kan
terbentuk nya struktur jaringan dimana secara individual jarak molekul semakin
dekat, gelasi juga akan dipercepat dengan penurunan suhu yang akan mengurangi
mobilitas dengan gerakan rantai polimer.

3. Keterbatasan proses
Disebabkan oleh banyak faktor, seperti hubungan antara satu variabel proses dengan
variabel lainnya tidak selalu berlangsung secara linear seperti yang diharapkan. Salah
satu hal yang perlu diperhatikan dan diteliti dadi hasil proses Mikroenkapsulasiadalah
konsistensi pola pelepasan bahan aktif dari sediaan, karena andai kata terjadi
transformasi polimorfisme bahan aktif maupun eksipien selama waktu penyimpanan,
kemungkinan ketersediaan hayati dapat berubah seiring dengan waktu.

KetidaklinieranPada sebagian besar proses


Ketebalan salut dan permeabilitas umumnya bukan merupakan fungsi linear dari
variabel proses. Hal ini terutama terjadi pada proses Mikroenkapsulasiyang
menggunakan fase kontinu cair. Oleh sebab itu, dalam setiap proses harus diusahakan
rentang variabel yang menghasilkan produk yang bervariasi sempit.

Interaksi salut, inti, dan bahan yang diproses


Pada proses Mikroenkapsulasi menggunakan monomer reaktif, seperti polimerisasi
antarmuka, monomer kemungkinan bereaksi pula dengan bahan aktif selama proses
konservasi dan pembasahan substrat inti sangat penting.

Kinetika pelepasan orde nol atau pelepasan konstan


Pelepasan bahan berkhasiat dari mikrokapsul dan mikropartikel merupakan fenomena
transportmassa yang melibatkan difusi molekul obat dari daerah konsentrasi tinggi
menuju daerah konsentrasi rendah dari lingkungan sekitar.

Konsistensi sifat pelepasan


Konsistensi profil pelepasan dari setiap bets awal harus dibandingkan dengan profil
pelepasan betssetelah penyimpanan dalam jangka waktu tertentu. Parameter penting
yang mempengaruhi kinerja penghalang harus diidentifikasi dan dipantau. Hal ini
akan lebih krisis lagi bila menggunakan bahan alam dimana selalu ditemukan
variabilitas antar bets, waktu panen, dan sumber lain. Variasi antara satu bets dengan
bets lain dapat memengaruhi kinerja produk.

 Parameter yang mempengaruhi kualitas produk


Parameter proses yang harus dikendalikan bergantung pada jenis proses. Untuk
penyalutan dengan sistem fluidisasi unggun hal berikut perlu dikontrol dan dipantau
untuk mendapatkan proses yang reprodusibel dan menghasilkan produk yang
memenuhi spesifikasi.
o Kecepatan pemompaan larutan penyalut
o Tekanan udara menuju nozel
o Tekanan cairan pada nozel udara
o Suhu, kecepatan aliran, dan kelembapan udara di fluidisasi
o Suhu unggun yang disalut dan udara keluar
o Penurunan tekanan sepanjang permukaan unggun dan sepanjang penyaring.
 Untuk proses Mikroenkapsulasi secara koaservasi, hal hal yang perlu dikontrol dan
dipantau adalah :
o pH
o Suhu bets
o Kecepatan pengadukan
o Kecepatan penambahan komponen
o Ukuran tetesan dan partikel
o Suhu jaket pemanas/pendingin
 Untuk proses penyalutan disket spin, hal yang perlu dipantau adalah:
o Kecepatan putaran disket.
o Suhu aliran penyalut
o Kecepatan penambahan partikel yang akan disalut
o Kecepatan penambahan aliran penyalut
o Suhu disket atau tenaga menuju disket
o Suhu pendingin suplai udara dan kecepatan suplai udara pendingin

Massa dan kesetimbangan panas

Perhitungan massa dan kesetimbangan panas harus dilakukan pada semua proses,
jika mungkin dari sejak awal, karena proses prosedur selalu ditingkatkan menuju
proses yang lebih baik dan lebih ekonomis

Anda mungkin juga menyukai