Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH DASAR BERSIH


DAN SEHAT DI KOTA PALU

Hermiyanty1, Lusia Salmawati2, Fandi Oktavian1

1.Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
2.Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Tadulako

ABSTRAK

Sekolah Dasar Bersih Sehat (SDBS) adalah Sekolah Dasar yang warganya secara terus-
menerus membudayakan PHBS, dan memiliki lingkungan sekolah yang bersih, indah,
sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
implementasi program SDBS di Kota Palu di nilai dari aspek input yang berkaitan
dengan pemanfaatan SDM, dana dan fasilitas/sarana, mengevaluasi implementasi
program SDBS di Kota Palu di nilai dari aspek proses yaitu plaining, organizing,
actuating, controling, mengevaluasi implementasi program SDBS di Kota Palu di nilai
dari aspek output yaitu hasil yang dicapai dari pelaksanakan program SDBS. Jenis
penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Jumlah informan
adalah tujuh orang terdiri dari tiga informan kunci, satu informan biasa dan tiga
informan tambahan. Analisis data menggunakan analisa isi (content analysis) dengan
teknik matriks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek input untuk kinerja
SDM dilapangan sudah baik. Dana yang diperoleh dari BANSOS. Process menunjukan
bahwa semua kegiatan yang dilakukan sudah berjalan dengan cukup baik dan kerja
sama yang dibangun antar pihak penyelenggara program dengan penangung jawab
program serta warga sekolah sudah baik, dari output terlihat perubahan PHBS siswa
yang lebih baik. Disarankan agar dana yang diperoleh dapat digunakan dengan
memprioritaskan kegiatan/kebutuhan yang bisa dipenuhi terlebih dahulu dengan dana
yang telah tersedia.
Kata Kunci: Evaluasi, Implementasi, Sekolah Dasar.

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi Oktavian : 13-20) 13


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

A. PENDAHULUAN bidang kesehatan serta dapat berperan


Direktorat Pembinaan Sekolah aktif dalam mewujudkan kesehatan
Dasar mengeluarkan kebijakan pokok masyarakat.[1]
diantaranya adalah Rekonstruksi Sekolah merupakan institusi formal
sekolah dasar yang baik secara sistemik dan strategis dalam menyiapkan sumber
dan sistematik. Salah satu interpretasi daya manusia yang sehat secara fisik,
dalam konstruksi tersebut adalah pada mental, sosial, dan produktif. Salah satu
bidang pendidikan dan tenaga yang mempengaruhi keberhasilan
kependidikan tentang budaya sekolah proses belajar mengajar di sekolah
yang kondusif yang digerakkan melalui adalah status kesehatan dan kondisi
Bimbingan Teknis (Bimtek) Sekolah lingkungan sekolah. Upaya
Dasar Bersih dan Sehat.[1] mewujudkan Sekolah Dasar Bersih dan
Sekolah Dasar Bersih Sehat adalah Sehat dapat dicapai melalui strategi
Sekolah Dasar yang warganya secara penyediaan sarana dan prasarana,
terus-menerus membudayakan perilaku manajemen yang baik, penyebarluasan
hidup bersih dan sehat, dan memiliki pengetahuan, penciptaan kondisi ideal
lingkungan sekolah yang bersih, indah, dengan melibatkan partisipasi semua
sejuk, segar, rapih, tertib, dan aman. pihak seperti Warga Sekolah, Komite
Sekolah Dasar Bersih Sehat Sekolah, Puskesmas, dan Masyarakat.[1]
mengutamakan pentingnya Strategi tersebut dilaksanakan
pembangunan kesehatan melalui dengan menyelenggarakan pendidikan
kegiatan yang bersifat promotif dan kesehatan, pelayanan kesehatan,
preventif, sehingga dapat mendorong kebersihan dan kesehatan lingkungan,
kemandirian semua warga sekolah dan serta pembudayaan perilaku hidup
masyarakat di lingkungan sekolah untuk bersih dan sehat (PHBS). Indikator
berperilaku hidup sehat, memelihara PHBS di sekolah meliputi jajan di
kesehatannya, dan meningkatkan kantin sekolah, mencuci tangan dengan
kesehatan di lingkunganya.[1] air bersih yang mengalir dan sabun,
Warga sekolah meliputi setiap buang air kecil dan buang air besar di
individu yang berperan di dalam proses jamban sekolah serta menyiram jamban
belajar-mengajar di sekolah, antara lain, dengan air setelah di gunakan,
peserta didik, pendidik, dan tenaga mengikuti kegiatan olahraga dan
kependidikan yang melaksanakan tugas aktivitas fisik di sekolah, memberantas
pokok dan fungsinya pembelajar. jentik nyamuk disekolah secara rutin,
Masyarakat lingkungan sekolah tidak merokok di sekolah, menimbang
meliputi semua masyarakat yang berada berat badan dan mengukur tinggi badan
di lingkungan sekolah selain warga setiap bulan, membuang sampah pada
sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat tempatnya.[1]
warga sekolah dilaksanakan atas dasar Berdasarkan Riskesdas (2013)
keinginan dan kesadaran sebagai hasil diketahui bahwa masalah gizi usia
pembelajaran, sehingga warga sekolah sekolah 6-12 tahun masih besar, yaitu
mampu melakukan kegiatan sendiri di terdapat 35,6% anak pendek, 12,2%

