Anda di halaman 1dari 29

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA

KEBAKARAN

Mekanikal & Elektrikal | ars 2018-2019 | FTUP


Bahaya kebakaran
Bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali, sehingga dapat mengancam
keselamatan jiwa manusia maupun harta benda. Nyala api merupakan reaksi dari bahan bakar, panas
dan O2
Bahan yang mudah terbakar:
- Benda padat: kayu, kertas, plastik dsb
- Benda cair ; bensin, spirtus dsb
- Gas : asetelin, LNG
Sumber panas yang dapat menimbulkan kebakaran :
- Sinar matahari
- Listrik
- Panas yang berasal dari energi mekanik, karena gesekan benda-benda sehingga
menimbulkan loncatan api
- Panas yang berasal dari reaksi kimia
Panas yang berasal dari sumber-sumber tsb dapat berpindah dengan cara:
- Radiasi, perpindahan panas yang memancar ke segala arah
- Konduksi, perpindahan panas melalui benda/perambatan panas
- Konveksi, perpindahan panas yang menyebabkan perbedaan tekanan udara
- Loncatan bunga api, suatu reaksi antara energi panas dengan O2
Sistem pemadaman :
- Penguraian, memisahkan atau menjauhkan benda-benda yang dapat terbakar
- Pendinginan, penyemprotan air pada benda-benda yang terbakar.
- Isolasi, dengan cara menyemprotkan bahan kimia CO2
RANCANGAN BANGUNAN
Langkah pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang dapat dilakukan melalui sistem
perancangan bangunan yaitu sistem perlindungan terhadap kebakaran yang dilakukan melalui
komponen bangunan dari segi arsitektur dan struktur bangunan.

Seperti:
1. Logo Emergency Exit
2. Memisahkan jarak antara barang-barang yang mempunyai resiko kebakaran yang tinggi.
3. Memasang Fire Profing untuk struktur bangunan.
4. Merancang Explotion-proof atau alat anti peledak pada produk elektrik di daerah beresiko
terbakar .
5. Membuat Emergency Exit yang dapat digunakan saat keadaan darurat.
6. Menyediakan sarana dan prasarana proteksi kebakaran, yaitu dengan melengkapi bangunan
dengan Fire Security System seperti peralatan pemadam kebakaran yang lengkap yang dapat
bekerja secara otomatis.
TANGGA KEBAKARAN
Merupakan suatu tempat penghubung ruang bawah dengan ruang di atasnya
dan sebagai tempat untuk menyelamatkan diri jika ada keadaan darurat
(seperti kebakaran).
TANGGA KEBAKARAN

Syarat-syarat tangga kebakaran, tangga kebakaran diletakkan pada tempat tertentu yang
memenuhi persyaratan keselamatan terhadap bahaya kebakaran :

1. Tangga darurat, diletakkan terbuka dan dekat dengan lobby lift, sehingga pemakai mudah
menemukannya.
2. Tangga diletakkan di dalam ruangan tangga kebakaran yang di depan dan didalamnya diberi
lampu emergency otomatis penunjuk arah.
3. Tangga dibuat dari konstruksi beton/baja yang tahan api, min. 2 jam
4. Tangga terletak di dalam ruang yang kedap api berdinding cukup tebal dan minimal tidak ikut
terbakar dalam waktu tertentu sehingga penghuni bisa menyelematkan diri. Dinding tangga dari
beton yang tahan api, min. 2 jam
5. Material finishing lantai dari bahan anti slip, tidak licin dan railing dari besi.
6. Lebar tangga min. 1.20 m
7. Pintu tangga terbuat dari bahan tahan anti api, min. 2 jam
TANGGA KEBAKARAN

8. Pintu paling atas (roof top) membuka keluar, pintu lantai typical arah buka ke dalam
tangga kebakaran dan pintu lantai dasar membuka ke arah luar serta berhubungan
langsung dengan ruang luar.
9. Pintu tangga kebakaran dilengkapi dengan lampu petunjuk yang selalu terlihat dan
menyala.
10. Jarak tangga dari setiap titik dalam ruang efektif tanpa ruang sirkulasi max. 30 meter
11. Lebar bordes minimal sama dengan lebar tangga
12. Lebar min. aantrede 28 cm dan ooptrede max 20 cm
13. Tidak boleh berbentuk tangga putar dan tidak boleh menyempit di bawah
14. Memiliki ruang udara tekan (supaya asap tidak masuk ke dalam ruang tangga), bisa
juga menggunakan pressure fan yang berfungsi memberikan tekanan pada udara di
dalam ruangan.
PINTU TAHAN API
1. Mencegah menjalarnya kebakaran dari satu ruangan ke ruangan lainnya
2. Sebagai pintu darurat untuk penyelamatan manusia pada saat terjadi kebakaran

Syarat-syarat pintu tahan api :


