NIM : 160384204017
ISU HOTS
Penerapan beberapa model pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek (Project based
learning), pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning), belajar
penemuan (Discovery/ inquiry) menjadi peluang bagi guru untuk menerapkan kegiatan
pembelajaran pada level HOTS (Higher order thinking skill). Pada prakteknya, penerapan
pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah dilaksanakan oleh guru. Disamping guru harus
benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan
dengan lingkungan dan intake siswa yang diajarnya. Adapun karakteristik pembelajaran pada
HOTS (Higher Order of Thinking Skill) yaitu:
Berfokus pada pertanyaan
Mendefinisikan konsep
Menentukan kesimpulan
HOTS sendiri merupakan bagian dari ranah kognitif yang ada dalam Taksonomi Bloom
dan bertujuan untuk mengasah keterampilan mental seputar pengetahuan. Ranah kognitif versi
Bloom ini kemudian direvisi oleh Lorin Anderson, David Karthwohl, dkk. pada 2001. Urutannya
diubah menjadi enam, yaitu:
Soal-soal HOTS (Higher Order of Thinking Skill) bukan berarti soal yang sulit,
redaksinya panjang dan berbelit-belit sehingga banyak membuang banyak waktu membacanya
dan sekaligus memusingkan siswa, tetapi soal tersebut disusun secara proporsional dan sistematis
untuk mengukur Indikator Ketercapaian Kompetensi (IKK) secara efektif serta memiliki
kedalaman materi sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab pertanyaan dengan baik.
HOTS (Higher Order of Thinking Skill) menunjukkan pemahaman terhadap
informasi dan bernalar (reasoning) bukan hanya sekedar mengingat informasi. Guru tidak hanya
menguji ingatan, sehingga kadang-kadang perlu untuk menyediakan informasi yang diperlukan
untuk menjawab pertanyaan dan siswa menunjukkan pemahaman terhadap gagasan, informasi
dan memanipulasi atau menggunakan informasi tersebut. Teknik kegiatan-kegiatan lain yang
dapat mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan inovatif.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melatih peserta didik dalam berpikir
tingkat tinggi pada Kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut.
Metode Mind Map adalah sebuah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan mampu
memetakan pikiran yang ada dalam diri kita. Metode Mind Map sangat berguna untuk
membuka potensi otak yang masih tersembunyi dalam suatu proses berpikir.Fungsi Mind
Map adalah untuk menggambarkan ide, menerangkan definisi suatu materi, atau mencari
solusi sebuah masalah.Kegiatan membuat peta konsep akan membimbing peserta didik
untuk menunjukan cara berpikir kritis dan kreatif.
b. Mengajukan pertanyaan
Bertanya merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang akan menumbuhkan
dan mengembangkan HOTS. Peserta didik akan dilatih untuk mampu merumuskan
pertanyaan yang kritis dan kreatif yang didorong oleh rasa ingin tahunya tentang hal-hal
yang ingin mereka ketahui.
c. Menyusun Catatan Harian
Peserta didik yang terbiasa membuat catatan harian berisi rangkuman seluruh
kegiatan pembelajaran, akan mampu mengaitkan pengalaman yang dimiliki sebelumnya
dengan pengalaman yang baru diperolehnya.
Dengan demikian, membuat caratan harian dapat menjadi salah satu sarana untuk
menumbuhkan HOTS.
e. Menggunakan Analogi
Analogi merupakan proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala
khusus. Caranya adalah dengan membandingkan atau mengumpakan suatu objek yang
sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai dengan
kesimpulan yang berlaku umum.
Analogi digunakan untuk mempermudah penjelasan tentang sesuatu yang biasanya
bersifat abstrak.
Kegiatan pembelajaran yang menggunakan analogi bertujuan untuk menjelaskan sebuah
konsep.
f. Eksperimen Berbasis Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri sangat sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran
level berpikir tingkat tinggi dan pendekatan saintifik sesuai ciri dari Kurikulum 2013.
Model pembelajaran inkuiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berpikir yang sistematis.
Model pembelajaran ini didasarkan pada teori bahwa pengetahuan bukanlah sejumlah
fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
Dalam kegiatan eksperimen berbasis inkuiri, peserta didik dilatih untuk berpikir kritis,
melalui tahapan memeriksa, menghubungkan (elaborasi), dan mengevaluasi semua aspek.
g. Metode Proyek
Metode ini akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih,
merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya berdasarkan tugas yang harus
diselesaikan, baik secara individu maupun kelompok.
Metode proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja
(performance). Di dalam metode proyek, peserta didik akan melakukan kegiatan
mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau
penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi.