Anda di halaman 1dari 11

7/21/2019 TA BAB 13

CHAPTER 13 : BEHAVIOURAL RESEARCH IN ACCOUTING

BEHAVIOURAL ACCOUNTING RESEARCH : DEFINISI DAN RUANG LINGKUP

Behavioural accounting research didefinisikan sebagai : 

Studi perilaku akuntan atau perilaku non akuntan dimana mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan

laporan.

Behavioural accounting research (BAR), penelitian pasar modal dan penelitian teori agency

dapat disebut penelitian ‘positif’ dalam pengertian bahwa mereka dikaitkan dengan menemukan ‘fakta’:

penelitian pasar modal menanyakan ‘bagaimana reaksi pasar sekuritas terhadap informasi akuntansi?’;

teori agensi menanyakan ‘apakah insentif ekonomi mempengaruhi dalam memilih metodde akuntansi?’;

dan behavioural research menanyakan ‘bagaimana sebenarnya orang-orang menggunakan dan

memproses informasi akuntansi?’ bagaimanapun, mereka juga sangan berbeda dalam banyak hal. untuk

instansi, penelitian pasar modal melihat pada level makro pasar sekuritas agregat, sedangkan teori

agensi dan behavourial accounting fokus pada level mikro pribadi manager dan perusahan. Penelitian

pasar modal dan teory agensi diambil dari ilmu ekonomi dan mengesampingkan motivasi aktual orang-

orang dengan asumsi bahwa setiap orang merupakan pemaksimal kekayaan. Behavioural accounting,
pada sisi lain, diambil dari ilmu yang yang lain seperti psikologi, sosiologi, dan teori organisasi., dan

umumnya tidak membuat anggapan tentang bagaimana orang-orang berkelakuan (behave), terlebih, itu

tujuan untuk mengetahui mengapa orang-orang berkelakuan sebagaimana yang mereka lakukan.

Sebagai konsekuensi, tiga kelompok penelitian akuntansi yang lain ini dimaksudkan untuk menjawab

tipe yang sangat berbeda pertanyaan tentang praktek akuntansi.

Tipe utama BAR dalam area ini yang telah diketahui seperti human judgement theory (HJT) atau

human information processing (HIP) dan meliputi pertimbangan dan pembuatan keputusan akuntan dan
auditor dan mempengaruhi fungsi output pada pengguna ‘pembuatan pertimbangan dan keputusan’.

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 1/11
7/21/2019 TA BAB 13

WHY IS BAR IMPORTANT? KENAPA BAR PENTING?

Terdapat beberapa alasan yang sangat bagus bahwa BAR sangat pentig untuk praktisi akuntasi dan yang
lain :

  Telah catat pada awal chapter ini bagaimana kelompok penelitian akuntansi yang lain seperti pasar
modal dan teori agensi tidak memperlengkapi dengan jawaban pertanyaan tentang bagaimana

orang-orang menggunakan dan memproses informasi akuntansi. Untuk mengisi kekosongan

membutuhkan penelitian yang secara spesifik menguji aktivitas pengambilan keputusan yang

menyiapkan (penyaji), pengguna, dan auditor informasi akuntansi.


  BAR dapat memberikan arti berharga dalam jenis cara yang berbeda pada hasil, proses, dan reaksi
pengambil keputusan pada fakta-fakta (keterangan) informasi akuntansi dan metode komunikasi.

Kita dapat menggunakannya untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam berbagai macam

cara.

  BAR berpotensi menyediakan informasi yang bermanfaat untuk regulator akuntansi seperti
Australian Accounting Standart Board (AASB). Sebagai tujuan pokok akuntansi adalah untuk

menyediakan informasi ‘bermanfaat untuk keputusan’, anggota AASB terus berhadapan dengan

masalah dimana metode akuntansi dan apa tipe pengungkapan yang akan terbukti ‘bermanfaat’

untuk pengguna laporan keuangan (financial statement).

  BAR juga dapat mengarahkan pada efisiensi dalampraktek kerja akuntan dan profesi yang yang lain.

Seperti, keahlian senior dan pengalaman anggota sebuah perusahaan akuntansi dapat dicatat dan

dimanfaatkan oleh metode BAR untuk mengembangkan sistem keahlian yang terkomputerisasi

untuk suatu variasi dalam konteks pengambilan keputusan (decision making).