1. Pintu tangga dibuat dari bahan tahan api, min 2 jam
2. Lebar pintu minimal 90 cm dan dapat menutup secara otomatis (memakai door closer)
3. Dilengkapi lampu petunjuk yang terdiri dari 2 sumber power listrik (emergency dan battery)

3 Faktor mutlak untuk pintu tahan api sehingga dapat menahan menjalarnya api pada saat
kebakaran :
1. Stabilitas terhadap api : mampu menahan keruntuhan
2. Integritas terhadap api : mampu mencegah terjadinya celah sehingga lidah api/asap
tidak tembus
3. Isolasi panas ; mencegah menjalarnya panas
Arah buka pintu:
a. Untuk lantai typical membuka ke arah ruang tangga
b. Untuk lantai atas/roof membuka ke arah luar
c. Untuk lantai dasar membuka ke arah luar

Jenis-jenis pintu tahan api:


1. Full solid fire rating 2-3 jam
2. Memakai kaca tahan api (pyran’s)
TANGGA RUANG BAWAH TANAH/BASEMEN

1. Ruang bawah tanah harus dilengkapi sekurang-kurangnya 2 buah tangga


2. Bila satu buah untuk umum maka yang lainnya harus berhubungan dengan
jalan, lapangan terbuka yang langsung menuju jalan umum/keluar
3. Tangga ruang bawah tanah harus tahan api 2 jam dan dilengkapi dengan pintu
tahan api yang dapat menutup sendiri
4. Tangga ruang bawah tidak boleh berhubungan langsung dengan tangga lantai
di atasnya.
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
(FIRE FIGHTING SYSTEM)

Fire Fighting Fire Fighting Fire Fighting fire Fire Fighting


Sistem Sprinkler Sistem Hydran Extinguisher Sistem Gas

Wet riser Dryriser system Wet riser Dryriser system APAR (Alat Khusus pada ruang
system (air (air tidak system (air (air tidak Pemadam Api Genset, ruang panel dan
bertekanan) bertekanan) bertekanan) bertekanan) Ringan) ruangan eletronik
PERALATAN PEMADAM API
1. Instalasi tetap
2. Instalasi tidak tetap

1. Instalasi tetap
Cara kerja (operasional) Pemadam Instalasi tidak tetap:

SISTEM SEMI OTOMATIS

Alat
Api Alat deteksi Panel alarm Manusia Sistem start pemadam
aktif

SISTEM OTOMATIS

Api Alat deteksi Panel alarm Sistem start


Alat pemadam
aktif
SISTEM DETEKSI

Sistem deteksi kebakaran (detector kebakaran) adalah suatu alat untuk


mendeteksi awal adanya kebakaran, terdiri dari:
1. Detector panas ; heat detector (fix detector, ROR yang dapat dipasang)
2. Detector asap; Smoke detector
Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarmbila terjadi asap
di ruang tempat alat itu dipasang.

3. Detector nyala api; Flame detector


Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara
menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut.

4. Detector gas; gas detector


SISTEM DETEKSI
1. Detector panas ; heat detector (fix detector, ROR yang dapat dipasang)

Jenis ROR adalah


Detector yang bekerja berdasarkan kenaikan temperatur
secara cepat di satu ruangan walaupun masih berupa
hembusan panas. Umumnya pada titik 55oC - 63oC sensor ini
sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran.
Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak
sempat meluas ke area lain.

Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian plafon 4m. Sedangkan untuk plafon lebih tinggi,
area deteksinya berkurang menjadi 30m2. Ketinggian pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m.

ROR banyak digunakan karena ROR sangat ideal untuk ruangan kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang
server, ruang arsip, gudang pabrik dan lainnya.

Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan kontak saat mendeteksi
panas. Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm
rumah.
SISTEM DETEKSI
1. Detector panas ; heat detector (fix detector, ROR)

Fix Detector baru mendeteksi pada derajat panas yang


langsung tinggi.
Oleh karena itu cocok ditempatkan pada area yang
lingkungannya memang sudah agak-agak "panas",
seperti: ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt,
gudang beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya.
Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2 (pada
ketinggian plafon 4m) atau 15m2 (untuk ketinggian
plafon antara 4 - 8m).
SISTEM DETEKSI
2. Detector asap; Smoke detector
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap
memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan
smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas
kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati
ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya
akan aktif. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian
plafon 4m.

Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan
panas ketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing
cabinet, gudang spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya.

Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking
area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban,
gudang makanan-minuman (mamin) dan sejenisnya
SISTEM DETEKSI
3. Detector nyala api; Flame detector
Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar
ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini
tidak bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber
cahaya lain yang tidak ada hubungannya dengan nyala api
(flame).

Aplikasi yang disarankan:


-Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.
-Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin,
pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik.
-Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.
SISTEM DETEKSI
3. Detector nyala api; Flame detector
Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak
dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk
sterilisasi. Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api
(spark), seperti di bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang
mengoperasikan gerinda.

