Anda di halaman 1dari 4

Pemuda Tidak Menjadi Teladan dan Penggerak Efektif

Gerakan Anti Korupsi


Oleh : Wahyudi Utomo (190514650056)
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang

Dijaman sekarang ini banyak generasi muda tidak paham dengan korupsi. terutama
dampak yang di timbulkan dengan melakukan tindakan korupsi. Sikap remaja saat ini seolah
acuh dengan pemahaman korupsi sebenarnya jika para remaja tahu apa itu korupsi bisa
membantu pmerintah dalam upaya pemberantasan korupsi. didalam artikel ini penulis akan
membahas bagai mana upaya menumbuhkan sikap para remaja untuk anti korupsi dan menjadi
tauladan bagi generasi berikutnya.
Tanggungjawab usaha pemberantasan korupsi di Indonesia tidak hanya menjadi
tanggungjawab penegak hukum saja tapi juga menjadi tanggungjawab setiap elemen masyarakat
khususnya kaum muda yang merupakan generasi penerus bangsa dan Negara. Peranan pemuda
dalam usaha pemberantasan korupsi di Indonesia sangatlah penting peranannya. Pemuda
merupakan the high human capital of Indonesia untuk masa depan Indonesia merdeka, oleh
karena itu, kaum pemuda (young) harus mulai mengambil peran dalam setiap usaha
pembangunan bangsa dan Negara, khususnya usaha pemberantasan korupsi untuk menciptakan
Indonesia yang bersih dari KKN dan untuk Indonesia sejahtera.
Ada yang bilang pemuda itu Agent of Change, si pembawa perubahan. Namun dalam
realitanya banyak pemuda terjebak dalam gaya hidup pragmatis dan apatis. Pemuda tak mau lagi
ambil pusing dengan ragam persoalan pelik. Sehingga pemuda bukan lagi agen kritisisme, tapi
justru menjadi budak kekuasaan. Ia lebih memilih tidak tersingkir dari kehidupan elitis daripada
berpikir idealis. Yang bermanfaat baginya diambil, sedangkan yang tidak, diabaikan, kendati
membawa banyak maslahat bagi bangsanya.
Pelaku korupsi di Indonesia sendiri terdiri dari bermacam latar belakang dan bidang
kehidupan. Penyebabnya adalah bobroknya nilai moral dan buruknya pembangunan
karakter menjadi salah satu poin penting untuk diperhatikan. Padahal korupsi merupakan
kejahatan besar dan memiliki ancaman sekaligus dilarang dalam Islam. Allah SWT
berfirman:
‫س بِاأْل ِ ْث ِم‬ ِ ‫َوال تَأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِا ْلبَا ِط ِل َوتُ ْدلُوا بِ َها إِلَى ا ْل ُح َّك ِام لِتَأْ ُكلُوا فَ ِريقا ً ِمنْ أَ ْم َو‬
ِ ‫ال النَّا‬
َ‫تَ ْعلَ ُمون‬ ‫َوأَ ْنتُ ْم‬
Artinya:
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan
jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya
kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui”(Al-Baqarah: 188).
 
Korupsi adalah salah satu masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat
nasional maupun internasional. Korupsi sering dikaitkan dengan politik, juga dikaitkan dengan
perekonomian, kebijakan publik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial, dan pembangunan
nasional. Korupsi di tanah air kita ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat.
Korupsi sendiri dibedakan menjadi dua, ada yang berskala besar dan ada yang berskala
kecil. Pemuda sebagai penerus bangsa mempunyai kewajiban untuk membenahi masalah-
masalah yang ada di Negara ini termasuk masalah korupsi yang telah mengakar dan bisa
dianggap sebagai budaya buruk yang dilestarikan. Meskipun sebenarnya semua masyarakat
menolak dan ingin melawan korupsi tetap saja korupsi terus berkembang sampai saat ini. Dengan
masalah yang ada diharapkan pemuda Indonesia dapat mengerti dan berusaha bersama-sama
dalam memberantas seluruh korupsi yang ada. Tidak hanya korupsi besar yang diekspos media
tetapi juga korupsi-korupsi kecil yang ada dalam keseharian. Tetapi pada kenyataannya, pemuda
yang sebenarnya diharapkan untuk tampil di garis depan dalam memerangi korupsi tidak menjadi
teladan dan banyak yang masih berperilaku negative dan tidak sedikit pula yang masih
melakukan korupsi meskipun hanya sesuatu yang kecil. Pemuda disini yang digadang
mempunyai idealis tinggi justru dalam kenyataan mereka melakukan sebaliknya. Banyak sekali
korupsi-korupsi kecil yang dilakukan oleh pemuda diantaranya yaitu tindakan tawuran antar
pelajar. Perbuatan  tawuran antar pelajar di Indonesia sudah bukan hal yang baru . Sekarang
tawuran antar pelajar sering terjadi karena hal yang sepele misalnya karena gengsi antar sekolah
atau perkelahian dari salah satu pelajar dari kedua sekolah tersebut.
Beberapa contoh lain misalnya budaya mencontek, plagiasi dan titip absen yang
menjamur pada kalangan pelajar, melalaikan tugasnya sebagai pelajar seperti tidak mematuhi
peraturan sekolah dan tidak bertangguhjawab atas amanah yang diberikan kepadanya, budaya
penyuapan di lingkungan sekolah. Tidak amanah termasuk korupsi kecil dan hal itu dilarang
dalam Islam. Allah berfirman:

