PENDAHULUAN
Kesehatan adalah bagian terpenting yang dimiliki oleh setiap orang agar
kesehatan perlu ditanamkan sejak usia dini pada anak usia sekolah dasar. Menurut
Zaviera (2008) pada usia sekolah dasar (SD) anak perlu mendapat pengawasan
kesehatan, karena pada tahap ini proses tumbuh kembang yang teratur.
Perilaku sehat dengan cuci tangan telah terbukti secara ilmiah dapat
Atas (ISPA) dan flu burung, bahkan disarankan untuk mencegah penularan
intervensi kesehatan yang sangat mudah, sederhana dan dapat dilakukan oleh
mayoritas masyarakat Indonesia (DepKes RI, 2009). Tangan sering kali menjadi
agen yang membawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu
orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
Anak usia sekolah merupakan kelompok yang kritis, karena pada usia
tersebut seorang anak rentan terkena masalah kesehatan. Selain rentan terhadap
masalah kesehatan, anak usia sekolah juga berada pada kondisi yang sangat peka
terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan
sehat. Pada umumnya, anak-anak seusia ini juga memiliki sifat selalu ingin
menyampaikan apa yang diterima dan diketahuinya dari orang lain (Nadia, 2012).
Menurut Zaviera (2008) anak pada usia ini, lima sampai enam hari dalam
seminggu akan pulang dan pergi ke sekolah dengan melewati berbagai macam
kondisi lalu lintas dan lingkungan yang mengalami polusi dan penuh dengan
sumber penyakit. Hal inilah yang membuat anak semakin rawan tertular berbagai
penyakit.
dengan baik. Lebih dari itu, usia anak sekolah merupakan usia yang rawan
terserang berbagai penyakit. Penyakit yang sering muncul pada anak usia sekolah
karies gigi yang ternyata berkaitan dengan perilaku cuci tangan (Maryunani,
2013). Menurut WHO (2015) juga menyatakan bahwa diare merupakan penyakit
secara global sekitar 2.000 anak meninggal setiap hari akibat penyakit diare. Dari
jumlah tersebut sekitar 1.800 anak per hari meninggal karena diare yang
diakibatkan kurangnya air bersih, sanitasi dan kebersihan dasar seperti cuci
tangan.
Survei yang dilakukan oleh UNICEF pada awal tahun 2007 di Yogyakarta
didapatkan hanya sekitar 27 % anak sekolah yang mencuci tangannya saat jam
istirahat. Data dari WHO tahun 2011, kepatuhan cuci tangan lima momen di
Indonesia. Pada penelitian Priyantiningtyas (2007) ini juga mendapati hanya 55%
sekolah yang memiliki fasilitas untuk mencuci tangan dan hanya 9% sekolah yang
menyediakan sabun untuk cuci tangan. Hasil penelitian tersebut selaras dengan
penelitian Pratiwi (2017) pada salah satu sekolah dasar di Kelurahan Lowokwaru
Kota Malang yang terletak pada salah satu pemukiman padat penduduk hanya
mempunyai 2 (dua) buah wastafel untuk mencuci tangan yang dipakai oleh
kurang lebih 120 siswa dan 15 orang guru. Data kemenkes RI menunjukan bahwa
perilaku cuci tangan semakin membaik. Pada tahun 2006 cuci tangan dilakukan
oleh 9,6% warga Indonesia, tahun 2007 cuci tangan dilakukan oleh 23,2% warga
Indonesia dan tahun 2012 cuci tangan dilakukan oleh 49,5% warga Indonesia.
tanggal 13 Desember 2018 pada 10 siswa di Sekolah Dasar Bhakti Luhur Malang
didapatkan bahwa sebagian besar 90% siswa jarang melakukan cuci tangan
mereka beli tanpa cuci tangan terlebih dahulu, padahal sebelumnya mereka
dilakukan analisis observasi dan survei didapatkan bahwa praktik mencuci tangan
yang dilakukan tidak sesuai dalam hal waktu dan praktik dalam melakukan cuci
tangan. Siswa kadang mencuci tangannya sebatas mencuci saja dan tidak
menggunakan sabun, kadang ada yang hanya mengelap tangan dengan tisu. Di
sekolah hanya tersedia dua watafel yang digunakan oleh kurang lebih 160 siswa.
