Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON ASSET, DAN NET

PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN DIVIDEN


PER SHARE SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar
di BEI Periode 2014-2016)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh
HANIF SAFITRI
B200140344

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018

i
iii
ii
iii
iviii
PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON ASSET, DAN NET PROFIT
MARGIN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN DIVIDEN PER SHARE
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI Periode 2014-2016)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh earning per share,
return on asset, net profit margin terhadaphargasahamdengandividen per share sebagai
variable moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2014 sampai 2016. Sebanyak 57 sampel diperoleh
dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode regresi linier
berganda untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa earning per share
berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan return on asset, net profit margin, dividen
per tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dividen per share tidak dapat memoderasi
hubungan antara earning per share, return on asset, net profit margin terhadap harga
saham.

Kata kunci: dividen per share, earning per share, harga saham, net profit margin return
on asset.

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of earnings per share, return
on asset, net profit margin to share price with dividend per share as moderation variable.
The population in this research is LQ 45 company listed in Indonesia Stock Exchange for
period 2014 until 2016. A total of 57 samples obtained by purposive sampling method.
This research uses multiple linear regression method for data analysis. The results
showed that earnings per share affect the stock price, while return on assets, net profit
margin, dividend per share does not affect the stock price. Dividends per share can not
moderate the relationship between earnings per share, return on assets, net profit margin to
stock prices.

Keywords: dividen per share, earning per share, harga saham, net profit margin return
on asset.

1. PENDAHULUAN
Menurut Sunariyah (2003:5) pasar modal secara umum adalah suatu sistem
keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan
semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga
yang beredar. Dipasar modal Indonesia diperdagangkan sekuritas jangka panjang antara
lain saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi,

1
obligasi Negara, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka dan reksa dana
(Tandelilin (2010:30)).
Seorang investor dalam berinvestasi melalui saham harus mempertimbangkan
mengenai harga saham. Harga saham yang relative stabil dan pergerakan yang
cenderung naik menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut baik dan memberikan
keuntungan untuk berinvestasi didalamnya (Sari,Lili Angga dan Santoso, Bambang
Hadi, 2017). Pengertian harga saham itu sendirir adalah harga yang terjadi dipasar
bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentutakn oleh
permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan (Jogiyanto,2008:143). Menurut
Riyanto (2011: 240) harga saham ada 3 macam yaitu : (1) harga nominal adalah harga
yang tertera dalam sertifikat saham, (2) harga perdana adalah harga saham pada saat
dicatat di bursa efek untuk pertama kalinya, dan (3) harga pasar adalah harga jual
saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran investor tidak lagi melibatkan
emiten dan penjamin emisi. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:4).
Menurut Hanafi dan Halim (2012:81) net profit margin merupakan rasio untuk
menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada
tingkat penjualan tertentu. Abdullah (2005 : 56) menyatakan bahwa rasio marjin laba
bersih digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah
penjualan terntentu, rasio ini yang umumnya dipakai dibandingkan dengan marjin laba
kotor dan marjin laba operasi, mengingat laba yang dihasilkan adalah laba bersih
perusahaan.
Menurut Darmaji (2011: 127) dividen adalah pembagian sisa laba bersih
perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Besarnya jumlah dividen yang diperoleh oleh investor untuk
per lembar saham yang dimiliki dapat dilihat dalam rasio Dividend Per Share (DPS).
Menurut Syamsuddin (2011:75) dividend per share menggambarkan berapa jumlah
pendapatan per lembar saham yang akan didistribusikan. Dengan adanya rasio dividend
per share yang tinggi maka menunjukkan bahwa laba yang dihasilkan perusahaan
tinggi, sehingga menunjukkan kesejahteraan perusahaan bagus. Dengan demikian maka
para investor akan tertarik untuk membeli saham pada perusahaan tersebut karena
deviden yang dibagikan tinggi, sehingga jika permintaan meningkat maka harga saham
akan naik.

