Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ASHAR PRIWIGONO

NIM : 5160211459

E-LEARNING 1 PERAJAKAN H

RESUME BAB II
KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KEWAJIBAN DAN HAK WAJIB PAJAK


 Kewajiban Wajib Pajak
mendaftarkan diri untuk mendapat NPWP, Menghitung sendiri dan membayar kewajiban pajak dengan
benar, Mengisi dengan benar SPT dan memasukkan ke kantor pelayanan pajak dalam batas waktu yang telah
ditentukan, Menyelanggarakan pembukuan /pencatatatn
 Hak-hak wajib Pajak
mengajukan surat keberatan dan surat banding, menerima tanda bukti pemasukan SPT, Melakukan
pembetulan SPT yang telah dimasukkan, Mengajukan permohonan penundaaan pemasukkan SPT ,
Mengajukan permohonan penundaaan atau pengangsuran pembayaran Pajak , Mengajukan permohonan
perhitungan Pajak yang dikenakan dalam surat ketetapan Pajak , Meminta kembalian kelebihan pembayaran
Pajak , Mengajukan permohonan penghapusan dan pemgurangan sanksi, serta pembetualan surat ketetapan
Pajak yang salah, Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban Pajaknya, Apabila wajib
Pajak dipotong oleh pemberi kerja, wajib Pajak berhak untuk meminta bukti pemotongan PPh pasal 21
kepada pemotong Pajak, mengajukan surat keberatan dan permohonan Pajak

SANKSI-SANKSI PERPAJAKAN DALAM KUP


Sanksi-sanksi di bidang perpajakan sebagaimana yang diatur dalam ketentuan umum dan tata cara
perpajakan (KUP) dapat berupa:
1. Sanksi administrasi
2. Sanksi pidana
PEMUNGUTAN DAN POTONGAN PAJAK TERTENTU SEBAGAI WAJIB PAJAK
Wajib pajak yang juga termasuk pemungut dan pemotong pajak tertentu berkewajiban untuk melakukan
penungutan atau pemotongan pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas Wajib Pajak. Adapun fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak yaitu Sebagai tanda
pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dan untuk menjaga ketertiban dalam membayar pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan. Nomor Pokok Wajib Pajak harus ditulis dalam setiap dokumen
perpajakan, antara lain pada formulir pajak yang diperlukan wajib pajak, surat menyurat dalam hubungan
dengan perpajakan, dalam hubungan dengan instansi tertentu yang mewajibkan mengisi NPWP.

NOMOR PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (NPPKP)


Setiap pengusaha yang berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dikenakan pajak, wajib
melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jendral Perpajakan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha
Kena Pajak (PKP). Terhadap pengusaha yang telah memenuhi syarat PKP tetap tidak melaporkan usahanya
untuk dikukuhkan sebagai PKP akan dikenakan sanksi perpajakan.

Pelaporan atau Pengukuhan PKP


Bagi pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya pad kantor Direktorat Jendral pajak yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal penhusaha dan tempat kegiatan usha dilakukan. Sedangkan bagi
pengusaha badan pada kantor Direktorat Jedral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
penhusaha dan tempat kegiatan usha dilakukan.

Sanksi
Bagi mereka yang dengan sengaja tidak mendftarkan, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak
NPPKP sehingga menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, diancam dengan pidana penjara selama-
lamanya enam tahun denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang terutang atau kurang dibayar.
Mulai 1998 Nomor Pengukuhan Kena Pajak sama dengan Nomor Pokok Wajib Pajak, sehingga format
NPPKP juga dari 15 digit.

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)


Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan
dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
SURAT SETORAN PAJAK (SPP) DAN PEMBAYARAN PAJAK
Surat Setoran Pjak adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau
penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Pos dan atau bank Badan Usaha Milik Negara
atau bank Badan Usaha Milik Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Adapun fungsi SPP adalah sebagai sarana untuk membayar pajak dan sebagai bukti dan laporan pembayaran
pajak.
SURAT TAGIHAN PAJAK (STP)
Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa denda
dan/atau bunga.

fungsi STP adalah sebagai berikut:


1. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang SPT wajib pajak.
2. Sarana mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda.
3. alat untuk menagih pajak.
Selain itu STP (Surat Tagihan Pajak) mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak.
Sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan Surat Paksa.

SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR (SKPKB)


Surat ketetapan pajak kurang bayar diatur dalam pasal 13 Undang-undang KUP. SKPKB adalah surat
keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar

SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN (SKPKBT)


SKPKBT telah diatur dalam pasal 15 Undang-undang KUP. SKPKBT adalah surat keputusan yang
menentukan tambahan atau jumlah pajak yang telah ditetapkan.

SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR (SKPLB)


SKPLB diatur dalam pasal 17 Undang-undang KUP. SKPLB adalah surat keputusan yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang
atau tidak seharusnya terutang.

SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN)


SKPN diatur dalam pasal 17A Undang-undang KUP. SKPN adalah surat keputusan yang menentukan
jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang tertang, atau pajak tidak
terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak.

SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG (SPPT)


SPPT diatur dalam pasal 10 ayat 1 Undang-undang No. 12 tahun 1994 tentang pajak bumi dan bangunan
(PBB). SPPT akan dikeluarkan berdasarkan surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) yang telah
disampaikan oleh wajib pajak atau berdasrkan data objek pajak yang telah ada pada kantor pelayanan pajak
bumi dan bangunan (KPPBB).
DALUWARSA PENETAPAN
Daluwarsa penetapan menurut pasal 13 Undang-undang KUP adalah selama 10 tahun. Artinya, direktorat
jenderal pajak diberikan batas waktu sampai dengan 10 tahun untuk mengeluarkan ketetapan pajak
(SKPKB) atas utang wajib pajak. Apabila dalam waktu 10 tahun direktorat jenderal pajak tidak
mengeluarkan ketetapan pajak (SKPKB), pengeluaran SKPKB tidak dapat lagi dilakukan. Dengan demikian
utang wajib pajak menjadi daluwarsa.
PENCATATAN DAN PEMBUKUAN
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya serta jumlah harga
perolehan.dan penyerahan barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca
dan laporan rugi/laba pada setiap tahun pajak terakhir.
Pencatatan merupakan ikhtisar atau daftar ringkasan penerimaaan penghasilan dari penjualan atau sumber-
sumber penghasilan yang diterima wajib pajak dari waktu ke waktu.

Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan dan Pencatatan


a. Kewajiban Pembukuan
b. Penggunaan Norma Perhitungan

Syarat-Syarat Pembukuan dan Pencatatan


Pembukuan diselenggarakan wajib pajak sesuai dengan ketentuannya harus memenuhi syarat antara lain
sebagai berikut :
a. Pembukuan harus dilaksanakan di Indonesia dengan menggunakan dengan menggunakan huruf
latin, angka arab, satuan mata uang rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang
diizinkan oleh Menteri Keuangan;
b. Pembukuan harus meliputi seluruh kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang dilakukan wajib
pajak;
c. Pembukuan harus didukung dengan bukti-bukti transaksi yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenaran dan keabsahannya;.
d. Pembukuan harus dilakukan secara teratur dan diselenggarakan dengan prinsip taaat asas;
e. Pembukuan harus ditutup dengan membuat neraca dan perhitungan laba/rugi pada setiap akhir
tahun pajak;
f. Pembukuan harus dapat ditelusuri kembali apabila diperlukan;
g. Pembukuan ssekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, utang, atau kewajiban,
modal, penghasilan, biaya, penjualan sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak-
pajak yang terutang.
Unsur-Unsur Pembukuan
Berdasarkan ketentuan pasal 28 ayat (7) UUKUP, bahwa pembukuan yang diselenggarakan wajib pajak
paling sedikit terdiri dari :
.a Pembukuan Kas/Bank, Pembukuan Harta Yang Dapat Disusutkan/Diamoritisasi, Pembukuan
Harta Lainnya, Pembukuan Utang, Pembukuan Modal, Pembukuan Penghasilan, Pembukuan Biaya,
Neraca dan Perhitungan Laba Rugi
Metode Pembukuan
Metode Pembukuan sebagai aturan yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya penghasilan dan
biaya dalam suatu periode akuntansi tertentu atau uantuk menentukan dasar pengenaan PPN yang terutang.
Dokumen Pembukuan
Berdasarkan ketentuan pasal 28 ayat (11) UUKUP, pembukuan dan dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas wajib pajak, harus disimpanselam 10 tahun, sehingga apabila
pada suatu saat nanti Direktur Jendral Pajak akan mengeluarkan surat ketetapan pajak bahan pembukuan
yang diperlukan masih tetap tersedia.

Anda mungkin juga menyukai