Disusun Oleh :
NIM :160384204017
KELOMPOK :2
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan kelarutannya pada
pelarut tertentu. Ekstraksi cair cair pelarut merupakan pemisahan suatu senyawa
dalam dua macam pelarut yang tidak saling tercampur satu sama lain dalam hal ini
sering kali merupakan pelarut organik dan air. Proses pemisahan dilakukan dalam
corong pemisah dengan jalan pengocokan beberapa kali sehingga senyawa akan
terdistribusi ke dalam dua macam zat cair. Terjadi partisi zat terlarut antara dua cairan
yang tidak dapat campur sehingga keduanya dapat dipisahkan.
Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang
mengandung suatu senyawa. Dalam pemilihan pelarut organik diusahakan agar kedua
jenis pelarut tidak saling tercampur satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan
dilakukan dalam corong pemisah dengan jalan pengocokan beberapa kali. Untuk
memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor- faktor sebagai berikut :
Campuran dua pelarut dimasukkan, dalam corong pemisah, lapisan yang lebih
ringan ada pada lapisan atas. Dengan jalan pengocokan, proses ekstraksi berlangsung.
Mengingat bahwa proses ekstraksi merupakan proses kesetimbangan maka
pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut
dalam keadaan diam. Lapisan yang ada di bagian bawah dikeluarkan dan corong
dengan jalan membuka kran corong, jaga agar jangan sampai lapisan atas ikut
mengalir keluar
Koefisien Distribusi
Hukum distribusi banyak dipakai dalam proses ekstraksi, analisis dan penentuan
tetapan kesetimbangan. Hukum Distribusi Nernst ini menyatakan bahwa solut akan
mendistribusikan diri di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga
setelah kesetimbangan distribusi tercapai. Perbandingan konsentrasi solut di dalam
kedua fasa pelarut pada suhu konstan akan merupakan suatu tetapan, yang disebut
koefisien distribusi (KD).
Kd = Koefisien distribusi,
Co = konsentrasi senyawa X pada pelarut organik,
Ca = konsentrasi senyawa X pada pelarut air.
Penentuan Koefisien Distribusi Iodin pada kloroform/air
Iodine, I2 larut dalam air tetapi lebih mudah larut di dalam pelarut organik seperti
kloroform (CHCl3 ), atau karbon tetra klorida (CCI4). Apabila ke dalam larutan Iod
dalam air ditambahkan salah satu pelarut organik (yang tidak saling bercampur
dengan air) tersebut, kemudian campuran larutan dikocok dengan kuat, akan terjadi
distribusi Iod antara kedua pelarut tersebut. Sebagian besar Iod larut dalam pelarut
organik dan sisa Iod yang pindah dalam pelarut organik. Proses yang terjadi dalam
ekstraksi adalah
I2 (aq) ↔ I2 (org)
Perbandingan konsentrasi I2 dalam pelarut organik dan air setelah proses ekstraksi
dignakan untuk menghitung harga koefisien distribusi Iod dalam sistem organik/ air.
Perhitungan konsentrasi I2 dilakukan dengan metode titrasi redoks yaitu
mereaksikannya dengan larutan natrium tiosulfat yang sudah diketahui
konsentrasinya. Reaksi yang terjadi adalah
2 Na2S2O3.+ I2 ↔ 2 NaI + Na2S4O6
G. Prosedur Kerja
1. Penentuan Konsentrasi Iod Awal
a. Ambil larutan iodin menggunakan pipet volume dan masukkan ke dalam gelas
ukur, lalu tambahkan tetes demi tetes menggunakan pipet tetes hingga 10 ml.
b. Larutan iodine 0,01 M sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
c. Tambahkan 4 ml larutan H2SO4 2M lalu tambahkan akuades 100 ml dan ditutup
aluminium foil.
d. Iod dititrasi dengan menggunakan Na2S2O3 sampai warna kekuningan.
e. Lalu tambahkan 1 ml larutan 0,2% kanji dan lajutkan titrasi dengan larutan
Na2S203 0,01M.
f. Volume Na2S2O3 dicatat.
g. Percobaan diulangi sebanyak dua kali.
H. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
No Percobaan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
1. Pengenceran Iodium 0,1 M - Aquades = larutan tidak Iodium + aquades =
- 10 mL Iodium 0,1 berwarna larutan berwarna coklat
M - Iodium = coklat
- Dimasukkan ke kekuningan
dalam labu ukur 100
mL
- Diencerkan
dengan air
sampai tanda
miniskus
2. Ekstraksi Iodium 0,01 M - Iodium = coklat Iodium + kloroform=
- 10 mL Iodium 0,01 kekuningan terdapat dua lapisan :
M - Kloroform = larutan tidak - lapisan atas =
- Dimasukkan ke berwarna Iodium berwarna
dalam corong pisah coklat
- Ditambahkan10 mL - lapisan bawah =
kloroform kloroform
- Dikocok 2-5 mL berwarna ungu
sampai larutan terpisah - Setelah dikocok
- Didiamkan sebentar lapisan air diatas,
- Dipisahkan lapisan orgaik
dibawah
3. Lapisan air - H2SO4= larutan tidak - Lapisan air + H2SO4 =
- Ditampung dalam berwarna larutan berwarna
Erlenmeyer - Amilum= putih keruh kuning
- Diasamkan - Na2S2O3=larutan tidak - Lapisan air + H2SO4 +
dengan 4 mL berwarna amilum = larutan
H2SO4 2 M berwarna kuning
- Ditambahkan3 kehitaman
tetes kanji 0,2% - Dititrasi dengan
Na2S2O3 = larutan
- Ditetesi dengan
berwarna biru menjadi
Na2S2O3 0,01M
tidak berwarna
- Diulang dititrasi 3
kali
4. Titrasi awal - Iodium= coklat - Amilum = larutan
- 1 mL larutan Iod kekuningan berwana putih
0,01 M dimasukkan - H2SO4= larutan tidak keruh coklat
kedalam Erlenmeyer berwarna kekuningan
- Diasamkan - Amilum = larutan - Larutan iodium +
dengan 2 mL berwana putih keruh amilum = coklat
H2SO4 2 M kehitaman
- Ditambahkan3 - Dititrasi dengan
tetes kanji 0,2% Na2S2O3 = larutan
berwarna biru
- Dititrasi dengan
menjadi tidak
Na2SO3 0,01M
berwarna
- Diulang titrasi 3 kali
2. Perhitungan
Catat volume Na2S2O3 0,01M yang diperlukan titrasi larutan iodin sebelum
ekstraksi dan hitung jumlah molnya
Hitung jumlah mol I2 yaitu setara dengan ½ dari mol Na2S203 0,12 mmol
yang merupakan jumlah I2 awal
Catat volume Na2S2O3 0,01M yang diperlukan titrasi larutan iodin sesudah
ekstrasi 17 ml dan hitung jumlah molnya n= M . v = 0,01 . 17 ml = 0,17 mmol
Hitung jumlah mol I2 yaitu setara dengan ½ dari mol Na2S2O3 0,085 yang
merupakan jumlah I2 (org)
Jumlah I2 (aq) merupakan selisih 0,12 – 0,085 = 0,035 mmol
Konsentrasi I2 (aq) = mmol I2 (aq) : 10 ml = 0,12 mmol : 10 = 0,012M
Konsentrasi I2 ( org) = mmol I2 (org) : 10 ml = 0,085 mmol : 10 = 0,0085 M
𝐶𝑜 0,0085
Hitung nilai KD = 𝐶𝑎 = = 0,70
0,012
I. Pembahasan
Pada percobaan ini, untuk menentukan konsentrasi larutan Iod awal dilakukan
penambahan larutan I2 10 ml ditambahkan dengan 4 ml larutan asam sulfat encer.
Kemudian campuran ini dititrasi Na2S2O3 hingga kuning muda, kemudian
ditambah dengan indicator amilum 3 tetes dan dititrasi lagi hingga warna biru
hilang. Dari hasil percobaan ini didapatkan konsentrasi I2 awal = 0,12 mmol
J. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Harga KD Iod dalam sistem kloroform-air = 0,70
2. Nilai tetapan distribusi (KD ) yang diperoleh sebesar 0,70 bahwa iod
terdistribusi lebih banyak dalam pelarut organik di banding pelarut air.
K. Lampiran