Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERAN KEWIRAUSAHAAAN SEBAGAI SOLUSI


MASALAH KETENAGAKERJAAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen pengampu: Mila Badriyah, S.E., M.M.

Disusun oleh :

Humairoh Syahidah (1189210038)

AKUNTANSI SYARIAH/IV/A
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG..................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Faktor-Faktor Masalah Ketenagakerjaan......................................................4
B. Solusi Masalah Ketenagakerjaan..................................................................6
C. Peran Wirausaha...........................................................................................8
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
Simpulan.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam berwirausaha, kewirausahaan memiliki peran sebagai motor


penggerak pembangunan nasional, sebagai salah satu jalan keluar untuk
memecahkan masalah ketenagakerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat,
dan meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi.1 Pada makalah ini saya
akan membahas tentang peran kewirausahaan sebagai salah satu jalan keluar
untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan.
Peranan kewirausahaan dan budaya kewirausahaan dalam pembangunan
ekonomi dan sosial tidak bisa diremehkan. Kewirausahaan berkontribusi besar
terhadap pembangunan ekonomi. Transformasi ide-ide menjadi peluang
ekonomi merupakan inti dari kewirausahaan. Sejarah menunjukkan bahwa
kemajuan ekonomi telah maju secara signifikan oleh orang-orang yang
memiliki jiwa kewirausahaan dan inovatif mampu memanfaatkan peluang dan
berani mengambil risiko. Para wirausaha sering menghasilkan solusi yang tepat
dalam suatu kegiatan bisnis dan mereka selalu menentang status quo yang
intinya adalah selalu menyukai perubahan. Para wirausaha, mereka adalah para
pengambil resiko yang sering melihat suatu peluang dari masalah-masalah
yang muncul yang bagi sebagian orang dianggap sebagai suatu ancaman bagi
keberadaan mereka. Dibutuhkan suatu kreatifitas dari masyarakat saat ini agar
terhindar dari pengangguran, hal yang pasti dapat dilakukan adalah
berwirausaha.2

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja faktor masalah ketenagakerjaan?

1
Mila Badriyah,S.E.,M.E. Karakteristik dan Nilai-nilai Kewirausahaan.
2
Tita Novita Sari, “Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja”
(https://www.slideshare.net/TitaNovitaSari/wirausaha-mengurangi-pengangguran-dan-
menambah-kesempatan-kerja, diakses pada 27 Maret 2020)

2
2. Apa solusi masalah ketenagakerjaan?

3. Bagaimana berwirausaha dapat menjadi solusi masalah


ketenagakerjaan?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Masalah Ketenagakerjaan


Pengangguran merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki atau dibenci
oleh setiap orang pada umumnya. Karena itu setlap orang berusaha untuk tidak
menganggur yakni dengan cara mencari pekerjaan. Dengan bekerja seseorang
akan memperoleh penghasilan, dan dengan penghasilan tersebut digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun demikian, dorongan bekerja
tidak hanya sekedar untuk mendapatkan penghasilan melainkan juga digunakan
untuk mencapai tujuan non ekonomi, misalnya memperoleh nilai, martabat,
atau untuk aktualisasi diri.

Siapa yang termasuk penganggur? Pengangguran tidak dapat dipisahkan


dengan masalah ketenagakerjaan. Dalam analisis ketenagakerjaan, penduduk
dibedakan menjadi dua golongan yakni tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Menurut Dumairy (2000: 74) tenaga kerja (manpower)adalah penduduk yang
berumur dalam batas usia kerja yakni 15 – 64 tahun, sedangkan penduduk
bukan tenaga kerja adalah penduduk yang usianya kurang dari 15 tahun.
Mereka yang termasuk tenaga kerja dapat dibedakan menjadi angkatan kerja
(labour force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari dua
macam, yakni pekerja (work-force) dan penganggur. Pekerja adalah orang-
orang yang memiliki pekerjaan, meliputi orang yang mempunyai pekerjaan,
pada saat disensus (disurvel) memang sedang bekerja atau mereka yang
mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja, misalnya
petani sedang menanti panen, atau pegawai yang sedang cuti. Sedangkan
penganggur adalah penduduk usia kerja, yang tidak memiliki pekerjaan dan
mencari pekerjaan. Yang termasuk bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja
atau penduduk usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan, dan
tidak mencari pekerjaan. Termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja antara
lain para ibu rumah tangga, atau mereka yang sedang bersekolah (pelajar dan