Menurut Djauzi (2008), mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk
anak tidak hanya belajar, tetapi banyak kegiatan lain seperti bermain, bersentuhan,
alat tulis, buku, dan benda lain akan mudah berpindah dari tangan satu anak ke
anak lainnya, sehingga penyakit akan mudah menular. Jadi, mencuci tangan harus
dilatih sejak dini pada anak agar memiliki kebiasaan mencuci tangan, sehingga
Masalah kesehatan yang sering timbul pada anak usia sekolah yaitu
perilaku sehat anak usia pada sekolah dasar (10-14), masih kurang memenuhi
target yang diharapkan. Selain itu penyakit yang dialami oleh anak sekolah terkait
komperhensif dan multi sektor. Saat ini banyak anak-anak yang sakit akibat
kurangnya menjaga kebersihan diri, sehingga hal ini harus segera diatasi dan
tangan menggunakan air dan sabun pada anak usia sekolah adalah dengan
menonton video edukasi tentang cuci tangan. Video edukasi merupakan media
video pembelajaran yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan
Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat
tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur tampak (visual) dapat
perilaku cuci tangan pada anak sekolah dasar di Kota Malang didapatkan hasil
Perilaku cuci tangan pada anak sekolah dasar menunjukkan sebagian besar
pengetahuan dan perilaku mencuci tangan siswa antara kedua kelompok, pada
Kartasura Sukoharjo.
media berupa power point, leaflet dan vidio. Dengan menggunakan power point,
leaflet dan vidio informasi yang disampaikan melalui mata lebih banyak, sehingga
informasi akan lebih mudah diterima oleh siswa, sikap siswa dalam mencuci
tangan di sekolah sangat dipengaruhi oleh pemahaman siswa tersebut yang dapat
tentang cuci tangan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan siswa untuk
lebih baik dalam berperilaku bersih sehat di sekolah. Hal ini juga sejalan dengan
metode ceramah dan diskusi dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa
Kemampuan Cuci Tangan Yang Benar (6 Langkah) Pada Anak Usia Sekolah
Dasar di SDN………………”.
kemampuan cuci tangan yang benar (6 langkah) pada anak usia sekolah
dasar di SDN…..
terhadap kemampuan cuci tangan yang benar (6 langkah) pada anak usia
melalui video dan simulasi terhadap kemampuan cuci tangan yang benar
kesadaran para sisiwa tentang pentingnya cuci tangan dan hal ini akan
melalui video dan simulasi terhadap kemampuan cuci tangan yang benar
cuci tangan.
1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan
TINJAUAN PUSTAKA
tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika
hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya.
keterampilan tertentu.
2.2.2 Perkembangan Fisik Anak Usia Sekolah
Mulai umur 6 tahun ini, seorang anak pertumbuhan badannya
Pada masa tersebut anak sudah matang untuk masuk sekolah (Ahmadi,
2005).
Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama
anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini
anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut sebagai usia bermain
adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan bukan karena
Jadi dapat disimpulkan bahwa masa ini adalah masa atau usia dini yang
paling tepat bagi anak memperoleh pendidikan kesehatan mencuci tangan. Masa
dimana anak senang mempelajari apa yang ada di sekitarnya dengan suka bermain
kesehatan, anak menjadi tahu pentingnya mencuci tangan dan merubah perilaku
sebagai berikut:
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-
sedang tumbuh
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepa
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
sehari-hari
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-
lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi
Untuk memperoleh tempat didalam kelompok sosial, anak harus
tujuannya adalah agar anak bisa cuci tangan pakai sabun dengan benar,
derajat kesehatan fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi
(simulationgame).
3. Metode Pendiddikan Masa
Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasa
koran.
2.2.4 Alat Bantu Pendidikan Kesehatan
Menurut Syaiful Sagala (2011) metode demonstrasi adalah pertunjukan
tentang suatu proses atu benda sampai pada penampilan tingkah laku yang
dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta secara nyata
atau tiruan. Metode demonstrasi memiliki kekurangan dan kelebihan antara lain:
a Kelebihan metode demonstrasi
1) Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan lebih konkrit
2) Peserta lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3) Proses pengajaran lebih menarik.
b Kekurangan metode demonstrasi
1) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak
tidak efektif.
