Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Dosen Pembina

Sistem Keuangan Syariah Dr.Mahyarni SE,MM

PENYEBAB TINGGINYA TINGKAT


PENGNGGURAN DI KOTA BATAM

Oleh:

WILDA AMALIAH
NIM. 21890325463

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1441 H./2019 M.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3


.....................................................................................................................
A. Pengangguran ...........................................................................
3
B. Pengangguran dalam Pandangan Islam dan Cara
Mengatasinya ...........................................................................
4
C. Tingkat Pengangguran di Kepualau Riau (Kota Batam) .........
7
D. Penyebab dan Solusi dalam menanggulangi pengangguran di
kota Batam ................................................................................
11

BAB III PENUTUP .................................................................................. 13


A. Kesimpulan .............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengangguran merupakan suatu masalah yang sering melanda kegiatan
perekonomian suatu negara dan sanagat penting untuk diamati dan di
tanggulangi. Hal ini dikarenakan banyak muncul dampak-dampak negatif
apabila tingkat pengangguran tinggi. Dampak tersebut bisa berupa dampak
ekonomis dan dampak sosial. Secara ekonomis pengangguran berdampak pada
turunnya jumlah produk nasional dan turunnya pendapatan, sekaligus
menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Sedangkan
dampak sosial berawal pada aspek psikologis seperti hilangnya rasa harga diri
dan timbulnya deprsi akan menimbulkan berbagai gangguan terhadap
kesehatan dan bisa juga mendorong naiknya tingkat kejahatan.
Pengangguran dapat diartikan suatu keadaan di mana adanya orang-
orang yang tidak mempunyai pekerjaan akan tetapi sedang dalam usaha
mencari pekerjaan. Setiap oarang dikatakan menganggur jika orang tersebut
dalam usia angkatan kerja (18-55 tahun) tapi tidak punya pekerjaan secara
rutinitas telah melakukan upaya mendapatkan pekerjaan selama empat minggu
terakhir.
Salah satu masalah ketenagakerjaan yang krusial yang dihadapi bagi
setiap daerah bahkan suatu negara dan senantiasa diupayakan penanganannya
secara intensif dan serius serta memerlukan energi yang besar adalah masalah
pengangguran, disamping masalah ketenagakerjaan lainnya antara lain
masalah hubungan industrial. Pada dasarnya penanganan penganggur terbuka
dan setengah penganggur telah dilakukan melalui berbagai upaya dengan
membuka peluang kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja sesuai
ketersediaan bursa pasar kerja dan lainnya.
Dalam enam tahun terakhir, jumlah angkatan kerja selalu mengalami
peningkatan. Pada tahun 2013, jumlah angkatan kerja di Kota Batam adalah
sebesar 525.570 orang. Kini di tahun 2018, jumlah tersebut telah menjadi
604.831 orang angkatan kerja. Dari tahun 2013-2017, jumlah penduduk yang

1
bekerja di Kota Batam selalu meningkat setiap periode, namun terdapat
penurunan di tahun 2018 sebesar 0,11 persen. Di sisi lain, jumlah
pengangguran berfluktuatif perkembangannya, dengan kecenderungan
meningkat.
Grafik .1
Perkembangan Angkatan kerja dan
Pengamgguran di kota Batam

Perkembangan Angkatan kerja dan Penganngguran


700,000
600,000
500,000
400,000
Axis Title 300,000

200,000
100,000
0
2013 2014 2015 2017 2018

Sumber: Bps Kota Batam

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan pengangguran.
2. Bagaimana Penyebab terjadinya pengangguran?
3. Bagaimana Pengangguran dalam pandangan Islam dan cara mengatasinya
4. Bagaimana Peningkatan pengangguran di kota Batam?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengangguran
1. Pengertian pengangguran
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan
ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Penggangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatka
pekerjaan yang layak.1 Selain itu, pengertian pengangguran secara
internasional adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam kata kerja,
yang sedang aktif sedang mencari pekerjaan, pada suatu tingkat upah
tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.2
2. Jenis dan macam pengagguran
Jenis pengangguran ditinjau dari ekonomi makro dapat dibedakan
menjadi 2 (Dua), yaitu pengangguran sukarela dan pengangguran terpaksa.
Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang bersifat sementara,
karena mereka tidak mau bekerja pada tingkat upah yang berlaku dan
berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik atau lebih cocok.
Pengangguran terpaksa adalah pengangguran yang terpaksa diterima oleh
pencari kerja, walaupun pada tingkat upah yang berlaku seseungguhnya
masih bersedia/ingin bekerja.3 Selain itu, jenis pengangguran ditinjau dari
interpretasi ekonomi antara lain:
1) Pengangguran friksional (frictional unemployment), yaitu
pengangguran yang disebabkan adanya keinginan pekerja untuk
mencari pekerjaan yang lebih baik atau lebih sesuai. Pengangguran ini
disebut pengangguran normal karena bukan dianggap sebagai masalah
serius.

