Disusun oleh :
Nama : Eka Rahayu Hirmawati
Kelas : 3A
Nim : 20171282
Prodi : D3 keperawatan
0
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Pembing/Tim Penguji
Pembimbing utama : (………….)
Pembimbing pendamping : (………….)
Penguji : (………….)
Mengetahui
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan pengajauan Proposal Penelitian “Hubungan Depresi Dengan
Kualitas Tidur Pasien Deabites Melitus Tipe 2 Di RSUD Rembang ”
Dalam penyusunan Proposal Penelitian ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Eni Pujianti S.KM.,M.,Kes selaku Direktur Akper Krida Husada
Kudus..
2. Icca Narayani S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai Pembimbing Pendamping yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian proposal ini.
3. Seluruh staf dosen dan staf administrasi Jurusan Diploma III keperawatan
yang Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal
yang berjudul “Hubungan Depresi Dengan Kualitas Tidur Pasien Deabites
Melitus Tipe 2 Di RSUD Rembang ” telah memberikan bantuan moril
bagi penulis, baik dalam proses pendidikan maupun dalam penyusunan
proposal ini.
4. Teristimewa dari lubuk hati yang dalam, penulis menghanturkan terima
kasih kepada keluargaku khususnya Bapak dan Ibu tercinta atas segala doa
dan pengorbanan yang diberikan, baik moril maupun kritikan dan saran
yang sifatnya membangun demi perbaikan proposal ini. Semoga proposal
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan terkhusus bagi
penulis.
Penulis
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................7
A. Kerangka Konseptual.........................................................................15
B. Hipotesis Penelitian............................................................................15
C. Definisi Operasional...........................................................................15
D. Desain Penelitian ...............................................................................16
E. Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................16
F. Populasi dan Sampel...........................................................................16
G. Pengumpulan Data..............................................................................17
H. Pengolahan Data.................................................................................18
I. Analisa Data.......................................................................................19
J. Etika Penelitian ..................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas
tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan (WHO, 2010). Selain itu,
diabetes mellitus biasanya juga ditandai dengan hiperglikemia (ADA, 2014).
Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi empat tipe yaitu DM tipe 1, DM tipe
2, DM tipe lain, dan DM gestasional (ADA, 2014). DM tipe 1 disebabkan
oleh reaksi autoimun dimana sistem pertahanan tubuh menyerang sel-sel
beta pankreas. Akibatnya, tubuh tidak bisa lagi memproduksi insulin yang
dibutuhkan. Pada DM tipe 2, tubuh mampu memproduksi insulin tetapi
tidak cukup atau tubuh tidak mampu untuk meresponnya (IDF, 2013). DM
tipe lain adalah salah satu jenis diabetes yang disebabkan oleh adanya
malnutrisi disertai kekurangan protein. Sedangkan DM Gestasional adalah
diabetes yang timbul selama kehamilan (Sudoyo dkk, 2007).
4
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, Indonesia menunjukkan prevalensi
gangguan emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 6,0%.
Provinsi DIY masuk ke dalam peringkat 5 besar dari seluruh provinsi di
Indonesia. Provinsi dengan prevalensi ganguan mental emosional tertinggi
adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan
Nusa Tenggara Timur. Depresi yang dialami oleh pasien diabetes mellitus
akan mencapai 22%-30% dibandingkan pasien penyakit lain, yang berarti
depresi akan lebih parah dua kali lipat jika dialami oleh pasien diabetes
mellitus (Kinder et al, 2006). Penelitian telah menunjukan bahwa dari 80
pasien diabetes mellitus yang datang ke bagian endokrin, sebanyak 31
pasien mengalami gejala depresi, 20 pasien mengalami depresi ringan, 10
pasien mengalami depresi sedang, dan 1 pasien mengalami depresi berat
(Mathew et al, 2012).
Depresi sendiri adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan rasa sedih
berkepanjangan, motivasi menurun, dan kurang tenaga untuk melakukan
kegiatan sehari hari (Budi, 2007). Orang yang mengalami masalah depresi,
suasana hati mengalami penundaan waktu tidur, munculnya tidur REM lebih
awal, sering terbangun, meningkatkan waktu total tidur, perasaan tidur
buruk, dan bangun lebih awal (National sleep foundation, 2006b dalam
Potter & Perry, 2009).
5
Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia (Wahyuningsih dkk, 2010).
Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-
tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya
(Hidayat, 2006). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dan
kuantias tidur seseorang, diantaranya yaitu faktor fisiologis, psikologis, dan
lingkungan (Potter & Perry, 2009). Cemas dan depresi merupakan salah satu
faktor psikologis yang menyebabkan gangguan frekuensi pada tidur
seseorang (Asmadi, 2008). Penelitian telah membuktikan kurangnya jumlah
jam tidur selama 2 malam dapat menyebabkan meningkatnya kadar gula
darah (Arieselia dkk, 2014).
B. Rumusan Masalah
6
C. Tujuan
1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan
kualitas tidur pasien DM tipe 2 di poli penyakit dalam Rsud Rembang
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat depresi pada pasien DM tipe 2 di poli penyakit
dalam Rsud Rembang
b. Mengetahui kualitas tidur pasien DM tipe 2 di poli penyakit dalam
Rsud Rembang
c. Mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel depresi
dengan kualitas tidur pasien DM tipe 2 di poli penyakit dalam Rsud
Rembang
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi perawat
3. Bagi responden
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
progresif seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga
akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. Pada penderita diabetes
melitus tipe 2 memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu
resistensi insulin dan defisiensi insulin.
3. Faktor Resiko
Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2,
berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat
diubah, faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lain. Menurut
American DiabetesAssociation (ADA) bahwa DM berkaitan dengan
faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputiriwayat keluarga dengan
DM (first degree relative), umur ≥45 tahun, etnik, riwayatmelahirkan
bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah
menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan beratbadan rendah
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita
polycystic ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolikmemiliki
riwatyat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit
kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau peripheral rrterial Diseases
(PAD), konsumsi alkohol,faktor stres, kebiasaan merokok, jenis
kelamin,konsumsi kopi dan kafein.
1. Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa
darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%.
2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat
dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau
meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh
darah perifer.
3. Riwayat Keluarga
Diabetes Mellitus Seorang yang menderita Diabetes Mellitus
diduga mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes
merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot
dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus
9
4. Dislipedimia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan
plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering
didapat pada pasien Diabetes.
5. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes
Mellitus adalah > 45 tahun. 6. Riwayat persalinan Riwayat abortus
berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi > 4000gram
6. Faktor Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental
Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi
familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan
meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara
kandung mengalami penyakitini.
7. Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan
peningkatan frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan
peningkatan ini dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan
pengurangan ketidak aktifan fisik, faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan perubahan dari lingkungan tradisional
kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi perubahan-
perubahan dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan
dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan menganggu
metabolisme gula darah terutama pada penderita DM, sehingga
akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan
darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila
mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang Adalah
keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan
plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering
didapat pada pasien Diabetes. 5. Umur Berdasarkan penelitian,
usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah > 45 tahun.
10
11
B. Depresi dan Kualitas Tidur
1. Depresi
adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak
negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental
seseorang . Kondisi depresi adalah reaksi normal sementara terhadap
peristiwa-peristiwa hidup seperti kehilangan orang tercinta. Depresi juga
dapat merupakan gejala dari sebuah penyakit fisik dan efek samping dari
penggunaan obat dan perawatan medis tertentu. Dalam kaitannya dengan
gangguan mental lain, depresi dapat juga menjadi gejala dari gangguan
kejiwaan seperti Gangguan depresi mayor dan distimia
Seseorang dalam kondisi depresi umumnya mengalami perasaan
sedih, cemas, atau kosong; mereka juga cenderung merasa terjebak dalam
kondisi yang tidak ada harapan, tidak ada pertolongan, penuh penolakan,
atau perasaan tidak berharga. Gejala-gejala lain yang mungkin muncul
adalah perasaan bersalah, mudah tersinggung, atau kemarahan[3][4]. Lebih
jauh, individu yang mengalami depresi dapat juga merasa malu atau
gelisah.
Selain perubahan suasana hati, individu dengan gejala depresi
cenderung kehilangan minat untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang
sebelumnya ia anggap menyenangkan; kehilangan napsu makan atau
sebaliknya, makan dengan porsi berlebih. Penderita juga akan kesulitan
untuk berkonsentrasi, mengingat detail-detail umum, membuat
keputusan, ataupun mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan
orang lain. Pengalaman-pengalaman ini dapat mendorong individu untuk
mencoba bunuh diri.
Gejala Insomnia, Hipersomnia, kelelahan, kesakitan, gangguan
pencernaan, dan stamina yang menurun juga kerap ditemukan pada
individu dalam kondisi depresi
Faktor penyebab suatu kondisi depresi meliputi:
12
keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur.
Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan selain oleh faktor jumlah jam
tidur (kuantitas tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur (kualitas tidur).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur yaitu,
faktor fisiologis, faktor psikologis, lingkungan dan gaya hidup. Dari
faktor fisiologis berdampak dengan penurunan aktivitas sehari – hari,
rasa lemah, lelah, daya tahan tubuh menurun, dan ketidak stabilan tanda
tanda vital, sedangkan dari faktor psikologis berdampak depresi, cemas,
dan sulit untuk konsentrasi (Potter dan Perry. 2005).
Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas tidur Pemenuhan
kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda – beda , ada yang yang
dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya. Seseorang bisa tidur
ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya
sebagai berikut, (Asmadi. 2008).
a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan
ia dapat tidur dengan nyenyak, sedangkan untuk
seseorang yang kondisinya kurang sehat (sakit) dan rasa
nyeri , makan kebutuhan tidurnya akan tidak nyenyak
(Asmadi. 2008).
b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi
seseorang untuk tidur. Pada lingkungan bersih, bersuhu
dingin, suasana yang tidak gaduh (tenang), dan
penerangan yang tidak terlalu terang akan membuat
seseorang tersebut tertidur dengan nyenyak, begitupun
sebaliknya jika lingkungan kotor, bersuhu panas, susana
yang ramai dan penerangan yang sangat terang, dapat
mempengaruhi kualitas tidurnya (Asmadi. 2008).
c. Stres
psikologis Cemas dan depresi akan menyebabkan
gangguan pada frekwensi tidur. Hal ini disebabkan
karena kondisi cemas akan meningkatkan norepineprin
darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan
mengurangi tahap IV NREM dan REM (Asmadi. 2008).
13
d. Diet
Makanan yang banyak menandung L – Triptofan seperti
keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan
seseorang mudah tidur. Sebaliknya minuman yang
menandung kafein maupun alkohol akan mengganggu
tidur (Asmadi. 2008).
e. Gaya hidup
Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat pula
memengaruhi kualitas tidur seseorang. Kelelahan tingkat
menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan
pada kelelahan yang berlebih akan menyebabkan periode
tidur REM lebih pendek (Asmadi. 2008).
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
B. Hipotesis
Dari kerangka konsep penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa
penelitian sebagai berikut :
1. Ada hubungan tingkat depresi terhadap kualitas tidur pada pasien dm
tipe 2
2. Ada faktor yang mempengaruhi depresi dengan kualitas tidur
C. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dalam menganalisis masing-masing variabel, maka
perlu dilakukan defenisi operasional variabel independen yaitu :
1. DM tipe 2.
DM tipe 2 , pankreas dapat menghasilkan cukup jumlah insulin untuk
metabolisme glukosa (gula), tetapi tubuh tidak mampu memanfaatkan
secara efisien
15
1. Depresi.
Depresi adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan rasa sedih
berkepanjangan, motivasi menurun, dan kurang tenaga untuk
melakukan kegiatan sehari hari.
Kriteria objektif :
Ya : Jika merasa sedih
Tidak : Jika tidak
2. Kualitas Tidur
Tidur adalah suatu kebutuhan untuk mengistirahatkan tubuh, tidur
yang baik semestinya 7-8 jam dalam sehari, apaka pada kondisi pasieb
dm tipe 2 ssah tidur, tidak maksimal. Ssering terbangun, dan mimpi
buruk saat tidur.
Ya : jika mengalami
Tidak : jika bisa tidur
D. Desain Penelitian
2. Sampel
16
sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat
mewakili karakteristik populasi yang dikenal sebelumnya. Adapun
kriteria sampel penelitian sebagai berikut :
a. Kriteria inskluasi
1) Pasien yang bersedia untuk diteliti.
2) Pasien yang dapat diajak berkomunikasi.
3) Pasien yang sehat jasmani dan rohani.
b. Kriteria eksklusi
1) Pasien yang tidak bersedia untuk diteliti.
2) Pasien yang tidak dapat diajak berkomunikasi.
3) Pasien yang tidak sehat jasmani dan rohani.
3. Cara pengambilan sampel.
G. Pengumpulan data
1. Cara pengumpulan data
17
3. Jenis dan sumber data.
a. Data Primer
b. Data Sekunder.
H. Pengolahan data
1. Editing
2. Koding.
3. Tabulasi.
18
4. Penetapan Skor
I. Analisa data
J. Etika penelitian.
1. Informasi consents
2. Anomity
3. Confidentiality ( kerahasiaan )
19
DAFTAR PUSTAKA
Jenita DT. D. (2014). Peran faktor-faktor psikologis terhadap depresi pada pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal psikolgi. Vol. 41 No.1. Yogyakarta.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta.
20