Development of behavioural accounting research - Pengembangan penelitian akuntansi perilaku (BAR)

Istilah BAR pertama kali muncul dalam literatur pa tahun 1967, tetapi penelitian HJT menjadi pondasinya

dalam literature psikologi dengan karya seminal Ward Edward pada tahun 1954. Aplikasi penelitian pada

akuntansi dan auditing dapat terima tahun 1974 ketika Ashton mempublikasikan sebuah studi

percobaan (experimental) pertimbangan internal control oleh auditor.

Perkembangan penelitian HJT dalam akuntansi memberikan banyak pada adaptasi metode

penelitian telah digunakan dengan baik dalam literatur psikologi, model Brunswik lens. Teknik ini

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 2/11
7/21/2019 TA BAB 13

mewakili pendekatan penelitian baru yang sangat kuat yang dapat diaplikasikan pada pertanyaan lama

yang memperhatikan pengguna data.

Dasar tujuan penelitian HJT adalah untuk menjelaskan cara yang orang-orang gunakan dan
bagian proses informasi akuntansi (dan yang lain) dalam suatu fakta konteks pengambilan keputusan.

Kita gambarkan proses pengambilan keputusan seseorang adalah sebuah ‘model’. Sehingga, contohnya,

kita mungkin menggunakan penelitian teknik HJT terhadap ‘model’ (atau menggambarkan) cara yang

petugas pinjaman bank proses dengan berbagai cara pokok informasi akuntansi (atau ‘isyarat’ seperti

yang mereka sebutkan) seperti laba dan angka arus kas untuk suatu keputusan tentang apakah untuk

menyetujui suatu pinjaman dari suatu perusahaan.

Walaupun model brunswik lens metode yang mendominasi untuk pongembangan model

pembuatan keputusan, juga terdapat dua pendekatan penelitian. Satu di sebut ‘process tracing’, yang

lain diketahui sebagai paradingma ‘probabilistic judgement’, dimana dalam memprosess keputusan

mewakili kemungkinan pernyataan berdasarkan pada dalil Baye. 3 Pendekatan yang lain untuk

menjelaskan (modelling) pembuatan keputusan adalah: availability, anchoring dan adjusment, dan

expert judgment

Model Brunswik Lens

Sejak pertengahan tahun 1970, model brunswik lens telah digunakan sebagai kerangka analitis dan

dasar untuk pendapat penelitian yang paling memerlukan ramalan (seperti kebangrutan) dan/atau

evaluasi (seperti pengendalian internal). Peneliti menggunakan model lens untuk menginvestigasi

hubungan dari beberapa keping informasi dan keputusan. Keputusan ataupun prediksi dengan melihat

kesamaan dari respon terhadap informasi tersebut. Pengambilan keputusan dipandang seperti melihat

dari lensa informasi yang secara probability terkait dengan kejadian untuk mencapai kesimpulan tentang

kejadian tersebut.

Dalam membentuk model ini, subjek diminta untuk memberi keputusan untuk beberapa jenis kasus

berdasarkan informasi yang sama. Sebagai contoh, mereka dapat ditanya untuk memperkirakan apakah

sebuah perusahaan mungkin gagal dengan rasio- rasio keusangan yang telah ditentukan sebelumnya.

Kemudian sebuah model linier akan dibentuk untuk mempresentasikan bagaimana informasi diproses

oleh individual. Kemudian sebuah analisis regresi digunakan dengan menetapkan dependent variable

dan independent variable untuk mendapatkan sebuah model.

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 3/11
7/21/2019 TA BAB 13

Dengan Brunswik lens model peneliti dapat mendapatkan seberapa penting sebuah informasi dalam

model tersebut, apakah signifikan bagi model atau tidak. Selain itu model juga dapat menentukan

hubungan dari pengambil keputusan dengan informasi bagi mereka. Selain itu kita juga dapat tahu
pentingnya informasi dari sudut pandang yang berbeda, misalkan seorang manajer melihat bahwa profit

merupakan informasi yang sangat penting padahal stakeholder tidak melihat profit sebagai informasi

yang sangat penting. Dengan demikian kita dapat merubah pola pandang manajamen untuk

menghasilkan hasil yang lebih baik. Penggunaan model ini telah membuka jalan bagi penemuan penting

sebagai berikut :