2
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Yanti, Ni Putu Nova Eka dan
Suryanawa, I Ketut (2013) yang berjudul Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga
Saham dengan Dividend Per Share Sebagai Variabel Moderasi dengan menambah
variable independen yaitu Return On Assets, dan Net Profit Margins. Sehingga
penelitian ini akan diberi judul “PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON
ASSET, NET PROFIT MARGIN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN
DIVIDEN PER SHARE SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN
LQ45 PERIODE 2014-2016”.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dari sumber yang telah ada.
Sumber data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dalam situs resminya
yaitu www.idx.co.id. Data yang diperoleh berupa laporan keuangan perusahaan LQ
45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016.
Berdasakan data yang digunakan maka jenis dari penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis.
2.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tergabung dalam LQ
45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014 – 2016. Sampel
dalam penelitian ini ditentukan dengan mengunakan teknik purposive sampling.
Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang terdaftar di indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2016, perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keuangan auditan periode
2014-2016 secara berturut – turut, perusahaan yang terdaftar secara konsisten
dalam Indeks LQ 45 periode 2014 – 2016, perusahaan yang masuk dalam indeks
LQ 45 yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap sesuai dengan variable
yang akan diteliti, dan perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan
satuan mata uang rupiah.

3
2.3 Definisi dan Operasional Variabel
2.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini merupakan harga saham. Harga
saham itu sendiri adalah harga yang terjadi dipasar bursa pada saat tertentu
yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentutakn oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan (Jogiyanto,2008:143).
Harga Saham = harga penutupan limahari setelah terbitnyalaporan
keuangan.
2.3.2 Variabel independen
Variabel independen merupakan variable yang mempengaruhi variable
dependen, baik positif maupun negative. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu :
2.3.2.1. Earning Per Share
Menurut Tandelilin (2010:374), earning per share merupakan
rasio yang menunjukkan bagian laba perusahaan untuk setiap lembar
saham. Besarnya EPS dapat diketahui dari informasi laporan keuangan
atau dapat dihitung dengan membandingkan antara laba bersih setelah
bunga dan pajak dengan jumlah saham beredar.

2.3.2.2. Return On Assets


Menurut Kasmir (2012:201), return on assets merupakan rasio
yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar
jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap jumlah dana yang
tertanam dalam ekuitas. Rumus yang digunakan (Tandelilin, Eduardus
(2010))

2.3.2.3. Net Profit Margin


Menurut Kasmir (2014:200), net profit margin adalah rasio yang
membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan.
Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.

4
2.3.3 Variabel Moderasi
Variabel moderasi merupakan variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen.
Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah deviden per share. Menurut
Darmaji (2011: 127) dividen adalah pembagian sisa laba bersih perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Besarnya jumlah dividen yang diperoleh oleh
investor untuk per lembar saham yang dimiliki dapat dilihat dalam rasio
Dividend Per Share (DPS). Menurut Syamsuddin (2011:75) dividend per
share menggambarkan berapa jumlah pendapatan per lembar saham yang
akan didistribusikan.Adapun persamaan untuk DPS adalah sebagai berikut:

2.4 Teknik Analisis Data


2.4.1 Uji asumsi klasik
2.4.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah pengujian yang digunakan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel
dependennya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik memiliki distribusi data normal atau data mendekati normal. Uji
statistik yang digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu uji
statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika hasil
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan > 0,05 maka data
residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan < 0,05 maka data
residual terdistribusi tidak normal.
2.4.1.2 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2011), Heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode
pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada tidaknya

5
heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan menggunakan uji Rank
Spearman yaitu dilakukan dengan mengkorelasikan semua variabel
bebas terhadap nilai mutlak residualnya dengan menggunakan korelasi
Rank Spearman. Jika terdapat korelasi variabel bebas yang signifikan
positif dengan nilai mutlak residualnya, maka dalam model regresi
yang di bentuk terdapat masalah heteroskedastisitas. Jika nilai
signifikan lebih besar dari α = 0.05, maka dapat dipastikan model tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas.
2.4.1.3 Uji Autokorelasi
Menurut Singgih Santoso (2012:241), “tujuan uji autokorelasi
adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya)”. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi pada sebagian kasus ditemukan
pada regresi yang datanya adalah time series, atau berdasarkan waktu
berkala, seperti bulanan, tahunan, dan seterusnya, karena itu ciri khusus
uji ini adalah waktu (Santoso, 2012:241). Untuk mendeteksi gejala
autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin-Watson dan Run test.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan run test karena run test
merupakan sebagian dari statistic non-parametic dapat pula digunakan
untuk menguji apakah korelasi antar residual yang tinggi. Jika antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dapat dikatakan bahwa
residual adalah acak atau random. Jika nilai signifikansi > 0,05 dinilai
tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.
2.4.1.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi atau hubungan yang kuat antar variabel-variabel
independen dalam model persamaan regresi. Model regresi yang baik
sebaiknya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi
ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan melihat Tolerance Value
dan Variance Inflation Factor (VIF). Sebagai dasar acuannya dapat
disimpulkan bahwa :

6
1) Bila nilai tolerance > 0,1 persen dan nilai VIF < 10, maka tidak ada
multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
2) Bila nilai tolerance < 0,1 persen dan nilai VIF > 10, maka terdapat
multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.
2.4.2 Uji Ketepatan Model
2.4.2.1 Uji Simultan (uji – F)
Menurut Ghozali (2007) uji statistik F bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen secara bersama–sama terhadap variabel
dependen dengan melihat nilai signifikansi F. Tingkat pengujian F adalah
sebagi berikut apabila nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka Ho
ditolak dan HA diterima yang artinya variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai probabilitas
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan HA ditolak yang artinya
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2.4.2.2 Uji Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda
(multiple regression) untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share,
Return On Asset, Net Profit Margin, dan Devidend Per Share terhadap
Harga Saham perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014 -2016. Model regresi yang digunakan adalah
HS = α + β1EPS+ β2ROA + β3NPM + β4DPS + ε
Keterangan :
HS = Harga Saham
α = Konstanta
β1– β4 = Koefisien
EPS = Earning Per Share
ROA = Return On Asset
NPM = Net Profit Margin
DPS = Devidend Per Share
Ε = Eror

7
2.4.2.3 Uji Moderating Regression Analysis (MRA)
Penelitian ini untuk menguji regresi dengan variabel moderating
dengan menggunakan uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated
Regression Analysis (MRA). Moderated Regression Analysis (MRA) atau
uji interaksi adalah aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam
persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih
variabel independen) (Imam Ghozali (2011)).
HS = α + β1EPS+ β2ROA + β3NPM + β4DPS + β5EPS x DPS + β6ROA x
DPS + β8NPM x DPS +ε
Keterangan :
HS = Harga Saham
α = Konstanta
β1 – β7 = Koefisien
EPS = Earning Per Share
ROA = Return On Asset
NPM = Net Profit Margin
DPS = Devidend Per Share
β5EPSxDPS = Interaksi antara Earning Per Share dengan Deviden Per
Share
β6ROAxDPS = Interaksi antara Return On Asset dengan Deviden Per
Share
β8NPMxDPS = Interaksi antara Net Profit Margin dengan Deviden Per
Share
Ε = Eror
2.4.2.4 Uji Persial (uji – t)
Ghozali (2007) menjelaskan uji statistic t pada dasarnya menunjukkan
bahwa seberapa jauh pengaruh satu variable independen secara individual
terhadap variable dependen dan apakah mempunyai pengaruh yang
signifikan. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05).
Kriteria pengujian t adalah sebagai berikut apabila nilai probabilitas
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan HA diterima yang artinya variabel
independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen,
sedangkan jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan

8
HA ditolak yang artinya variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2.4.2.5 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. R2
menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen. Tingkat ketepatan
regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya
antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel independen. Sedangkan untuk nilai r2 bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variabel- variabel independen. R2 menyatakan koefisien determinasi atau
seberapa besar pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2007).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Analisis Statistik Deskriptif
Harga saham selama tahun 2014-2016 dengan jumlah sampel sebanyak 51,
nilai terendah sebesar 497,20 merupakan harga saham PT Pakuwon Jati Tbk pada
tahun 2015. Nilai tertinggi sebesar 65785,00 merupakan harga saham PT Gudang
Garam Tbk pada tahun 2016. Nilai rata-rata/mean harga saham dari 51 perusahaan
LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016 adalah
83,382,902 dengan standar deviasi atau penyimpangan yang terjadi adalah
1,414,739,442. Earning per share selama tahun 2014-2016 dengan
jumlah sampel sebanyak 51, nilai terendah sebesar 19,96 merupakan earning per
share pada PT Global Mediacom Tbk pada tahun 2015. Nilai tertinggi sebesar
3468,00 merupakan earning per share PT Gudang Garam Tbkpada tahun 2016.
Nilai rata-rata/mean earning per share dari 51 perusahaan LQ 45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016 adalah 4,324,556 dengan standar deviasi
atau penyimpangan yang terjadi adalah76,665,000.
Return on asset selama tahun 2014-2016 dengan jumlah sampel sebanyak 51,
nilai terendah sebesar 1,07 merupakanreturn on asset pada PT Global Mediacom

