Anda di halaman 1dari 15

Studi Literatur dari Sekolah Mengenai Penggunaan Buku Ajar dan Bahan Ajar atau

Modul Pembelajaran

KELOMPOK I

NAMA MAHASISWA :
ISTI ULFA PARINDURI (4163121007)

MAYA AULIYA RAHMA (4163121008)

RIA DHEANA (4162121003)

SINTIA (4161211024)

DOSEN PENGAMPU : Dr. Nurliana Marpaung, M.Si.

MATAKULIAH :FISIKA SMA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2018

i
KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai literature
yang digunakan di SMA Negeri 1 Deli Tua. 

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

Medan, Februari 2018

Penulis 

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................i


Kata Pengantar …………………………………………………….ii

Daftar Isi .............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...............................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS...........................................................3

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................9

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan...................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau
menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa
mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus,
materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi pokok”. Menjadi
tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap.
Selain itu bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang
dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya yang ditinjau dari pihak guru dan cara
mempelajarinya dari pihak siswa. Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum
masalah yang dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan
penyajian dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran. Masalah lainnya yang
berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar tersebut didapatkan.

Biasanya baik siswa, orang tua maupun guru cenderung menganggap sumber bahan ajar
hanya dititikberatkan pada buku. Keberadaan buku memang sangat membantu dalam proses
pembelajaran, namun jangan sampai hanya berpedoman pada buku. Karena masih banyak
sumber bahan ajar yang lain selain buku yang dapat digunakan. Bukupun tidak harus satu macam
dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai
sumber bahan ajar. Namun selain buku, sumber bahan ajar lainnya dapat didapatkan dari
internet, jurnal, majalah, koran, CD interaktif, lingkungan dan masih banyak lagi yang digunakan
sebagai sumber belajar.

Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru
memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu
mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar
yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa. Berkenaan dengan buku
sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku.

Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar
untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan
memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan
prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah
pemilihan, pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran. Sehingga guru akan lebih
mendapatkan kemudahan dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Begitu juga dengan
siswa akan lebih mudah menerima materi pelajaran tersebut. Selain itu siswa bisa mendapatkan
wawasan dan pengetahuan yang lebih luas dibandingkan sebelumnya dikarenakan sumber bahan
ajarnya tidak hanya satu jenis saja.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bahan ajar apa saja yang digunakan saat proses pembelajaran kelas X IPA SMAN 1
Deli Tua ?
2. Bagaiman kesesuaian bahan ajar yang digunakan dengan kurikulum yang berlaku di
SMAN 1 Deli Tua ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui bahan ajar apa saja yang digunakan saat proses pembelajaran kelas X
IPA SMAN 1 Deli Tua
2. Untuk mengetahui kesesuaian bahan ajar yang digunakan dengan kurikulum yang berlaku
di SMAN 1 Deli Tua

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting karena berawal dari
pendidikan terciptalah sumberdaya manusia yang tangguh dan mampu mengadakan perubahan
menuju pembangunan bangsa dan negara yang lebih maju. Namun kondisi pendidikan Indonesia
saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan, meskipun telah mengalami beberapa kali
pergantian kurikulum, tetapi kualitas pendidikan masih tertinggal dengan negara lain. Peran serta
sekolah sangat diperlukan dalampenyelenggaraan pendidikan, dalam hal ini partisipasi guru
dalam pengambilan keputusan merupakan faktor penting dalam perubahan penyelenggaraan
pendidikan. Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Guru perlu memahami bahwa apapun yang dilakukan di
ruang kelas saat pembelajaran berlangsung mempunyai pengaruh, baik positif atau negatif
terhadap kualitas dan hasil pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Uno (2008: 47) yang
menyatakan merupakan keharusan setiap orang yang terlibat dalam penerapan dan pelaksanaan
suatu program pengajaran memperlihatkan kegairahan, kerja sama, kesediaan menolong, dan
minat terhadap bahan ajar, apabila siswa merasakan atau benar-benar melihat ungkapan atau
sikap positif sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran, penyajian bahan ajar menjadi kompetensi utama seorang
guru dalam mendesain aktivitas dan kemampuan berpikir seperti apa yang harus dikuasai siswa.
Dalam bahan ajar, guru telah memastikan sejauh mana tingkat kesiapan siswa dalam pencapaian
tujuan dan pengalaman belajar. Untuk menambah pengalaman siswa, guru harus selalu aktif dan
kreatif berperan sebagai fasilitator yang inspiratif.