  Pola dalam penggunaan informasi dalam berbagai model



  Pembobotan yang digunakan pengambil keputusan atas informasi
  Akurasi dari pengambil keputusan dari berbagai bidang dalam memprediksi dan mengevaluasi
  Konsistensi dari pengambilan keputusan
  Tingkat sudut pandang yang dimiliki pengambil keputusan mengenai pola data

Process Tracing Methods

Model pengambilan keputusan yang diturunkan dengan menggunakan model lens Brunswik

biasanya memilki kekuatan prediktif yang baik. Model lens merupakan prediktor yang lebih baik karena
model statistic lens memindahkan banyak random error yang biasanya terdapat dalam prasangka

manusia yang misalnya diakibatkan rasa lelah, sakit, ataupun kurangnya kosentrasi, namun, model ini

 juga memiki keterbatasan karena bukan prediktor yang baik mengenai bagaimana sebenarnya manusia

membuat keputusan.

Pengetahuan mengenai proses dan cara pengambilan keputusan oleh manusai dapat membantu

menemukan kelemahan dari proses tersebut sehingga kelemahan tersebut dapat dihilangkan. Hal ini

dapat menghasilkan prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Dalam process tracing, pengambilan keputusan diberikan serangkaian studi kasus untuk di analisis,

tetapi kali ini mereka diminta untuk mendeskripsikan secara verbal setiap langkah yang dilalui dalam

pengambilan keputusan. Kemudian deskripsi verbal tersebut direkam dan dianalisis untuk menghasilkan

decision tree untuk menggambarkan proses pengambilan keputusan tadi.

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 4/11
7/21/2019 TA BAB 13

Decision tree yang diturunkan dari metode process tracing secara intuitif adalah deksriptor yang

baik mengenai proses pengambilan keputusan manusia . namun, relative terhadap model lens Brunswik,

metode process tracing tidak selalu merupakan prediktor yang baik. Hal ini karena pembuat keputusan
seringkali mengalami kesulitan dalam menjelaskan semua langkah yang mereka lalui.

Peneliti mencoba mengatasi keterbatasan kedua model tersebut dengan menkombinasikan

kekuatan deskriptif dan prediktif dua pendekatan tersebut, misalnya dengan sebuah teknik statistic yang

dikenal sebagai classification and regression trees (CART). CART menggunakan metode statistik untuk

membagi (memisahkan) ouput prasangka pembuat keputusan ke dalam noda-noda yang

memaksimalkan kekuatan model untuk memprediksi secara tepat klasifikasi kasus-kasus yang berbeda

kedalam tipe keputusan yang tepat. CART mengkombinasikan kekuatan dominan untuk secara tepat

mengklafikasikan rekomendasi analisis dengan dekskriptor intuitif tentang proses pengambilan

keputusan mereka.

Probabilistic Judgement

Model ini berguna untuk melihat situasi akuntansi dimana kepercayaan awal mengenai prediksi atau

evaluasi harus direvisi ketika ada bukti baru. Model ini berpendapat bahwa cara yang paling tepat secara

normative untuk merevisi kepercayaan awal ini, dinyatakan sebagai probabilitas subjektif, adalah
dengan mengaplikasikan teorama Bayes (sebuah tenet dasar mengenai teori kondisional probabilitas).

Teorema Bayes menyatakan bahwa probabilitas revisi karena adanya bukti tambahan sama dengan

kepercayaan awal dikalikan dengan seberapa banyak ekspektasi awal harus direvisi. Revisi yang

melibatkan auditor dan akuntan memberikan bukti bahwa akuntan dan auditor memilki serangkaian
rules of thumb karena kompleksitas tipe judgement yang harus mereka buat dengan keterbatasan

informasi yang mereka miliki.

Lens Model Studies --- The Evidence

Dengan menggunakan model lens sebagai alat riset memungkinkan adanya analisis konsistensi

 judgement, apakah model perilaku manusia dapat memprediksi lebih akurat daripada manusia itu

sendiri. Model ini juga memungkinkan analisis kemampuan petunjuk untuk memprediksi event dalam

pertanyaan. Selain itu, model ini juga memberikan insight mengenai derajat konsensus antara pembuat

keputusa.

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 5/11
7/21/2019 TA BAB 13

Bukti secara konsistensi menunjukkan bahwa manusia mampu untuk mengembangkan prinsip-

prinsip atau model-model untuk memecahkan kesuksesan/kegagalan tugas menggunakan rasio

keuangan, tetapi mereka tidak mampu melakukan hal tersebut ketika model mereka sendiri digunakan
secara matematis. Hal ini karena mereka menjadi tidak memperhatikan petunjuk dan merek menjadi

tidak konsistensi dalam mengaplikasikan aturan keputusan mereka akibat faktor kelelahan dan

kebosanan.

