Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang


bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secara umum
terdiri dari 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar
sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada
bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang
melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap
beberapa sistem struktur bentang lebar.

Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa
gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran
atau gedung exhibition.

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.
Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut.

Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu :

1. Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang.

2. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung

3. Struktur Plan dan Grid

4. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan net (jarring)

5. Struktur Cangkang

Sedangkan Sutrisno 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu :

 Struktur ruang, yang terdiri atas :

1
–          Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)

–          Struktur rangka ruang

 Struktur permukaan bidang, terdiri atas :

–          Struktur Lipatan

–          Struktur Cangkang

–          Membran dan Struktur Membran

–          Struktur Pneumatik

 Struktur Kabel dan Jaringan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Struktur Lipat Itu?

2. Bagaimana Konstruksi Struktur Lipat Tersebut?

3. Bagaimana Aplikasi Strukutur Lipat Dan Tribun Pada Preseden?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Struktur Lipat.

2. Mengetahui Konstruksi Struktur Lipat Tersebut.

3. Mengetahui Aplikasi Strukutur Lipat Dan Tribun Pada Preseden.

1.4 Manfaat

1. Supaya Siswa Mengetahui Bagaimana Struktur Lipat.

2
2. Supaya Siswa Mengetahui Bagaimana Konstruksi Struktur Lipat Tersebut.

3. Supaya Siswa Mengetahui Bagaimana Aplikasi Strukutur Lipat Dan Tribun Pada Preseden.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Struktur Lipat

Struktur lipatan adalah bentuk yang terjadi pada lipatan bidang-bidang datar


dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada k e s e l u r u h a n b e n t u k i t u
s e n d i r i . B e n t u k l i p a t a n i n i m e m p u n y a i kekakuan yang lebih dibandingkan
dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama
pula. Hal ini dapat dijelaskan karena momen energi yang didapat dari  bentuk
lipatanakan jauh lebih besar dari pada momen energi yang didapat dari bidang
datar. Hal ini dapat dijelaskan karena momen energia yang didapat dari bentuk lipatan akan
jauh lebih besar daripada momen energia yang didapat dari bidang datar. Dari hasi

perhitungan untuk bentuk lipatan harga momen energia : I = 1/12 bh3 , sedangkan untuk

bidang datar didapat hasil : I = 1/12 hb3 (gambar a dan b). Dengan terbentuknya lipatan ini,
gaya-gaya akibat berat sendiri dan gaya-gaya luar dapat ditahan oleh bentuk itu sendiri.

2.2 Jenis – Jenis Struktur Lipat


a. Folded plate dua segmen

 b. Folded plate tigasegmen

 c. Folded plate BentukZ

4
 d. Folded plate Dinding

 f. Folded plate Kanopi

 g. Folded plate Runcing

 h. Folded plate penyangga tepi

 i. Folded plate truss

 j. Folded plate Rangka kaku

2.3 Konstruksi Lipatan

Berdasarkan bentuk-bentuk yang ada pada alam, manusia mencoba untuk


mempergunakan bentuk-bentk itu untuk kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan perkembangan
cara berpikir manusia maka pengetahuan teknik dan penemuan bahan berkembang pula serta
semakin bertambah maju.

Dengan bekal yang dimiliki manusia tersebut, maka konstruksi lipatan dikembangkan pula,
baik dalam bentuknya maupun bahan yang dipergunakannya. Bentuk lipatan ini sekarang
banyak dipergunakan untuk dinding atap, lantai, bangunan dengan berbagai bentuk dan bahan
(gambar 1 no. 1,2,3 & 4)

2.3.1 Struktur Lipatan 1

5
Gambar 1

2.3.1.1 Penyaluran Gaya

Gaya sejajar bidang dan gaya tegak lurus bidang. Gaya sejajar bidang akan lebih kuat
untuk dipikul bidang tersebut daripada jika gaya dengan besar yang sama tersebut bekerja
tegak lurus. (gambar 1 no. 5 & 6)

Gambar 1

Selain itu bidang datar lebih mudah jatuh dibandingkan dengan bentuk lipatan. Hal ini
disebabkan tidak adanya titik kumpul penahan gaya dan setiap titik menjadi penahan gaya
dan momen (gambar 1 no. 7 & 8). Jika gaya tersebut bekerja pada lipatan, maka akan terjadi
sebagai berikut : gaya dengan arah memanjang akan dipikul oleh bidang datar dari lipatan.
Gaya dengan arah melintang, yang diuraikan menjadi dua gaya dimana masing-masing
besarnya lebih kecil daripada gaya arah melintang tersebut (gambar 2 no. 1 & 2).