1
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi,(Jakarta: RajaGrafindo, 2012), h. 472
2
ibid
3
Asfia Murni, Ekonomi Makro,(Bandung: Refika Aditama, 2016), h. 2

3
2) Pengangguran struktural (structural unemplostructural unemploment),
yaitu pengangguran yang disebabkan adanya perubahan atau
perkembangan teknologi dalam kegiatan ekonomi, sehingga terdapat
ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki dengan yang
dibutuhkan lapangan kerja.
3) Pengangguran siklikal(cyclical unemployment), yaitu pengangguran
yang disebabkan adanya fluktuasi/siklus dalam perkembangan bisnis
atau dikarenakan oleh kemerosotan perekonomian suatu negara.
4) Pengangguran tak kentara (disguised unemployment), pengangguran
ini bukan berarti mereka tidak bekerja sama sekali, mereka bekerja tapi
nilai produktivitas mereka sangat rendah atau tidak ada artinya.
Misalnya, dalam suatu kegiatan usaha bila dikerjakan oleh lima orang
nilai produktivitasnya 200 unit, tapi bila dikerjakan oleh dua orang
hasilnya tetap sama, maka yang tiga orang dari lima pekerja tersebut
adalah pengangguran.
Pengangguran musiman (seasonal unemployment), yaitu
pengangguran yang dipengaruhi oleh perubahan musim, biasanya bersifat
sementara dan terjadi dalam jangka pendek secara berulang-ulang.
3. Dampak pengangguran
Dampak buruk pengangguran terhadap perekonomian dapat dilihat
dari hal-hal berikut:4
1) Tingkat kesejahteraan masyarakat menurun, karena Mereka kehilangan
mata pencaharian
2) Pertumbuhan ekonomi turun, karena daya beli masyarakat turun akan
menimbulkan kelesuanpengusaha untuk berinvestasi.
3) Penerimaan oemerintah dalam bentuk pajak berkurang, karena tingkat
kegiatan ekonomi rendah, objek pajak semakin sempit dan sumber
penerimaan negara akan berkurang.
4) GNP aktual yang dicapai lebig rendah dari pada GNP potensial, karena
faktor produksi tidak dimanfaatkan secara optimal.

4
Ibid

4
B. Pengangguran dalam Pandangan Islam dan Cara Mengatasinya
Dalam perspektif Islam kerja (‘amal) menyangkut segala aktifitas
kegiatan manusia baik yang bersifat badaniah maupun rohaniah yang
dimaksudkan untuk mewujudkan atau menambah sesuatu manfaat yang
dibolehkan secara syar’i. ketika sesorang tidak mau mempergunakan
potensinya maka itulah pengangguran yang amat membahayakan diri dan
masyarakatnya. Secara moral Islam orang yang demikian adalah menganggur
yang memikul dosa. Sedangkan yang terus mengfungsikan potensinya, baik
modal, tenaga maupun pikirannya tidak termasuk kategori menganggur yang
menyalahi ajaran Islam. Ketika seseorang tidak bekerja namun masih terus
berfikir keras bagaimana memproduktifitaskan dirinya sehingga bisa
menghasilkan kerja yang produktif maka ia secara moral Islam memenuhi
kewajiban kerja dalam Islam dan tidak menanggung dosa pangangguran. 5
Dalam Islam penyebab pengangguran bisa disebabkan oleh dua hal,
yaitu faktor individu dan faktor sistem sosial dam ekonomi.
a. Faktor individu
1. Faktor kemalasan.
2. Faktor cacat atau uzur
3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan.
b. Faktor sistem sosial dan ekonomi
1. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan.
2. Kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
3. Pengembangan sektor ekonomi non-real
4. Banyaknya tenaga kerja wanita
Dalam sistem kenegaraan yang menerapkan syariah Islam, kepala
negara (khalifah) berkewajiban memberikan pekerjaan kepada mereka yang
membutuhkan sebagai realisasi Politik Ekonomi Islam. Mekanisme yang
dilakukan oleh khalifah dalam mengatasi pengangguran dan menciptakan