4
mahasiswa). Dengan demikian para ibu rumah tangga, siswa-siswa sekolah
maupun mahasiswa meskipun mereka ini tidak bekerja namun tidak dapat
dikatakan sebagai penganggur karena mereka tidak mencari pekerjaan. Oleh
sebab itu, "usia kerja", "tidak bekerja" dan "mencari pekerjaan" merupakan
indikator terhadap konsep pengangguran.3

Pengangguran terjadi di mana-mana baik di negara maju maupun di negara


yang sedang berkembang, di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Ada
berbagai penyebab terjadinya pengangguran, di antaranya adalah:

1. Keterbatasan jumlah lapangan kerja, sehingga tidak mampu


menampung seluruh pencari kerja.

2. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki pencari kerja, sehingga


pencari kerja tidak mampu mengisi lowongan kerja karena tidak
memenuhi persyaratan kemampuan dan keterampilan yang
diperlukan. Dalam keadaan ini, sebenarnya terjadi mismatch and
mislink, di satu pihak banyak lowongan pekerjaan yang
memerlukan tenaga kerja, di lain pihak banyak lulusan yang
menganggur karena tidak memiliki kemampuan yang diperlukan
oleh dunia kerja.

3. Keterbatasan informasi, yakni tidak memiliki informasi dunia usaha


mana yang memerlukan tenaga kerja serta persyaratan apa yang
diperlukan. Keterbatasan informasi dapat disebabkan yang
bersangkutan tidak memiliki akses Informasi, atau kurangnya
pemahaman pencari kerja.

4. Tidak meratanya lapangan kerja. Daerah perkotaan banyak tersedia


lapangan pekerjaan sedangkan di pedesaan sangat terbatas.
Akibatnya terjadilah urbanisasi. Namun demikian perlu disadari
bahwa lapangan kerja di perkotaan memerlukan keterampilan dan
3
Sukidjo, “Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi Pengangguran di Indonesia”. Jurnal
Economia. Vol. 1 No.1, Agustus 2005, hal. 18 – 19.

5
kemampuan tertentu, sehingga tenaga kerja dari pedesaan yang
tidak memiliki keterampilan justru akan menjadi penganggur
sehingga menambah jumlah pengangguran yang telah ada.

5. Kebijakan pemerintah yang tidak tepat, yakni pemerintah tidak


mampu mendorong perluasan dan pertumbuhan sektor modern.
Perluasan dan pertumbuhan sektor modern memerlukan investasi
yang besar, sehingga apabila pemerintah gagal menarik investor
maka pertumbuhan sektor modern akan terhambat, sehingga
perluasan kesempatan kerja juga terbatas.

6. Rendahnya upaya pemerintah untuk melakukan pelatihan kerja


guna meningkatkan skill pencari kerja. Kebijakan peningkatan
kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan
sangat baik untuk mengatasi mismatch dan mislink sehingga para
pencari kerja memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja.4

B. Solusi Masalah Ketenagakerjaan


Untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan/pengangguran, ada dua cara
yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah dapat mengatasi
pengangguran secara langsung dan tidak langsung. Dalam mengatasi
pengangguran secara langsung pemerintah bisa menciptakan lapangan
pekerjaan sebanyak-banyaknya dengan merata, sedangkan dalam mengatasi
pengangguran secara tidak langsung pemerintah perlu membekali pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kewirausahaan pada para pencari kerja melalui
pengembangan kewirausahaan.

Penciptaan lapangan pekerjaan hendaknya didukung bukan hanya oleh


pemerintah tetapi juga oleh swasta (wirausaha). Untuk dapat menciptakan
lapangan kerja diperlukan usaha yang terpadu guna meningkatkan investasi.
Meningkatnya investasi akan berdampak pada peningkatan laju pertumbulan
4
Ibid., hal. 19 – 20.

6
ekonomi. Kesempatan kerja akan terjadi apabila laju ekonomi mengalami
kenaikan sebagai akibat makin tingginya aktivitas ekonomi yang memerlukan
tambahan tenaga kerja. Secara teori setiap laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1
(satu) persen akan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 400.000 orang.
Singkatnya. untuk mengurangi pengangguran maka pertunbuhan ekonomi
Indonesia paling minimal mesti bertumbuh 1%. Dan tingkat pertumbuhan
ekonomi Indenesia dipengaruhi oleh investasi, sedangkan investasi merupakan
salah satu dari kegiatan wirausaha. Jadi, wirausaha memiliki peranan yang
sangat besar terhadap tingkat pengangguran di Indonesia.