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi Oktavian : 13-20) 14


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

anak kurus, dan 9,2% anak gemuk. kegiatan, dan rencana anggaran yang
Masalah lain yang ditemukan adalah melibatkan peran serta aktif dari seluruh
44,6% anak usia sekolah mengonsumsi warga sekolah dan komite sekolah.
sarapan berkualitas rendah. Dilaporkan Perlu dilakukan pemantauan dan
juga bahwa 1,7% anak mulai merokok evaluasi atas rencana dan pelaksanaan
pada anak usia 5-9 tahun dan 17,5% kegiatan untuk dijadikan dasar kegiatan.
pada usia 10-14 tahun. Selain itu, Dalam perencanaan program terkait
persentase menyikat gigi setiap hari Sekolah Dasar Bersih Sehat, sekolah
pada kelompok umur 10-14 tahun memperhatikan aspek pendidikan
adalah sebesar 95,7%, namun yang kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
berperilaku benar menyikat gigi hanya pembinaan lingkungan sekolah sehat
1,7%.[2] serta mempertimbangkan dan
Guna mencegah dan mengurangi memaksimalkan ketersediaan sumber
berbagai permasalahan di atas daya. Kegiatan Sekolah Dasar Bersih
diperlukan perilaku hidup bersih dan dan Sehat ini adalah memberikan
sehat melalui pengembangan pola hidup informasi dan solusi untuk menjawab
bersih dan sehat di Sekolah. Upaya berbagai permasalahan dan hambatan
tersebut tidak hanya mengandalkan yang muncul. Dengan begitu, sekolah
proses belajar mengajar pendidikan dapat menumbuhkan pembiasaan
jasmani, olahraga, dan kesehatan, tetapi perilaku hidup bersih dan sehat pada
perlu didukung oleh kebijakan, sarana setiap warga sekolah.[1]
dan prasarana, serta program yang tepat Berdasarkan hasil observasi awal
sehingga perilaku hidup bersih dan yang di lakukan di sekolah dasar yang
sehat akan menjadi budaya di kalangan melaksanakan Program Sekolah Dasar
warga sekolah. Sebagai lingkungan Bersih Dan Sehat yakni SDN Inpres 1
terkecil yang mempunyai otoritas dalam Birobuli, SDN 3 Lambara dan SDN
mengelola dirinya sendiri, sekolah Model Terpadu Madani bahwa program
mempunyai peran yang penting dalam sekolah dasar bersih dan sehat telah
memberikan pembelajaran di segala terlaksana, namun masih mengalami
bidang bagi warga sekolah dan kendala dalam menjalankan program
lingkungan sekitar. Peserta didik, SDBS, sehingga peneliti tertarik untuk
sebagai agen perubahan, diharapkan meneliti tentang program sekolah dasar
dapat membawa pengaruh positif bersih dan sehat.[1]
kepada keluarga mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat yang mereka B. METODE PENELITIAN
dapatkan di sekolah.[1] Penelitian ini menggunakan metode
Dalam melaksanakan kegiatan kualitatif dimana peneliti menentukan
tersebut setiap sekolah memiliki visi, informan secara purposive sampling.
misi, tujuan yang mendukung Metode penelitian ini digunakan untuk
pelaksanaan SD Bersih Sehat. Visi, mengetahui terjadinya suatu aspek
misi, dan tujuan sekolah dituangkan fenomenal sosial tertentu dan
dalam rencana kegiatan, pelaksanaan mendeskripsikan fenomena sosial

