Oleh :
Kendari, 21 Februari
2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.4 MANFAAT
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
2.1.1 Definisi Kesehatan dan Kesehatan Kerja
2.1.2 Pengertian K3 Secara Keilmuan
2.1.3 Tujuan K3
2.1.4 Sasaran K3
2.1.5 Dasar Hukum K3
2.1.6 Norma-norma K3
2.1.7 Standar Keselamatan Kerja K3
2.2 TINJAUAN PUSTAKA TENTANG PROYEK KONSTRUKSI
2.2.1 Pengertian Proyek Konstruksi
2.2.3 Bahaya Proyek atau Pekerjaan Dalam K3
2.3 Tinjauan Pustaka Tentang Kecelakaan Kerja
2.3.1 Definisi Kecelakaan kerja
2.3.2 Jenis-jenis Kecelakaan Kerja
2.3.3 Penyebab Kecelakaan Kerja
2.3.4 Pencegahan Kecelakaan Kerja
BAB III : PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Proyek Bank Indonesia
3.2 Administrasi
3.2.1 Job Safety Analysis
3.2.3 Tool Box Meeting ( TBM) dan Tool Box Talk ( TBT)
3.2.4 Inspeksi
3.5 Inspeksi
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui keadaan medan kerja yang ada di proyek bank
indonesia
2. Untuk mengetahui tentang cara pembuatan JSA, hal-hal yang harus
dipelajari di administrasi, dan cara melakukan inspeksi pada alat dan apar.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit akibat kerja yang sering diderita
oleh pekerja di proyek bank indonesia
4. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit akibat kerja yang diderita
oleh pekerja di proyek bank indonesia
5. Untuk mengetahui Unsafe Action ( Tindakan tidak Aman) dan Unsafe
Condition ( Kondisi tidak aman) di proyek bank indonesia
6. Untuk mengetahui hasil inspeksi alat dan apar di proyek bank indonesia
7. Untuk mengetahui kegiatan tambahan yang dilakukan di proyek bank
indonesia
1.4 Manfaat
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak, untuk perusahaan, perguruan tinggi maupun bagi
mahasiswa sendiri :
1. Bagi Perusahaan
a. Memperoleh data sesuai program kerja yanh ditawarkan pada program
magang
b. Menjadi pelpor pengembangan SDM HSE yang siap kerja dengan
memberikn wadah yang baik bagi calon SDM.
2. Bagi Mahasiswa
a. Untuk memberikan gambaran tentang konstruksi yang sebenarnya
b. Untuk mengetahui tata cara pembuatan JSA dan cara penerapannya di
lapangan
c. Untuk mengetahui tata cara Inspeksi Alat dan Apar
d. Untuk memberikan pengetahuan pada pekerja tentang jenis-jenis
penyakit akibat kerja dan cara pengendaliannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Tujuan K3
2.1.4 Sasaran K3
2.1.5Dasar Hukum K3
2.1.6 Norma-norma K3
Selain itu juga ada norma-norma yang harus dipahami diantaranya adalah sebagai
berikut,
1. Perlindungan mesin
2. Pengamanan listrik yang harus mengadakan pengecekan berkala.
3. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran,
penerangan yang cukup, ventilasi yang cukup, jalur evakuasi yang khusus.
4. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda
(Permenaker No. 03/MEN/1998). Pengertian lain kecelakaan kerja adalah
semua kejadian yang tidak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial
menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan atau kerugian lainnya (Standar
AS/NZS 4801:2001). Sedangkan definisi kecelakaan kerja menurut OHSAS
18001:2007 adalah kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat
menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya) kejadian
kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian.
