Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PSIKOLOGI

“KEPRIBADIAN”

DISUSUN OLEH:

NAMA : RISTI DEWI

NIM : PO7120319048
PRODI : DIV KEPERAWATAN (A)

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah yang berjudul “Kepribadian” ini dapat tersusun hingga selesai. Pembuatan
makalah ini bertujuan guna memenuhi tugas Mata kuliah Psikiologi.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
sebagai refrensi tambahan dalam mempelajari mata kuliah Psikologi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................
B. TUJUAN....................................................................................................................
C. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. MODEL DOK............................................................................................................
B. TUJUAN DOKUMENTASI......................................................................................
C. TEKNIK PENCATATAN DOKUMENTASI...........................................................
D. TEKNIK DOKUMENTASI......................................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN..........................................................................................................
B. SARAN......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian adalah merupakan sikap dan perilaku seseorang yang terlihat
oleh orang lain di luar dirinya. Sikap dan perilaku itu memberi gambaran mengenai
sifat-sifat khas, watak, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki sebagai isi
kepribadianseseorang.
Kepribadian adalah kualitas secara keseluruhan dari seseorang yang tampak
dari cara-cara berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikap, minat dan
kepercayaan.
Secara psikologi, kepribadian sebagai struktur dan proses-proses kejiwaan
tetap yang mengatur pengalaman-pengalaman seseorang dan membentuk tindakan-
tindakan dan respons terhadap lingkungannya dengan cara yang berbeda dengan
orang lain
Apabila seorang ahli antropologi, sosilogi, atau psikologi berbicara mengenai
“pola kelakukan manusia”, maka yang dimaksudkan adalah kelakuan dalam arti yang
sangat khusus, yaitu kelakukan organisme manusia yang ditentukan oleh naluri,
dorongan-dorongan, refleks-refleks, atau kelakukan manusia yang tidak lagi
dipengaruhi dan ditentukan oleh akalnya dan jiwanya, yaitu kelakuan manusia yang
membabi-buta.
Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku
atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia itu, adalah apa yang disebut
“kepribadian” atau personality.
Konsep kepribadian rupa-rupanya telah menjadi konsep yang demikian
luasnya, sehingga konsep ini menjadi suatu konstruksi yang tidak mungkin
dirumuskan dalam satu definisi yang tajam tetapi yang dapat mencakup
keseluruhannya.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaiamana definisi kepribadian?


2. Apa saja tipe tipe kepribadian?
3. Bagaimana cara mengukur kepribadian?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu kepribadian


2. Mengenal tipe tipe kepribadian
3. Memahami cara mengukur kepribadian

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi kepribadian

Defenisi mengenai kepribadian itu tidak hanya berbeda dengan arti yang
melekat pada konsep itu dalam bahasa sehari-hari. Dalam bahasa populer istilah
“kepribadian” juga berarti ciri ciri watak yang konsisten, sehingga seorang
individu memiliki suatu identitas yang khas. Kalau dalam bahasa sehari hari kita
mengatakan bahwa seseorang memiliki kepribadian, yang dimaksudkan ialah
bahwa individu tersebut memilik beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara
konsisten dan konsekuen, yang menyebabkan bahwa ia memiliki identitas yang
berbeda dari individu individu lainnya.
Konsep kepribadian yang lebih tajam tetapi seragam agakanya belum ada
karena konsep tersebut sangat luas dan merupakan suatu kontruksi yang sukar
dirumuskan dalam satu definisi yang tajam tetapi mencangkup seluruhnya. Oleh
karena itu, bagi kita yang belajar antropolgi, kirany cukup apabila untuk sementara
kita gunakan saja defenisi yang masih “kasar” tersebut diatas, dan penggunaan
defenisi definisi yang lebih tajam untuk keperluan analisa yang lebih mendalam
sebaiknya kita serahkan kepada para ahli pisikologi saja.

B. Tipe Tipe Kepribadian

Masing-masing manusia memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda.