Abdel-Khalik dan El-Sheshai menyimpulkan bahwa pilihan informasi manusialah, bukan proses

pemilihan ptunjuk, yang membatasi akurasi. Simnett dan Trotman menemukan bahwa meskipun subjek

telah dapat menggunakan performa ketika diminta untuk mengaplikasikan pembobotan petunjuk idela.

Penulis-penulis ini menyimpulkan bahwa ketika manusia tidak bisa memilih rasio mereka sendiri, kinerja

pemrosesan informasi merek menurun.

Ketika jumlah informasi meningkat, awalnya penggunaan dan intgrasi informasi menigkat. Namun,

pada titik tertentu, tambahan informasi menyebabkan penurunan jumlah informasi terintegrasi kedalam

tugas pengambilan keputusan. Chewning dan Harrell menemukan bukti teori tersebut ketika seseorang

diberikan lebih dari 8 petunjuk (rasio keuangna). Libby berpendapat bahwa tambahan petunjuk yang

tidak valid ke dalam serangkaian petunjuk yang lebih valid akan menurunkan performa, namun riset lain

tidak mendeteksi adanya hubungan tersebut.

Process Tracing Studies ----The Evidence

Model lens Brunswik secara implisit memperlakukan proses pengambilan keputusan sebagai

kombinasi linier dari informasi petunjuk sedangkan decision tree yang diturunkan dari process tracing

menerangkan langkah-langkah pengambilan keputusan dimana isi informasi sebuah data berinteraksi

dengan informasi lainnya dari data tersebut. Larcker dan lessig menemukan bahwa process tracing

model lebih baik daripada model statistic liner, tetapi selling and shank menemukan hasil sebaliknya

ketika kedua pendekatan ini dibandingkan dalam sebuah tugas yang melibatkan prediksi kebangkrutan.

Kompleksitas pengambilan keputusan yang dilakukan manusia berarti dibutuhkan riset yang lebih

dalam untuk memahami tipe karakteristik keputusan untuk menentukan gaya pemrosesan informasi

yang [aling seusai.

Format and Presentation Of Financial Statements

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 6/11
7/21/2019 TA BAB 13

Pada tahun 1976 Libby mengobservasi bahwa ada tiga pilihan dasar yang ada untuk meningkatkan

pengambilan keputusan :

1.  Mengubah presentasi dan jumlah informasi

2.  Memberikan pendidikan ke pembuat keputusan

3.  Mengganti pembuat keputusan dengan model of themselves atau dengan ideal or with on ideal

cueweighting model

Dengan pentingnya saran yang pertama terhadap akuntan, auditor, regulator dan pembuat standar,

terdapat penelitian kecil yang dialkukan untuk menemukan format presentasi akuntansi yang ideal.

Studi yang dialakukan cenderung untuk memeriksa perubahan yang radikal terhadap penyajian laporan
keuangan dalam bentuk grafik multidimensional. The lens model berguna dalam memeriksa isu

penyajian laporan keuangan yang sama baiknya dengan analisa predictive judgement. The lens model

mengijinkan untuk analisa kekakuratan human judgement dalam menentukan sejauh mana dimana

individu mendeteksi tugas judgement yang penting dan secara konsistensi menggunakan kebijakan

 judgement. Jika perubahan format informasi menghasilkan peningkatan kedua karakteristik tersebut

maka human judgement seharusnya meningkat.

Chernoff fces menggambarkan perubahan dalam kondisi keuangan. Mukanya dibangun dengan
mapping transformed variabel keuangan menjadi bentuk muka. Mathematical precision diwujudkan

dengan panjangnya hidung, angle alis dan bentuk mulut digunakan untuk merepresentasikan perubahan

kondisi keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya. Pendekatan grafik multidimensional akan

menjadi berguna ketika ketersidiaan biaya atau data membuat model statistik yang tidak mungkin
dibangun, terutama jika hasilnya menggunakan grafik multidimensional yang sama sedikit bagusnya

dengan hasil dari model. Saat ini preparers laporan keuangan tidak lagi menyiapkan grafik seperti muka

chernoof tetapi dengan penggunaan warna dan grafik yang lebih konvesioanl. Penggunaan grafik yang

bervariasi dan bentuk tabular akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Laporan dalam bentuk

grafik berguna untuk tingkat kompleksitas yang rendah sedangkan laporan dalam bentuk tabular untuk

tingkat kompleksitas yang tinggi. Tidak ada bentuk penyajian yang terbaik di semua situasi. Dalam

konteks pengauditan, ricchiute menemukan bahwa judgement mengenai penyesuaian terhadap akun

dipengaruhi oleh cara penyajian informasi ke auditor visual dan atau auditory.