Wirausaha ialah modal sebenarnya dalam mengatasi pengangguran.


Dengan berwirausaha, seseorang mampu merekrut sekurang-kurangnya satu
orang atau dirinya sendiri untuk menjadi seorang pekerja (tidak menganggur).
Dengan sikap kewirausahaan, para penganggur akan berani melakukan usaha
sendiri sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baik untuk diri sendiri
maupun orang lain. Sehingga lapangan pekerjaan ini akan bertambah seiring
dengan bertambahnya jumlah wirausaha di Indonesia.

Kenyataan yang terjadi di Indonesia, banyak orang yang tidak memiliki


sikap kewirausahaan ini. Kebanyakan dari masyarakat seklu berorientasi
menjadi pekerja (karyawan/pegawai) ketimbang berorientasi menjadi pencari
karyawan (wirusaha). Hasil survei Litbang Media Group menunjukan bahwa
sebanyak 70% orang ingin menjadi PNS dan hanya 20% yang ingin menjadi
wirausaha.

Padahal mencari pekerjaan tidak semudah apa yang dipikirkan, buktinya


terdapat ribuan lulusan perguruan tinggi yang mestinya menjadi
pekerja/pegawai malah menjadi pengangguran. Susahnya mencari pekerjaan
bahkan bagi lulusan perguruan tinggi ini disebabkan ketidaksesuaian tingkat
pendidikan atau keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja dengan
kebutuhan perusahaan (lapangan pekerjaan).

7
Oleh karenanya, pemerintah mutlak mesti membangun atau
memasyarakatkan sikap wirausaha ini di masyarakat. Bagaimanapun, satu
wirausaha yang sukses akan mampu mempengaruhi para
pegawainya/pekerjanya sehingga mereka yang awalnya menjadi pekerja dari
para wirausaha yang sukses itu, akan termotivasi untuk menjadi seperti
atasannya. Dengan kata lain, wirausaha memiliki pengaruh yang besar dalam
membangun mental masyarakat Indonesia, menambah lapangan pekerjaan,
mengatasi pengangguran dan memperkuat ekonomi Indonesia.

Satu saja wirausaha akan melahirkan wirausaha yang hin, semakin banyak
wirausaha maka semakin banyak pula lapangan pekerjaan sehingga
pengangguran akan teratasi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang
tercipta oleh wirausaha.5

C. Peran Wirausaha
Peran kewirausahaan bagi pertumbuhan ekonomi tidak hanya sekadar
meningkatkan output dan pendapatan perkapita, namun juga melibatkan
pengenalan atau pererapan perubahan dalam struktur bisnis maupun
masyawakat (Hisrich Peters dan Shepherd, 2008). Perubahan tersebut dikuti
dengan pertumbuhan atau peningkatan output yang memungkinkan
kesejahteraan yang lebih besar bagi berbagai pihak yang terlibat di dalamnya.
Dalam pandangan ekonomi, inovasi merupakan salah satu kunci dalam
mengembangkan produk maupun jasa baru di pasar, yang manpu menstimulasi
investasi pada perusahaan-perusahaan yang baru berdiri.

Kewirausahaan dapat dipandang sebagai salah satu komponen dari modal


sumber daya manusia (Scutz, 1971). Kewirausahaan mampu menciptakan
berbagai penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen.
Kewirausahaan di berbagai negara terbukti mampu membuka lapangan kerja,
membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang mampu menciptakan stabilitas

5
Tita Novita Sari, “Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja”
(https://www.slideshare.net/TitaNovitaSari/wirausaha-mengurangi-pengangguran-dan-
menambah-kesempatan-kerja, diakses pada 27 Maret 2020)

8
perekonomian bangsa secara menyeluruh sebagai dampak dari pertumbuhan
usaha di berbagai sektor.