Ada yang berkarakter lembut,ramah, periang, dan ada pula yang berbanding
terbalik dengan karakter itu seperti berkarakter keras kepala, pemalu dan lain
sebagainya. Ada banyak tipe kepribadian, seperti diungkapkan oleh parah ahli,
diantaranya adalah Hiprocates dan Gelanus, C.G. Jung, Gerart Heymans, dan
Eduard Spranger. Masing masing ahli ini memandang dan memberikan pendapat
tentang tipe kepribadian dari sudut pandang yang berbeda.
1. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut Hiprocates dan Gelanus
Hiprocates dan Gelanus membagi tipe-tipe kepribadian menjadi empat
bagian, yaitu:
a. Sanguinis
Tipe kepribadian sanguinis ditandai dengan sifat hangat, lincah,
bersemangat, meluap-luap, dan pribadi yang menyenangkan.
Pengaruh/kejadian luar dengan gampang masuk ke pikiran dan perasaan
yang meledak-ledak. Orang sanguinis sangat ramah kepada orang lain,
sehingga dia biasanya dianggap seorang yang sangat eksrovert.
Kekuatan:
 Suka bicara
 Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
 Antusias dan ekspresif
 Ceria dan penuh rasa ingin tahu
 Hidup di masa sekarang
 Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
 Berhati tulus dan kekanak-kanakan
 Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
 Umumnya hebat di permukaan
 Mudah berteman dan menyukai orang lain
 Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
 Menyenangkan dan dicemburui orang lain
 Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
 Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang
membosankan
 Menyukai hal-hal yang spontan

Kelemahan:
 Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
 Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
 Susah untuk diam
 Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain
(suka nge-Gank)
 Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
 RKP (Rentang Konsentrasi Pendek)
 Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban
(awalnya saja antusias)
 Mudah berubah-ubah
 Susah datang tepat waktu jam kantor
 Prioritas kegiatan kacau
 Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan
dengan tuntas
 Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah
masalahnya
 Egoistis
 Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
 Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save
money".
b. Koleris
Tipe kepribadian koleris tampil hangat, serba cepat, aktif, pasif,
berkemauan keras, dan sangat independen. Dia cenderung tegas dan
berpendirian keras, dengan gampang dapat membuat keputusan bagi
dirinya dan bagi orang lain. dia tidak butuh digerakan dari luar, malah
mempengaruhi lingkungannya dengan gagasan-gagasannya, rencana,
tujuan, dan ambisinya yang tak pernah surut.
Kekuatan:
 Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
 Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
 Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
 Bebas dan mandiri
 Berani menghadapi tantangan dan masalah
 "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik
dari hari ini"
 Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
 Mendelegasikan pekerjaan dan Orientasi berfokus pada produktivitas
 Membuat dan menentukan tujuan
 Terdorong oleh tantangan dan tantangan
 Tidak begitu perlu teman
 Mau memimpin dan mengorganisasi
 Biasanya benar dan punya visi ke depan
 Unggul dalam keadaan darurat

Kelemahan:

 Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)


 Senang memerintah
 Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
 Menyukai kontroversi dan pertengkaran
 Terlalu kaku dan kuat/ keras
 Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
 Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
 Sering membuat keputusan tergesa-gesa
 Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang
lain
 Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
 Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya)
 Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
 Mungkin selalu benar tetapi tidak populer
c. Melankolis
Tipe kepribadian melankolis adalah suka berkorban, analisis,
betipe perfektionis dengan sifat emosi yang sangat sensitif. Tidak seorang
pun yang dapat menikmati keindahan karya seni melebihi seorang
melankolis. Apabila sedang bergembira maka sifatnya lebih ekstrovert.
Namun, apabila sedang murung, maka ia bisa menjadi seorang yang
begitu antagonis.
Kekuatan:
 Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
 Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
 Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
 Sensitif
 Mau mengorbankan diri dan idealis
 Standar tinggi dan perfeksionis
 Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
 Hemat
 Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu
kreatif)
 Kalau sudah mulai, dituntaskan.
 Berteman dengan hati-hati.
 Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
 Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi
 Sangat memperhatikan orang lain
Kelemahan:

 Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)


 Mengingat yang negatif & pendendam
 Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
 Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
 Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
 Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
 Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
 Hidup berdasarkan definisi
 Sulit bersosialisasi
 Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
 Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
 Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
 Memerlukan persetujuan
d. Phlegmatis
Seseorang yang memiliki tipe kepribadian phlegmatis adalah
seorang yang hidupnya tenang, gampangan, tak pernah merasa terganggu
sehingga dia hampir tak pernah marah. Dia adalah seorang dengan tipe
yang mudah bergaul , dan paling menyenangkan diantara semua
temperamen. Baginya hidup adalah suatu kegembiraan, dan kadang
menjauh dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Dia begitu tenang dan
agak diam, sehingga tak pernah kelihatan terhasut, bagaimanapun
keadaan sekitarnya.
Kekuatan:
 Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh
 Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
 Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
 Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
 Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya
terorganisasi
 Penengah masalah yg baik
 Cenderung berusaha menemukan cara termudah
 Baik di bawah tekanan
 Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
 Rasa humor yg tajam
 Senang melihat dan mengawasi
 Berbelaskasihan dan peduli
 Mudah diajak rukun dan damai