9
Tbk pada tahun 2015. Nilai tertinggi sebesar 23,69 merupakan return on assetpada
PT AKR CorporindoTbk pada tahun 2015. Nilai rata-rata/mean return on asset
dari 51 perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2016 adalah 76,903 dengan standar deviasi atau penyimpangan yang terjadi adalah
461,489.
Net profit margin selama tahun 2014-2016 dengan jumlah sampel sebanyak
51, nilai terendah sebesar 2,68 merupakan net profit margin pada PT Global
Mediacom Tbk pada tahun 2015. Nilai tertinggi sebesar 71,73 merupakan net
profit margin pada PT Bumi Serpong Damai Tbk pada tahun 2014. Nilai rata-
rata/mean return on asset dari 51 perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2016 adalah 164,800 dengan standar deviasi atau
penyimpangan yang terjadi adalah 1,519,450.
Dividen per share selama tahun 2014-2016 dengan jumlah sampel sebanyak
51, nilai terendah sebesar 0,00 merupakan dividen per sharepada PT Charoen
Pokphand IndonesiaTbk pada tahun 2015. Nilai tertinggi sebesar 2611,30
merupakan dividen per share pada PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2015. Nilai
rata-rata/mean dividen per share dari 51 perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014-2016 adalah 1,764,830 dengan standar deviasi atau
penyimpangan yang terjadi adalah 40,625,732.
3.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
3.2.1 Uji Normalitas
Berdasarkan uji normalitas persamaan 1 yang menggunakan pengujian
Kolmogorov-Smimov Z menunjukan nilai sebesar 1,161 dan nilai asymp. Sig
sebesar 0,135. Kesimpulan darihasil perhitungan tersebut adalah nilai
signifikansi 0,135 > 0,05 sehingga menunjukkan bahwa data dalam
penelitian ini adalah berdistribusi normal.
3.2.2 Uji Multikolinieritas
Semua nilai VIF di bawah 10 atau nilai tolerance di atas 0,1. Berarti dapat
disimpulkan bahwa variabel-variabel independen dalam model regresi tidak
terdapat gejala multikolinearitas.
3.2.3 Uji heteroskesdastisitas
Dalam uji ini, apabila nilai sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala hetero-
skedastisitas, model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

10
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dengan menggunakan Rank
spearman terlihat bahwa nilai probabilitas > 0,05. Hal ini berarti model
diestimasi bebas dari heteroskedastisitas.
3.2.4 Uji Autokorelasi
Tabel 1 Hasil Uji Autokorelasi
Persamaan 1 Persamaan 2
Asymp.Sig.(2-
Asymp.Sig.(2-tailed) 0,323
tailed) 0,323
Signifikan 0,05 Signifikan 0,05
Nilai Test -4,395,108 Nilai Test -14,866,673
Bebas Bebas
Keterangan Keterangan
Autokorelasi Autokorelasi

3.3 Hasil Uji Hipotesis


3.3.1 Analisis Regresi Berganda
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis regresi berganda untuk
pengujian hipotesis. Analisis regresi digunakan untuk membuktikan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.Hasil pengujian hipotesis
diperoleh persamaan:
HS = 719,548 + 17,382EPS+ 27,793ROA – 37,465NPM – 6,916DPS -
0,002EPSxDPS + 1,103ROAx DPS+ 0,328NPM x DPS +ε
3.3.2 Uji Simultan (Uji F)
Tujuan dilakukan uji F adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel
independen atau variabel bebas yang dimasukkan kedalam model secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau variabel bebas. Hasil regresi
dari persamaan 1 diperoleh nilai Fhitung sebesar 804,469 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini berarti earning per share, return
on asset, net profit margin dan dividen per share secara bersama-sama dapat
mempengaruhi harga saham.
Hasil regresi dari persamaan 2 diperoleh nilai Fhitung sebesar 478,838 dengan
nilai probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini berarti harga saham dapat
dijelaskan oleh earning per share, return on asset, net profit margin, dividen
per share beserta interaksinya.