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi Oktavian : 13-20) 15


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

tertentu. Pada penelitian ini, peneliti sama tersebut memiliki tugas dan
mengembangkan konsep dan tanggung jawab masing-masing yang
menghimpun fakta, tetapi tidak berbeda-beda. Kerjasama yang
melakukan pengujian hipotesa. dilakukan Dinas Pendidikan Kota Palu
Penelitian ini dilakukan Di Kota Palu, yakni memfasilitasi dan mengadakan
penelitian dilakukan pada bulan Juli – pelatihan, mengadakan pemantauan ke
Agustus 2015. Informan dalam lapangan, serta memberikan dorongan
penelitian ini sebanyak 7 orang, yang pada pihak sekolah untuk menjalankan
terdiri dari 3 informan kunci yaitu program SDBS dengan baik. menerima
Kepala Sekolah SDN Terpadu Madani, hasil laporan pertanggung jawaban
Penangung Jawab Program SDBS SDN program. Sumber daya manusia
1 Inpres Birobuli, Penangung Jawab tersebut saat ini kemampuannya sudah
Program SDBS SDN 3 Lambara, 1 cukup baik dalam melaksanakan
informan biasa yaitu Kepala Bidang program, semua sumber daya manusia
Pendidikan Dasar dan Menengah, dan 3 senantiasa dibekali dengan kemampuan
informan tambahan yaitu tenaga untuk melaksanakan tanggung
pendidik yang berada di tiga sekolah jawabnya. Komunikasi mereka juga
yang menjalankan program SDBS. sudah baik terbukti dengan kerja sama
Informan seluruhnya berdomisili di yang baik yang dibangun dilapangan
Kota Palu. yang menyebabkan suasana kegiatan
lebih hidup, seperti unsur-unsur yang
C. HASIL DAN PEMBAHASAN terlibat dalam pelaksanaan program
Aspek Input SDBS di sekolah setiap hari sabtu
Input berkaitan dengan mengadakan kerja bakti untuk menjaga
pemanfaatan berbagi Sumber Daya, lingkungan agar tetap bersih.
baik Sumber Daya Manusia, dana dan Penelitian ini sejalan dengan
fasilitas/sarana. Evaluasi ini bertujuan Tachjan (2010) yang menyatakan
untuk mengetahui apakah sumber daya bahwa dimana sumber daya diposisikan
yang dimanfaatkan sudah sesuai dengan sebagai input dalam organisasi sebagai
standar dan kebutuhan dalam suatu sistem yang mempunyai implikasi
pelaksanaan Program Sekolah Dasar yang bersifat ekonomis dan teknologis.
Bersih Dan Sehat (SDBS). Berdasarkan Secara ekonomis, sumber daya bertalian
penelitian yang di lakukan dalam dengan biaya atau pengorbanan
evaluasi implementasi program sekolah langsung yang dikeluarkan oleh
dasar bersih dan sehat yang dilakukan di organisasi yang merefleksikan nilai atau
Kota Palu khususnya di SDN 1 Inpres kegunaan potensial dalam
[3]
Birobuli, SDN 3 Lambara dan SDN transformasinya ke dalam output.
Model Terpadu Madani. Dana merupakan faktor dasar
Kerjasama dilakukan oleh Sekolah apakah suatu program bisa berjalan atau
yang menjalankan program SDBS tidak. Tanpa adanya anggaran maka
dengan Dinas Pendidikan Kota Palu, dipastikan suatu pogram tidak dapat
semua pihak yang terlibat dalam kerja dijalankan sesuai yang diharapkan.

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi Oktavian : 13-20) 16


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

Akibatnya mungkin sasaran dari tujuan program sekolah dasar bersih dan sehat
program belum dapat mencapai target dalam masalah penyediaan
maksimal dan hanya sekedar berjalan fasilitas/sarana secara maksimal, contoh
saja. Dana yang terbatas membuat dari 3 sekolah yang menjalankan
sekolah yang menjalankan program program sekolah dasar bersih dan sehat
harus lebih bijak dalam penggunaan 2 sekolah sudah mengalami kerusakan
dana dengan membuat skala prioritas. fasilitas/sarana kebersihan yakni salah
Kegiatan yang menjadi prioritas dan satunya adalah washtafel. Penelitian ini
mendesak akan didahulukan. Dana yang sejalan dengan penelitian yang
terbatas menuntut penangung jawab dilakukan oleh Handayani (2008)
program SDBS di sekolah untuk lebih dimana fasilitas/sarana di posisikan
cermat membagi kedalam program yang sebagai faktor pendukung untuk
akan dibiayai. Sekolah dasar bersih dan keberhasilan suatu program.[5]
sehat merupakan sekolah yang Aspek Process
warganya secara terus menerus Hasil penelitian di lapangan,
memberdayakan perilaku hidup bersih peneliti menemukan hasil bahwa semua
dan sehat, memiliki lingkungan sekolah kegiatan yang dilakukan sudah berjalan
yang bersih, indah, sejuk, segar, rapih, dengan cukup baik dan kerja sama yang
tertib dan aman. Penelitian ini sejalan dibangun antara pihak penyelenggara
dengan Ahmad (2013) yang program dengan penangung jawab
menyatakan bahwa keberhasilan program serta warga sekolah sudah
pencapaian suatu program dipengaruhi baik, hanya saja yang menjadi kendala
oleh ketersedian dana.[4] untuk menjalankan program dengan
Fasilitas/sarana adalah segala maksimal adalah dana yang ada belum
sesuatu yang berupa benda atau yang mencukupi untuk memenuhi semua
dapat dibendakan, yang mempunyai indikator.
peranan dapat memudahkan dan Salah satu kegiatan yang
melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dilakukan untuk menunjang program
dapat disebut juga dengan fasilitas sekolah dasar bersih dan sehat adalah
materiil. Karena fasilitas ini dapat dengan melakukan kegiatan opersional
memberi kemudahan dan kelancaran seperti mengadakan kegiatan sabtu
bagi suatu usaha dan biasanya bersih, sabtu bersih merupakan kerja
diperlukan sebelum suatu kegiatan bakti yang dilakukan oleh semua warga
berlangsung maka dapat pula disebut sekolah untuk menjaga lingkungan agar
sebagai saran materil. Hasil penelitian tetap bersih dan sehat serta menjaga
yang peneliti lakukan menunjukkan fasilitas/sarana program sekolah dasar
bahwa fasilitas/sarana yang menjadi bersih dan sehat.
salah satu indikator program sekolah Hasil wawancara pada informan
dasar bersih dan sehat hampir semuanya mengemukakan bahwa kerja sama
memadai. Akan tetapi hal ini tidak informan dengan teman-teman rekan
menutupi bahwa masih ada kekurangan dewan guru dan pihak Dinas Pendidikan
yang dialami sekolah yang menjalankan Kota Palu sudah dibangun sangat baik

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi Oktavian : 13-20) 17


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

dan dengan sudah dengan baik DCA dan FC semuanya mengatakan


terlaksananya program dan terjadi bahwa pengunaan fasilitas/sarana
perubahan perilaku yang lebih baik pada program sekolah dasar bersih dan sehat
warga sekolah terutama pada siswa di sudah baik dan perubahan prilaku siswa
bandingkan dengan sebelumnya ada juga sudah lebih baik dibandingkan
program sekolah dasar bersih dan sehat dengan sebelum adanya program
sekarang menjadi lebih baik. Bahkan sekolah dasar bersih dan sehat.
respon warga sekolah juga sangat baik Kesadaran warga sekolah untuk hidup
ketika mereka mengetahui bahwa bersih dan sehat juga bertambah terbukti
sekolah mereka ditunjuk sebagai dengan hasil wawancara yang peneliti
pelaksana program sekolah dasar bersih lakukan kepada informan SR, DD dan
dan sehat di Kota Palu. HT yang sudah paham dengan selalu
Kendala yang ditemukan mengunakan fasilitas/sarana kebersihan
dilapangan adalah merubah prilaku agar serta mengarahkan siswa untuk
berprilaku hidup bersih dan sehat anak- berprilaku hidup bersih sehat dan selalu
anak pada usia 6-10 tahun tidaklah menjaga lingkungan agar selalu indah,
mudah karena dibutuhkan kesabaran bersih dan nyaman.
serta metode khusus untuk melakukan Hasil penelitian ini sejalan dengan
pendekatan pada anak-anak untuk bisa penelitian yang dilakukan oleh Ryan
merubah prilaku mereka dan mau (2013) dimana perilaku hidup bersih
menjaga fasilitas/sarana kebersihan dan sehat adalah upaya untuk
indikator program sekolah dasar bersih memberikan pengalaman belajar atau
dan sehat agar selalu bisa mereka menciptakan suatu kondisi bagi
gunakan dengan baik tanpa mereka perorangan, keluarga, kelompok, dan
merusaknya. masyarakat, dengan membuka jalur
Penjelasan-penjelasan seputar komunikasi, memberikan informasi, dan
proses kegiatan evaluasi diatas tidak melakukan edukasi untuk meningkatkan
sama dengan teori yang dikemukakan pengetahuan, sikap, dan perilaku
oleh Azwar (2010) yang mengatakan melalui pendekatan pimpinan
bahwa proses merupakan kumpulan (advokasi), bina suasana (social
bagian elemen yang terdapat dalam support), dan pemberdayaan masyarakat
sistem dan yang berfungsi untuk (empowerment) sebagai suatu upaya
mengubah masukan menjadi keluaran untuk membantu masyarakat mengenali
yang direncanakan, mencakup dan mengetahui masalahnya sendiri,
perencanaan, pengorganisasian, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat
pelaksanaan dan penilaian. Hal ini menerapkan cara-cara hidup sehat
dikarenakan masih ada kendala dalam dalam rangka menjaga, memelihara, dan
pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai meningkatkan kesehatannya.[7]
dengan POAC.[6] Evaluasi Implementasi Program
Aspek Output Sekolah Dasar Bersih Dan Sehat Di
Hasil wawancara yang peneliti Kota Palu
lakukan kepada informan UN, NA,