Media pendidikan pada hakekatnya adalah alat bantu pendidikan, alat
pendidikan. Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat bantu
1. Alat bantu lihat dengar, seperti TV dan video cassete. Alat bantu
melalui video dalam upaya untuk mengubah suatu perilaku yang ada
pada layar dan diberi kesempatan untuk meniru respon yang diamati.
instruksi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Video Modelling adalah
yang menjadi program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Sekolah
Selain itu mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok dengan sabun
secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
yang kemudian dibilas di bawah air yang mengalir (Potter, 2005). Menurut
Potter and Perry (2005), mencuci tangan paling sedikit 10-15 detik akan
menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan
adalah:
1. Sebelum dan setelah makan
2. Sebelum memegang makanan
3. Sebelum melakukan kegiatan jari-jari ke dalam mulut atau mata
4. Setelah BAK dan BAB
5. Setelah buang ingus
6. Setelah buang sampah
7. Setelah menyentuh hewan/unggas termasuk hewan peliharaan
8. Sebelum mengobati luka
Adapun waktu yang ideal dalam mencuci tangan yaitu 40-60 detik,
tangan,
6. Menggosok dengan gerakan memutar kedepan dan kebelakang
adanya tujuan.
yang benar menurut standar WHO tahun 2013 melalui video dan simulasi,
yang dilihat dari kemampuan atau kesiapan fisik, mental dan psikologis
tingkatan, yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingatkan suatu materi yang telah dipelajari
yang dipelajari.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
materi tersebu secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan matari atau
sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan pakai
sabun merupakan perilaku sehat yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran
berbagai penyakit menular seperti diare, ISPA dan Flu Burung.Diare merupakan
berbahaya pada balita. Diare dan ISPA dilaporkan telah membunuh 4 juta anak
dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, tidak cukup pasokan air bersih,
tersebut di atas dapat diputus "hanya" dengan perilaku cuci tangan pakai sabun
Perilaku ini pada umumnya sudah diperkenalkan kepada anak-anak sejak kecil
tidak hanya oleh orang tua di rumah, bahkan ini menjadi salah satu kegiatan rutin
yang diajarkan para guru di Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Dasar. Tetapi
kenyataannya perilaku sehat ini belum menjadi budaya masyarakat kita dan
biasanya hanya dilakukan sekedarnya, sebagai contoh ketika kita masuk ke sebuah
rumah makan Indonesia, biasanya fasilitas cuci tangan disediakan dalam bentuk
kobokan berisi air bersih dengan sepotong kecil jeruk nipis yang maksudnya
masuk ke restaurant fast food terkemuka asal negara adi daya, fasilitas cuci tangan
sudah sangat memenuhi syarat, yaitu air bersih mengalir dilengkapi dengan sabun
cuci tangan cair berkualitas dan pengering tangan merk terkenal, sayangnya
fasilitas itu belum digunakan dengan baik, karena biasanya orang hanya mencuci
tangan sekedar menghilangkan bau amis bekas makanan dan lupa atau malas
benar didukung oleh data WHO yang menunjukkan, setiap tahun rata-rata 100.000
anak di Indonesia meninggal dunia karena diare. Sementara data Subdit Diare
Depkes menunjukkan sekitar 300 orang diantara 1.000 penduduk masih terjangkit
diare sepanjang tahun. Penyakit diare menjadi penyebab kematian nomor dua
pada balita, nomor tiga pada bayi, dan nomor lima pada semua umur. Penyebab
utama diare adalah minimnya perilaku hidup bersih 33 dan sehat di masyarakat,
sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih mengalir. Sedangkan
berdasarkan kajian WHO, cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi angka
dengan sabun di Nigeria dimulai oleh sebuah program yang diprakarsai oleh
membentuk perilaku sanitasi mandiri dan pengetahuan akan hidup yang bersih
sekolah seperti klub sehat & hak untuk anak, yang melibatkan orang tua dan
sanitasi. Salah satu sekolah memprakarsai Klub Lingkungan Sehat dimana para
bersih ini diterapkan dirumah. Dengan pertolongan dari guru-guru sekitar 12 anak
perempuan dan 18 anak lelaki yang mendirikan klub lalu mengoperasikan dan
merawat fasilitas klub serta mengawasi penggunaan sumur bor. Klub tersebut
membiayai aktivitasnya dengan menjual ember plastik dan bejana tembikar yang
dilengkapi dengan keran. Dua tahun setelah intervensi ini, perilaku mencuci
tangan dengan sabun meningkat hingga 95 persen. Guru mulai melaporkan bahwa
para murid datang kesekolah dalam keadaan bersih, dan kasus cacingan serta
murid pun naik dengan teratur per tahunnya, dari 320 murid ketika program
pertama kali diperkenalkan, hingga 538 murid pada tahun 2001 ( Suryani, 2009).