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis (cetak) maupun bahan tidak tertulis (non cetak/online). Bahan yang termasuk sumber
informasi, alat dan teks yang diperlukan guru dalam menyajikan materi dan keterampilan yang
harus dimiliki siswa. Sumber informasi materi dan kegiatan ini terdiri dari seperangkat materi
yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan
atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

Beberapa asumsi tentang arti penting kedudukan bahan ajar khususnya, rancangan
pembelajaran pada umumnya, yaitu: membantu belajar secara perorangan; (2) memberikan
keleluasaan penyiapan pembelajaran jangka pendek dan jangka panjang; (3) rancangan bahan
ajar yang sistematis memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan sumber daya manusia
secara perorangan; (4) memudahkan pengelolaan proses belajar mengajar secara sistematis; dan
(5) memudahkan belajar.

3
Sebagai fokus pembelajaran, bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis,
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar,
mengantisipasi kesulitan siswa, menyajikan banyak latihan dan rangkuman.

Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis
dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1).
Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah
intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses
pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni
berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya.

Karakteristik Bahan Ajar

Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah maupun perguruan tinggi,
contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan buku teks pelajaran.
Jenis-jenis buku tersebut tentunya digunakan untuk mempermudah peserta didik untuk
memahami materi ajar yang ada di dalamnya.

Sesuai dengan penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Guruan Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun
2003, bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand
alone, adaptive, dan user friendly.

Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan
diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self instructional,
maka di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan
akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan

bahan ajar akan memudahkan siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi
pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.

Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau
subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. Jadi sebuah
bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku secara utuh untuk
memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.

Ketiga, stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung
pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
Artinya sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain.

4
Keempat, adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang sekiranya dapat
menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau lebih khususnya
perkembangan ilmu dan teknologi.

Kelima, user friendly yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu
dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan
mengakses sesuai dengan keinginan. Jadi bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan
pembaca untuk mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat
siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran sebagai
berikut.

1. Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan
materi pembelajaran.

2. Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik atau mengukur
penguasaannya terhadap materi yang diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas
dan sejenisnya.

3. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan
lingkungan siswa.

4. Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar
ketika belajar secara mandiri.

Jenis- jenis Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki beragam jenis, ada yang cetak maupun noncetak. Bahan ajar cetak
yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku, modul, brosur, dan lembar kerja
siswa. Di bawah ini akan diuraikan penjelasan terkait jenis-jenis bahan ajar.

a) Handout

Handout adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada peserta didik ketika mengikuti
kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga yang yang mengartikan handout sebagai bahan
tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Guru dapat membuat
handout dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang
akan dicapai oleh siswa. Saat ini handout dapat diperoleh melalui download internet atau
menyadur dari berbagai buku dan sumber lainnya.

b) Buku

5
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis
terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku disusun dengan menggunakan bahasa
sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku
akan sangat membantu guru dan siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan sesuai dengan
mata pelajaran masing-masing

Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut.

1. Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian
ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.

2. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya
cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

3. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam
melaksanakan proses pengajaran.

4. Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran
dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang akan diajarkan.

c) Modul

Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri
tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul harus berisi tentang petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihan
soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan

terhadap evaluasi. Dengan pemberian modul, siswa dapat belajar mandiri tanpa harus
dibantu oleh guru.

d) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa
sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan
mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu siswa juga
dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk

memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta
tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.

e) Buku Ajar

Buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan
tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dan pengertian moderen dan yang umum
dipahami.