Berikut ini beberapa pengertian kecelakaan kerja dari beberapa sumber buku:
Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis,
yaitu (Sedarmayanti, 2011):
a. Situasi Kerja
d. Kecelakaan
Kecelakaan kerja juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut
(Rachmawati, 2008):
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan pencegahan kecelakaan kerja,
yaitu:
Kecelakaan kerja juga dapat dikurangi, dicegah atau dihindari dengan menerapkan
program yang dikenal dengan tri-E atau Triple E, yaitu (Sedarmayanti,2011):
3.2 Administrasi
3.2.1 Job Safety Analysis
1. Pengertian Job Safety Analysis
Job safety analysis atau JSA adalah teknik
manajemen keselamatan yang berfokus pada
identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang
berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas
yang hendak dilakukan, dimana JSA ini berfokus pada
hubungan antara pekerja, tugas atau pekerjaan,
peralatan dan lingkungan kerja.
2. Tujuan Job Safety Analysis
a. Mengenali “hazards” pada suatu pekerjaan.
b. Menaksir kemungkinan untuk merugikan pada
orang, peralatan dan lingkungan dari suatu
“hazards”.
c. Memikirkan langkah untuk mengendalikan resiko
yang berhubungan dengan suatu “hazards”.
d. Memeriksa metoda kerja dan mengembangkan
suatu prosedur kerja yang aman.
e. Menyediakan suatu pendekatan yang konsisten
kepada semua karyawan dan kontraktor dengan
mematuhi pada manajemen resiko pekerjaan.
3. Pembuatan Job Safety Analysis
a. Mengidentifikasi Urutan Pelaksanaa
Tim JSA harus membuat dan menentukan urutan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode kerja.
b. Mengidentifikasi Bahaya dan Risiko Pekerjaan
Tim JSA harus membuat daftar identifikasi bahaya
pelaksanaan pekerjaan yang berdampak terhadap
pekerja, properti, dan lingkungan yang berpotensi
terjadi.
c. Menentukan Penilaian Risiko
Risiko yang berpotensi muncul dari setiap urutan
pekerjaan harus dievaluasi tingkat probabilitas dan
dampak yang ditimbulkan untuk dapat dinilai
risikonya dengan menggunakan matriks penilaian
risiko.
d. Menentukan Pengendalian Risiko
Setelah risiko ditetapkan, tahap selanjutnya adalah
mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan
untuk mengurangi/ mengendalikan risiko. Dalam
mengidentifikasi pengendalian risiko, Tim JSA
harus mempertimbangkan pekerja yang terlibat,
alat/ peralatan/ bahan yang digunakan, dan
lingkungan kerja dengan menggunakan hirarki
pengendalian.
e. Menentukan Penilaian Risiko Sisa
Setelah pengendalian risiko ditentukan, langkah
selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap
risiko sisa dari urutan pekerjaan dengan
mengevaluasi tingkat probabilitas dan dampak
yang masih berpotensi terjadi. Jika hasil penilaian
risiko sisa masih ekstrim, maka pekerjaan tersebut
dapat dilaksanakan setelah adanya persetujuan
dari Direktur Produksi dan HSE. Dalam
pelaksanaannya, pekerjaan tersebut harus
dilakukan pengawasan khusus oleh Kepala
Departemen HSE dan Manager HSE Wilayah/ Divisi.
f. Penanggungjawab Pekerjaan
Tahap terakhir dalam penyusunan JSA adalah Tim
JSA harus menentukan penanggung jawab (person
in charge) untuk pelaksanaan setiap urutan
pekerjaan dan dicantumkan di dalam dokumen
JSA.
Tabel 1. Kategori Penilaian Risiko
DAMPAK
1 2 3 4 5
A H H E E E
B M H H E E
C L M H E E
D L L M H E
E L L M H H
3.2.4 Inspeksi
1. Inspeksi Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
a. Periksa label atau kartu historis yang ada pada
APAR. Kartu ini memuat informasi tentang APAR dan
inspeksi sebelumnya.
b. Setelah itu periksa manometer (jika APAR
menggunakanpressure gauge). Manometer akan
memberikan informasi tekanan dalam tabung,
apakah masih normal atau perlu diisi ulang. Jika
jarum pada manometer masih di area hijau
berarti tekanan masih dalam keadaan normal.