Cuci Tangan terhadap Kemampuan Melakukan Cuci Tangan pada Anak Usia
mampu (34 orang ) sesudah menonton video edukasi cuci tangan dibandingkan
sebelum menonton video edukasi cuci tangan. Hasil uji statistik diperoleh nilai
p=0,000, maka dapat disimpulkan ada pengaruh video edukasi cuci tangan
terhadap kemampuan melakukan cuci tangan pada anak usia sekolah di Yayasan
menonton video edukasi 7 langkah cuci tangan yang baik dan benar yang
menonton video, responden dilatih melakukan cuci tangan satu persatu sesuai
mencuci tangan dengan Teknik modeling pada kelompok anak usia Sekolah”
salah satu upaya untuk meningkatkan perilaku mencuci tangan anak-anak sekolah
penelitian adalah quasi experiment yang terdiri dari dua kelompok; 38 subjek
pada anak usia sekolah yaitu modifikasi perilaku dengan teknik modeling.
yang merupakan role model bagi anak. Teman sebaya dijadikan model
karena sesuai teori yang menyatakan bahwa anak usia sekolah cenderung
merupakan orang terdekat anak, tempat anak belajar nilai dan norma tentang
keluarga, maka hasil perilaku yang didapatkan akan lebih optimal dan
bersifat menetap.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Vidio dan
Simulasi Terhadap Kemampuan Cuci Tangan Yang Benar (6 Langkah) Pada
Anak Usia Sekolah di SDN….
sekolah merupakan ukuran sejauh mana anak dalam melakukan cuci tangan yang
6 langkah mencuci tangan yang benar, yang dilihat dari kemampuan atau kesiapan
seseorang untuk melakukan cuci tangan yang benar yang meliputi pengetahuan,
tradisi, sistem nilai yang dianut masyarakat. Selain itu faktor yang mendukung
timbulnya kemampuan anak untuk mencuci tangan pakai sabun yaitu berupa
dukungan dalam bentuk lingkungan fisik seperti sarana dan prasarana pendukung,
diperlukan juga contoh dari tokoh masyarakat dan petugas kesehatan. Dalam hal
ini pengetahuan yang baik dan pengalaman yang didapatkan dari lingkungan
sekitar akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk melakukan cuci tangan
yang benar, begitu juga sebaliknya apabila pengetahuan yang masih kurang atau
tidak baik dalam mencuci tangan akan mempengaruhi kemampuan anak untuk
pengetahuan anak dan dapat mempengaruhi perilaku anak untuk mencuci tangan
yang benar. Video dan simulasi merupakan salah satu bagian dari pendidikan
kesehatan, dengan memberikan video sebagai alat bantu praga (modeling secara
tidak langsung) dan simulasi praktik langsung, sehingga anak dapat mengetahui
cara mencuci tangan yang benar (6 langkah) dan mampu mempraktikkan langsung
METODE PENELITIAN
penelitian ini digunakan karena peneliti tidak mampu mengontrol faktor lain yang
dalam model ini sebelum memulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau
pre test untuk mengukur kondisi awal (O1). Selanjutnya pada kelompok kontrol
dilakukan post test (O2) untuk semua kelompok, baik kelompok eksperimen
Sampel 180
Tekhnik Sampling : purposive sampling
Vidio mencuci tangan yang benar (6 Simulasi mencuci tangan yang benar
langkah) (6 langkah)
Penyajian data
Gambar 4.1. Kerangka Kerja Penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Vidio dan
Simulasi Terhadap Kemampuan Cuci Tangan Yang Benar (6 Langkah) Pada
Anak Usia Sekolah Dasar di SDN….
4.3 Populasi, Sampel, dan Tekhnik Sampling
4.3.1 Populasi
Menurut Saifuddin (2013) populasi ialah kelompok subyek yang hendak
siswa.
4.3.2 Sampel
Saifuddin (2013) menyatakan bahwa sampel adalah bagian
ini yaitu:
a. Seluruh siswa di SDN……….yang berusia 7 – 12 Tahun
b. Siswa yang bersedia menjadi responden.