11
3.3.3 Pengujian Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Hasil pengujian pada persamaan 1 menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,985. Artinya variabel independen yaitu
earning per share, return on asset, net profit margin dan dividen per share
mampu menjelaskan variabel dependen yaitu harga saham sebesar 98,5%
sedangkan 1,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
Hasil pengujian pada persamaan 2 menunjukkan bahwa nilai koefisien
determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,985. Artinya variabel independen yaitu
earning per share, return on asset, net profit margin beserta variabel
moderasinya yaitu dividen per share mampu menjelaskan variabel dependen
yaitu harga saham sebesar 98,5% sedangkan 1,5% dipengaruhi oleh variabel
lain diluar model.
3.3.4 Uji T
Uji t betujuan untuk mengetahui pengaruh secara individual variabel
bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan untuk melakukan pengujian
hipotesis pada penelitian ini menentukan apakah hipotesis telah dirumuskan
akan diterima atau ditolak. Uji t digunakan untuk elakukan pengujian hipotesis
pada penilitian ini, yang hasilnya adalah :
1) Hipotesis pertama (H1) menyatakan earning per share berpengaruh terhadap
harga saham. Hipotesis ini diterima karena hasil pengujian ini menunjukkan
pada nilai t hitung 0,000 < α=0,05. Sehingga earning per share berpengaruh
terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia
periode 2014 – 2016.
2) Hipotesis kedua (H2) menyatakan return on asset berpengaruh terhadap
harga saham. Hipotesis ini ditolak karena hasil pengujian ini menunjukkan
pada nilai t hitung 0,094> α=0,05. Sehingga return on asset tidak
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia periode 2014 – 2016.
3) Hipotesis kedua (H3) menyatakan net profit margin berpengaruh terhadap
harga saham. Hipotesis ini ditolak karena hasil pengujian ini menunjukkan
pada nilai t hitung 0,057> α=0,05. Sehingga net profit margin tidak
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia periode 2014 – 2016.
4) Hipotesis kedua (H4) menyatakan deviden per share berpengaruh terhadap
harga saham. Hipotesis ini ditolak karena hasil pengujian ini menunjukkan
pada nilai t hitung 0,315> α=0,05. Sehingga deviden per share tidak
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia periode 2014 – 2016.
5) Hipotesis kelima (H5) menyatakan deviden per share memoderasi hubungan
earning per share dengan harga saham. Hipotesis ini ditolak karena hasil

12
penelitian ini menunjukkan pada nilai nilai t diperoleh sebesar 0,260 >
α=0,05. Artinya dividen per share tidak memengaruhi hubungan antara
earning per share dengan harga saham.
6) Hipotesis kelima (H6) menyatakan deviden per share memoderasi hubungan
return on asset dengan harga saham. Hipotesis ini ditolak karena hasil
penelitian ini menunjukkan pada nilai nilai t diperoleh sebesar 0,152 >
α=0,05. Artinya dividen per share tidak memengaruhi hubungan antara
return on asset dengan harga saham.
7) Hipotesis kelima (H7) menyatakan deviden per share memoderasi hubungan
net profit margin dengan harga saham. Hipotesis ini ditolak karena hasil
penelitian ini menunjukkan pada nilai nilai t diperoleh sebesar 0,238 >
α=0,05. Artinya dividen per share tidak memengaruhi hubungan antara net
profit margin dengan harga saham.
3.4 Pembahasan
3.4.1 Earning Per Share Berpengaruh Terhadap Harga Saham
Naiknya harga pasar dipengaruhi oleh semakin tinggi nilai EPS yang
menyebabkan semakin tinggi laba dan mengakibatkan permintaan dan
penawaran meningkat. Para investor akan tertarik untuk membeli saham jika
laba perusahaan tinggi, sehingga harga saham tersebut akan mengalami
kenaikan. Keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan taraf kemakmuran
investor dapat dilihat dari peningkatan EPS, dengan hal ini maka investor
akan terdorong untuk menambahkan jumlah modal yang akan ditanamkan
pada perusahaan.
3.4.2 Return On Asset Tidak Berpengaruh Terhadap Harga Saham
Investor tidak menjadikan ROA sebagai pertimbangan dalam keputusan
investasinya karena rasio ini tidak mempertimbangkan deviden maupun
capital gain yang didapat oleh seorang investor, dengan peningkatan aset
atau aset yang mengalami pertumbuhan maka nilai dividen yang dibayarkan
akan cenderung menurun karena pendapatan dari perusahaan cenderung
digunakan untuk meningkatkan aset perusahaan, sedangkan seorang investor
akan cenderung mempertimbangkan peningkatan mengenai dana investasi
yang akan ditanamkan. Sehingga harga saham akan cenderung menurun
karena permintaan terhadap saham tersebut berkurang.
3.4.3 Net Profit Margin Tidak Berpengaruh Terhadap Harga Saham
Besarnya laba bersih yang diperoleh dari penjualan tidak sepenuhnya
menjadi indikator bahwa suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik, laba
bersih yang diperoleh juga dapat disebabkan karena adanya pajak dan beban