2.3.2 Struktur Lipatan 2

Gambar 1

6
Gambar 2

Untuk gaya P yang bekerja pada tengah-tengah bidang, gaya diuraikan menjadi : gaya
sejajar bidang dan gaya tegak lurus. Sedangkan untuk gaya P yang bekerja pada rusuk-rusuk
lipatan (garis lipatan) akan diuraikan sejajar pada masing-masing bidang datar yang
bersisihan itu (gambar 2 no. 3 & 4). Besarnya kemiringan bidang datar dari lipatan ini
menentukan pula besarnya uraian dari gaya yang bekerja.

2.3.3 Struktur Lipatan 3

Gambar 2

7
Dari uraian gaya P tersebut ternyata bidang lipatan akan lebih kuat memikul gaya-
gaya, baik yang arah melintang maupun memanjang daripada bidang datar. Karena gaya P
yang diuraikan dengan arah sejajar bidang akan dipikul bidang itu sendiri, maka beban P
yang harus dipikul oleh konstruksi jadi kecil.

Untuk menjaga perubahan bentuk lipatan, maka perlu untuk mempertahankan jarak h
dan b serta tebal d (gambar 3 no.1 & 2). Gaya P yang bekerja pada rusuk (B) dan (C) dan
gaya H pada rusuk (A) akan mengakibatkan perubahan besar pada jarak b dan h. Karena itu
rusuk-rusuk (A), (B), (C) harus dipegang dan ditahan dengan jalan : tumpuan dipegang teguh,
atau rusuk merupakan sesuatu yang kaku. Jadi disini dapat diterangkan bahwa yang
sebenarnya menahan gaya-gaya adalah tiap-tiap bidang, sedangkan rusuk-rusuk berfungsi
sebagai pemegang dan pengaku bidang. Bidang lipatan ini ada kemungkinan akan dapat
melentur, tergantung kepada panjang L (gambar 3 no. 2 & 3 dan gambar 4 no. 1 – 4). Untuk
harga h dan b panjang L harus ditentukan supaya tak terjadi lenturan tersebut.

2.3.4 Struktur Lipatan 4

8
2.3.5 Struktur Lipatan 5

Gambar 4

9
Pada tempat-tempat mencapai panjang L tersebut, diadakan bidang pengaku yang
menahan terjadinya lenturan (gambar 3 no. 3). Momen lentur yang terjadi ini adalah akibat
beban merata pada lipatan atau akibat berat sendiri. Besarnya momen yang terjadi tergantung
dari besarnya sudut. Makin besar sudutnya makin besar momen yang terjadi. Menurut

pengalaman, sudut yang paling efektif adalah sudut 450 (gambar 4 no. 1, 2, 3)

2.3.6 Struktur Lipatan 6

Dari uraian gaya yang diterangkan, dapat disimpulkan bahwa pada konstruksi lipatan
yang sangat perlu diperhatikan ialah: pencegahan adanya deformasi dan kekakuan harus
dicapai.

Untuk dapat mencapai maksud di atas, harus diperhatikan: sudut lipatan, tebal dinding
datar lipatan, bidang pengaku, rusuk lipatan harus kaku dan tumpuan harus kukuh. Dapat
ditambahkan pula bahwa untuk bentuk lipatan terbuka, sudut lipatan harus lebih kecil dari

400 untuk mendapatkan deformasi yang kecil. Sedangkan untuk bentuk lipatan yang tertutup
sudutnya agak bebas dan tak terikat.

2.3.6.1 Bentuk Dasar

Tidak telepas dari uraian gaya, dasar dari bentuk lipatan yang paling sederhana, kita
dapat mencari bentuk-bentuk lain yang sesuai pula penyaluran gayanya. Ternyata kita dapat
mengenal bentuk-bentuk yang dapat dijadikan dasar perkembangan bentuk konstruksi lipatan,
yaitu bentuk-bentuk dasar: piramidal, prismatis, dan semi-prismatis.

Bentuk prismatis adalah bentuk yang terdiri dari bidang-bidang datar bersudut siku-
siku dan bidang-bidang yang melintang tegak lurus pada kedua belah sisi ujung bidang datar
bersudut siku-siku tersebut (gambar 5 no. 3).

Bentuk piramidal adalah bentuk yang terdiri dari bidang-bidang datar berbentuk segi tiga
(gambar 5 no. 2).

Bentuk semi-prismatis adalah bentuk yang terjadi dari gabungan kedua bentuk di atas
(gambar 5 no. 1).

10
2.3.7 Struktur Lipatan 7

Keuntungan dan Kerugian Struktur Lipatan :

11
Keuntungan dan kerugian dari bentuk konstruksi lipatan adalah sebagai berikut: segi
konstruksinya adalah sebagai bidang vertikal, yang dapat menggantikan kolom-kolom dan
sekaligus menjadi bearing wall .

Sebagai bidang horisontal dapat menggantikan balok-balok. Batangan dapat dicapai


lebih besar (dengan perbandingan tertentu antara bentangan dan tinggi lipatan).
Dari hasil penyelidikan didapat:

f = 1/10 L

f = tinggi lipatan
L = lebar bentangan
(dari buku Reinforced Concrete)

Segi bentuknya: ditinjau dari bentuknya, maka bentuk konstruksi lipatan sangat sesuai untuk
bentuk-bentuk atap di daerah-daerah yang banyak turun hujan. Bentuk ini baik pula untuk
digunakan mengatur akustik dan cahaya.

Semantara ini yang banyak dipakai sebagai bahan untuk konstruksi lipatan ialah beton
dan aluminium. Hanya kesulitannya di Indonesia mengenai pelaksanaannya, berhubungan
kekurangan alat yang modern dan tenaga yang terlatih.

Kemungkinan-kemungkinan:

Dari bentuk-bentuk dasar yang telah diterangkan, kita akan mendapatkan bermacam-
macam bentuk lipatan di antaranya: lipatan biasa baik yang tertutup maupun yang terbuka,
lipatan dengan bentuk conis dan busur lipatan.

12
2.3.8 Struktur Lipatan 8

SURVEY PRESEDEN

 TRIBUN GBK

13
 UKURAN TANGGA TRIBUN

 UKURAN PINTU KELUAR

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan
ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Struktur bentang lebar memiliki
tingkat kerumitanyang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh
gaya yang terjadi pada struktur tersebut. Bentuk dasar dan bentuk selubung bangunan yang
ditentukan oleh arsitek akan menentukan rancangan sistem struktur yang digunakan, dan
menjadi acuan untuk konfigurasi elemen-elemen struktur. Namun, konfigurasi, dimensi serta
tekstur dari elemen-elemen struktur akan mempengaruhi artikulasi bentukan arsitektur yang
terjadi.

14
B e n t u k l i p a t m e m p u n y a i kekakuan yang lebih dibandingkan dengan
bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula. Hal ini
dapat dijelaskan karena momen energi yang didapat dari  bentuk lipatanakan jauh
lebih besar dari pada momen energi yang didapat dari bidang datar. Hal ini dapat
dijelaskan karena momen energia yang didapat dari bentuk lipatan akan jauh lebih besar
daripada momen energia yang didapat dari bidang datar

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi


kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://adampriyadi.wordpress.com/2013/05/24/arsitektur-bentang-lebar/

https://www.academia.edu/16895800/TUGAS_BESAR_STRUKTUR_KONSTRUKSI_DAN
_BENTANG_LEBAR_III_-_BANGUNAN_BENTANG_LEBAR_BANDAR_UDARA_

15

Anda mungkin juga menyukai