Dalam percobaan singkat, detector ini menunjukkan performa yang


sangat bagus. Respon detector terbilang cepat saat korek api
dinyalakan dalam jarak 3 - 4m. Oleh sebab itu, pemasangan di pusat
keramaian dan area publik harus sedikit dicermati. Jangan sampai
orang yang hanya menyalakan pemantik api (lighter) di bawah
detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga dipasang di ruang
bebas merokok (No Smoking Area) asalkan bunyi alarm-nya hanya
terjadi di ruangan itu saja sebagai peringatan bagi orang yang
"membandel".
SISTEM DETEKSI
4. Detector gas; gas detector

Sesuai dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas yang kerap terjadi di rumah
tinggal.

Alat ini bisa mendeteksi dua jenis gas, yaitu:


-LPG (El-pi-ji) : Liquefied Petroleum Gas.
-LNG (El-en-ji): Liquefied Natural Gas.

Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan di rumah-rumah.

Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat daripada udara, sehingga apabila
bocor, gas akan turun mendekati lantai (tidak terbang ke udara).

Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jika terjadi kebocoran, maka gasnya
akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan posisi detector
sebagaimana ilustrasi di bawah ini:
SISTEM DETEKSI
4. Detector gas; gas detector
Perbedaan sifat gas tsb yang menentukan posisi detector sebagaimana ilustrasi di bawah
ini:
Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari lantai dengan arah
detector menghadap ke atas. Hal ini dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan
masuk ke dalam ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector dengan
sumber kebocoran tidak melebihi dari 4m.

Untuk LNG, maka pemasangan


detectornya adalah tinggi di atas lantai,
tepatnya 30cm di bawah plafon dengan
posisi detector menghadap ke bawah.
Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor
gas ini akan naik ke udara sehingga bisa
terdeteksi. Jarak dengan sumber
kebocoran hendaknya tidak melebihi 8m.
SISTEM DETEKSI

Fire Alarm System adalah alat yang berfungsi untuk memberikan tanda bahaya (alert) bila
terjadi potensi kebakaran atau kebocoran gas. Cara Kerja Fire Alarm System adalah alat
ini mendeteksi potensi-potensi kebakaran seperti gumpalan asap (smoke detector),
temperatur tinggi (heat detector), dan adanya gas yang berbahaya (gas detector), ketika
alat ini mendeteksi potensi kebakaran tersebut maka alat ini akan secara otomatis
memberikan tanda bahaya (alert) seperti membunyikan bell menyalakan
HYDRANT KEBAKARAN

Berdasarkan lokasi penempatan jenis hydrant kebakaran dibagi


menjadi:
1.Hydrant gedung
2.Hydrant halaman

Komponen hydrant kebakaran:


1. Sumber persediaan air
2. Pompa dan kebakaran
3. Slang kebakaran
4. Kopling penyambung
PERSYARATAN TEKNIS (HYDRANT KEBAKARAN)

1. Semua sumber persediaan air untuk hydrant harus diperhitungkan untuk


pemakaian selama 30-60 menit/daya pancar 40 l/menit
2. Pompa-pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus
mempunyai aliran listrik tersendiri dari sumber daya listrik darurat
3. Slang kebakaran dengan diameter maksimal 1 ½ “ harus terbuat dari
bahan tahan panas dengan panjang max 30 m
4. Harus disediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling dari
dinas kebakaran
5. Warna peralatan hydrant kebakaran MERAH
PEMASANGAN HYDRANT KEBAKARAN

1. Semua peralatan hydrant kebakaran harus terlihat jelas, mudah


dibuka, mudah dijangkau tidak terhalang oleh benda-benda
barng-barang lain
2. Hydrant halaman harus mampu mengalirkan air 1000 l/menit
3. Penempatan hydrant halaman harus mudah dijangkau oleh
mobil pemadam kebakaran
4. Semua pekerjaan hydrant harus berdasarkan peraturan-
peraturan yang berlaku dari instansi terkait
SPRINKLE
Sprinkler merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk memadamkan kebakaran pada sebuah
bangunan.

Sprinkler akan secara otomatis menyala bila ada kebakaran yang terjadi.

Instalasi sprinkler dipasang secara permanen di dalam bangunan.


SPRINKLE
Kepala sprinkler :

Bagian daripada sprinkler yang berada pada ujung jaringan pipa dan diletakkan sedemikian rupa
sehingga jika ada perubahan suhu tertentu akan memecahkan kepala sprinkler dan akan
memancarkan air secara otomatis. Jenis kepala sprinkler :
1. Berdasarkan arah pancaran :
- ke arah atas
- ke arah bawah
- ke arah dinding
2. Berdasarkan kepekaan terhadap suhu :
- segel berwarna
- tabung gelas berisi cairan berwarna

Anda mungkin juga menyukai