13
bunga perusahaan. Oleh karena itu NPM bukan merupakan factor utama
suatu investor dalam pengambilan keputusan investasi dalam suatu
perusahaan. Karena NPM yanag tinggi tidak dapat menggambarkan bahwa
keuntungan yang diperoleh investor tinggi pula. Sehingga investor tidak
dapat menjadi pertimbangan investor dalam melakukan investasi. Harga
saham suatu perusahaan akan berkurang karena permintaan terhadap saham
tersebut menurun.
3.4.4 Dividend Per Share Tidak Berpengaruh Terhadap Harga Saham
Informasi DPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan
perusahaan yang dipublikasikan bukan merupakan hal yang utama
diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan dalam investasinya,
karena tidak selamanya laba bersih yang diperoleh perusahaan dialokasikan
sebagai dividen , bisa saja perusahaan mengalokasikan laba bersih yang
didapatnya untuk perluasan usaha atau melakukan investasi aktiva tetap,
investasi jangka panjang dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan perusahaan dalam membagikan sisa laba perusahaan dalam
bentuk tunai (cash dividen) ataupun dividen saham (stock dividen) kepada
pemegang saham yang dapat menjadi stimulus kepada para investor lain
dalam membeli saham yang ditawarkan perusahaan tersebut kurang. Hal ini
akan menyebabkan permintaan saham diperusahaan tersebut berkurang
sehingga harga saham akan menurun.
3.4.5 Dividen Per Share Tidak Berpengaruh Terhadap Hubungan Antara Earning
Per Share dengan Harga Saham
Suatu perusahaan yang mempunyai rasio EPS yang besar belum pasti akan
didistribusikan semuanya kepada pemegang saham biasa, karena jumlah
berapapun yang akan didistribusikan tergantung dari kebijakan perusahaan
tersebut. Jumlah Eps suatu perusahaan yang besar belum menandakan bahwa
dividen yang diberikan kepada para pemegang saham biasa juga besar.
Informasi DPS perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan
perusahaan yang dipublikasikan bukan merupakan hal yang utama
diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan dalam investasinya
karena untuk dapat memperoleh dividen, investor tersebut harus memegang
saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham

14
tersebut diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen.
Sehingga para investor cenderung lebih memperhatikan factor lain dalam
mengambil keputusan untuk invetasinya.
3.4.6 Dividen Per Share Tidak Berpengaruh terhadap Hubungan antara Return On
Asset dengan Harga Saham
Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa besar atau kecilnya
presentase dividen per share tidak dapat mengontrol hubungan antara return
on asset dengan harga saham. Hal ini dikarenakan ROA merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar
ROA, berarti semakin efisien penggunaaan perusahaan atau dengan kata lain
dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan
sebaliknya. Dengan peningkatan asset atau asset yang mengalami
pertumbuhan maka nilai deviden yang dibayarkan akan cenderung menurun
karena pendapatan dari perusahaan cenderung akan digunakan untuk
meningkatkan asset perusahaan, sedangkan seorang investor akan cenderung
melihat seberapa besar laba yang akan diperolehnya untuk melakukan
investasi.
3.4.7 Dividen Per Share Tidak Berpengaruh terhadap Hubungan Antara Net Profit
Margin dengan Harga Saham
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
dividen per share tidak mampu mengontrol hubungan antara net profit
margin dengan harga saham. Hal ini dikarenakannet profit margin adalah
salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur seberapa
banyak keuntungan opersasional yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan.
Semakin tinggi nilai rasio akan menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba melalui penjualan yang cukup tinggi serta
kemampuan perusahaan dalam menekan biayanya dengan cukup baik.
Namun laba bersih yang diperoleh dari penjualan tidak sepenuhnya dapat
menjadikan indicator bahwa suatau perusahaan memiliki kinerja yang baik.
Laba bersih yang diperoleh juga dapat disebabkan karena factor lain. Oleh
karena itu tingkat NPM yang besar belum bisa menandakan tingkat
kemakmuran suatau perusahaan tersebut.