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 7/11
7/21/2019 TA BAB 13

So dan smith menginvestigasi dampak dari warna grafik, jenis kelamin, kerumitan dari tugas, dan

perbedaan format presentasi dalam preditive accuracy dengan sample undergraduate business

students. Hasilnya adalah grafik yang berwarna tidak efektif ketika tugasnya kompleks dan wanita lebih
tertarik terhadap grafik yang berwarna. Penelitian yang lain dilakukan dengan mengajak decision makers

bekerja dengan satu dari seperangkat data; kombinasi tabel dan bar charts, atau table dengan muka

chernoff atau hanya dengan table. Ketika situasi dimana complexity dari informasi tinggi, penggunaan

hanya dengan tabel membawa kepada keakuratan yang lebih tinggi, penggunaan grafik dan pictorial

representatations data membawa kepada penurunan dari keefektifan pengguna dari pembuatan

keputusan. Alasannya adalah decision maker memilih pilihan yang lebih mudah ketika situasi kompleks,

tetapi graphical dan pictorical yang mewakili data terkadang lebih abstrak dan kurang detail

dibandingkan informasi yang disajikan dalam bentuk tabel

Probabilistic Judgement Studies ----The Evidence

Dalam banyak konteks akuntansi dan terutama pengauditan tidak ada solusi yang benar dengan

penilaian yang dapat dibandingkan untuk menilai akurasi dari mereka. Satu cara untuk mengatasi

kurangnya benchmarks dalam penilaian kinerja adalah memeriksa konsensus mengenai keputusan

tertentu di sejumlah pembuat keputusan. Cara yang lain adalah menggunakan model matematik atau

statistika. Penelitian HJT dalam model ini telah secara konsistensi didemonstrasikan bahwa manusia

mempunyai keahlian yang bervariasi dan tugas yang berbeda, merevisi probabilitas mereka ke tingkat

yang lebih rendah daripada teori Bayes’s. konservatisme ini telah dihubungkan ke penggunaan rules

of thumb dan bias yang diadopsikan sebagai sarana mempermudah judgements yang kompleks agar

manusia bisa mengatasi.

Three rules of thumb


  Representativeness
Aturan ini menyatakan bahwa ketika penilaian probabilitas berasal dari populasi. Penilaian orang

akan ditentukan dengan sejauh mana item mewakili populasi. Item atau kejadian yang dilihat oleh

pembuat keputusan more representative akan dinilai mempunyai probabilitas yang lebih besar

kejadiannya daripada yang less representative. Peneliti menunjukkan bahwa penggunaan rule of

thumb dapat membawa kepada keputusan yang miskin karena pembuat keputusan mengabaikan

data lain yang relevan yang bukan bagian dari stereotype.

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 8/11
7/21/2019 TA BAB 13

  Availability
Ketersediaan rule of thumb mengacu kepada probabilitas suatu kejadian berdasarkan kemudahan

contoh-contoh seperti yang ada di pikiran. Probabilitas yang berhubungan dengan kejadian yang
sensasional biasnya overestimated.

  Anchoring and adjustment


Mengacu kepada proses judgement secara umum dimana proses awalnya dihasilkan atau diberikan

repons seperti jangkar dan informasi lain digunakan untuk menyesuaikan respons. Akibat dari rule

of thumb adalah kemungkinan penyesuaian yang tidak mencukupi dalam perubahan keadaan.

REPRESENTATIVENESS : THE EVIDENCE

Orang yang pertama kali melaporkan keberadaan dari representativeness dan kencenderungan untuk

mengabaikan base rates adalah Kahneman dan Tversky. Penggunaan base-rate information telah

membawa kepada hipotesis yang beralasan probabilistik yang melibatkan contingent processing.

Availabilty : Evidence

Basis dari rule of thumb ini adalah kemungkinan judgment berdasarkan on retrieval dari ingatan cotoh

yang relevan atau skenario yang masuk akal. Bagaimanapun juga hal ini membutuhkan sampel

probabilitas yang besar untuk meningkatkan prediksi akurasi.