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = tingkat kesalahan
Jadi responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 180 siswa,
perlakuan.
Tangan Yang Benar (6 langkah) pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN….
4.4.2 Variabel Dependent
Variabel Dependent atau Variabel terikat merupakan variabel yang
Tangan Yang Benar (6 Langkah) pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN…
4.4.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah berfungsi untuk membatasi ruang
simulasi.
1) Pendidikan Kesehatan 6 langkah mencuci tangan yang benar melalui
mencuci tangan yang benar melalui video dan simulasi, praktik dilakukan
peneliti yaitu hand rub, hand wash, tissue atau lap tangan.
lembar observasi responden tentang kemampuan anak usia sekolah dasar dalam 6
langkah cuci tangan yang benar melalui video dan simulasi. Lembar observasi
yang digunakan sesuai dengan standar prosedur 6 langkah mencuci tangan yang
benar dari WHO tahun 2013. Semua peniaian dalam lembar observasi disusun
dalam bentuk positif, dengan 2 pilihan yang terdiri dari (YA) dan (TIDAK). Skor
nilai diberikan dari 1-2, dimana apabila penilaian (ya) bernilai 2 dan penilaian
tidak (tidak) bernilai 1. Dengan jumlah nilai skor 6 – 12 dan kategori gambaran
kemampuan di bagi menjadi 3 yaitu tidak mampu jika memperoleh skor < 8,
cukup mampu jika memperoleh skor 8 – 10, dan mampu jika memperoleh skor >
10.
a) Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
katakana valid apabila mampu mengukur data dari variabel yang diteliti
sekolah dasar dalam 6 langkah mencuci tangan yang benar ini tidak
dilakukan uji validitas lagi, karena instrument yang digunakan sudah baku
b) Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam
sebelum pengumpulan data pada sampel yang memiliki kriteria yang sama
mencuci tangan yang benar pada anak usia sekolah dasar melalui video
a. Data primer
Data yang diperoleh peneliti secara langsung pada saat berlangsungnya
penelitian (Nursalam, 2008). Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan
langkah mencuci tangan yang benar, variabel kemampuan mencuci tangan pada
anak usia sekolah dasar untuk mengetahui skor kemampuan tersebut peneliti
menggunakan analisis kuantitatif sehingga setiap jawaban diberi angka untuk nilai
skornya.
b. Data sekunder
Data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung (Nursalam,
2008). Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dengan cara peneliti melihat
data siswa secara langsung atau tidak langsung, mencari literatur dari
sebagai berikut:
1. Mengurus surat izin penelitian di Kampus.
2. Surat izin penelitian diberikan ke BAKESBANGPOL dan DINKES
3. Memberikan surat izin kepada Kepala Sekolah di SDN…. Serta memberikan
WHO; satu persatu siswa mempraktikkan cara cuci tangan sebagai Pre Test
tersebut
8. Kemudian peneliti menjadawalkan waktu kembali untuk memberikan
langkah cuci tangan yang benar pada kelompok kontrol sesuai dengan SOP
langkah cuci tangan yang benar pada kelompok kontrol sesuai dengan SOP
dalam melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar dengan meminta siswa-
Hasil penelitian dianalisis dengan softwere SPPS versi 16. Jika data
menggunakan Independent T-test atau uji beda untuk mengetahui perbedaan atau
selisih rata-rata untuk data yang berskala rasio/interval dan berdistribusi normal
antara hasil sesudah diberikan pendidikan kesehatan (Post test) pada kelompok
1. Bila nilai p < nilai α (0,05), maka keputusan adalah Ho ditolak artinya ada
Dasar
2. Bila nilai p > nilai α (0,05), maka keputusan adalah Ho gagal ditolak artinya
Sekolah Dasar.
responden pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode atau inisial
responden pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
pada responden baik secara fisik, psikologis dan sosial dengan cara
berdasarkan moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan kewajiban
lain kemungkinan kran mati tidak tersedia air. Waktu penelitian yang cukup lama
karena satu persatu siswa mempraktikkan cara mencuci tangan 6 langkah yang
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta: TIM.
Perry & Potter. 2005. Fundamental of Nursing: Practice. Concept and Process.
Philadelpia: Mosby Year Book.