15
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berikut ini hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan, maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah:
a. Earning per share berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham
dengan nilai t hitung 0,000< α=0,05.
b. Return on asset tidak berpengaruh terhadap harga saham dengan nilai t hitung
0,095> α=0,05.
c. Net profit margin tidak berpengaruh terhadap harga saham dengan nilai t
0,057 > α=0,05.
d. Deviden per share tidak berpengaruh terhadap harga saham dengan nilai
0,315> α=0,05.
e. Earning per share yang dimoderasi dengan deviden per share tidak
mempengaruhi harga saham dengan nilai t diperoleh sebesar 0,260 > α=0,05.
f. Return on asset yang dimoderasi dengan deviden per share tidak
mempengaruhi harga saham dengan nilai t diperoleh sebesar 0,152 > α=0,05.
g. Net profit margin yang dimoderasi dengan dividen per share tidak
mempengaruhi harga saham dengan nilai t diperoleh sebesar 0,238 > α=0,05.
4.2 Keterbatasan
Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan LQ
45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Annual Report perusahaan
selama tahun 2014 sampai 2016, sehingga kurang mewakili seluruh
perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia.
b. Penelitian ini hanya menggunakan variabel independen faktor internal
perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan . Penelitian
berikutnya, sebaiknya menambahkan variabel independen faktor eksternal
perusahaan yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
c. Penelitian ini menggunakan periode waktu sejak tahun 2014-2016 sehingga
kurang mencerminkan keadaan perusahaan di masa lampau.

16
4.3 Saran
Adanya beberapa keterbatasan dari penelitian ini, maka penulis memberikan
saran sebagai berikut:
a. Penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan sampel yang lebih luas, seperti
menambahkan ruang lingkup selain perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia agar dapat memperkuat kesimpulan yang dihasilkan dari
penelitian tersebut memiliki cakupan yang lebih luas dan tidak hanya pada
perusahaan LQ 45 saja, atau dengan membandingkan antara perusahaan
keuangan dan non keuangan.
b. Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya agar memasukkan variabel
independen faktor eksternal perusahaan agar hasil penelitian dapat memberikan
kontribusi lain dalam mempengaruhi harga saham perusahaan.
c. Penelitian selanjutnya perlu ditambahkan periode waktu yang dimungkinkan
dapat mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Faisal. (2005). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakkan
Kelima. Malang : Penerbitan Universitas Muhammadiyah.

Alfiah, Wiwik Nur dan Lestariningsih, Marsudi. 2017. “ Pengaruh DPS, EPS, NPM, ROA
Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bei”. ISSN: 2461-0593. Jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017.

Alwi, Iskandar.(2003).Pasar Modal : Teori dan Aplikasi.Jakarta : Nasindo Internusa.

Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi 1. Jakarta: Salemba
Empat.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan (terjemahan). Buku
2. Edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta. Salemba Empat.

Bringham, Eugene F dan Weston, J Fred. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi
11 Buku 2, Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto. Jakarta. Salemba Empat.

Darmadji dan Fakhruddin. 2011. Pasar Modal Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba
Empat.

Dendawijaya,Lukman,2000. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia. Jakarta.

Dendawijaya,Lukman,2013. Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia. Jakarta.

17
Dewi, Sari Puspita dan Hidayat, Rahmat . 2014. “ Pengaruh Net Profit Margin dan Return
On Assets terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. ISSN 2355-1488. Jurnal ILMAN Volume 1, Nomor 1,
Pebruari 2014.

Eduardus Tandelilin, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama,
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Bandung: Alfabeta.

Fahmi, dan Yovi Layianti Hadi. 2011.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Alfabeta.
Bandung.

Fahmi, Irham. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan” , Bandung: Alfabeta.