5
Naf’an, Ekonomi Makro, Tinjauan Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014) h.
137-138

5
lapangan pekerjaan secara garis besar dilakukan dengan dua mekanisme yaitu:
mekanisme Individu dan sosial ekonomi.6
a. Mekanisme individu
Khalifah secara langsung memberikan pemahaman kepada
individu, terutama melalui sistem pendidikan, tentang wajibnya bekerja
dan keduduka orang yang bekerja di hadapan Allah Swt. Serta
memberikan keterampilan dan modal bagi mereka yang membutuhkan.
Islam pada dasarnya mewajibkan individu untuk bekerja dalam rangka
7
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan hidup. Seperti firman Allah
dalam QS. Al-Mulk :
“Berjalanlah kalian disegala penjurunya dan makanlah sebagian
dari rezekinya.” (QS Al-Mulk [67] : 15)
b. Mekanisme sosial ekonomi
1. Negara wajib menciptakan lapangan kerja agar setiap orang yang
mampu bekerja dapat memperoleh pekerjaan.
2. Negara menyediakan jaminan sosial berupa jasa pendidikan,
kesehatan, dan keamanan.
Pendidikan, kesehatan, dan keamanan adalah kebutuhan asasi dan
harus dikecap oleh manusia dalam hidupnya. Islam telah menentukan
bahwa yang bertanggung jawab menjamin tiga jenis kebutuhan dasar
tersebut adalah negara.
3. Negara harus berpihak kepada pengusaha maupun buruh secara adil.
Hubungan ketenagakerjaan di dalam pandangan Islam adalah
hubungan kemitraan yang seharusnya saling menguntungkan tidak
boleh satu pihak menzalimi dan merasa dizalimi oleh pihak lainnya.
Menjadi pengangguran bukanlah keinginan seseorang, namun
keadaanlah yang memaksa mereka. Berikut ini beberapa penyebab terjadinya
pengangguran secara umum:

6
Ibid
7
Ibid

6
1. Penduduk yang relaitf banyak sedangkan lapangan kerja yang relafif
rendah
2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
3. Teknologi yang semakin maju yang belum terimbangi oleh kemampuan
manusia
4. Pengusaha yang selalu ingin mengejar keuntungan dengan melakukan
penghematan seperti penerapan rasionlisasi.
5. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim.

C. Tingkat Pengangguran di Kepualau Riau (Kota Batam)


Batam merupakan daerah yang dibentuk sebagai kawasan industri.
Dengan kondisi tersebut, dalam perkembangannya Kota Batam, telah menjadi
tempat menarik bagi pencari kerja terutama yang berasal dari luar Batam.
Sebagai daerah dengan penduduk terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Kota
Batam dapat dipastikan akan mendominasi dalam hal jumlah angkatan kerja
maupun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Batam.
Pada indikator yang lain, yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT),
menunjukkan bahwa Kota Batam berada dalam pencapaian yang kurang baik.
Hal ini ditunjukkan dari pencapaian TPT Batam yang berada di atas TPT
Provinsi Kepulauan Riau. Dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Grafik 2.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut
Kabupaten/Kota, Kepulauan Riau: 2018

TPT menurut Kab/Kota. kepulauan Riau


TPT
Karimun 2.45
kep.Anambas 2.46
Natuna 4.64
tg. Pinang 5.49
Bintan 5.89
Batam 8.93

Sumber Bps Kota Batam

7
Dari grafik di atas bisa kita lihat bahwa TPT kota Batam tertinggi di
Provinsi Kepualauan Riau, berada di atas angka TPT provinsi yaitu 7,12. Hal
ini menjadikan Kota Batam harus menghadapi permasalahan jumlah
pengangguran yang cukup besar. Berikut ini grafik pengangguran peringkat
Provinsi di Indonesia:
Grafik 3.
Daftar 10 Provinsi dengan Angka Pengangguran
Terbanyak di Indonesia

Provinsi dengan Angka Pengangguran terbanyak di Indonesia


8.52% 8.17%
7.27% 7.12% 6.86%
6.60% 6.36% 6.30% 6.24% 6.20%

te
n at ku au ra ur eh at ta au
n Bar alu Ri U ta im Ac Bar kar Ri
Ba wa M an es
i n
T a Ja
Ja lau w n ta apu DKI
pu la a P
Ke Su a lim
K

Sumber Harian Kepri


Grafik di atas menjelaskan bahwa Kepuluan Riau berada pada
peringkat ke empat tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia. dari grafik
tersbut terlihat bahwa kota Batam berada pada angka di atas dari
pengangguran provinsi yakni 8,93. Sedangkan tingkat provinsi hanya 7,12. 8
Pada tahun 2018 menunjukkan nilai tertinggi sejak tahun 2013 jumlah
pekerja yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus tahun 2018, sekitar 62,32 persen
angkatan kerja di Kepulauan Riau berada di Kota Batam. Adapun sisanya
tersebar di kabupaten/kota lainnya dengan persentase rata-rata tidak lebih dari
10 persen.

