Disusun Oleh :
1. Della Anggraeni Novita 1814313453007
2. Devara Aurelie Melinda 1814313453008
3. Herlina Novitasari 1814313453016
4. Nella Septika DK 1814313453021
5. Siti Fadila 1814313453030
Oktober, 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang mana berkat rahmat nikmat dan
hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah yang berjudul
”BAKTERI PATOGEN GRAM DAN COCCUS” ini diambil karena akan sangat berguna
dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran Bakteriologi II .
Dalam penyusunan makalah ini kita menyadari akan segala kekurangan dan
kemampuan yang sangat terbatas, sehingga dalam penulisan penyusunan kalimat dan dalam
mencari sumber buku serta internet masih kurang, namun kita sudah berusaha semaksimal
mungkin agar makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
oleh dosen dan berusaha menjadikan yang terbaik. Dengan segala kerendahan hati, kita
sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini,
dan kita berharap semoga makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Bakteriologi II atas
bimbingannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dan teman-
teman yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Cover
i
Kata pengantar..................................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi.......................................................................................................................2
BAB III KASUS
3.1 Bentuk Struktur Morfologi.........................................................................................4
3.4 Bakteri Gram Positif dan Negatif...............................................................................6
3.4 Studi Kasus Jurnal......................................................................................................9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................10
4.2 Saran.............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan
tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan
mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya
tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kelompok lainnya dapt memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan
industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/ inti sel, dan organel-organel
lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel
prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks. Bakteri dapat ditemukan hampir disemua
tempat: ditanah,air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai
agenparasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Hasanah, Uswatun. 2015.Mikrobiologi.
Unimed Press : medan
1.3 Tujuan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri hidup sukar untuk dilihat dengan mikroskop cahaya biasa karena bakteri itu
tampak tidak berwarna jika diamati secara sendiri-sendiri, walaupun biakannya secara
keseluruhan mungkin berwarna. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai daripada
dalam keadaan hidup. Yang dimaksud bakteri terwarnai adalah organisme yang telah
diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah dilihat dan dipelajari. Pada umumnya, olesan
bakteri terwarnai mengungkapkan ukuran, bentuk, susunan dan adanya struktur internal
seperti spora dan butiran (Volk, 1993).
Para ahli menggolongkan struktur bakteri menjadi dinding luar, sitoplasma, dan bahan
inti. Bakteri memiliki flagel atau bulu cambuk, pili atau fimbriae, kapsula atau lapisan lendir,
dinding sel dimana ada yang struktur dinding sel bakteri Gram Negatif yaitu merupakan
struktur yang berlapis, sedangkan bakteri Gram Positif mempunyai satu lapis yang tebal.
Dalam sel baktri terdapat membran sitoplasma, protoplasma, inti, organel-organel lain yang
memiliki peran masing-masing. Bila bakteri tumbuh di dalam medium yang tidak cair, maka
terjadilah suatu kelompok yang dinamakan koloni. Bentuk koloni berbeda-beda untuk setiap
spesies, dan bentuk itu merupakan ciri khas bagi suatu spesies tertentu. Pengamatan bakteri
dapat kita lakukan secara individual, satu persatu, maupun secara kelompok dalam bentuk
koloni, dan sifat-sifatnya dapat kita ketahui melalui koloni yang tumbuh di medium
permukaannya (Puspita, 2008).
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan
positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna,
substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang
sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna
terhapus. Sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri
seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu
spesies (Dwidjoseputro, 1980).
Isolat bakteri yang diperoleh diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk koloni,
warna, tepian dan elevasi pada medium agar lempeng, agar tegak dan agar miring. Sedangkan
morfologi sel ditentukan dengan melihat olesan biakan yang sudah diwarnai dibawah
2
mikroskop dan melihat bagaimana bentuk sel, sifat gram, dan kemampuan membentuk spora
dari bakteri tersebut (Pelczar dan Chan, 2006).
Cara pewarnaan hanyalah dengan menambahkan pada olesan yang telah difiksasi
dengan zat pewarna khusus. Zat pewarna tersebut adalah pewarna diferensial, karena dapat
membagi bakteri sejati menjadi dua kelompok fisiologi, dengan demikian sangat
memudahkan identifikasi jenisnya. Prosedur pewarnaan ini terdiri atas empat langkah, yaitu
olesan dibasahi dengan lembayung gentian atau lembayung kristal, setelah 60 detik zat
pewarna lembayung dibilas dan olesan dibasahi dengan larutan yodium. 60 detik kemudian,
yodium dibilas dan gelas preparat dicuci dengan larutan alkohol 95 % selama 15-30 detik,
lalu gelas preparat selama 30 detik diwarnai dengan safranin (zat pewarna merah) atau coklat
Bismarck (dipakai bagi orang yang buta warna terhadap warna merah). Setelah spesimen
yang diwarnai itu ditemukan dengan obyektif tinggi-kering, dapatlah diamati dengan imersi
minyak, dengan meneteskan minyak langsung pada olesan terwarnai dan menurunkan lensa
obyektif imersi minyak ke dalam minyak (Volk, 1993).
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
Struktur dan fungsi dasar bakteri meliputi :
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk bakteri. Dinding
sel bakteri tersusun dari peptidoglikan, yaitu gabungan protein dan
polisakarida.