G. Sugiyarso dan F. Winarni. 2005. “Manajemen Keuangan”. Yogyakarta: Media


Pressindo.

Ghozali, Imam. 2007 . Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17 .
Semarang : Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011 . Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17 .
Semarang : Universitas Diponegoro.

Hanafi dan halim. 2012. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat Cetakan Kedua. UPP
Sekolah Tinggi llmu Manajemen YKPN.Yogyakarta.

Hasanah, Zulfatul et all. 2017. “Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share
(EPS), Return On Asset (ROA), Dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap
Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang TErdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI)”. e – Jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen Fakultas
Ekonomi Unisma.

Hutapea, Albertha W, dkk. 2017. “Pengaruh Return On Assets, Net Profit Margin, Debt
To Equity, dan Total Assets Turnover Terhadap Harga Saham Industri Otomotif
dan Komponen yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. ISSN 2303 – 1174.
Jurnal EMBA Volume 5, Nomor 2, Juni 2014.

Jogiyanto, 2008, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kelima, Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M. (2000). Teori Protofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE.
Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M. (2010). Teori Protofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. BPFE.
Yogyakarta.

Jumingan. 2006. “Analisa Laporan Keuangan”. Jakarta : Bumi Aksara.

18
Kasmir. (2012), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. (2014), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield, 2007. Akuntansi
Intermediete, Terjemahan Emil Salim, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Nurfadillah, Mursidah. 2011. “Analisis Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity Ratio
Dan Return On Equity Terhadap Harga Saham PT Unilever Indonesia Tbk”. E-
Journal STIE Muhammadiyah Samarinda. Volume 12, Nomor 1, April 2011.

Putri, Dini Nurlayli dan Suwitho. 2017. “Pengaruh Earning Per Share Terhadap Dividend
Per Share Dan Harga Saham”. ISSN : 2461-0593. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen Volume 6, Nomor 6, Juni 2017.

Riyanto,Bambang. 2011, “Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Edisi Keempat,


Cetakan Ketujuh, Yogyakarta : BPFE UGM.

Santy, Vita Ariesta Dyana dan Triyonowati. 2017. “Pengaruh ROA, ROE, Dan EPS
Terhadap Harga Saham PT. Garuda Indonesia Tbk”. ISSN : 2461-0593. Jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 9, September 2017.
Sari, Lili Angga dan Santoso, Bambang Hadi . 2017. “Pengaruh EPS, DER, PBV Dan
NPM Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti”. ISSN : 2461-0593.Jurnal
Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 8, Agustus 2017.

Suad Husnan. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta.
Penerbit : UPP AMP YKPN.

Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 5, UPP
STIM YKPN, Yogyakarta, 2006.

Sudana, I. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta : Erlangga.

Sugiarto,Rangga Jeny Ery dan Khusaini.2014. ”Pengaruh DER, DPS, ROA Terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi Di BEI”. Jurnal Ilmu & Riset
Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014).

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Alfabetha.


Bandung.

Sukarman, Y., dan S. Khairani. 2013. Pengaruh Devidend Per Share dan Earning Per
Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Otomotif di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi STIE MDP. 4(1): 7-9.

Sunariyah.2003. Pengantar Pasar Modal Edisi ke Keenam.Yogyakarta : UPP AMP


YKPN.

19
Sunariyah.2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. UPP AMP
YKPN. Yogyakarta.

Susanto, Dikki. 2016. “ Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),
Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada PT Indocement Tunggal
Prakarsa,Tbk. Dan Entitas Anak. Jurnal FinAcc Volume 1, Nomor 6, Tahun
2016.

Syahedeh,Manis,dkk. 2017. “Pengaruh Devidend Per Share (DPS), Return On Equity


(ROE) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham (Studi Empiris
Pada Perusahaan Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2012-2015)”. Jurnal (E-JRM) Vol.6.No.01.April 2017.

Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Kanisius.
Yogyakarta:BPFF.

Tandelin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:


BPFE.

Weston, J. Fred & Copeland. (2001). ManajemenKeuangan. Jakarta : Erlangga.

www.idx.co.id

Yanti, Ni Putu Nova Eka dan Suryanawa, I Ketut. 2013. “Pengaruh Earning Per Share
Terhadap Harga Saham dengan Devidend Per Share Sebagai Variabel Moderasi”.
ISSN: 2302-8556. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.2 (2013): 212-228.

20

Anda mungkin juga menyukai