Kelemahan:

 Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru


 Takut dan khawatir
 Menghindari konflik dan tanggung jawab
 Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
 Terlalu pemalu dan pendiam
 Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
 Kurang berorientasi pada tujuan
 Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
 Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
 Tidak senang didesak-desak
 Menunda-nunda / menggantungkan masalah.
2. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut C.G. Jung
C.G Jung membagi kepribadian ke dalam dua tipe, yaitu:
a) Ekstrovert
Orang yang memiliki Kepribadian Ekstrovert  adalah orang yang
perhatiannya diarahkan ke luar dari dirinya. Ciri ciri atau sifat yang
dimiliki oleh orang ekstrovert adalah ia lancar dalam berbicara, mudah
bergaul, tidak malau mudah menyesuaikan diri, ramah dan suka
berteman.

b) Introvert

Orang yang memiliki kepribadiannya Introvert merupakan


kebalikan dari kepribadian ekstrovert. Perhatiannya lebih mengarah pada
dirinya. Sifat yang dimiliki oleh orang yang berkpribasian seperti ini
adalah cendrung diliputi kekhawatiran, mudah malu dan canggung, lebih
senang bekerja sendiri, sulit menyesuiakan diri dan jiwanya agak tertutup.

3. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut Gerart Haymens


Gerart Haymens menggolongkan kepribadian ke dalam tujuh tipe
yaitu:
a. Gapasioneerden
Ciri orang yang memiliki kepribadian seperti ini akan terlihat sifat
antara lain selalu bersikap keras, ambisius, egois, dan emosional. Selain
itu sifat yang terlihat dari orang yang mempunyai kepribadian ini antara
lain memiliki rasa kekeluargaan yang baik, dan suka menolong yang
lemah.
b. Cholerici
Sifat yang terlihat dari orang yang memiliki kepribadian seperti ini
antara lain orangnya agresif, giat bekerja, pemberani, optimistis,  dan suka
pada hal hal yang bersifat nyata. Selain itu ciri lainnya adalah bahwa
orang ini mempunyai sifat boros dan suka bertindak ceroboh.
c. Sentimentil
Ciri-cirinya adalah emosional, pintar berbicara, senang dengan
kehidupan alam, dan tidak suka keramaian.
d. Nerveuzen
Sifat yang terlihat dari kepribadian semacam ini adalah mudah naik
darah,  suka memprotes, tidak mau berfikir panjang, dan tidak pendendam.

e. Flegmaciti
Sifat yang terlihat pada orang yang memiliki kepribadian ini adalah
antara lain selalu bersikap tenang dan sabar, tekun bekerja, memiliki
pemikiran yang luas, rajin dan cekatan.
f. Sanguinici
Orang yang memiliki kepribadian sanginici memiliki sifat seperti
anak-anak. Sifat yang terlihat antara lain sukar atau plinlan dalam
mengambil keputusan, ragu ragu dalam bertindak dan suka menyendiri.
g. Amorfem
Sifat yang terlihat dari tipe kepribadian ini adalah intelektualnya
kurang, picik,  tidak praktis, tidak punya jati diri dan terombang ambing.
4. Tipe-Tipe Kepribadian Menurut Eduard Spranger
Eduard menggolongkan tipe-tipe kepribadian seseorang berdasarkan
sikap manusia yang hidup di dalam masyarakat. Tipe-tipe kepribadian tersebut
antara lain :
a. Manusia Politik
Seseorang yang memiliki kepribadian seperti ini cendrung
mempunyai sifat ingin menguasai orang lain, dan setiap langkanya selalu
berbau hal politik.
b. Manusia Ekonomi
Orang yang memiliki tipe kepribadian seperti ini segala sesuatunya
dipertimbangkan dengan hitung-hitungan bisnis. Kalau kita ingin
mengetahui orang orang bertipe  kepribaidan ekonomi kita bisa melihat
pada ras china yang hidup di negara kita ini. Kebanyakan para etnik china
ini selalu mencari hal hal baik dan berpotensi bisnis.
c. Manusia Sosial
Orang yang memiliki kepribadian ini biasanya mudah dan suka
bergaul (supel), suka menolong, dan rela berkorban untuk orang lain.