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi Oktavian : 13-20) 18


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

Berdasarkan hasil wawancara 5. Program/kegiatan yang dilakukan di


mendalam yang peneliti lakukan dari ke sekolah dasar yang menjalankan
tujuh informan, menunjukkan bahwa program belum sepenuhnya berhasil
program sekolah dasar bersih dan sehat terbukti bahwa belum semua
di Kota Palu belum sepenuhnya berhasil indikator program sekolah dasar
karena belum bisa memenuhi semua bersih dan sehat terpenuhi,
indikator yang ada , hal ini disebabkan walaupun sudah ada yang terpenuhi
oleh dana yang diberikan belum namun belum bisa secara maksimal.
mencukupi. Namun untuk perubahan
perilaku sudah ada perubahan yang Adapun beberapa saran yang dapat
lebih baik terutama pada peserta didik. peneliti berikan sesuai dengan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Disarankan agar dana yang diperoleh
Kesimpulan yang dapat ditarik dari dapat digunakan dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut : memprioritaskan kegiatan/kebutuhan
1. Sumber daya manusia yang terlibat yang bisa dipenuhi terlebih dahulu
dalam kegiatan program sekolah dengan dana yang telah tersedia.
dasar bersih dan sehat di kota Palu 2. Sebaiknya Dinas Pendidikan Kota
sudah baik dengan sudah memiliki tim evaluasi khusus yang
diadakannya pelatihan guna bisa memberikan masukan tentang
menjalankan program dengan tepat kekurangan program mereka
sasaran dilapangan. sehingga pihak sekolah bisa lebih
2. Dana yang diterima oleh Sekolah meningkatkan lagi kinerja mereka.
Dasar Negeri Inpres 1 Birobuli,
Sekolah Dasar Negeri 3 Lambara DAFTAR PUSTAKA
dan Sekolah Dasar Negeri Model 1. Yudi, Masrani. 2014. Panduan
Terpadu Madani semuanya belum Pelaksanaan Pembinaan Sekolah
mencukupi untuk menjadikan Dasar Bersih Dan Sehat (SD Bersih
program yang dilakukan berjalan Sehat). Kementrian Pendidikan Dan
maksimal dan mencapai target. Kebudayaan Direktorat Jendral
3. Fasilitas/sarana kebersihan yang Pendidikan Dasar Direktorat
menjadi indikator program sekolah Pembinaan Sekolah Dasar
dasar bersih dan sehat 2. Departemen Kesehatan, RI. 2013.
keberadaannya belum maksimal, Riset Kesehatan Dasar, Laporan
masih ada kendala untuk Nasional Badan Penelitian dan
memaksimalkannya. Pengembangan Kesehatan
4. Proses pelaksanaan kegiatan belum Departemen Kesehatan, Jakarta.
sepenuhnya berjalan sesuai dengan 3. Tachjan. 2010. Implementasi
POAC karena masih ada beberapa Kebijakan Publik. AIPI Bandung-
kendala yang ditemukan dilapangan Puslit KP2W Lemlit Unpad,
dari pihak pelaksana. Bandung.

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi Oktavian : 13-20) 19


Jurnal Preventif, Volume 7 Nomor 1, Maret 2016 : 1- 64

4. Ahmad, Asiah Hamzah dan Ida


Leida Maria. 2013. Pelaksanaan
Program Jaminan Persalinan
(Jampersal) Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Buol. Jurnal AKK, Vol.
2, No 2. FKM UNHAS.
5. Lina Handayani, 2008. Evaluasi
Program Pemberian Makanan
Tambahan Anak Balita. FKM
Universitas Ahmad Dahlan,
Yogyakarta
6. Azwar .A. 2010. Pengantar
Administrasi Kesehatan. Binarupa
Aksara Publisher, Tangerang
7. Ryan Kendi, 2013. Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap
Perubahan Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Tentang Kebiasaan
Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Siswa Sdn 1 Mandong. FIK
Universitas Muhamadiyah,
Surakarta

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Hermiyanty, Lusia Salmawati, Fandi Oktavian : 13-20) 20

Anda mungkin juga menyukai