َ ‫وا ٱهَّلل َ َوٱل َّرسُو َل َوتَ ُخونُ ٓو ْا أَ َم ٰـنَ ٰـتِ ُكمۡ َوأَنتُمۡ تَ ۡعلَ ُم‬
‫ون‬ ْ ُ‫وا اَل تَ ُخون‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬
َ ‫يَ ٰـٓأَيُّہَا ٱلَّ ِذ‬
Artinya:  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS. Al-Anfal (8) : 27).
Padahal Islam sangat menyukai sifat jujur dan sangat mengecam sifat dusta. Hal ini sebagaimana
yang disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis :
“Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan
pada surga. Seseorang yang senantiasa berperilaku jujur, sehingga (layak) dia disebut orang
yang jujur. Sementara kedustaan itu akan membawa kepada keburukan, dan keburukan akan
mengantarkan kepada api neraka. Seseorang yang senantiasa berperilaku dusta, sehingga
(pantas) dia disebut orang yang pendusta” (HR. Bukhari).
Tidak hanya itu saja, banyak pemuda saat ini yang melakukan penyuapan. Biasanya yang
terlihat dan diketahui adalah ketika mereka ditilang oleh polisi dan mereka mengganti surat
tilang dengan membayar sejumlah uang untuk para oknum polisi yang memanfaatkan keadaan
yang ada dan ketika membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) tidak melalui tahap tes melain
membayar oknum agar cepat selesai dan masih banyak yang lainnya.
Padahal Risywah (suap) merupakan perbuatan yang dilarang oleh al-Quran, hadis dan
ijma ulama. Larangan tersebut berlaku bagi yang memberi, menerima dan yang menjadi
penghubung di antara keduanya. Nabi SAW bersabda:
“Dari Abdullah bin Amr bin Ash, dia berkata : Rasulullah SAW melaknat orang yang
menyuap dan orang yang menerima (minta) suap.” (HR. Abu Dawud dan al-Tirmidzi).
Penyuapan yang seharusnya dihindari dan dilawan oleh kaum muda nyatanya juga
dilakukan. Oleh karena itu, maka pantaskah seseorang yang melarang sesuatu tetapi dirinya
sendiri melakukannya dijadikan teladan dan penggerak? Tentu saja tidak. Bahkan Allah
memberikan  ancaman terhadap orang yang mengajak kebaikan dan melarang kemungkaran
tetapi perkataannya menyelisihi perbuatannya.
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu
berpikir?” (al-Baqarah : 44).
Dan Allah juga berfirman dalam surat As Shaff ayat 2 – 3 :
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu
perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu
kerjakan.” (Ash- Shaff : 2-3).
Ditambah lagi remaja kini sudah jauh dari sifat kerja keras. Mereka terbiasa mendapat
segala sesuatunya dengan mudah karena dimanjakan orang tua. Hal ini yang menyebabkan di
masa mendatang mereka  memudahkan untuk mendapat sesuatu yang mereka inginkan dengan
cara yang tidak halal, salah satunya dengan cara korupsi.
Hal ini sangat bertentangan sekali dengan sumpah pemuda dimana sumpah pemuda
dulunya menjadi bukti otentik bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa. Puluhan tahun yang lalu,
dimana kaum muda dari berbagai etnik, ras, dan golongan bersumpah bersama dan berikrar
bahwa meraka bercita-cita untuk memperjuangkan keberadaan Indonesia. Tentu saja lain
generasi lain juga permasalahan bangsa. Kini di usia Indonesia sudah hampir 72 tahun,  korupsi
menjadi permasalahan baru bagi negara bangsa ini. Korupsi semakin merajalela.
Hal-hal kecil seperti ini jarang disadari oleh kaum muda sebagai penerus bangsa.
Bayangkan jika hal ini terus dibiarkan, moral bangsa akan sangat rendah karena terjadi
ketidakaturan di mana-mana. Untuk memutuskan budaya tersebut, ada 9 nilai yang harus
ditanamkan kepada para pemuda agar terhindar dari virus korupsi. Nilai-nilai tersebut adalah
tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, adil, mandiri, peduli, dan berani.
Meskipun tidak semua pemuda melakukan hal itu tetapi para pemuda masih perlu arahan
dan sedikit paksaan akan nilai kejujuran bisa tertanam pada setiap pemuda indonesia. Dan tidak
akan efektif jika sebagai penggerak adalah seseorang yang belum matang, yang masih
mementingkan ego besarnya yang hanya akan memberikan efek buruk dan tidak memberikan
efek baik dan positif.
Tanpa melihat sisi negatifnya saja, memang sebenarnya para pemuda dibutuhkan dalam
upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Tetapi tentu masih belum saatnya jika kita melihat
pemuda Indonesia yang sekarang ini. Tidak akan efektif karena pemuda Indonesia masih
membutuhkan arahan untuk terjun sebagi pelopor dan penggerak gerkan anti korupsi yang
sesungguhnya.
Pemuda indonesia belum siap di jadikan pelopor dan penggerak gerakan antikorupsi di
karenakan masih banyak pemuda indonesia yang harus di perbaiki ahlaknya. Ahlak pemuda saat
ini yang sangat mengkhawatirkan jika di paksakan menjadi penggerak gerakan antikorupsi justru
akan membuat indonesai semakin buruk. Pemuda indonesia bisa menjadi teladan bagi generasi
berikutnya jika ahlaknya sudah baik.

Anda mungkin juga menyukai