d. Manusia Seni
Orang yang memiliki kepribadian seni adalah orang yang jiwanya
dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan. Untuk melihat orang yang
memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit. Kita bisa melihat para
musisi, penyanyi, pelukis dan lain sebagainya, atau kita bisa melihat
orang orang yang dalam kesehariannya menghabiskan waktunya untuk
keindahan.
e. Manusia Agama
Orang yang memiliki kepribadian agama, yang terpenting bagi
mereka adalah menghambakan diri dan menghabiskan hidupnya demi
Tuhan Yang Maha Kuasa. Orang yang memiliki kepribadian seperti ini
antara lain para ulama, pastur, pendeta dan pemuka atau tokoh tokoh
agama lainnya.
f. Manusia Teori
Ciri-ciri dari orang yang memili kepribadian teori antara lain ia
adalah seorang pemikir, suka membaca, dan mengabdi pada ilmu.

C. Mengukur Kepribadian

Melakukan pengukuran terhadap kepribadian seseorang bertujuan untuk


dapat mengetahui corak kepribadian secara pasti dan terinci. Dengan mengetahui
corak atau tipe kepribadian seseorang, berarti pengenalan kita terhadap dirinya
menjadi lebih sempurna, sehingga proses pendidikannya dapat disesuaikan dan
lebih lancar. Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari
(self-report) kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran
kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrumen yang
menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau
menyelidiki kepribadian. Berikut ini adalah beberapa diantaranya :
1. Observasi Direct
Observasi menilaian kepribadian dengan cara
mengganti/memperhatikan langsung tingkah laku serta kegiatan yang
dilakukan oleh yang bersangkutan, terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja,
dan juga hasilnya. Observasi direk berbeda dengan observasi biasa. Observasi
direk mempunyai sasaran yang khusus , sedangkan observasi biasa mengamati
seluruh tingkah laku subjek. Observasi direk memilih situasi tertentu, yaitu
saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang hendak diteliti,
sedangkan observasi biasa mungkin tidak merencanakan untuk memilih
waktu.
Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau
dapat dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan
sebagainya. Ada tiga tipe metode dalam observasi direk yaitu:
a. Time Sampling Method
Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode
waktu tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya
respons, atau aspek tertentu.
b. Incident Sampling Method
Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah
laku dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin berupa
catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu menangis,
pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam pencatatan tersebut hal-
hal yang menjadi perhatian adalah tentang intensitasnya, lamanya, juga
tentang efek-efek berikut setelah respons.
c. Metode Buku Harian Terkontrol
Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang
tingkah laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan
sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang
marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah
orang dewasa yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar
ada pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti
mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang
dinilai. Dalam psikologi kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis
wawancara, yakni:
a. Stress interview
Stress interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang
dapat bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan
juga untuk mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali
menyeimbangkan emosinya setelah tekanan-tekanan ditiadakan.
Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah, kemudian
dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar.
b. Exhaustive Interview
Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat
lama; diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti
para tersangka dibidang kriminal dan sebagai pemeriksaan taraf ketiga.

