melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus
ditempuh dalam kegiatan evaluasi. Dalam literature evaluasi banyak dijumpai prosedur evaluasi sesuai
dengan pandangannya masing-masing. Namun sekalipun ada perbedaan langkah, bukanlah sesuatu
yang prinsip karena prosedur intinya hampir sama. Prosedur pengembanagn evaluasi pembelajaran
terdiri atas : (1)perencanaan evaluasi, yang meliputi analisi kebutuhan,merumuskan tujuan
evaluasi,menyusun kisi-kisi,mengenbangkan draf instrument,uji coba dan analisi,merevisi dan menyusun
instrument final, (2) pelaksanaan evaluasi dan monitoring, (3) pengolahan data dan dan analisis,
(4)pelaporan hasil evaluasi,dan (5)pemanfaatan hasil evaluasi. Disamping itu, baik buruknya evaluasi ada
ditangan evaluator,yaitu guru yang melaksanakan proses pembelajaran dalam suatu bidang setudi/mata
pelajaran atau tim khusu yang dibentuk unutk melakukan evaluasi program pembelajaran secara
keseluruhan. Artinya, guru harus bertanggung jawab juga dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Tanggung jawab tersebut dapat ditunjukan dengan melaksanakna prosedur evaluasi yang baik,dapat
dipertanggungjawabkan dan bermakna bagi semua pihak.
A. Perencanaan Evaluasi
Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya harus sesuai dengan apa yag
direncanakan. Hal ini dimaksud agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. Namun ,banyak
juga orang melaksanakan suatu kegiatan tanpa perencanaan yang jelas sehingga hasilnya pun
kurang maksimal. Oleh sebab itu,seorang evaluator harus dapat membuat perencanaan evaluasi
dengan baik. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah membuat
perencanaan. Perencanaan itu pentig karena akan memengaruhi langkah-langkah
selanjutnya,bahkan memengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh. W . James
popham (1974) mengemukakan maksud perencanaan evaluasi adalah “ to facilitate gathering
data, thereby making possible valid statements about the effect or out comes of the
program,practice,or policy under study”
Sehubungan hal tersebut, Robert H.Davis,dkk.(1974) mengemukakan tiga kegunaan dari
perencanaan evaluasi, yaitu:
1. Evaluation plan helps you to determine whether or not you have stated your objectivein
behavioral terms. If the condition,behavior of standards or objective have been stated
ambiguously, you will have difficulty designing a test to measure student achievement.
2. Evaluation plan early in the design process is that you will be prepared to collect the
information you need when it is available.
3. Evaluation plan is that it provides sufficient time for test design. To design a good test
requires careful preparation, and the quality of a test usually improves if it can be designed
in a leisurely fashion.
Implikasinya adalah perencanaan evaluasi hrus dirumuskan secara jelas dan spesifik,terurai dan
komprehensif shingga perencanaan tersebut bermaksna dalam menetukan langkah-langkah
selanjutnya. Melalui perencanaa evaluasi yang matang ini lah kita dapat menetapkan tujuan-
tujuan tingkah laku ( behavioral objective) atau indikator yang akan dicapai, dapat
mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat menggunakan
waktu yang tepat.
Pada dasarnya analisi kebutuhan merupakan bagian integral dari isstem pembelajaran
secara keseluruhan. Analisi kebutuhan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-maslah
pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan analisi
kebutuhan adalah pendekatan system sehingga model analisinya disebut analisi system.
Langkah – langkah yang harus dilakuakan dalam analisi system dapat mengikuti langkah –
langkah metode pemecahan masalah ( problem solving method ), yaitu mengidentifikasikan dan
mengklarifikasi masalah,mengajukan hipotesis,mengumpulkan data, analisis data dan
kesimpulan. Melalui analisis kebutuhan, evaluator akan memperoleh kejelasan masalah dalam
pembelajaran sehinggga dapat memberikan rekomendasi kepada pembuat atau penetu
kebijakan. Sehubungan dengan hal tersebut, evaluator harus memahami dengan tepat apa,
mengapa, bagaiman, kapan, dimana,dan siapa yang melakukan analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan adalahn suatu proses yang oleh sesorang untuk mengidentifikasikan
kebutuhan dan menetukan skala prioritas pemecahanya. Dalam program
pembelajaran,kebutuhan yang dimaksud merupakan suatu kondisi kesenjangan antara kondisi
yang diharapkan dengan kondisi nyata. Kebutuhan tersubut dapat terjadi pada diri pesrta didik
dan guru, baik secara perseorangan maupun kelompok atau juga pada institusi. Dasar
pemikirannya adalah seringkali sekolah dan guru sudah melakukan berbagai upaya maksimal
untuk memanfaatkan sumber daya dalam system pembelajaran,namaun kenyataan nya,masih
ada saja keluhan,kekecewaaan atau kekurangan,seperti prestasi belajar belajar peserta didik
yang kurang optimal. Analisis kebutuhan merupakan alat yang tepat untuk melakukan
perubahan yang rasioanal dan fungsional. Roger kaufman dan fenwick W. English (1979)
mendeskripsikan perbandingan antara upaya pemecahan masalah secara secara tradisional
dengan cara yang inovatif, yaitu menggambarkan proses penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dalam sebuah diagram atau bagan yang menunjukan posisi analisi
kebutuhan.
Untuk apa pembelajaran dan apa Mengapa materi tersebut Bagaimana mengajarkannya?
yang akan diajarkan? penting untuk diajarkan
Tujuan dan materi Analisi kebutuhan Pendekatan dan strategi
Ketika guru ingin mengembangkan program pembelajaran, tentu dia harus merumuskan tujuan
pembelajarn. Guru kemudian memilih materi apa yang akan dismapaikan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut. Setelah itu, guru menelaah kembali materi terpilih tersebut kemudiaan disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik. Jika guru sudah yakin bahwa materi yang dipilih sedah sesuai dengan
kebutuhan pesrta didik, maka guru menetukan pendekatan dan strategi yag tepat untuk untuk
menyampaikan materi. Pendekatan dapat digunakan secara individual atau kelompok,sedangkan
strategi akan menetukan metode, media dan sumber belajar yang akan digunakan. Hal penting yang
harus dipahami oleh evaluator adalah ketika melakukan analisis kebutuhan dalam pembelajaran,
hendaknya dimulai dari peserta didik, kemudian komponen – komponen yang terkait dengannya.
1. Pendekatan program pembelajaran. Suatu program minimal terdiri atas tiga dimensi , yaitu
input,proses, dan output. Dalam model evaluasi CIPP terdapat empat dimensi, yaitu
conteks,input,process, and product. Disini evaluator harus menyusun desain evaluasi yang
dituangkan dalam bentuk proposal,karena melakukan evaluasi sama halnya dengan melakukan
penelitian. Kegiatan evaluasi sama dengan kegiatan penelitian.