Namun jika jarum semakin turun, maka perlu
dilakukan pengecekan dan isi ulang tekanan.
c. Lalu untuk APAR dengan sistem cartridge,
pengecekan tekanan bisa dilakuakn dengan
memastikan segel pada cartridge. Jika
segel cartridge masih utuh dan tidak cacat, maka
dapat dipastikan tekanan masih terjaga.
d. Setelah itu periksalah safety pin, jika dalam
keadaan rusak atau terputus, berarti APAR sudah
pernah dioperasikan. Jika sudah pernah dipakai,
maka harus dilakukan pengisian ulang sesuai
dengan medianya. Tabung APAR juga harus dicek
kebocorannya.
e. Berikutnya, periksalah valve atau katup dalam
kondisi baik atau tidak. Periksalah daya katupnya
apakah masih kuat atau sudah mengalami
pengurangan.
f. Langkah berikutnya adalah mengecek selang
atau hose. Selang tidak boleh dalam keadaan
tertekuk, retak maupun berlubang. Jika selang
rusak, maka harus segera diganti.
g. Selanjutnya periksakomponen pada ujung selang
ataunozzle. Pastikannozzle dalam kondisi baik untuk
menyalurkanoutput dari selang dan tidak
tersumbat.
h. Setelah semua langkah di atas dilakukan,
berikutnya pembaca harus mengisi kartu check
list pada APAR. Isi semua informasi mengenai
inspeski APAR yang baru saja dilakukan.
i. Setelah semua langkah terpenuhi, kembalikan APAR
ke tempat semula. Catatan: jika tempat peletakan
APAR semula tidak memenuhi standar penyimpanan
APAR dan tidak mudah dijangkau, maka ada baiknya
untuk memindah APAR ke tempat baru.
2. Inspeksi Alat
Inspeksi adalah upaya memeriksa atau medeteksi
semua faktor (peralatan, proses kerja,material,area
kerja,prosedur) yang berpotensi menimbulkan cedera
atau PAK yang dapat merugikan. Inspeksi alat ini
dilakukan 2x dalam sebulan di setiap lokasi yang
berbeda.
4. Penyakit asma
Asma dapat disebabkan oleh debu yang terhirup. Baik
debu dari tanah maupun hal lain yang menyerupai debu
seperti tepung. Partikel debu mengakibatkan nafas menjadi
sesak dan berakhir dengan asma.
5. Penyakit otot dan syaraf
Penyakit ini dapat diderita oleh orang yang bekerja
secara fisik. Hal ini bisa terjadi apabila fisik terus dipacu
untuk melakukan suatu kerja yang keras dan melebihi
kapasitas.
6. Penyakit kulit
Penyakit kulit ini bisa terjadi akibat paparan sinar
matahari bagi orang yang bekerja terlalu lama di luar
ruangan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh paparan
suhu yang sangat rendah atau sangat tinggi serta paparan
bahan kimia.
7. Infeksi
Infeksi dapat terjadi karena faktor peralatan yang
digunakan. Kecelakaan bisa saja terjadi dan dapat
menimbulkan infeksi. Oleh karena itu, di setiap tempat
kerja penting adanya pengecekan alat secara berkala.
Selain itu infeksi juga bisa terjadi akibat bakteri dan virus
yang mungkin tertular dari orang lain. Orang yang bekerja
di rumah sakit rentan terkena penyakit apabila tidak
menjaga kesehatan dengan baik.
8. Alergi
Alergi bisa terjadi karena kondisi suhu yang sering
berubah. Suhu terlalu dingin, ataupun suhu terlalu panas.
Kemudian alergi juga bisa terjadi pada kondisi dimana
udara yang dihirup kotor.
3.5 Inspeksi
In speksi harian yang dilakukan HSE Officer/ Inspector
meliputi pengumpulan hasil temuan setiap hari baik itu
unsafe action (tindakan tidak aman) maupun unsafe condition
( kondisi tidak aman), serta gambar close (penutupan)
temuan.
Bird, Frank Jr dan Germain, George L. 1990. Practical Loss Control Leadership.
USA: Institute Publishing.