Anda di halaman 1dari 2

Persaingan Non Harga

Hampir seluruh perusahaan menggunakan lebih dari satu strategi bersaing.Strategi bersaing ini
meliputi strategi bersaing dengan harga dan non harga. Setiapstrategi yang digunakan oleh
perusahaan memiliki keunggulan dan kelemahannya.Kompetisi non harga (non price competition) yaitu
usaha penjual untuk mempengaruhi pembeli tanpa potongan harga (diskon), tetapi dengan cara
lain,misalnya perbaikan pelayanan dan peningkatan mutu atau kualitas (Kamus Bank
Indonesia)Disini perusahaan lebih menekankan pada feature produk, servis, kualitas
dansebagainya. Sehingga jika perusahaan memilih bersaing dengan menggunakan variabel bukan
harga, perusahaan bisa menciptakan brand loyalty. Untuk itu merk/produk yangditawarkan
perusahaan harus bisa dibedakan (memiliki deferensiasi) dengan produk/merk pesaing. Konsumen juga harus bisa
menerima deferensiasi itu sesuaidengan apa yang diharapkana. Differensiasi itu harus dikomunikasikan
untuk menciptakan customer awareness. Harga yang berbeda (dengan kompetitornya) dianggap
sebagai pengganti manfaat yang akan diperoleh konsumen. Pada kurva permintaan, perusahan
harus dapat menggeser kurva itu kekanan bukan atas dasaar harga tetepi atas dasar deferensiasi
produk (konsumen harus bisa menerima dan menginginkan deferensiasi tadi).Diskriminasi harga
adalah Adalah kebijakan menjual output yang sama denganharga berbeda-beda. Tujuannya
adalah menambah laba perusahaan melalui eksploitasi surplus konsumen.

Kecurangan Kartel
Dalam kamus Oxford, kartel atau cartel didefinisikan sebagai sebuah kelompok (grup) dari
berbagai badan hukum usaha yang berlainan yang bekerja sama untuk menaikkan keuntungan
masing-masing tanpa melalui persaingan usaha dengan pelakuusaha lainnya. Mereka adalah
sekelompok produsen atau pemilik usaha yang membuatkesepakatan untuk melakukan
penetapan harga, pengaturan distribusi dan wilayahdistribusi, termasuk membatasi suplai.Dalam
buku Black's Law Dictionary (kamus hukum dasar yang berlaku diAmerika Serikat), praktik
kartel (cartel) didefinisikan sebagai kombinasi di antara berbagai kalangan produsen yang
bergabung bersama-sama untuk mengendalikan produksinya, harga penjualan, setidaknya mewujudkan perilaku
monopoli, danmembatasi adanya persaingan di berbagai kelompok industri. Dari definisi tersebut,
praktik kartel bisa dilakukan oleh kalangan produsen manapun atau untuk produk apapun, mulai
dari kebutuhan pokok (primer) hingga barang kebutuhan tersier. Pengertian kartel dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia dituliskan kartelmemiliki dua ciri yang menyatu, yaitu: 1. Organisasi
perusahaan-perusahaan besar yang memproduksi barang-barangsejenis 2. Persetujuan sekelompok
perusahaan dengan maksud mengendalikan hargakomoditi tertentu. Poin penting dalam definisi
tersebut, bahwa kelompok-kelompok di dalam suatukartel terdiri atas kumpulan perusahaan-
perusahaan besar yang menghasilkan barang-barang yang sejenis yang tujuan utamanya berfokus
pada pengendalianharga, sehingga harga yang terbentuk adalah bukan harga persaingan. Definisi initelah
menyentuh pada aspek perilaku monopoli.Praktik kartel dalam bentuk apapun pasti akan berujung
pada kondisi yangmerugikan konsumen. Sekalipun praktik tersebut diatur oleh pemerintah, kecuali praktik
kartel dilakukan oleh perusahaan milik pemerintah yang notabene tidak selalu berorientasi untuk
mengejar laba (profit). Praktik akan menutup adanya peluang bagimasuknya inovasi maupun
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai