2,
ISSN: 2476-9703
APRIL, 2017
INFORMASI ARTIKEL A B S T R AK
Penulis: Indonesia
Purniadi Putra
Pendahuluan:
Dosen Program Studi PGMI, Internalisasi pendidikan karakter pada Pembelajaran IPA
Institut Agama Islam dalam model konstruktivisme siswa aktif menyusun sendiri
Sultan Muhammad Syafiuddin konsep IPA dalam struktur kognitifnya, dengan cara
Sambas, Kalimantan Barat
mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata
Email: siswa melalui pengamatan dan percobaan sehingga
usupurniadi@yahoo.com terbentuk nilai karakter siswa. Metode: penelitian ini
dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Kata Kunci: Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di MIN Sebebal
Internalisasi; Kabupaten Sambas yang berjumlah 30 siswa. Hasil:
Pendidikan Karakter; Pendidikan karakter pembelajaran IPA di Madrasah
Ilmu Pengetahuan Alam;
Konstruktivisme
Ibtidaiyah Negeri Sebebal Kabupaten Sambas dalam
pelaksanakan terdapat tiga tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. Nilai karakter yang
Halaman: 75-88 ditumbuh kembangkan adalah: mandiri, kesadaran diri, dan
kerjasama.
English
Introduction: Internalization of character education in
science learning in constructivism model of students actively
compose their own concept of IPA in its cognitive structure,
by linking the material learned with the students' real life
through observation and experiment so as to form student
character value. Method: This research using qualitative
descriptive approach. The subjects of this study were the
students of grade V in MIN Sebebal Sambas district, which
amounted to 30 students. Result: Educational character of
science learning in Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sebebal
Sambas District in implementing there are three stages of
planning, implementation, evaluation and follow-up. The
Internaslisasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran IPA Melalui Model Konstruktivisme…, Oleh: Purniadi Putra: 75-88 76
memperoleh tujuan tidak hanya ditentukan perilaku lulusan pendidikan saat ini.
oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, Ketimpangan makin meningkatnya tawuran
sumber daya manusianya. Bahkan ada yang remaja lainnya terutama di kota-kota besar,
dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa fenomena suporter sepak bola, penggunaan
manusia itu sendiri. (Abdul Majid dan Dian narkoba, dan lain-lain. (Muchlas Samani &
bukunya Thomas Lickona, (2015:344), ditulis oleh Masnur Muslich, (2013), ada
ketahui sekarang bahwa mungkin yang kita diwaspadai karena jika tanda-tanda ini
ketahui lebih baik di masa lalu, ukuran yang sudah ada, berarti sebuah bangsa sedang
paling penting dari sebuah bangsa bukan menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda
Ukuran yang paling penting dari sebuah penggunaan bahasa dan kata-kata yang
bangsa adalah terlihat dari karakter memburuk, (c) pengaruh peer-group yang
salah satu tran topik pendidikan yang saat penggunaan narkoba, alkohol dan seks
ini mendapat sorotan dan perhatian yang bebas, (e) semakin kaburnya pedoman moral
banyak baik dari pemerintah, civitas baik dan buruk, (f) menurunnya etos kerja,
akademik maupun masyarakat. Terlebih (g) semakin rendahnya rasa hormat kepada
77 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 2, April 2017
orang tua dan guru, (h) rendahnya rasa pengorbanan (religion without sacrifice); (g)
tanggung jawab individu dan warga Negara, politik tanpa prinsip (politic without principle).
(i) membudayanya ketidakjujuran, dan (j) Furqan dalam Abdul Majid & Dian
adanya rasa saling curiga dan kebencian Andayani, 2013:54) menegaskan bahwa
merambah kemana-mana, dan bahkan yang tetapi lebih menekankan kepada intelektual.
lebih tragis lagi anak kita yang masih duduk Kedua, kondisi lingkungan (budaya dan
di bangku sekolah pun sudah dapat saling sosial) yang kurang mendukung dalam
menyakiti di jalanan. Lebih jauh lagi kini pembangunan karakter yang baik.
antar anak bangsa saja sudah saling curiga Banyak faktor yang menyebabkan
etnis, agama, dan kelas sosial yang marak di Hal ini dapat dilihat dari perilaku atau etika
media sosial saat ini. Bahkan ada indikasi siswa dalam belajar; mudah putus asa jika
yang lebih buruk lagi walaupun baru sebuah belum bisa, tidak jujur dalam belajar, kurang
indikasi yakni munculnya kondisi yang oleh dapat menghargai pendapat teman, kurang
founding father-nya India. Mahatma Ghandi demokratis, tidak disiplin dalam belajar,
(dalam Abdul Majid & Dian Andayani, 2013: tidak mandiri dalam belajar, dan juga kurang
53) disebut sebagai tujuh dosa yang kreatif. Pada pembelajaran Agama Islam
mematikan (the seven deadly sins) yaitu (a) misalnya, siswa kurang biasa menunjukkan
without work); (b) kesenangan tanpa hati membaca tetapi tidak memahami makna
without character); (d) bisnis tanpa moralitas dengan cara yang digunakan untuk
(commerce without ethic); (e) ilmu menyelesaikan soal, dan cepat menyerah
without humanity); (f) agama tanpa soal tersebut. Dari kesehari-harian prilaku
Internaslisasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran IPA Melalui Model Konstruktivisme…, Oleh: Purniadi Putra: 75-88 78
atau etika siswa di kelas yang demikian Lickona, menurutnya karakter adalah “a
pendidikan karakter secara komprehesif, conceived has three interrelated parts: moral
dapat diperoleh dari beberapa pengertian knowing, moral feeling, and moral
norma, budi pekerti dan moral hal ini di (good character) meliputi pengetahuan
dirumuskan dalam berbagai konsep yang komitmen (niat) terhadap kebaikan dan
Secara etimologis, kata “karakter” Dengan kata lain, karakter mengacu kepada
bisa berarti tabiat, sifat kejiwaan, akhlak atau serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap
budi pekerti yang membedakan seseorang (attitudes), dan motivasi (motivations), serta
dengan yang lain atau watak. (Tim Redaksi perilaku (behaviors) dan ketrampilan (skills).
Menurut Doni Koesoema, (2007), Sweet Ph.D (2004) dalam zubaedi bahwa
orang yang berkarakter berarti orang yang character education is the deliberate effort to help
memiliki watak, kepribadian, budi pekerti, people. Care about. And act upon core ethcal
atau akhlak. Dengan makna seperti ini, value (pendidikan karakter adalah usaha
berarti karakter identik dengan kepribadian sengaja untuk membantu memahami, peduli
atau akhlak. Kepribadian merupakan ciri tentang dan melaksanakan nilai-nilai etika
atau karakteristik atau sifat khas dari diri inti. (Zubaedi, 2013).
misalnya keluarga pada masa kecil dan juga adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu
terdiri dari nilai operatif, nilai dalam aktivitas manusia, baik dalam rangka
suatu nilai dalam tindakan, suatu disposisi dirinya, dengan sesama manusia maupun
batin yang dapat diandalkan untuk dengan lingkungan alam sekitar, yang
menanggapi situasi dengan cara yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
menurut moral itu baik. Karakter yang terasa perkataan, dan perbuatan berdasarkan
demikian memiliki tiga bagian yang saling norma-norma agama, hukum, tata krama,
berhubungan: pengetahuan moral, perasaan budaya, dan adat istiadat. Dari konsep
moral, dan perilaku moral. (Thomas Lickona, karakter ini muncul konsep pendidikan
mendidik anak agar dapat mengambil yang diterapkan di sekolah. Adapun nilai-
keputusan bijak dan mengaplikasikan dalam nilai pendidikan karakter yang diterapkan di
hal tersebut dalam kehidupan keseharian sekolah yaitu mandiri, jujur, disiplin,
anak sehingga mereka dapat memberikan tanggungjawab, rendah hati, toleransi, dan
nilai universal yang mana seluruh agama, pendidikan di sekolah yang mengarah pada
tradisi, dan budaya pasti menjunjung tinggi pencapaian pembentukan karakter dan
nila-nilai tersebut. Nilai-nilai universal ini akhlak mulia peserta didik secara utuh,
harus dapat menjadi perekat bagi seluruh terpadu, dan seimbang, sesuai dengan
belakang budaya, suku, dan agama. (Ratna pendidikan karakter diharapkan peserta
dipahami, bahwa karakter identik dengan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia
yang universal yang meliputi seluruh (Ovan Ardy Wiyana, 2012). Para ahli dalam
Internaslisasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran IPA Melalui Model Konstruktivisme…, Oleh: Purniadi Putra: 75-88 80
yang terdapat pada setiap mata pelajaran demikian seterusnya mengkaitkan antara