3. Tes Proyektif
Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan
menggunakan tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya
melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada
dasarnya memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk
memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan, dapat dikatakan pula
tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
Jika kepada subjek diberikan tugas yang menunut penggunaan
imajinasi, kita dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia
merasa dan berpikir. Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung
menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi) kepribadiannya untuk
melakukan tugas yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:
a. Tes Rorschach
Tes yang dikembangkan oleh seorang dokter psikiatrik Swiss, Hermann
Rorschach, pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang masing-
masing menampilkan bercak tintan yang agak kompleks. Sebagian bercak
itu berwarna; sebagian lagi hitam putih. Kartu-kartu tersebut diperlihatkan
kepada mereka yang mengalami percobaan dalam urutan yang sama.
Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal apa yang dilihatnya tergambar
dalam noda-noda tinta itu. Meskipun noda-noda itu secara objektif sama
bagi semua peserta, jawaban yang mereka berikan berbeda satu sama lain.
Ini menunjukkan bahwa mereka yang mengalami percobaan itu
memproyeksikan sesuatu dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat jawaban
yang diberikan peserta itu memberikan petunjuk mengenai susunan
kepribadiannya.
b. Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)
Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT),
dikembangkan di Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun
1930-an. TAT mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian
adalah reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai ilustrasi
buku atau majalah. Para peserta diminta mengarang sebuah cerita
mengena tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya. Mereka diminta
membuat sebuah cerita mengenai latar belakang dari kejadian yang
menghasilkan adegan pada setiap gambar, mengenai pikiran dan perasaan
yang dialami oleh orang-orang didalam gambar itu, dan bagaimana
episode itu akan berakhir. Dalam menganalisis respon terhadap kartu
TAT, ahli psikologi melihat tema yang berulang yang bisa
mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik cara seseorang
melakukan hubungan antarpribadinya.
4. Inventori Kepribadian
Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu
untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner
ini mirip wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama
untuk setiap orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang
mudah dinilai, seringkali dengan bantuan komputer. Menurut Atkinson dan
kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang untuk menilai
dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau beberapa
sifat kepribadian secara keseluruhan.
Investori kepribadian yang terkenal dan banyak digunakan untuk
menilai kepribadian seseorang diantaranya:
a. Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi emosional,
gejala fisik dan psikologis, serta pengalaman masa lalu. Subjek menjawab
tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, “salah”, atau “tidak dapat
mengatakan”. Pada prinsipnya, jawaban mendapat nilai menurut
kesesuaiannya dengan jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang
memiliki berbagai macam masalah psikologi. MMPI dikembangkan guna
membantu klinis dalam mendiagnosis gangguan kepribadian. Para
perancang tes tidak menentukan sifat mengukurnya, tetapi memberikan
ratusn pertanyaan tes untuk mengelompokkan individu. Tiap kelompok
diketahui berbeda dari normalnya menurut kriteria tertentu. Kelompok
kriteria terdiri atas individu yang telah dirawat dengan diagnosis gangguan
paranoid. Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum pernah
didiagnosis menderita masalah psikiatrik, tetapi mirip dengn kelompok
kriteria dalah hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, dan variabel
penting lain.
b. Rorced-Choice Inventories
Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk
klasifikasi tes yang volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek
dapat memilih pilihan yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua pilihan
itu benar, tidak ada yang salah (sumadi,1980). Subjek, dalam hal ini,
diminta memilih pilihan yang lebih disukai, lebih sesuai, lebih cocok
dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan hidupnya.
c. Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)
H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian Rosanoff
(Sumadi,1980). Menurut teori ini, kepribadian memiliki enam komponen,
yang lebih banyak bertolak dari keragaman abnomal, yaitu:
1) Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya
lebih mengarah pada khayalan.
2) Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan angan
bahwa dirinya penting.
3) Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.
4) Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan pesimisme.
5) Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal.
6) Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.

5. Biografi dan Autobiografi


Riwayat hidup yang ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri
(authobiografi) dapat juga untuk menilai kepribadian. Sejenis authobiografi
yang paling sederhana dapat dibuat oleh murid-murid dengan judul tulisan
pengalaman yang tak terlupakan atau cita-citaku setelah tamat sekolah dan
lain sebagainya.

6. Catatan Harian
Catatan harian seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-
hari, dapat juga dianalisis dan dijadikan bahan penelitian kepribadian
seseorang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjabaran para ahli bisa diambil kesimpulan bahwa, kepribadian


manusia itu terbentuk dari proses pembelajaran ataupun yang memang ada sejak lahir
atau berupa naluri dan dorongan yang bersifat alami.
Dan kadang-kadang pembentukan pribadi seseorang ada juga yang
berdasarkan pengalaman dimasa kanak-kanak, yang mana adanya pola pengasuhan
oleh orang tua serta naluri alami yang memang memberikan respon ketika mengalami
dan mempelajari sesuatu.
Sebagaimana unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam pembentukan
kepribadian manusia, yang dihimpun menjadi satu, juga tidak berasal dari naluri saja,
tetapi juga pembelajaran. Karena dalam alam bawah sadar manusia berbagai
pengetahuan larut dan terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang seringkali
tercampur aduk tidak teratur.

B. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, apabila ada kesalahan baik dalam penulisan

ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon maaf.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan M. Umar. 2004. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu

Kartini Kartono. 1999. Teori Kepribadian. Bandung: Alumni

Koswaro, E. 1991. Teori–Teori Kepribadian. Bandung: PT. Erisco

Sumadi, S.1980. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai