Anda di halaman 1dari 2

Kata konseling berasal dari bahasa Latin “consilium “ yang berarti

“dengan” atau bersama”. Kata ini juga berarti “menerima atau “memahami”.
Didalam konseling ada interaksi antara dua individu (konselor dan klien). Pada
hakekatnya konseling sebagaimana diedit Patterson, yang dikutip Andi adalah
upaya mempengaruhi perubahan tingkah laku secara sadar pada pihak klien
dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi-kondisi yang
memudahkan  perubahan secara sadar. Hal ini dilakukan melalui percakapan
antara konselor –klien. Konselor medengar dan memahami klien, dan perlu
dipahami seorang konselor harus merahasiakan hasil pembicaraan didalam
konseling.[1]Konselor akan melakukan konseling kepada klien untuk
membantu klien secara psikologis dalam menemukan dan menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi.[2] Jadi pastoral konseling usaha
pastor/gembala/pendeta menolong anggota jemaat/klien agar mampu
menolong dirinya sendiri.

II.      Pentingnya Konseling

Belajar dari Simon Freud, seorang psikoanalitik, menyatakan bahwa


konsep-konsep alam sadar dan alam bawah sadar merupakan kunci-kunci
memahami tingkah laku dan masalah-masalah kepribadian. Alam bawah
sadar dapat dipelajari melalui tingkah laku misalnya: mimpi-
mimpi merupakan representasi-representasi simbolik dari keinginan-
keinginan dan konflik-konflik tidak sadar; salah ucap  atau   lupa. Alam
bawah sadar itu menyimpan pengalaman-pengalaman , ingatan-ingatan.
Kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang tidak bias dicapai
berada pada alam bawah sadar. Dengan demikian sebagian besar  fungsi
psikologi terletak di alam bawah sadar. Alam sadar merupakan bagian
kecil dari keseluruhan jiwa. Alam bawah sadar mempengaruhi seluruh
tingkahlaku dan merupakan akar dari segenap gejala dan tingkah laku
neurotik. Oleh karena itu kata Freud sasaran terapi psikoanalitik adalah
membuat motif-motif alam bawah sadar menjadi disadari, karena
menyadari motif-motifnyalah individu dapat melakukan pilihan,
[3] walaupun Alam bawah sadar  sering sekali sulit untuk dibawa ke alam
sadar karena kita tidak mampu menjangkaunya, seperti kenangan atau
emosi-emosi yang terkait dengan trauma.[4] Melalui psikoanalisis, kita
belajar, bahwa ada banyak rangkaian persoalan yang dihadapi manusia:
dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Raingkaian persoalan itu sendiri
jelas-jelas mempengaruhi tingkah laku manusia yang notebene berada
pada alam bawah sadar. Untuk menemukan rangkaian masalah itu maka
Pastoral konseling membantu kita, bahkan menunrunt kita untuk
mengambil keputusan/pilihan untuk diri kita sendiri yang pada umumnya
menghendaki pemulihan diri pada jati diri yang sesumgguhnya.

           Salah satu contoh adalah bahwa tingkah laku orang dewasa


tidak terlepas dari persoalan sejak masa kecil sampai dengan ia menjadi
dewasa. Satu persatu persoalan membebani hidup seseorang, berupa
pengaruh dan tekanan dari orang tua maupun orang lain disekitar kita
sejak kecil, memiliki peranan yang penting bagi seseorang dalam
menjalani hidup ini. Tanpa kita sadari, kita sering terperangkap dalam
masa lalu kita, padahal seharusnya kita bertumbuh menjadi dewasa yang
matang.[5]

           Perlakuan yang diterima anak-anak pada masa kecilnya akan


meyakinkan dirinya memang demikian dia harus diperlakukan, dan setelah
ia menjadi dewasa maka tidak akan mengherenkan kalau iapun
memperlakukan orang lain atau anak-anaknya demikian. Hal-hal buruk
yang dia terima sejak masa kecil akan tetap dilakukannya bagi dirinya
sendiri. Kecuali ada sesuatu yang membuatnya mengubah pola tingkah
lakunya. Pengalaman hidup masa kanak-kanak membayangi hidup kita.
Masa lalu itu cenderung mengganggu dan menjadi beban yang dipikul
orang dewasa.[6] Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan
keluarga yang selalu diperintah akan menjadikan anak tergantung pada
orang lain, sehingga ketika dia dewasa dia tidak yakin untuk mengambil
sebuah keputusan sendiri, ia membutuhkan persetujuan dan penegasan
dari orang lain. Seorang yang memiliki tingkah laku seperti ini tidak
menyadari bahwa ini berasal dari masa kecil karena hal ini berada di alam
bawah sadar.

           Menyalahkan orang tua dan orang lain untuk masalah yang


kita miliki adalah cara yang tidak tepat. Kita dapat melenyapkan pengaruh
buruk dari masa lalu kita, kemudian kita bertumbuh. Kita harus mengenal
diri kita sendiri dengan pertolongan Tuhan. Pastoral Konseling menjadi
salah satu alat yang dipakai Tuhan untuk memutus mata rantai masa lalu
kita yang buruk.

Anda mungkin juga menyukai