diarahkan kepada pendidik dan peserta cara yang satu dengan cara yang lain. Maka
Kegiatan integrasi pendidikan karakter salah IPA merupakan pengetahuan dari hasil
satunya dengan mata pelajaran IPA dapat kegiatan manusia yang diperoleh dengan
pembelajaran IPA sebenarnya terdapat nilai- berupa metode ilmiah dan didapatkan dari
nilai karakter yang belum disadari dan perlu hasil eksperimen atau observasi yang
digali yang nantinya dapat dioptimalkan bersifat umum sehingga akan terus di
dalam membangun karakter peserta didik. sempurnakan. (Abdullah Aly & Eny Rahma,
dapat mengaitkan materi baru ke dalam model pembelajaran yang cocok yaitu
sehingga dapat dikatakan sebagai doing) karena IPA merupakan bagian dari
memahami konsep. Untuk itu diharapkan berpusat pada siswa dan dapat memperkuat
yang sebaik-baiknya dalam memberi sekolah yang melibatkan ketiga hakikat IPA,
permasalahan dalam pembelajaran IPA. berupa fakta, konsep, maupun prinsip tetapi
disusun dengan cara yang khas atau khusus, National Science Educational Standard
81 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 2, April 2017
(NSES) (1996) menyatakan,” learning science Hal ini menunjukkan sikap tidak
is an active process. Learning science is mudah putus asa, sikap hati-hati serta
something student to do, not something that memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
untuk melibatkan segala keterampilan terbentuk karakter yang baik. Melalui sikap
proses yang dimiliki. Sebagai contohnya tidak mudah putus asa, siswa akan berusaha
mengambil data. Ketika anak mengambil mendapatkan hasil yang diinginkan. Melalui
data anak harus jujur terhadap data yang sikap hati-hati yang dimiliki siswa tidak
diambil, artinya anak tidak bisa akan gegabah dalam menanggapi suatu
meskipun data yang diperoleh tidak sesuai siswa akan mampu menghadapi tantangan
akhirnya dibawa sampai pada masa dewasa Sehingga akan mendorong siswa untuk
yang akan membentuk karakter siswa. berinteraksi dan bekerjasama dengan teman
Dengan adanya sikap jujur, maka budaya sebaya. Melalui aktivitas mengembangkan
yang lebih luas, dengan adanya sikap jujur Kerjasama juga akan memupuk rasa peduli
angka korupsi yang semakin merajalela terhadap sesama. Dari beberapa pernyatan
dirinya bahwa apa yang dilakukan sesuai konstruktivisme dalam pembelajaran IPA
dengan prosedur yang ditentukan. yang dapat membiasakan siswa mandiri dan
Internaslisasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran IPA Melalui Model Konstruktivisme…, Oleh: Purniadi Putra: 75-88 82
menemukan permasalahan dalam belajar pengetahuan itu memang berasal dari luar
dan berkerjasama adalah teori akan tetapi dikontruksi dalam diri setiap
konstrukstivisme yaitu model pembelajaran orang. Oleh sebab itu tidak bersifat statis
dan siswa yang aktif menemukan sesuatu Sementara Asis Saefuddin, (2014)
mungkin sangat berbeda dari temanny. membangun tata susunan hidup yang
Asal kata konstruktivisme adalah “to seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah
consrtuct“ yang artinya membangun atau yang siap untuk diambil dan diingat.
bahwa siswa sebagai pembelajar, tidak Dari keterangan di atas dapat ditarik
menerima begitu saja pengetahuan yang kesimpulan bahwa teori ini memberikan
mereka dapat, tetapi secara aktif keaktifan terhadap manusia untuk belajar
bukan dari objek semata, akan tetapi juga sumber daya manusia yang memiliki
potensi melalui proses belajar yang terus Mereka takut bertanya meskipun sudah
dapat mengantisipasi pergeseran dari atau putus asa. Hal ini tampak dari kuis atau
pendidikan yang lebih menekankan aspek tugas yang diberikan guru yang hasilnya
kognitif menuju aspek potensi manusia tidak memuaskan bahkan kadang tidak
secara utuh. Dalam teori belajar dapat diselesaikan. Siswa yang kurang aktif
menekankan aktivitas siswa dari pada bingung, acuh tak acuh, bahkan ada sebagian
pendidik. Pada model konstruktivisme ini siswa yang sama sekali tidak
belajar merupakan suatu proses untuk memperhatikan penjelasan dari guru atau
pembentukan pengetahuan. Pembentukan temannya, cepat putus asa pada saat dalam
ini harus dilakukan individu yang belajar, ia menyelesaikan tugas. Hal ini yang demikian
makna tentang hal-hal yang dipelajari. Guru siswa baik di sekolah maupun di luar
memang dapat dan harus mengambil peran sekolah. Memburuknya karakter tersebut
yang paling menentukan terwujudnya gejala yang dinilai rendah oleh bangsa lain.
belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri. Suyanto, (2001) menambahkan
Konstruktivisme memandang siswa sebagai bahwa peran guru sangat signifikan bagi
dalam mempelajari suatu pengetahuan yang kelas diharapkan dapat tampil sebagai sosok
pengalaman selama ini, siswa yang kurang pertanyaan yang memerlukan jawaban
terbuka apabila mengalami kesulitan dalam secara kreatif, imajinatif, hipotetik dan
belajar baik kepada guru, teman maupun sintetik. Menurut Arikunto (1977), guru
orang lain. Terutama terhadap siswa yang adalah orang yang dipercaya untuk
pembelajaran dapat berhasil, berkualitas dan nilai-nilai karakter yang dikeluarkan oleh
dasar yang secara spesifik mencanangkan maka penulis tertarik untuk membahas
itu setidaknya terlihat dari tujuan yang Pembelajaran IPA Melalui Model
berjamaah, tadarus al-Qur’an, apel pagi dan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran IPA
pengembangan diri antara lain pramuka, Kabupaten Sambas Kalimantan Barat? Apa
beralamat di Jalan Desa Mak Jage Kecamatan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sebebal
Tebas Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas Kalimantan Barat Tujuan
secara implisit terintegrasi dengan kegiatan pendidikan karakter pada pembelajaran IPA
Pada Pembelajaran IPA Melalui Teori pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut.
analisis non statistik atau data yang tidak media dan alat peraga IPA, menggunakan
kata atau kalimat. Adapun posisi peneliti mata pelajaran IPA MIN Sebebal
:15). Lokasi penelitian terletak di jalan Desa pendahuluan (awal), kegiatan inti dan
Mak Jage Kecamatan Tebas Kabupaten kegiatan penutup (akhir). Pada tahapan
Sambas. Pemilihan subjek penelitian evaluasi dan tindak lanjut, evaluasi yang
terhadap pendidik, siswa kelas V dan kepala (uraian terbatas dan isian) dan nontes
materi yang dipelajari sehingga siswa dapat dalam kelas. (2) Membangun kesadaran diri
menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan kesadaran diri dapat ditemukan oleh siswa
dunia nyata untuk menemukan fakta yang manfaat dari memahami kecerdasan
sesuai dengan kajian teori dan menemukan emosional. Salah satu dari keuntungan
makna dari apa yang dipelajarinya dan dalam belajar mengendalikan emosi. Orang
pembelajaran IPA melalui model lain atau mencoba bersikap adil pada orang
Sambas terdiri atas nilai-nilai karakter (1) Pengendalian emosi berasumsi bahwa
Mandiri, adapun nilai karakter kemandirian menyadari perasaan saat-saat tertentu, yaitu
siswa di MIN Sebebal adalah kepercayaan pada saat seseorang mengalami perasaan
membantu siswa untuk berpikir dan bekerja sama dengan teman di kelas pada
mandiri. Selain itu juga pendekatan dalam kelompok kelompok kecil dan
melaksanakan tugas secara sendiri. Adapun dengan orang lain. Mahluk hidup
dapat memunculkan daya inisiatif, kreatif menciptakan bentuk kehidupan yang baru
dan keyakinan anak terhadap kemampuan yang terdiri dari beragam organisme. Alam
pada diri siswa, menumbuhkan sikap dapat bekerjasama, tidak bersaing. Kesuksesan
menerima diri sendiri dan siswa saling adalah sesuatu yang dibagi bersama.
diantara siswa satu dengan yang lain yang ditanamkan yaitu rasa ingin tahu, gemar
87 MUALLIMUNA: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, Volume 2, Nomor 2, April 2017
karakter.
4. KESIMPULAN 1) Mandiri, adapun nilai karakter
Berdasarkan hasil penelitian yang kemandirian siswa di MIN Sebebal
disimpukan ini akan dikemukakan beberapa adalah kepercayaan siswa terhadap
implikasi yang dianggap relevan dengan kemampuan dalam membangun mata
penelitian, implikasi tersebut antara lain pelajaran sendiri.
sebagai berikut : 2) Membangun kesadaran diri kesadaran
a. Pendidikan karakter pembelajaran IPA di diri dapat ditemukan oleh siswa di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sebebal ruang kelas pada saat mereka
Kabupaten Sambas dalam pelaksanakan menemukan manfaat dari memahami
terdapat tiga tahapan yaitu perencanaan, kecerdasan emosional.
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. 3) Kerjasama adalah komponen penting
Pada tahapan perencanaan, meliputi dalam sistem pembelajaran
kurikulum madrasah, pengembangan konstruktif, misalnya bekerja sama
silabus, penyusunan RPP, persiapan dengan teman di kelas pada
bahan/buku ajar, penyiapan media dan pembelajaran mandiri yang biasanya
alat peraga IPA, menggunakan model bekerjasama dalam bentuk kelompok
pembelajaran konstruktivisme. Pada kecil dan otonomi.
tahapan pelaksanaan, pendidik mata
RUJUKAN
pelajaran IPA MIN Sebebal meliputi