8
https://www.hariankepri.com/kepri-urutan-empat-pengangguran-tertinggi-di-indonesia/
di akses pada November 2019

8
Dalam enam tahun terakhir, jumlah angkatan kerja selalu mengalami
peningkatan. Pada tahun 2013, jumlah angkatan kerja di Kota Batam adalah
sebesar 525.570 orang. Kini di tahun 2018, jumlah tersebut telah menjadi
604.831 orang angkatan kerja. Di sisi lain, jumlah pengangguran berfluktuatif
perkembangannya, dengan kecenderungan meningkat.Sebagian besar wilayah
Kota Batam merupakan wilayah perairan, namun potensi pertanian, khusunya
perikanan, di Kota Batam masih belum optimal dimanfaatkan, baik dari segi
output maupun dari segi ketenagakerjaan.
Tumbuhnya angkatan kerja di Kota Batam disebabkan semakin
banyaknya jumlah penduduk yang bekerja ataupun mencari kerja
(pengangguran). Dari tahun 2013-2017, jumlah penduduk yang bekerja di
Kota Batam selalu meningkat setiap periode, namun terdapat penurunan di
tahun 2018 sebesar 0,11 persen. Di sisi lain, jumlah pengangguran
berfluktuatif perkembangannya, dengan kecenderungan meningkat. Jumlah
pengangguran menurun dari tahun 2014 ke 2015 tetapi meningkat tajam dari
2015 ke 2018. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan selama dua tahun
terakhir, yaitu sebesar 58,91 persen atau sebesar 13,4 persen dari tahun
sebelumnya.
Perkembangan TPT Kota Batam selama enam tahun terakhir
menunjukkan tren yang fluktuatif dari tahun ke tahun dengan kecenderungan
meningkat. TPT meningkat dari tahun 2013 ke 2014 sebesar 0,55 poin persen,
kemudian menurun pada tahun 2015 sebesar 0,55 poin persen pula, dan terus
meningkat hingga tahun 2018 yaitu sebesar 2,84 poin persen hingga mencapai
8,93 persen. Jika dilihat dari jumlah absolut, banyaknya pengangguran masih
tetap tinggi seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk di Kota
Batam dan ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas. Jumlah
pengangguran di Kota Batam terakhir (2018) tercatat sebanyak 54.018 orang.
Dapat dilihat dari tabel berikut ini:

9
Grafik 4.
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT),
Kota Batam: 2013-2018

Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka


60
50
40

Axis Title 30
20
10
0
2013 2014 2015 2017 2018

Sumber Bps kota batam


Jumlah pengangguran di Kota Batam pada tahun 2018 mencapai
54.018 orang. Jumlah tersebut jika dibandingkan dengan banyaknya angkatan
kerja yang ada, menghasilkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar
8,93 persen, meningkat dari tahun 2017. Artinya, terdapat 8 sampai 9 orang
pengangguran dari setiap 100 orang angkatan kerja.
Grafik 5.
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin
dan Pendidikan yang Ditamatkan, Kota Batam: 2018

TPT

13.6

10.07

6.76

3.53
1.21

L P SLTP SLTA PT

Sumber Bps Kota Batam


Dari Grafik di atas menunjukkan bahwa Perbandingan jenis kelamin
TPT laki-laki lebih tinggi jika dibandingkan dengan TPT perempuan. Pada

10
tahun 2018 tercatat TPT laki-laki mencapai 10,07 persen dan TPT perempuan
hanya sebesar 6,76 persen. Dan pengangguran tingkat SLPT mencapai 3,53
SLTA mencapai 13,6 dan Tingkat pengangguran terdidik (pendidikan
perguruan tinggi) mencapai 1,21 persen. Hal ini menunjukkan bahwa lebih
banyak penduduk laki-laki berusia produktif yang belum bekerja dan ingin
segera mendapatkan pekerjaan. Dengan kata lain laki-laki yang lebih
mendonasi pada pengangguran.