6
f) Buku Teks

Buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu,
yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud
dan tujuan-tujuan instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi
dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga
dapat menunjang suatu program pengajaran.

Bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disc audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disc
dan film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CIA (Computer
Assisted Intruction), compact disc (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar
berbasis web (web based learning materials).

Fungsi Bahan Ajar

Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar bagi siswa untuk menjadi pedoman dalam
proses pembelajaran dan merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari.

Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaiana hasil pembelajaran. Bahan ajar
yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi
pelajaran, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi dan respon terhadap
hasil evaluasi .

Karakteristik siswa yang berbeda berbagai latar belakangnya akan sangat terbantu dengan
adanya kehadiran bahan ajar, karena dapat dipelajari sesuai dengan kemampuan yang
dimilki sekaligus sebagai alat evaluasi penguasaan hasil belajar karena setiap hasil belajar
dalam bahan ajar akan selalu dilengkapi dengan sebuah evaluasi guna mengukur penguasaan
kompetensi.

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, pembelajaran individual,
dan pembelajaran kelompok.

1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:

a. Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran
(dalam hal ini, siswa bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan siswa dalam belajar).

b. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain :

7
a. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.

b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam
memperoleh informasi.

c. Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.

3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:

a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan
informasi tentang latar belakan materi, onformasi tentang peran orang-orang yang terlibat
dalam pembelajaran kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya
sendiri.

b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa,
maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

8
BAB III

PEMBAHASAN

2.1. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dilakukan di kelas X SMAN 1 Deli Tua. Pada penelitian
ini, dilakukan wawancara pada seorang guru bernama Bapak Drs. Natsir yang merupakan
guru fisika kelas X.

2.2. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMAN 1 Deli Tua

Alamat Sekolah : Jl. Pendidikan, Deli Tua Timur

Nama Narasumber : Drs. Natsir Barus

Waktu : 13 Februari 2018

2.3. Hasil Penelitian

Buku yang digunakan di SMAN 1 Deli Tua adalah buku Fisika SMA yang diterbitkan
oleh Erlangga, namun dalam pengajarannya guru tidak hanya menggunakan buku
tersebut melainkan memiliki bahan ajar tersendiri. Buku yang digunakan dalam mata
pelajaran fisika hanya satu sumber yaitu buku Fisika SMA dari penerbit Erlangga. Di
SMAN 1 Deli Tua, pada tahun ajaran 2013-2016 siswa tidak difsilitasi dengan modul
pembelajaran melainkan hanya menggunakan buku ajar dan LKS.

Materi ajar yang disajikan berupa defenisi suatu konsep, sekumpulan rumus-rumus,
contoh soal, dan latihan soal. Dengan adanya buku ajar, keterampilan dan pengetahuan
dasar siswa telah diperoleh sebelum masuk ke kelas, sehingga di kelas dapatdimanfaatkan
untuk kegiatan pemantapan ingatan, pemahaman konsep, berfikir kritis, dan
pengembangan pengetahuan.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan penilitian yang kami lakukan di SMAN 1 Deli Tua, sampai saat ini
masih menggunakan buku dan LKS sebagai bahan ajar. Bahan ajar cetak tersebut hanya
berisi contoh-contoh soal beserta materi pendukung juga pembahasannya.

Buku yang digunakan dalam mata pelajaran fisika hanya satu sumber yaitu buku
Fisika SMA dari penerbit Erlangga. Di SMAN 1 Deli Tua, pada tahun ajaran 2013-2016
siswa tidak difsilitasi dengan modul pembelajaran melainkan hanya menggunakan buku
ajar dan LKS.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Digilib.unila.ac.id. diakses tanggal 27 Februari 2018.

Susilawati. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Bermuatan Lifeskill Untuk Siswa SMA.

Jurnal Fisika Indonesia No: 54, Vol XVIII

Kuswandari, M. 2013. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA

SMADENGANPENDEKATAN KONTEKSTUALPADA MATERI


PENGUKURANBESARAN FISIKA. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol.1 No.2

11

Anda mungkin juga menyukai