Pratiwi, Indah Dewi. 2017. Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan Pada Anak
Sekolah Dasar di Kota Malang. Program Studi Keperawatan, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Priyatiningtyas. 2007. Dinas Pendidikan Kota Malang Gagas Gerakan 1000
Wastafel. (Online). http://www.suarasurabaya.net/v05/kelanakota/?
id=37f9e3cf456a89968ea5446f0866120200743029
Wong, Donna L. 2009. Buku ajar Keperawatan Pediatrik 1. Ed.6. Cet.1, Jil.1.
Jakarta: EGC.
Kepada
Yth. Saudara/i Calon Responden
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi
NIM :
Langkah) Pada Anak Usia Sekolah di SDN….Oleh karena itu saya mohon
Peneliti
(InformedConsent)
Nama Inisial :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Agama :
Kelas :
Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian ini yang
Kemampuan Mencuci Tangan Yang Benar (6 Langkah) Pada Anak Usia Sekolah
di SDN…”, dengan ini saya menyatakan (bersedia / tidak bersedia)* untuk ikut
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini. Apabila dikemudian hari saya
merasa dirugikan dalam bentuk apapun, maka saya berhak untuk membatalkan dan
Demikian surat peryataan ini saya buat tanpa ada paksaan atau ancaman dari pihak
manapun.
Malang, ..........................2019
Peneliti Responden
Lembar Observasi
Kemampuan Mencuci Tangan Yang Benar (6 langkah)
(WHO, 2013)
Materi : 6 Langkah Mencuci Tangan Yang Benar
Tanggal Pelaksanaan :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Pwtunjuk Pengisian:
a. Lembar observasi diisi oleh peneliti
b. Berilah tanda cek () pada kolom penilaian dengan kriteria
1) Ya : apabila responden sesuai melakukan langkah tersebut
2) Tidak : apabila responden tidak sesuai melakukan langkah
tersebut
Penilaian
NO Langkah Cuci Tangan
Ya Tidak
1 Bubuhkan hand rub/hand wash secukupnya di
telapak tangan yang tertangkup, mencakup semua
permukaan telapak tangan, Menggosok telapak
tangan dengan telapak tangan
2 Menggosok telapak tangan kanan dengan punggung
tangan kiri serta sela-sela jarinya, Lakukan
bergantian kedua tangan,
3 Menggosok sela-sela jari pada kedua telapak
tangan,
4 Menggosok kedua jari tangan yang berlawanan
dengan posisi jari-jari saling bertautan,
5 Menggosok ibu jari tangan kirim, Menggunakan
genggaman tangan kanan dengan gerakan
memutar, Lakukan bergantian kedua tangan,
6 Menggosok dengan gerakan memutar kedepan dan
kebelakang dengan menggunakan jari-jari tangan
kanan yang terkatup pada telapak tangan kiri.
Lampiran 8
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pendidikan Kesehatan Melalui Video Kemampuan Cuci Tangan Yang Benar (6
Langkah)
Topik : 6 langkah cuci tangan yang benar
Hari/Tanggal :
Tempat: Ruang….
Sasaran : Siswa di SDN…. (Kelompok Kontrol)
Metode : Penayangan Vidio
I. Tujuan Umum
Siswa yang menjadi responden dalam kelompok kontrol mampu mengerti,
dapat:
a. Mengetahui pengertian mencuci tangan
b. Mengetahui manfaat mencuci tangan
c. Mengetahui tujuan mencuci tangan
d. Mampu mempraktikkan atau mendemonstrasikan cara mencuci tangan
Lampiran 9
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pendidikan Kesehatan Melalui Simulasi Kemampuan Cuci Tangan Yang Benar (6
Langkah)
Topik : 6 langkah cuci tangan yang benar
Hari/Tanggal :
Tempat: Ruang….
Sasaran : Siswa di SDN…. (Kelompok Kontrol)
Metode : Simulasi
I. Tujuan Umum
Siswa yang menjadi responden dalam kelompok eksperimen mampu
benar
II. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui simulasi diharapkan siswa
dapat:
a. Mengetahui pengertian mencuci tangan
b. Mengetahui manfaat mencuci tangan
c. Mengetahui tujuan mencuci tangan
d. Mampu mempraktikkan atau mendemonstrasikan cara mencuci tangan
V. Kegiatan Simulasi