D. Penyebab dan Solusi dalam menanggulangi pengangguran di kota Batam


1. Penyebab pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja
tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menimbulkan
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Dari data Bps yang tercantum di atas bisa di katakan yang menjadi
penyebab peningkatan pengangguran Kota Batam.
a) Meningkatnya jumlah penduduk kota Batam, yang mayoritas berasal
dari luar kota batam.
b) Semakin berkurangnya lapangan pekerjaan. Batam akan dijadikan
sebagai kota pariwisata, yang dulu notabenenya sebagai kota industri.
c) Adanya dualisme kewenangan antara Pemko Batam dengan Otorita
Batam. Dan perizinan yang belum pas sehingga mengakibatkan banyak
perusahaan hendak masuk masih terkendala Dampaknya investor asing
mulai beralih ke Negara tetangga, Vietnam dan Malaysia.9
d) Batam saat ini dihadapkan pada persoalan gelombang PHK setelah
akibat tutupnya perusahaan PT Foster Electronic Indonesia, menyusul

9
Jurnal Muhammad Zaenuddin dkk, Dualisme Kelembagaan Antara Pemerintah Kota
Dan Badan Pengusahaan Batam Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Perekonomian Di Kota
Batam. 2017 di akses pada 2019

11
juga PT Unisem Batam pada akhir tahun ini.10 Ada sekitar 30 industri
yang siap-siap keluar.
e) Tingginya pengangguran pada tingkat SLTA disebabkan banyaknya
penduduk yang masuk ke Kota Batam yaitu pada tamatan SLTA,
dengan harapan mendapatkan pekerjaan secara langsung tanpa Kuliah.
Akan tetapi Peruahsaan lebih memilih tenaga kerja yang
berpengalaman dan berpendidikan/ tamatan sarjana.
2. Solusi dalam menanggulangi pengangguran di Kota Batam
a) Pemerintah Batam harus memperbaiki kualitas pendidikan. Karena ini
semua berpengaruh terhadap pembangunan manusiannya. Jika kualitas 
pendidikan di Batam baik maka indeks pembangunan manusianya
akan baik pula kemudian akan menghasilkan SDM yang berkualitas.
b) Perlu adanya promosi mengenai daerah (kota Batam) agar investor
mau menanamkan modal sehingga dapat mengurangi masalah
ekonomi pengangguran. Dengan berkurangnya pengangguran maka
pendapatan akan menyebar secara merata dan membuat kesejahteraan
masyarakat meningkat.
c) Pemerintah kota Batam harus membangun infrastruktur yang dapat
mengundang investor dan mendukung pariwisata kota Batam.
d) Perintah kota Batam harus mempermudah terkait trentang perizinan.
e) Pemerintah kota Batam telah melakukan program pelatihan skil dan
olah sikap di Balai Latihan Kerja (BLK), SPSI yang kemudian
disulurkan ke perusahaan. Pemerintah terus membangun komunikasi
dengan beberapa kawasan industri di Kota Batam.

10
https://wartakepri.co.id/2016/02/20/inilah-penyebab-tingginya-angka-pengangguran-di-
kota-batam-%E2%80%8E/

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin
mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Penggangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatka
pekerjaan yang layak.
2. Peningkatan pengangguran di kota Batam dalam beberapa tahun terakhir
selalu mengalami kenaikan. Salah satu yang menjadi penyebab kenaikan
pengangguran ini adalah Meningkatnya jumlah penduduk kota Batam,
yang mayoritas berasal dari luar kota batam yang rata-rata tamatan SLTA.
Sedangkan lapangan pekerjaan tidak melangami penambahan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi,(Jakarta: RajaGrafindo, 2012)

Asfia Murni, Ekonomi Makro,(Bandung: Refika Aditama, 2016)

Naf’an, Ekonomi Makro, Tinjauan Ekonomi Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu,


2014)

Jurnal Muhammad Zaenuddin dkk, Dualisme Kelembagaan Antara Pemerintah


Kota Dan Badan Pengusahaan Batam Serta Dampaknya Terhadap
Kinerja Perekonomian Di Kota Batam. 2017 di akses pada November
2019

https://wartakepri.co.id/2016/02/20/inilah-penyebab-tingginya-angka-
pengangguran-di-kota-batam-%E2%80%8E/

https://www.hariankepri.com/kepri-urutan-empat-pengangguran-tertinggi-di-
indonesia/ di akses pada November 2019

Anda mungkin juga menyukai