Anchoring dan Adjusment : Evidence

Kinney dan Uecker menemukan bukti tentang anchoring dan adjusment dalam analytical review (analisa

rasio) dan compliance test (audit test of control internal).

Expert Judgment and Rules of Thumb

Penilitian yang melibatkan expert judgment memberikan kesimpulan bahwa manusia mempunyai

ingatan jangka pendek dengan kapasitas yang sangat terbatas (4-7 chunks) dan virtually ingatan jangka

panjang yang tak terbatas.

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 9/11
7/21/2019 TA BAB 13

ACCOUNTING AND BEHAVIOUR

Akuntansi hadir sebagai fungsi yang mengatur secara langsung untuk aktivitas- aktivitas individu
maupun kelompok. Ada beberapa cara pandang yang berbeda tentang akuntansi, yang mengindikasikan

adanya beberapa kemungkinan perspektif akuntansi. Isu utama adalah teknik apakah yang diadopsi dan

interprestasi dari sebuah informasi yang dilaporkan. Selain itu, adanya persaingan kepentingan diantara

orang-orang yang bervariasi yang memberikan interprestasi terhadap laporan keuangan yang dilaporkan

oleh perusahaan.

Informasi akuntansi akan memberikan pengaruh terhadap perilaku baik metode yang diadopsi untuk

mengukur dan melaporkan informasi serta merespon informasi yang diberitahukan. Menurut
Zimmerman, sistem akuntansi adalah komponen fundamental dari sebuah arsitektur organisasi dengan

manajer yang secara konstan beradaptasi untuk memastikan struktur terbaik bagi perusahaan.

Zimmerman menawarkan 2 pengamatan penting tentang factor yang memengaruhi sistem akuntansi,

yaitu:

1.  Sistem akuntansi berubah ketika ada perubahan strategi bisnis perusahaan dan perubahan

organisasi lainnya dalam waktu yang bersamaan, khususnya terkait dengan posisi keputusan yang

benar dan sistem evaluasi kinerja dan juga reward.


2.  Perubahan dalam arsitektur organisasi, termasuk perubahan di dalam sistem akuntansi disebabkan

oleh adanya external shocks dari teknologi dan pergeseran kondisi pasar.

Informasi akuntansi secara signifikan mempengaruhi perilaku individu, baik di dalam entitas maupun

eksternal. Bagaimanapun adanya pengaruh dua arah, untuk individu secara langsung dan tidak langsung

mempengaruhi struktur sistem akuntansi dan pengungkapan informasi.

LIMITATION OF BAR

Peninjauan terhadap BAR telah menunjukkan bahwa ada peranan yang besar dari informasi akuntansai

daslasm pengambilasn keputusan. Proses informasi yang kompleks menyadarkan kita bahwa

perkembangan penelitian teori-teori dan metode akuntansi saat ini masih belum cukup. BAR memiliki

beberapa keterbatasan, yaitu:

10

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 10/11
7/21/2019 TA BAB 13

1.  Penelitian pada topik yang sama memberikan hasil yang kontradikitif, sehingga membingungkan

saat pengambilan keputusan.

2.  Subjek percobaan yang digunakan dalam penelitian tersebut seringkali berbeda dengan real
 judgement.

3.  Peneliti akuntansi mempertanyakan apakah peraturan harus dipengaruhi oleh hasil penelitian

pembuat keputusan individu atau tidak.

Secara keseluruhan, keterbatasan terbesar dalam BAR adalah tidak adanya satu landasan teori yang

dapat membantu menggabungkan beragamnya pertanyaan pertanyaan dalam penelitian dan penemuan

BAR. Peneliti BAR banyak meminjam pemikiran dari berbagai disiplin ilmu dan tidak memiliki persamaan

framework satu sama lain. Hal ini menyebabkan sulitnya mengeneralisasi bagi policy makers. Walalupun

begitu tidak dipungkiri bahwa metode BAR merupakan alat penelitian yang berharga. Metode Bar telah

banyak digunakan untuk mengembangkan information processing dan training di dunia pekerjaan.

Selain itu BAR juga dapat menunjukkan systematic error.

11

http://slidepdf.com/reader/full/ta-bab-13-56dbec0c21f30 11/11

Anda mungkin juga menyukai