Tmmons dan Spineli (2009) menggambarkan peran wirausaha yang


mampu mengubah dunia dalam 40 tahun terakhir. Menurut mereka ada 4
transformasi atau evolusi kewirausahaan (entrepreneurial transformation),
yaitu: kewirausahaan sebagai paradigma baru dalam manajemen;
kewirausahaan sebagai paradigma baru dalam pendidikan; kewirausahaan
sebagai paradigma baru dalam manajemen usaha nonprofit dan filantropi; serta
kewirausahaan sebagai kurikulum dalam sekolah bisnis. Transformasi ini
mempengaruhi bagaimana masyarakat dunia menjalani kehidupan sehari-hari,
bekerja, beajar, hingga menikmati waktu luang mereka.

Wirausaha -katakanlah dakam sektor informal- memiliki keunggulan di


antaranya, banyak menyerap tenaga kerja dan tahan terhadap resesi ekonomi.
Pada tahun 2010 sekitar 90,8 juta penduduk Indonesia bekerja pada sektor
informal. Terdapat sekitar 50.7 juta jenis usaha informal yang berbentuk
wirausaha dalam bidang makanan hingga tekstil Menurut Kasali (2010)
kekuatan ekonomi Indonesia terletak pada sektor informal yang berbentuk
wirausaha tersebut.

Wirausaha mampu menopang ketidakmampuan pemerintah dalam


menciptakan lapangan pekerjaan. Wirausaha ini mampu menyerap tenaga kerja
dari berbagai macam kalangan baik itu orang yang berpendidikan tinggi
maupun yang rendah serta tidak memiliki kemampuan. Berdasarkan hasil
survei diketahui bahwa sektor informal dalam bentuk wirausaha masih
dominan dalam menyerap tenaga kerja di Jakarta. Pakar ekonomi Didik J.
Rachbini (2010) menegaskan, wirausaha -khususnya di sektor informal-
mengisi seluruh sudut perekonomian nasional dari sektor pertanian dalam arti
luas, sektor industri, perdagangan, dan sektor jasa lainnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa wirausaha memiliki peranan untuk


menopang ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan

9
pekerjaan dan mampu menyerap tenaga kerja, sehingga mampu mengurangi
pengangguran.6

6
Ibid.

10
BAB III

PENUTUP
Simpulan
Pengangguran merupakan sesuatu yang tidak dikehendaki atau dibenci oleh
setiap orang pada umumnya. Karena itu setlap orang berusaha untuk tidak
menganggur yakni dengan cara mencari pekerjaan. Dengan bekerja seseorang
akan memperoleh penghasilan, dan dengan penghasilan tersebut digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengangguran terjadi di mana-mana baik di
negara maju maupun di negara yang sedang berkembang, di daerah perkotaan
maupun di pedesaan. Penyebab terjadinya pengangguran di antaranya adalah:
keterbatasan jumlah lapangan kerja, keterbatasan kemampuan yang dimiliki
pencari kerja, keterbatasan informasi, tidak meratanya lapangan kerja, kebijakan
pemerintah yang tidak tepat, dan rendahnya upaya pemerintah untuk melakukan
pelatihan kerja.

Untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan/pengangguran, ada dua cara yang


dapat dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah dapat mengatasi pengangguran
secara langsung dan tidak langsung. Dalam mengatasi pengangguran secara
langsung pemerintah bisa menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya
dengan merata, sedangkan dalam mengatasi pengangguran secara tidak langsung
pemerintah perlu membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan
pada para pencari kerja melalui pengembangan kewirausahaan.

Kewirausahaan dapat dipandang sebagai salah satu komponen dari modal


sumber daya manusia (Scutz, 1971). Kewirausahaan mampu menciptakan
berbagai penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi konsumen.
Kewirausahaan di berbagai negara terbukti mampu membuka lapangan kerja,
membuka pasar baru, dan dalam jangka panjang mampu menciptakan stabilitas
perekonomian bangsa secara menyeluruh sebagai dampak dari pertumbuhan usaha
di berbagai sektor.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Badriyah, Mila. Karakteristik dan Nilai-nilai Kewirausahaan.


Sari, Tita Novita. “Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah
Kesempatan Kerja” (https://www.slideshare.net/TitaNovitaSari/wirausaha-
mengurangi-pengangguran-dan-menambah-kesempatan-kerja, diakses pada 27
Maret 2020)
Sukidjo. 2005. Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi Pengangguran di
Indonesia. Jurnal Economia. Vol. 1 No.1.

13

Anda mungkin juga menyukai