Membran plasma bersifat selektif permeabel dan berfungsi untuk mengatur
pertukaran zat antara sel dan lingkungannya. Membran plasma tersusun dari
lapisan fosfolipid dan protein.
Sitoplasma adalah cairan sel yang mengandung ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan.
Ribosom merupakan tempat terjadinya sintesis protein yang dibantu oleh RNA.
DNA (deoxyribonucleic acid) atau Asam Deoksiribosa Nukleat adalah materi
pembawa informasi genetik.
Granula penyimpanan berfungsi menyimpan cadangan makanan.
Endospora merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Endospora berdinding tebal, tahan terhadap panas,tahan lama,
dan dapat melakukan dormansi. Dorman adalah istirahat, tidak melakukan
aktifitas kehidupan,tetapi tetap hidup.
Kapsul adalah lapisan diluar dinding sel pada jenis bakteri tertentu dan berfungsi
untuk mempertahan diri dari antitoksin yang dihasilkan sel inang.
Flagelum (jamak: flagela) atau bulu cambuk yang berfungsi sebagai alat gerak
pada beberapa jenis bakteri.
Mesosom berguna untuk menyediakan energy atau pabrik energi bakteri.
Lembar fotosintetik yang berfungsi untuk fotosintesis.
Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol
dari dinding sel.
Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis.
Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
5
3.2 Bakteri Gram Positif dan Negatif
6
Gram Genus Penyakit
7
Ciri-ciri Bakteri Gram Negatif
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat
didalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering,
tidak mengandung asam tekoat.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Endotoksin
Genus Penyakit
Gram
Salmonella salmonelosis
Gram Escherichia gastroenteritis/radang saluran cerna
Negatif
Shigella disentri
Neisseria meningitis, gonorea
Bordetella batuk rejan
Legionella legionnaires' disease
Pseudomonas infeksi luka bakar
Vibrio kolera
Campylobacter gastroenteritis
Helicobacter tukak lambung
Haemophilus bronkitis, pneumonia
Treponema sifilis
Chlamydia pneumonia, uretritis, trakoma
8
3.3 Studi Kasus Jurnal
“Gambaran Bakteri Penyebab Infeksi Pada Anak Berdasarkan Jenis Spesimen dan
Pola Resistensinya di Laboratorium RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-
2016”
Infeksi bakteri dapat terjadi pada anak dan menyerang berbagai sistem organ pada tubuh
anak. Infeksi saluran pernapasan (27%) bakteri yang sering menjadi penyebab infeksi adalah
Streptococcus pneumoniae, Streptococcus grup A, dan Haemophilus influenzae tipe
B.4Infeksi kulit (7-10%) pada anak biasa disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau
Streptococcus grup A. Infeksi saluran pencernaan (5%) sering disebabkan oleh Shigella,
Escherichia coli, Campylobacter. Infeksi saluran urinarius (0,7-0,9%) sering disebabkan oleh
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Proteus mirabilis.
Bakteri yang menjadi penyebab infeksi pada spesimen darah dari anak adalah
Klebsiella sp. dan Staphylococcus aureus. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Tjekyan (2015) yang temuannya didominasi oleh bakteri tersebut.
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Katarnida (2013) yang menemukan
Salmonella typhi (57,9%).Staphylococcus aureus mengalami resistensi dikarenakan
menghasilkan enzim betalaktamase yang menyebabkan tidak efektifnya ampisilin dan
amoksilin dalam membunuh bakteri. Namun setelah dilakukan kombinasi dengan inhibitor
betalaktamase (asam klavulanat dan sulbaktam), betalaktamse akan terikat dengan
inhibitornya dan antibiotik dapat berfungsi dengan baik
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bakteri yang paling banyak menjadi penyebab
infeksi pada spesimen darah anak adalah Klebsiella sp. yang masih sensitif terhadap
ciprofloksasin dan sudah resisten terhadap ampisilin. Pada spesimen feses adalah Escherichia
coli yang masih sensitif terhadap meropenem dan sudah resisten terhadap eritromisin. Pada
spesimen urin adalah Escherichia coli yang masih sensitif terhadap meropenem dan sudah
resisten terhadap ampisilin. Pada spesimen sputum adalah Klebsiella sp. yang masih sensitif
terhadap meropenem dan sudah resisten terhadap amoksisilin.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas
dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di
darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan
tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan
mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya
tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis). Morfologi bakteri sangat
sederhana, sehingga sangat tidak mungkin hanya menggunakan morfologi sel untuk
informasi taksonomi. Namun demikian morfologi tetap bernilai dalam taksonomi.
Pada umumnya bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu:
1. Kokus (Coccus)
2. Basil ( batang )
3. Spiral
4.2 Saran
Sebagai saran sebaiknya makalah ini dapat dibaca untuk semua kalangan agar
menambah wawasan serta pengetahuan tentang bakteri pathogen gram positif maupun negatif
DAFTAR PUSTAKA
10
Hasanah, Uswatun. 2015. Mikrobiologi. Unimed press: Medan
http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2011/06/bakteri-gram-positif-dan-
negatif.html=1
https://www.google.nl/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR
http://yhanyoung.blogspot.co.id/2013/03/macam-macam-bakteri.html
11